Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat Sains
Dosen pengampu :
Oleh
Kelompok 11
2020
BAB I
LATAR BELAKANG
Perkembangan kelahiran filsafat pada awalnya memang tidak bisa dipisahkan dari
perkembangan ilmu pengetahuan yang muncul pada zaman Yunani Kuno. Periode
filsafat Yunani menjadi periode terpenting dalam peradaban manusia karena pada
saat itu terjadi pola pikir mitosentris, yaitu pola pikir yang mengandalkan mitos
untuk dapat menjelaskan gejala-gejala alam. Sistem kepercayaan orang Yunani
pada abad ke-6 SM adalah dengan menerima segala sesuatu sebagai sesuatu yang
bersumber padda mitos atau dongeng-dongeng. Dengan kata lain, suatu kebenaran
yang berasal dari akal pikiran yang logis tidak berlaku dan hanya berlaku suatu
kebenaran yang bersumber dari mitos.
Setelah abad ke-6 SM, muncul beberapa pemikir yang menentang adanya mitos.
Mereka menginginkan adanya jawaban yang dapat diterima oleh akal (rasional)
mengenai hal-hal misteri yang ada di alam semesta. Keadaan yang demikian ini
disebut sebagai demitiologi, yaitu suatu kebangkitan pemikiran untuk
menggunakan akal pikir dan meninggalkan hal-hal yang sifatnya mitologi. Para
ahli yang berupaya untuk mengarahkan pada suatu kebebasan berfikir kemudian
diikuti banyak orang untuk mencoba membuat suatu konsep yang dilandasi
kekeuatan akal pikir secara murni.
Upaya para ahli pikir untuk mengarahkan kepada suatu kebebasan berfikir ini
kemudian banyak orang mencoba membuat suatu konsep yang dilandasi kekuatan
akal pikir secara murni. Maka pada saat itu muncul peristiwa The Greek Miracle
yang artinya dapat dijadikan sebagai landasan peradaban dunia (Muzairi, 2009).
Terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat Yunani lahir, yaitu:
1. Bangsa Yunani yang kaya akan mitos (dongeng), dimana mitos dianggap
sebagai awal dari uapaya orang untuk mengetahui atau mengerti.
2. Karya sastra Yunani yang dapat dianggap sebagai pendorong kelahiran
filsafat Yunani. Ilias dan Odyseus karya Homerus yang di dalamnya
mengandung nilai-nilai edukatif.
3. Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di
lembah sungai Nil. Kemudian berkat kemampuan dan kecakapannya ilmu-
ilmu tersebut dikembangkan
Karena adanya ketiga faktor tersebut, kepercayaan terhadap mitos atau dongeng-
dongeng mulai bergeser keberadaannya dengan logos (akal) dan melahirkan
filsafat.
Pengertian filsafat pada saat itu masih berwujud ilmu pengetahuan yang masih
global, sehingga nantinya satu demi satu berkembang dan memisahkan diri
menjadi ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
Periode Yunani Kuno sangat umum disebut sebagai periode filsafat alam. Istilah
tersebut muncul disebabkan karena pada periode ini ditandai dengan munculnya
para pemikir alam dengan arah dan perhatian pemikiran yang fokus pada apa yang
ada di sekitarnya. Mereka membuat pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alam
yang bersifat filsafati (berdasarkan akal pikir) dan tidak berdasarkan pada mitos.
Mereka mencari asas yang pertama dari alam semesta (arche) yang sifatnya
mutlak, yang berada di belakang segala sesuatu yang serba berubah.
Para pemikir filsafat Yunani yang pertama berasal dari Miletos, sebuah kota
perantauan Yunani yang terletak di pesisir Asia Kecil. Mereka kagum terhadap
alam yang penuh nuansa dan ritual dan berusaha mencari jawaban atas apa yang
ada di belakang semua misteri itu.
Zeno lahir di Elea, dan murid dari Permenides. Sebagai murid dari
Permenides ia dengan gigihnya mempertahankan ajaran gurunya dengan
cara memberikan argumentasi secara baik sehingga di kemudian hari ia
dianggap sebagai peletak dasar dialektika.
Menurut Aristoteles, Zeno lah yang menemukan dialektika, yaitu suatu
argumentasi yang bertitik tolak dari suatu pengandaian atau hipotesa dan
dari hipotesa tersebut ditarik suatu kesimpulan. Dalam melawan
penentang-penentangnya kesimpulan yang diajukan oleh Zeno dari
hipotesa yang diberikan adalah suatu kesimpulan yang mustahil, sehingga
terbukti bahwa hipotesa itu salah.
Sebagai cotoh dalam mengemukakan hipotesa terhadap melawan gerak
adalah :
a. Anak panah yang dilepaskan dari busurnya sebagai hal yang tidak
bergerak, karena pada setiap saat anak panah tersebut berhenti di
suatu tempat tertentu. Kemudian dari tempat tersebut bergerak ke
suatu tempat pemberhentian yang lain dan seterusnya... Memang
dikatakan anak panah tersebut melesat hingga sampai pada yang
dituju, artinya perjalanan anak panah tersebut sebenarnya
merupakan kumpulan pemberhentian-pemberhentian anak panah.
b. Achiles si jago lari yang termashur dalam mitologi Yunani tidak
dapat menang melawan kura-kura, karena kura-kura berangkat
sebelum Achiles, sehingga Achiles lebih dahulu harus melewati
atau mencapai titik di mana kura-kura berada pada saat ia
berangkat. Setelah Achiles berada di suatu titik, kura-kura tersebut
sudah lebih jauh lagi dan seterusnya sehingga jarak antara Achiles
dan kura-kura selalu berkurang akan tetapi tidak pernah habis.
Zaman Yunani kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada
masa ini orang memiliki kebebasan mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya.
Bangsa Yunani juga tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada
sikap menerima begitu saja, melainkan menumbuhkan sikap yang senang
menyelidiki sesuatu secara kritis, yang menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai
ahli pikir yang terkenal dan sikap kritis inilah yang menjadikan cikal bakal
tumbuhnya ilmu pengetahuan modern yaitu sikap an inquiring (suatu sikap yang
senang menyelidiki sesuatu secara kritis)
Pada zaman Yunani Kuno, ciri pemikiran yang menonjol adalah kosmosentris,
yang berarti mempertanyakan asal usul alam semesta dan jagad raya sebagai salah
satu upaya untuk menemukan asal mula (arche) yang merupakan unsur awal
terjadinya gejala-gejala. Secara umum karakteristik filsafat Yunani kuno adalah
rasionalisme, yaitu suatu pemahaman tentang sebuah pengetahuan yang lebih
mengutamakan akal atau logika.
Pada masa Yunani Kuno pemikiran para filosof masih di dominasi agama alam,
yaitu pada masa Thales (625-545 SM), yang menyatakan bahwa esensi segala
sesuatu adalah air. Pada masa Yunani Kuno berkembang pemikiran mengenai
mencintai kebenaran/pengetahuan yang merupakan awal proses manusia mau
menggunakan daya pikirnya, sehingga dia mampu membedakan mana yang riil
mana yang ilusi.
Yusro, Safarwadi, Miftahul Huda, Windy Dian Sari, Samsu Romli, Krisna
Pradana, Marsiti, Yumnah, Khoirul Anam, Marhaeni, Sahlan Rafiqi, Saeful Bahri,
Ine Martanti, Muhyidin, Muhitul Ulum, Pipin Desniati, Muhammad Minan, Vivin
Vidiawati, Abdul Hakim, Ulfi Qori Khairunnisa, Mutmainah, Rudi Iskandar,
Abdul Muiz, Miftahul Fitriani. 2018. Cara Kerja Ilmu-Ilmu. Jakarta Selatan:
Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran.