BAB I
PENDAHULUAN
1.3. TUJUAN
1. Menjelaskan bagaimana sejarah filsafat yunani kuno.
2. Menjelaskan faktor-faktor lahirnya filsafat yunani.
3. Menjelaskan siapa saja tokoh-tokoh filsafat yunani kuno.
BAB II
PEMBAHASAN
asal-usul segala sesuatu yaitu udara. Menurutnya jiwa menjamin kesatuan tubuh kita
demikianpun udara meliputi segala-galanya. Jiwa sendiri juga tidak lain dari udara saja
yang dipupuk dengan bernafas. Maka dia merupakan yang pertama berpikir persamaan
antara tubuh manusia dan jagat raya. Pandangan tersebut didasarkan atas alasan:
a. Udara terdapat dimana-mana, dunia itu diliputi oleh udara, tidak ada satu
ruanganpun tidak terdapat udara didalamnya maka udara itu tidak ada
habisnya.
b. Keistimewaan udara yaitu senantiasa bergerak oleh karena itu udara
memegang peranan yang penting dalam berbagai perubahan dalam alam ini.
c. Udara adalah unsur kehidupan karena tak ada sesuatupun yang hidup tanpa
udara.
Mengenai terjadinya alam ini semuanya terjadi karena udara. Gerak udaralah
yang menjadi sebabnya. Jika udara jarang maka terjadilah api. Jika rapat terjadilah
angina dan awan, jika udara bertambah rapat lagi turunlah hujan dari awan itu.
4. Pythagoras
Ilmu sejarah menghadapi banyak kesulitan dalam melukiskan kehidupan dan
ajaran Pythagoras. Pythagoras tidak menulis apa-apa dan begitu juga muridnya. Dalam
abad ke-5 data-data mengenai kehidupan Pythagoras sudah diselubungi dengan
berbagai legenda, sehingga kebenarannya masih dipertanyakan. Dengan demikian, kita
tidak sanggup menentukan unsur-unsur mana yang termasuk ajaran Pythagoras dan
muridnya.
Pythagoras lahir di pulau Samos. Tahun kelahirannya tidak diketahui. Kira-kira
tahun 530 SM ia berpindah ke kota Kroton, Italia Selatan. Tarekat yang didirikan
Pythagoras bersifat religius, bukan politik, seperti yang diperkirakan. Mereka
menghormati dewa Apollo. Kaum pythagorean tidak berfilsafat karena alasan-alasan
ilmiah saja, melainkan mereka mempraktikkan filsafat sebagai a way of life.
Seiring berjalannya waktu, pengikut-pengikut Pythagoras berkembang menjadi
dua aliran. Pertama, aliran akusmatiko (akusma = apa yang telah didengar). Mereka
mengindahkan penyucian dengan menaati semua peraturan dengan seksama. Kedua,
aliran mathematikoi (matematis = ilmu pengetahuan). Mereka mengutamakan ilmu
pengetahuan, khususnya ilmu pasti.
5. Parmanides
Parmanides adalah salah seorang tokoh relatifisme yang penting. Ia lahir pada
kira kira tahun 450 SM di Elea. Dikatakan sebagai logikawan pertama dalam sejarah
filsafat, bahkan dapat disebut filosof pertama dalam pengertian modern. Parmenides
mengakui adanya pengetahuan yang bersifat tidak tetap dan berubah- ubah,
pengetahuan indra dan pengetahuan budi, tetapi menurutnya pengetahuan yang bersifat
indra itu tidak dapat di percaya karena banyak orang yang tidak mempercayai
kebenaran setelah mengikuti indranya. Sebab itu yang merupakan realitas adalah bukan
yang berubah dan bergerak serta beralih dan bermacam – macam, melainkan tetap.
Realitas bukanlah menjadi, melainkan ada. Oleh karena itu, filsafatnya disebut juga
“filsafat ada”. Parmenides membuktikannya sebagai berikut:
a. Di luar ada tentu hanya tak ada. Tak ada ini juga bukan tentu realitas, juga
tak mungkin kita kenal dan kita ketahui. Hanya adalah yang dapat
dipahami, bagi Parmenides ada dan berfikir itu sama. Oleh karena itu ada
itu tetap, tak mungkin ia beralih, tak mungkin bergerak, tak mungkin ada
permacamnya, yang ada hanya satu saja ada.
b. Kalau ada itu satu maka ia tak berawal, sebab dari manakah kiranya ia
harus timbul. Bagi ada tak terdapat dahulu dan kemudian. Ada itu hanya
ada belaka, sekarang yang baka.
c. Ada itu tak mungkin terbagi-bagi, sebab sekiranya mungkin terbagi, maka
terdapatlah bermacam- macam (lebih dari satu) ada.
Sistemnya secara keseluruhan disandarkan pada deduksi logis, tidak seperti
heraclitus, misalnya, yang menggunakan metode intuisi. Plato amat menghargai metode
parmendes dibandingkan dengan dari filosof lain pendahuluinya.
Pertentangan antara heraclitus dan parmenides adalah antara ada dan tiada, nilai
pengetahuan indra dan pengetahuan budi merupakan soal yang maha penting bagi ahli
pikir selanjutnya. pengetahuan budi dan pengetahuan indra memang tidak mungkin
dilalui belaka, keduanya harus diakui adanya.
6. Zeno
Menurut Plato ia lahir di Elea pada tahun 490 SM. Ia adalah murid setia
Parmenides. Aristoteles mengatakan bahwa Zeno menemukan dialektika. Istilah ini
merupakan kata yang mempunyai berbagai arti sepanjang sejarah filsafat.
Ia mulai mengemukakan suatu hipotesa, yaitu salah satu anggapan yang dianut
oleh pelawan-pelawan Parmenides. Lalu ia menunjukkan dari hipotesa itu harus ditarik
kesimpulan-kesimpilan yang mustahil. Jadi, hipotesa semula tidak benar. Itu berarti
bahwa kebalikannya harus dianggap benar. Menurut metode ini, Zeno membuktikan
bahwa adanya ruang kosong, pluralitas, dan gerak sama-sama mustahil.
7. Plato (427 – 347 SM)
Plato adalah salah satu pengikut socrates yang mempunyai pengaruh besar. Selain
dikenal sebagai ahli fikir juga di kenal sebagai sastrawan yang terkenal, ia lahir di
athena dengan nama asli aristocles, dia belajar filasafat dari socrates, pythagoras,
heragleitos, dan elia.
Pada usia 40 tahun ia mengunjungi italia dan sicilia, untuk belajar ajaran
pythagoras, kemudian sekembalinya ia mendirikan sekolah akademia. Sekolah tersebut
dinamakan akademis, karena berdekatan dengan kuil akademos seorang pahlawan
athena. Ia memimpin sekolah tersebut selama 40 tahun.
Sebagai titik tolak pemikiran filsafatnya, ia mencoba menyelesaikan
permasalahan lama: mana yang benar yang ber ubah-ubah (heracleitos) atau yang tetap
(parmenides). Mana yang benar antara pengetahuan yang lewat indra disebutnya
pengetahuan indra atau pengetahuan pengalaman. Sementara itu, pengetahuan yang
diperoleh lewat akal disebut pengetahuan akal. Penggetahuan indra atau pengetahuan
pengalaman bersifat tidak tetap atau ber ubah-ubah, sedangkan pengetahuan akal
bersifat tetap atau tidak berubah – ubah.
Sebagai contoh, terdapat banyak segitiga yang bentuknya berlain-lainan menurut
pengetahuan indra atau pengetahuan pengalaman, tetapi dalam ide atau fikiran bentuk
segitiga tersebut hanya satu dan tetap, dan ini menurut pengetahuan akal.
Contoh yang kedua manusia dapat di bandingkan dengan orang – orang tahanan
yang sejak lahirnya terkurung dan terbelenggu di dalam gua. Di belakang mereka ada
api menyala sementara mereka hanya dapat menghadap ke dinding gua. Beberapa
orang lain berjalan – jalan di depan api itu sambil memikul bermacam-macam benda.
Hal itu mengakibatkan bermacam-macam bayangan yang jatuh pada dinding gua.
Karena orang – orang tahanan itu tidak dapat melihat ke belakang, mereka hanya
menyaksikan bayangan dan bayangan itu disangka mereka sebagai realitas sebenarnya
dan tidak ada lagi relitas yang lain. Namaun, setelah beberapa waktu seorang tahanan
dilepaskan ia melihat di belakang mereka, yaitu di mulut gua, ada api yang menyala. Ia
berlaku umum, kebenaran umum; “kucing hitam di rumah saya” adalah kucing yang
khusus.
8. Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles dilahirkan di stageira, yunani utara pada tahun 384 SM. Ayanhnya
menjadi dokter pribadi di raja macedonia amyntas. Ia mewarisi keahliannya dalam
pengetahuan empiris dari ayahnya. Dalam dunia filsafat aristoteles terkenal dengan
sebagai bapak logika. Logikanya disebut tradisional karena nantinya berkembang apa
yang disebut logika modern.
Logika aristoteles tidak akan mampu memperoleh kebenaran, Aristoteles dalam
metaphysics menyatakan bahwa manusia dapat mencapai kebenaran. Salah satu teori
meta fisika aristoteles yang penting ialah pendapatnya yang menyatakan bahwa matter
dan form itu bersatu. Matter memberikan subtansi, form memberikan pembungkusnya.
Setiap objek terdiri dari matter dan form. Jadi, ia telah mengatasi dualisme plato yang
memisahkan matter dan form; bagi plato matter dan form berada sendiri-sendiri. Ia
juga berpendapat bahwa matter itu potensial dan form itu aktualitas. Pandangan
filsafatnya tentang etika adalah bahwa etika adalah sarana untuk mencapai kebahagiaan
dan merupakan sebagai barang yang tertinggi dalam kehidupan. Etika dapat mendidik
supaya manusia dapat memiliki sifat yang pantas dalam segala perbuatan. Lebih
lanjutnya ia menjelaskan bahwa kebaikan terletak di tengah-tengah antara dua ujung
yang paling jauh “one thing only i know,and that is i know nothing“ contohnya
pemberani adalah sifat baik yang terletak diantara pengecut dan nekat, dermawan
terletak diantara kikir dan pemboros, rendah hati terletak antara berjiwa budi dan
sombong dan lainnya. Orang harus pandai menguasai diri supaya tidak terombang
ambing oleh hawa nafsu.
9. Plotinus (204-270)
Plotinus (204-270) lahir di lykopolis, mesir. Pemikiran filsatnya dipengaruhi oleh
Plato, sedikit Aristoteles. Titik tolak pemikiran platinos adalah bahwa asa yang
menguasai segala sesuatu adalah satu. Filsafat neoplatonisme merupakan perpaduan
antara filsafat plato (idea kebaikan tertinggi) dengan diberi penekanan kepada upaya
pencarian pengalaman batiniah untuk menuju kesatuan dengan Tuhan (Yang Esa).
Pemikirannya, karena Tuhan merupakan isi dan titik tolak pemikirannya, Tuhan
dianggap sebagai kebaikan tertinggi dan sekaligus menjadi tujuan semua kehendak.
Ada segala sesuatu timbul dari ada Yang Esa. Yang Esa keluar dari dalam dirinya,
tanpa gerak, tanpa kehendak. Yang Esa mengeluarkan pancaran sinar yang tidak
bergerak (yaitu matahari yang selalu memancarkan sinarnya).
Demikian juga, manusia sebagai mahluk bukanlah sebagai ciptaan Tuhan, tetapi
pancaran Tuhan. Proses timbulnya mahluk, pertama yang muncul dari Yang Esa
disebut jiwa. Jiwa inilah yang menggerakkan alam semesta. Kemudian, dari jiwa timbul
roh-roh, dari roh-roh menimbulkan mater-materi.
Karena segala sesuatu (termasuk manusia) itu timbul dengan sendirinya (tidak
dicipta Tuhan), tugas manusia adalah kembali ke asalnya yaitu Tuhan dalam kehidupan
manusia di dunia, apabila manusia terlalu mencurahkan hidupnya ke arah dunia,
manusia akan melupakan kodrat sejatinya. Dan apabila manusia memandang dunia
secara wajar, manusia akan dapat mencapai dunia idea (ide yang satu yaitu Tuhan).
Plotinus mengharapkan agar manusia tidak menekankan keduniawian sehingga
cepat dapat mencapai keindahan dunia. Untuk mencapai keindahan dunia sehingga
cepat sampai kedunia ide, manusia harus memurnikan diri dari keduniawian yang serba
aneka. Akhirnya, apabila manusia dapat memurnikan dirinya dengan menjahui
keduniawian, manusia niscaya akan dapat bersatu dengan Tuhan.
Walaupun Plotinos mendasarkan diri pada pemikiran plato, tetapi plotinos
memajukan hal baru yang belum terdapat dalam filsafat yunani, yaitu arah
pemikirannya kepada Tuhan dan Tuhan dijadi-jadikan dasar segala sesuatunya.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Kelahiran pemikiran Filsafat Barat diawali pada abad ke-6 sebelum Masehi, yang
diawali oleh runtuhnya mite-mite dan dongeng-dongeng yang selama ini menjadi
pembenaran terhadap setiap gejala alam. Orang Yunani yang hidup pada abad ke-6 SM
mempunyai sistem kepercayaan bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai
sesuatu yang bersumber pada mitos atau dongeng-dongeng. Dalam sejarah filsafat
biasanya filsafat yunani dimajukan sebagai pangkal sejarah filsafat barat, karena dunia
barat (Eropa Barat) dalam alam pikirannya berpangkal kepada pemikiran yunani.
Pada masa itu ada keterangan-keterangan tentang terjadinya alam semesta serta
dengan penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan kepercayaan. Ahli-ahli
pikir tidak puas akan keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan melalui budinya.
Mereka menanyakan dan mencari jawabannya apakah sebetulnya alam itu. Ciri yang
menonjol dari Filsafat Yunani Kuno diawal kelahirannya adalah ditunjukkannya
perhatian terutama pada pengamatan gejala kosmik dan fisik sebagai ikhtiar guna
menemukan suatu (arche) yang merupakan unsur awal terjadinya segala gejala.
DAFTAR PUSTAKA