Anda di halaman 1dari 11

Makalah Filsafat Ilmu

“Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Filsafat Yunani Kuno”


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu

DOSEN PENGAMPU

Dosen Pengampu:
Nuriyadin, M. Fil. I

Disusun Oleh:
M. Hamdan Has (A92219097)
Surya Yulia Nur Aini (A92219114)

JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa tanpa pertolongan Nya mungkin
penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang Sejarah Pertumbuhan dan
Perkembangan Filsafat Yunani Kuno. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan
berbagai rintangan, baik itu yangg datang dari diri penyusun maupun yang datang
dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang sejarah pertumbuhan dan perkembangan filsafat


barat dan sebagai tambahan pengetahuan untuk memahami sejarah perkembangan
filsafat Yunani Kuno. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Nuriyadin, M. Fil. I dosen mata kuliah filsafat ilmu, yang telah banyak membantu
penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini
memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya,
terima kasih.

Surabaya, 20 Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..iii
BAB I………………………………………………………………………………………...1
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………...1
1.1. Latar Belakang……………………………………………………………………....1
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………………………...1
1.3. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………….1
BAB II………………………………………………………………………………………..2
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………......2
2.1. Sejarah Perkembangan Filsafat Barat……………………………………………….3
2.2. Tokoh-Tokoh Filsafat Yunani Kuno………………………………………………..4
BAB III………………………………………………………………………………………7
PENUTUP…………………………………………………………………………………...7
3.1. Kesimpulan………………………………………………………………………….7
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………. 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia ialah mahluk sempurna yang telah diberikan akal oleh tuhan untuk
berfikir dengan rasional dalam mencari sebuah kebenaran. Hal ini membuat
manusia menemukan sebuah ilmu-ilmu pengetahuan yang didalamnya terdapat
berbagai macam pola pikir dan kajian-kajian ilmu pengetahuan yang
mengandung sebuah kebenaran dalam pola pikir rasional. Adapun salah satu
sumber kajian yang sering dibahas ialah filsafat ilmu.

Kajian filsafat ilmu mempunyai dampak besar pada peradaban dahulu dan
sekarang, hal itu bisa kita lihat dengan banyaknya para filusuf yang telah
mengemukakan pikirannya yang dibuat acuan para filosof sekarang untuk
mengkaji berbagai peremasalahan. Hal ini membuat banyaknya penemuan-
penemuan yang terdapat pada dunia timur dan dunia barat, yang berkembang
pesat menjadi sebuah peradaban yang sering dikaji dalam sebuah ilmu
pengetahuan. Adapun salah satu dari sekian banyak peradaban yang dikaji oleh
para filusuf ialah peradaban dari yunani. Dan dalam pembahasan kali ini kami
akan membahas tentang sejarah dan tokoh-tokoh filusuf yunani yang berdampak
besar bagi peradaban sekarang ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah perkembangan filsafat Yunani Kuno.


2. Bagaimana pendapat tokoh-tokoh filsafat Yunani Kuno.
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui bagaimana sejarah perkembangan filsafat Yunani Kuno.
2. Mengetahui bagaimana pendapat tokoh-tokoh filsafat Yunani Kuno.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan Filsafat Barat

Orang yunani yang hidup pada abad ke-6 SM, mempunyai sistem kepercayaan
bahwa segala sesuatu harus diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada mitos
atau dongeng-dongeng. Artinya suatu kebenaran lewat akal pikir tidak berlaku,
yang berlaku hanya suatu kebenaran yang bersumber dari mitos. Setelah abad ke-
6 SM, muncul sejumlah ahli pikir yang menentang adanya mitos. Mereka
menginginkan adanya pertanyaan tentang istilah alam semesta ini, jawabannya
dapat diterima akal (rasional). Keadaan yang demikian ini sebagai suatu
demitiologi yang artinya suatu kebangkitan pemikiran untuk menggunakan akal
pikir dan meninggalkan hal-hal yang sifatnya mitologi. Upaya para ahli pikir
untuk mengarahkan kepada suatu kebebasan berfikir ini, kemudian banyak orang
mencoba membuat suatu konsep yang dilandasi kekuatan akal pikir secara murni,
maka timbullah peristiwa ajaib The Greek Miracle yang artinya dapat dijadikan
sebagai landasan peradaban dunia. Pelaku filsafat adalah akal dan musuhnya
adalah hati. Pertentangan antara akal dan hati itulah pada dasarnya isi sejarah
filsafat. Di dalam sejarah filsafat kelihatan akal pernah menang, pernah kalah,
hati pernah berjaya, juga pernah kalah, pernah juga keduanya sama-sama
menang. Diantara keduanya dalam sejarah, telah terjadi pergumulan berebut
dominasi dalam mengendalikan kehidupan manusia. Yang dimaksud dengan akal
disini ialah akal logis yang bertempat di kepala, sedangkan hati adalah rasa yang
kira-kira bertempat di dalam dada. Akal itulah yang menghasilkan pengetahuan
logis yang disebut filsafat, sedangkan hati pada dasarnya menghasilkan
pengetahuan supralogis yang disebut pengetahuan mistik, termasuk iman. Ciri
umum filsafat yunani adalah rasionalisme yang dimana mencapai puncaknya
pada orang-orang sofis. Dalam sejarah filsafat biasanya filsafat yunani dimajukan
sebagai pangkal sejarah filsafat barat, karena dunia barat (Eropa Barat) dalam
alam pikirannya berpangkal kepada pemikiran yunani. Pada masa itu ada

2
keterangan-keterangan tentang terjadinya alam semesta serta para penghuninya,
akan tetapi keterangan ini berdasarkan kepercayaan. Ahli-ahli pikir tidak puas
akan keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan melalui budinya. Mereka
mencari inti alam dengan istilah mereka, arche alam (arche dalam bahasa yunani
yang berarti asal mula).

Terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat yunani ini lahir, yaitu:

1. Bangsa yunani yang kaya akan mitos, dimana mitos dianggap sebagai awal
dari uapaya orang untuk mengetahui atau mengerti. Mitos-mitos tersebut
kemudian disusun secara sistematis yang untuk sementara kelihatan
rasional sehingga muncul mitos selektif dan rasional, seperti syair karya
Homerus, Orpheus dan lain-lain.

2. Karya sastra yunani yang dapat dianggap sebagai pendorong kelahiran


filsafat yunani, karya Homerous mempunyai kedudukan yang sangat
penting untuk pedoman hidup orang-orang yunani yang didalamnya
mengandung nilai-nilai edukatif.

3. Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di


lembah sungai Nil, kemudian berkat kemampuan dan kecakapannya ilmu-
ilmu tersebut dikembangkan sehingga mereka mempelajarinya tidak
didasarkan pada aspek praktis saja, tetapi juga aspek teoritis kreatif.
Dengan adanya ketiga faktor tersebut, kedudukan mitos digeser oleh akal,
sehingga setelah pergeseran tersebut filsafat lahir.

Periode yunani kuno ini lazim disebut periode filsafat alam. Dikatakan
demikian, karena pada periode ini ditandai dengan munculnya para ahli pikir
alam, dimana arah dan perhatian pemikirannya kepada apa yang diamati
sekitarnya dan.mereka membuat pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alam yang
bersifat filsafat (berdasarkan akal pikir) dan tidak berdasarkan pada mitos. 1

1
Hanani,Athari iseep. Filsafat ilmu, hal 6-7.

3
Mereka mencari asas yang pertama dari alam semesta (arche) yang sifatnya
mutlak, yang berada di belakang segala sesuatu yang serba berubah.

2.2 Tokoh-Tokoh Filsafat Yunani Kuno

Bangsa Yunani adalah sebuah bangsa yang tidak dapat menerima pengalaman
yang didasarkan pada sikap menerima begitu saja, melainkan menumbuhkan
sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis. Sikap kritis inilah yang
menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli pikir-ahli pikir terkenal sepanjang
masa. Berikut ini adalah beberapa tokoh pemikir atau filsuf pada masa yunani
kuno;

1. Thales (625-545 SM)

Nama Thales muncul atas penuturan Herodatus pada abad ke-5 SM. Thales
sebagai salah satu dari tujuh orang yang bijaksana (Seven Wise Men of Greece).
Aristoteles memberikan gelar The Father of Filoshopy. Dia juga menjadi
penasihat teknis ke-21 kota lonia. Salah satu jasanya yang besar adalah
meramal gerhana matahari pada tahun 585 SM. Thales berpendapat bahwa
dasar pertama atau intisari alam ialah air. 2 Thales mengembangkan filsafat alam
kosmologi yang mempertanyakan asal mula, sifat dasar, dan struktur komposisi
dari alam semesta. Sebagai ilmuwan pada masa itu ia mempelajari magnetisme
dan listrik yang merupakan pokok soal fisika. Dia juga mengembangkan
astronomi dan matematika dengan mengemukakan pendapat, bahwa bulan
bersinar karena memantulkan cahaya matahari. Dengan demikian, Thales
merupakan ahli matematika yang pertama dan juga The Father of Deductive
reasoning (bapak penalaran deduktif). Dalam sejarah Matematika, Thales
dianggap sebagai pelopor geometri abstrak yang didasarkan kepada petunjuk
pengukur banjir, yang implementasinya dengan membuktikan dalil-dalil
geometri yang salah satunya mengatakan bahwa kedua sudut alas dari suatu
segitiga sama kaki adalah sama besarnya. Walaupun pandangan –pandangan

2
Ibid,hal 7.

4
Thales benyak yang kurang jelas, akan tetapi pendapatnya merupakan
percobaan pertama yang masih sangat sederhana dengan menggunakan rasio
(akal pikiran).

2. Anaximander (640-546 SM)

Anaximander adalah orang pertama yang mengarang suatu traktat dalam


kesusastraan Yunani dan berjasa dalam bidang astronomi, geografi,sehingga ia
sebagai orang pertama yang membuat peta bumi, dan ia berhasil memimpin
3
sekelompok orang yang membuat kota baru di Apollonia, Yuanani.
Anaximandros mengatakan bahwa dasar pertama itu ialah zat yang tak tertentu
sifat-sifatnya, yang dinami apeiron. Adapun Anaximenes (590-528)
mengatakan bahwa intisari alam atau dasarnya pertama adalah udara.karena
udaralah yang meliputi seluruh alam, serta udara pula yang menjadikan dasar
hidup bagi manusia yang sangat diperlukan oleh nafasnya. Anaximander
mencoba menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal dan ada
dengan sendirinya. Anaximander mengatakan udara merupakan segala sumber
kehidupan.

3. Anaximenes (590-528 SM)

Pandangan bahwa udaralah prinsip dasar segala sesuatu, diterapkan


Anaximenes juga pada pandangannya tentang jiwa manusia. Menurutnya, jiwa
manusia tidak lain hanyalah udara yang dipupuk dengan bernapas. 4 Seperti jiwa
menjamin kesatuan tubuh, demikian pula udara melingkupi segalagalanya.
Dengan pandangan ini, Anaximenes kerap disebut sebagai pemikir pertama
yang mengemukakan persamaan antara tubuh manusiawi dan jagad raya, suatu
tema yang kelak mengarah kepada pengertian manusia sebagai "dunia kecil"
(mikrokosmos) yang mencerminkan jagad raya sebagai "dunia besar"
(makrokosmos).

3
Ibid, hal 7.
4
Thoyibah, Amin Nur. Filsafat Ilmu, hal 3.

5
4. Pythagoras (580-500 SM)

Seorang matematikawan, filsuf, dan pemuka agama dari Iona, yang


mendirikan suatu komunitas persaudaraan rahasia yang mampu bertahan
hingga sekitar tahun 300 SM. Karena komitmen mereka tersebut kepada
kerahasiaan, baik Pythagoras maupun pengikutnya sama sekali tidak
meninggalkan tulisan. Pythagoras (532 SM) adalah ahli filsafat dan ilmu ukur.
Pythagoras pada masanya telah mengatakan bahwa bumi itu bulat atau tidak
datar. Ia berpendapat bahwa ukuran kepastian dan kebenaran adalah problem
"sistem angka" (numerikal).5 Masalah keselamatan termasuk kebersihan jiwa,
juga dipandang sebagai problem numerikal.

5. Socrates (470-399 SM)

Socrates adalah anak seorang pemahat yang bernama Sophoniscos dan


seorang bidan yang bernama Phainarete. Ia meninggal karena dihukum minum
racun. Socrates berpendapat bahwa ajaran dan kehidupan adalah satu dan
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, dasar dari
segala penelitian dan pembahasan adalah pengujian diri sendiri. Socrates tidak
pernah meninggalkan tulisan, namun pemikirannya dikenal melalui dialog-
dialog yang ditulis oleh muridnya Plato. Metode Socrates dikenal sebagai
Meieutike Tekhne yaitu suatu metode dialektika untuk melahirkan kebenaran.6
Socrates selalu mendatangi orang yang dia pandang memiliki otoritas
keilmuan dalam bidangnya untuk diajak berdiskusi. Socrates lebih
mementingkan metode dialektika itu sendiri dari pada hasil yang diperoleh.
Jadi meskipun Socrates tidak meninggalkan teori-teori ilmu tertentu, namun ia
meninggalkan suatu sikap kritis melalui metode dialektika yang akan
berkembang dalam dunia ilmu pengetahuan modern.

5
Ibid, hal 2-3.
6
Santiara,Nina. Filsafat Ilmu, hal 3-4.

6
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Bangsa yunani dahulu hidup dengan bersumber pada mitos atau dongeng-
dongeng, dan menolak berpendapat secara rasional menggunakan pikiran.
Hingga pada abad 600 SM, muncullah filosof-filosof yang menentang kebenaran
melalui mitos, dan mereka merujuk kepada pikiran rasional dalam menentukan
sebuah kebenaran. Filsafat pada masa Yunani kuno lebih condong pada
terciptanya alam semesta, hingga pada masa Socrates filsafat ilmu Yunani kuno
menemui perbedaan yang pada saat itu disebut masa filsafat pra-socrates dan
filsafat Socrates. Adapun filsafat pra-socrates lebih mencurahkan perhatiannya
pada alam semesta yang diantaranya dikembangkan oleh beberapa pakar filusuf
yang daiantaranya Thales, Anaximander, Anaximenes, dan Pythagoras,
sedangkan pada masa filsafat Socrates lebih mencurahkan perhatiannya terhadap
suatu masalah dengan cara yang rasional. Hal ini membuat peradaban Yunani
sebagai rujukan bangsa eropa dan dunia sebagai sumber dasar pemikiran filsafat.

7
DAFTAR PUSTAKA

Drs.H.Mohammad Adib, MA. Filsafat Ilmu,Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2010.

K. Bertens, Sejarah Filsafat Yunani, (Yogyakarta : Kanisius, 1990).

Simon Petrus L. Tjahjadi, Petualangan Intelektual, (Yogyakarta : Kanisius, 2004).

https://adoc.tips/queue/perkembangan-ilmu-filsafat-pada-zaman-yunani-kuno.html ( Di
akses pada tgl 20 februari 2020)

Anda mungkin juga menyukai