Anda di halaman 1dari 16

SEJARAH FILSAFAT SAINS ZAMAN YUNANI KUNO

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat Sains

Dosen pengampu :

Dr. Ana Ratna Wulan, M. Pd.

Oleh

Kelompok 11

Muhammad Reyhan Yusuf 2000146

Nadisah Khairani Nasution 2005644

Nathania Juniar Harefa 2000441

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2020
BAB I
LATAR BELAKANG

Perkembangan kelahiran filsafat pada awalnya memang tidak bisa dipisahkan dari
perkembangan ilmu pengetahuan yang muncul pada zaman Yunani Kuno. Periode
filsafat Yunani menjadi periode terpenting dalam peradaban manusia karena pada
saat itu terjadi pola pikir mitosentris, yaitu pola pikir yang mengandalkan mitos
untuk dapat menjelaskan gejala-gejala alam. Sistem kepercayaan orang Yunani
pada abad ke-6 SM adalah dengan menerima segala sesuatu sebagai sesuatu yang
bersumber padda mitos atau dongeng-dongeng. Dengan kata lain, suatu kebenaran
yang berasal dari akal pikiran yang logis tidak berlaku dan hanya berlaku suatu
kebenaran yang bersumber dari mitos.

Setelah abad ke-6 SM, muncul beberapa pemikir yang menentang adanya mitos.
Mereka menginginkan adanya jawaban yang dapat diterima oleh akal (rasional)
mengenai hal-hal misteri yang ada di alam semesta. Keadaan yang demikian ini
disebut sebagai demitiologi, yaitu suatu kebangkitan pemikiran untuk
menggunakan akal pikir dan meninggalkan hal-hal yang sifatnya mitologi. Para
ahli yang berupaya untuk mengarahkan pada suatu kebebasan berfikir kemudian
diikuti banyak orang untuk mencoba membuat suatu konsep yang dilandasi
kekeuatan akal pikir secara murni.

Upaya para ahli pikir untuk mengarahkan kepada suatu kebebasan berfikir ini
kemudian banyak orang mencoba membuat suatu konsep yang dilandasi kekuatan
akal pikir secara murni. Maka pada saat itu muncul peristiwa The Greek Miracle
yang artinya dapat dijadikan sebagai landasan peradaban dunia (Muzairi, 2009).
Terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat Yunani lahir, yaitu:

1. Bangsa Yunani yang kaya akan mitos (dongeng), dimana mitos dianggap
sebagai awal dari uapaya orang untuk mengetahui atau mengerti.
2. Karya sastra Yunani yang dapat dianggap sebagai pendorong kelahiran
filsafat Yunani. Ilias dan Odyseus karya Homerus yang di dalamnya
mengandung nilai-nilai edukatif.
3. Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di
lembah sungai Nil. Kemudian berkat kemampuan dan kecakapannya ilmu-
ilmu tersebut dikembangkan

Karena adanya ketiga faktor tersebut, kepercayaan terhadap mitos atau dongeng-
dongeng mulai bergeser keberadaannya dengan logos (akal) dan melahirkan
filsafat.

Pengertian filsafat pada saat itu masih berwujud ilmu pengetahuan yang masih
global, sehingga nantinya satu demi satu berkembang dan memisahkan diri
menjadi ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN

Periode Yunani Kuno sangat umum disebut sebagai periode filsafat alam. Istilah
tersebut muncul disebabkan karena pada periode ini ditandai dengan munculnya
para pemikir alam dengan arah dan perhatian pemikiran yang fokus pada apa yang
ada di sekitarnya. Mereka membuat pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alam
yang bersifat filsafati (berdasarkan akal pikir) dan tidak berdasarkan pada mitos.
Mereka mencari asas yang pertama dari alam semesta (arche) yang sifatnya
mutlak, yang berada di belakang segala sesuatu yang serba berubah.

Para pemikir filsafat Yunani yang pertama berasal dari Miletos, sebuah kota
perantauan Yunani yang terletak di pesisir Asia Kecil. Mereka kagum terhadap
alam yang penuh nuansa dan ritual dan berusaha mencari jawaban atas apa yang
ada di belakang semua misteri itu.

1. Thales (625-545 SM)

Nama Thales muncul atas penuturan sejarawan Herodotus pada abad


ke-5 SM. Thales sebagai salah satu dari tujuh orang bijaksana (seven Wise
Men of Greece). Aristoteles memberikan gelar The Father of Philosophy.
Juga menjadi penasehat teknis ke-12 kota Ionia. Salah satu jasanya yang
besar adalah meramal gerhana matahari pada tahun 585 SM.
Thales mengembangkan filsafat alam kosmologi yang
mempertanyakan asal mula, sifat dasar dan struktur komposisi dari alam
semesta. Menurut pendapatnya, semua yang berasal dari air sebagai materi
dasar kosmis. Sebagai ilmuwan pada masa itu ia mempelajari magnetisme
dan listrik yang merupakan pokok soal fisika. Juga mengembangkan
astronomi dan matematika dengan mengemukakan pendapat, bahwa bulan
bersinar karena memantulkan cahaya matahari, menghitung terjadinya
gerhana matahari dan adalah bahwa kedua sudut alas dari suatu segi tiga
sama kaki adalah sama besarnya. Dengan demikian, Thales merupakan
ahli matematika yang pertama dan juga sebagai the father of deductive
reasoning (bapak penalaran deduktif).
Dari pendapat itu dapat kita artikan bahwa apa yang disebut sebagai
arche (asas pertama dari alam semesta) adalah air. Katanya, semua berasal
dari air dan semuanya kembali menjadi air. Bahwa bumi terletak di atas air
dan bumi sebagai bahan yang muncul dari air dan terapung di atasnya.
Dalam sejarah Matematika, Thales dianggap sebagai pelopor geometri
abstrak yang didasarkan kepada petunjuk pengukur banjir, yang
implementasinya dengan membuktikan dalil-dalil geometri yang salah
satunya: bahwa kedua sudut alas dari suatu segi tiga sama kaki adalah
sama besarnya.
Walaupun pandangan-pandangan Thales banyak yang kurang jelas,
akan tetapi pendapatnya merupakan percobaan pertama yang masih sangat
sederhana dengan menggunakan rasio (akal pikir).

2. Anaximandros (640-546 SM)

la adalah orang pertama yang mengarang suatu traktat dalam


kesusasteraan Yunani dan berjasa dalam bidang astronomi, geografi,
sehingga ia sebagai orang pertama yang membuat peta bumi. Ia berhasil
memimpin sekelompok orang yang membuat kota baru di Apollonia,
Yunani.
Pemikirannya, dalam memberikan pendapat tentang Arche (asas
pertama alam emesta), ia tidak menunjuk pada salah satu unsur yang dapat
diamati oleh indera, akan tetapi ia menunjuk dan memilih pada sesuatu
yang tidak dapat diamati indera, yaitu toapeiron, sebagai sesuatu yang
tidak terbatas, abadi sifatnya, tidak berubah- ubah, ada pada segala-
galanya dan sesuatu yang paling dalam. Alasannya, apabila tentang arche
tersebut ia menunjuk pada salah satu unsur tersebut akan mempunyai sifat
yang dapat bergerak sesuai dengan sifatnya, sehingga tidak ada tempat
bagi unsur yang berlawanan.
Pendapatnya yang lain, bumi seperti silinder, lebarnya tiga kali lebih
besar dari tingginya. Sedangkan bumi tidak terletak atau bersandar pada
sesuatu pun. Mengapa bumi tidak jatuh? Karena bumi berada pada pusat
jagat raya. Pemikirannya ini harus kita pandang sebagai titik ajaran yang
mengherankan bagi orang-orang modern.

3. Pythagoras (± 572-497 SM)

Mengenai riwayat hidupnya, ia dilahirkan di Pulau Samos, Ionia.


Tanggal dan tahunnya tidak diketahui secara pasti, la juga tidak
meninggalkan tulisan-tulisan sehingga apa yang diketahui tentang
Pythagoras diperlukan kesaksian-kesaksian. Menurut Aristoxenos seorang
murid Aristoteles, Pythagoras pindah ke kota Kroton, Italia Selatan karena
tidak setuju dengan pemerintahan Polykrates yang bersifat tirani. Di kota
ini ia mendirikan sekolah agama, selama 20 tahun ia di kroton, kemudian
pindah ke Metapontion dan meninggal di kota ini.
Pemikirannya, substansi dari semua benda adalah bilangan dan segala
gejala alam merupakan pengungkapan inderawi dari perbandingan-
perbandingan matematis. Bilangan merupakan inti sari dan dasar pokok
dari sifat-sifat benda (number rules the universe = bilangan memerintah
jagat raya). la juga mengembangkan pokok soal matematik yang termasuk
teori bilangan. Umpamanya, dikembangkannya susunan bilangan-bilangan
yang mempunyai bentuk geometris.
Pemikirannya tentang bilangan, ia mengemukakan bahwa setiap
bilangan dasar dari 1 sampai 10 mempunyai kekuatan dan arti sendiri-
sendiri. Satu adalah asal mula segala sesuatu sepuluh, dan sepuluh adalah
bilangan sempurna. Bilangan gasal (ganjil) lebih sempurna dari pada
bilangan genap dan identik dengan finite (terbatas). Salah seorang
penganut Pythagoras mengatakan bahwa Tuhan adalah bilangan tujuh,
jiwa itu bilangan enam, badan itu bilangan empat.
Pythagoras yang mengatakan pertama kali bahwa alam semesta itu
merupakan satu keseluruhan yang teratur, sesuatu yang harmonis seperti
dalam musik. Keharmonisan dapat tercapai dengan menggabungkan hal-
hal yang berlawanan, seperti :
a. terbatas - tak terbatas
b. ganjil - genap
c. satu – banyak
d. laki-laki - perempuan
e. bujur sangkar - empat persegi panjang
f. diam - gerak
g. lurus - bengkok
h. baik - buruk
i. terang - gelap
j. kanan – kiri

Menurut Pythagoras, kearifan yang sesungguhnya hanya dimiliki oleh


Tuhan saja, Oleh karenanya ia tidak mau disebut sebagai orang arif seperti
Thales, akan tetapi menyebut dirinya sebagai philosophos yaitu pencipta
kearifan. Istilah philosophos ini kemudian menjadi philosophia yang
terjemahannya secara harfiah adalah cinta kearifan atau kebijaksanaan
sehingga sampai sekarang secara etimologis dan singkat sederhana filsafat
dapat diartikan sebagai cinta kearifan atau kebijaksanaan (love of wisdom).
Sebagai seorang yang ahli matematika abadi dengan dalil-dalilnya:
jumlah dari luas dua sisi sebuah segi tiga siku- siku adalah sama dengan
luas sisi miringnya (a2 + b2 = c2).

4. Xenophanes (570-478 SM)

Ia lahir di Xolophon, Asia Kecil. Waktu berumur 25 tahun ia


mengembara ke Yunani, la lebih tepat dikatakan sebagai penyair dari pada
ahli pikir (filosof), hanya karena ia mempunyai daya nalar yang kritis dan
mempelajari pemikiran-pemikiran filsafat pada saat itu. Namanya menjadi
terkenal karena untuk pertama kali ia melontarkan anggapan bahwa
adanya konflik antara pemikiran filsafat (rasio) dengan pemikiran mitos.
Pendapatnya yang termuat dalam kritik terhadap Homerus dan
Herodotus, ia membantah adanya antro- pomorfosisme Tuhan-Tuhan,
yaitu Tuhan digambarkan sebagai (seakan-akan) manusia. Karena manusia
selalu mempunyai kecenderungan berpikir dan lain-lainnya, la juga
membantah bahwa Tuhan bersifat kekal dan tidak mempunyai permulaan,
la juga menolak anggapan bahwa Tuhan mempunyai jumlah yang banyak
dan menekankan atas keesaan Tuhan. Kritik ini ditujukan kepada
anggapan- anggapan lama yang berdasarkan pada mitologi.

5. Heraclitos (535-475 SM)

la lahir di Ephesus, sebuah kota perantauan di Asia kecil dan


merupakan kawan dari Pythagoras dan Xenophones, akan tetapi lebih tua.
la mendapat julukan si gelap, karena untuk menelusuri gerak pikirannya
sangat sulit. Hanya dengan melihat fragmen-fragmennya, ia mempunyai
kesan berhati tinggi dan sombong, sehingga ia mudah mencela
kebanyakan manusia untuk mengatakan jahat dan bodoh, juga mencela
orang-orang terkemuka di negeri Yunani.
Pemikiran filsafatnya terkenal dengan filsafat menjadi, la
mengemukakan bahwa segala sesuatunya (yang ada itu) sedang menjadi
dan selalu berubah. Sehingga ucapannya yang terkenal: Panta rhei kai
uden menci, artinya segala sesuatunya mengalir bagaikan arus sungai dan
tidak satu orang pun dapat masuk ke sungai yang sama dua kali.
Alasannya, oleh karena air sungai yang pertama telah mengalir, berganti
dengan air yang berada dibelakangnya. Demikian juga, dengan segala
yang ada, tidak ada yang tetap, semuanya berubah. Akhirnya, dikatakan
bahwa hakikat dari segala sesuatu adalah menjadi, maka filsafatnya
dikatakan filsafat menjadi.
Tentang pengetahuan pun demikian, yaitu bahwa pengetahuan yang
sejati adalah pengetahuan yang berubah- ubah sehingga apa yang
disebutnya sebagai realitas merupakan sesuatu yang khusus, jumlahnya
banyak dan sifatnya dinamis. Realitas merupakan dunia materi, dimana
pada setiap realitas berbeda satu dengan yang lainnya, dan tidak ada hal
yang tetap berlaku umum.
Pemikiran tentang benda, ia mengemukakan bahwa tiap benda terdiri
dari hal-hal yang sifatnya berlawanan atau bertentangan, dua ekstrem yang
saling bertolak belakang, walaupun demikian, tetap membentuk kesatuan.
Yang satu adalah banyak dan yang banyak adalah satu. Hal ini berarti
segala hal yang ada mengandung dalam dirinya pertentangan dari dirinya
sendiri. Akan tetapi justru pertentangan itulah yang mencipta suatu
kesatuan, keharmonisan. Setiap pertentangan akan mencipta keadilan,
seperti: musim dingin dan musim panas, siang dan malam, bangun dan
tidur, cinta dan benci, tua dan muda dan sebagainya. Dengan kata lain,
musim panas ada karena ada musim dingin. Kesehatan sebagai sesuatu
yang penting karena ada penyakit. Kalau dirumuskan secara (dengan)
terminologi modern, bahwa segala sesuatu merupakan sintesis dari hal-hal
yang bersifat kontradiktif.
Heraclitos yang mengemukakan pendapatnya, bahwa segala yang ada
selalu berubah dan sedang terjadi. Ia mempercayai bahwa arche (asas yang
alam semesta) adalah api. Api dianggapnya sebagai lambang perubahan
dan kesatuan. Api mempunyai sifat memusnahkan segala yang ada dan
mengubahnya sesuatu itu menjadi abu atau asap, toh adanya api tetap ada.
Segala sesuatunya berasal dari api dan akan kembali ke api.
Menurut pendapatnya, di alam arche terkandung sesuatu yang hidup
(seperti roh) yang disebutnya sebagai logos (akal atau semacam wahyu).
Logos inilah yang menguasai dan sekaligus mengendalikan keberadaan
segala sesuatu. Hidup manusia akan selamat apabila sesuai dengan logos.

6. Parmenides (540-475 SM)

la lahir di kota Elea, kota perantauan Yunani di Italia Selatan.


Kebesarannya sama dengan kebesaran Heracletos. Dialah yang pertama
kali memikirkan tentang hakikat tentang ada (being).
Menurut penuturan Plato, pada usia 65 tahun bersama Zeno
berkunjung ke Athena untuk berdialog dengan Socrates yang masa itu
Socrates masih muda. Karya- karya- nya berbentuk puisi.
Menurut pendapatnya, apa yang disebut sebagai realitas adalah bukan
gerak dan perubahan. Hal ini berbeda dengan pendapat Heracleitos yaitu
bahwa realitas adalah gerak dan perubahan.
Mengenai Hakikat Yang Ada (Being) la kagum adanya misteri segala
realitas yang ada. Di situ ia menemukan berbagai (keanekaragaman)
kenyataan dan ditemukan pula adanya hal yang tetap dan berlaku secara
umum. Sesuatu yang tetap dan berlaku secara umum itu tidak dapat
ditangkap melalui indera, akan tetapi dapat ditangkap lewat akal atau
pikiran. Untuk memunculkan realitas tersebut hanya dengan berpikir.
Yang ada (being) itu ada, yang ada tidak dapat hilang menjadi tidak
ada, dan yang tidak ada tidak mungkin muncul menjadi ada, yang tidak
ada adalah tidak ada, sehingga tidak dapat dipikirkan. Yang dapat
dipikirkan hanyalah yang ada saja sedang yang tidak ada tidak dapat
dipikirkan.
Jadi, yang ada (being) itu satu, umum, tetap dan tidak dapat dibagi-
bagi. Karena membagi yang ada akan menimbulkan atau melahirkan
banyak yang ada, dan itu tidak mungkin. Yang ada tidak dijadikan dan
tidak dapat musnah.
Tidak ada kekuatan apa pun yang dapat menandingi yang ada. Tidak
ada sesuatu pun yang dapat ditambahkan atau mengurangi terhadap yang
ada. Kesempurnaan yang ada digambarkan sebagai sebuah bola yang
jaraknya dari pusat ke permukaan semuanya sama. Yang ada di segala
tempat, oleh karenanya tidak ada ruangan yang kosong maka di luar yang
ada masih ada sesuatu yang lain.

7. Zeno (± 490-430 SM)

Zeno lahir di Elea, dan murid dari Permenides. Sebagai murid dari
Permenides ia dengan gigihnya mempertahankan ajaran gurunya dengan
cara memberikan argumentasi secara baik sehingga di kemudian hari ia
dianggap sebagai peletak dasar dialektika.
Menurut Aristoteles, Zeno lah yang menemukan dialektika, yaitu suatu
argumentasi yang bertitik tolak dari suatu pengandaian atau hipotesa dan
dari hipotesa tersebut ditarik suatu kesimpulan. Dalam melawan
penentang-penentangnya kesimpulan yang diajukan oleh Zeno dari
hipotesa yang diberikan adalah suatu kesimpulan yang mustahil, sehingga
terbukti bahwa hipotesa itu salah.
Sebagai cotoh dalam mengemukakan hipotesa terhadap melawan gerak
adalah :
a. Anak panah yang dilepaskan dari busurnya sebagai hal yang tidak
bergerak, karena pada setiap saat anak panah tersebut berhenti di
suatu tempat tertentu. Kemudian dari tempat tersebut bergerak ke
suatu tempat pemberhentian yang lain dan seterusnya... Memang
dikatakan anak panah tersebut melesat hingga sampai pada yang
dituju, artinya perjalanan anak panah tersebut sebenarnya
merupakan kumpulan pemberhentian-pemberhentian anak panah.
b. Achiles si jago lari yang termashur dalam mitologi Yunani tidak
dapat menang melawan kura-kura, karena kura-kura berangkat
sebelum Achiles, sehingga Achiles lebih dahulu harus melewati
atau mencapai titik di mana kura-kura berada pada saat ia
berangkat. Setelah Achiles berada di suatu titik, kura-kura tersebut
sudah lebih jauh lagi dan seterusnya sehingga jarak antara Achiles
dan kura-kura selalu berkurang akan tetapi tidak pernah habis.

Argumentasi Zeno ini selama 20 abad lebih tidak dapat terpecahkan


orang secara logis. Baru dapat dipecahkan setelah para ahli matematika
membuat pengertian limit dari seri tak terhingga.

8. Empedocles (490-435 SM)

Lahir di Akragos, Pulau Sicilia, la sangat dipengaruhi oleh ajaran


kaum Pythagorean, Parmenides dan aliran keagamaan refisme. la pandai
dalam bidang kedokteran, penyair retorika, politik dan pemikir, la menulis
karyanya dalam bentuk puisi, seperti Parmenides.
Empedocles sependapat dengan Parmenides bahwa alam semesta di
dalamnya tidak ada hal yang dilahirkan secara baru, dan tidak ada hal yang
hilang, la tidak setuju dengan konsep ruang kosong, akan tetapi ia
mempertahankan adanya pluralitas dan perubahan dari hasil pengamatan
indera. Realitas tersusun oleh empat unsur, yaitu: api, udara, tanah dan air.
Kemudian empat unsur tersebut digabungkan dengan unsur yang
berlawanan. Sehingga penggabungan dari unsur-unsur yang berlawanan
tersebut akan menghasilkan suatu benda dengan kekuatan yang sama,
tidak berubah dan walaupun dengan komposisi yang berbeda.
Terdapat dua unsur yang mengatur perubahan-perubahan di alam
semesta ini, yaitu: cinta dan benci. Cinta mengatur ke arah penggabungan,
benci mengatur ke arah perceraian atau perubahan. Kedua unsur tersebut
dapat meresap ke mana saja. Proses penggabungan dan perceraian ini
terjadi secara terus-menerus, tiada henti-hentinya.
Dengan demikian, dalam kejadian di alam semesta unsur cinta dan
benci selalu menyertainya. Juga, proses penggabungan dan perceraian
tersebut berlaku untuk melahirkan makhluk-makhluk hidup. Sedangkan
manusia pun di samping terdiri dari empat unsur (api, udara, tanah dan air)
juga mengenal akan keempat unsur. Hal ini disebabkan karena teori
pengenalan yang dikemukakan Empedocles bahwa yang sama mengenal
yang sama.

9. Anaxagoras (+ 499 - 20 SM)

la dilahirkan di kota Klazomenai, lonia, kemudian menetap di Athena


selama 30 tahun. Anaxagoras adalah ahli pikir yang pertama yang
berdomisili di Athena, dimana di kemudian hari Athena inilah menjadi
pusat utama perkembangan filsafat Yunani sampai abad ke-2 SM. la
pernah diajukan ke pengadilan dengan mengajarkan bahwa matahari
adalah batu yang berpijar dan bulan adalah tanah, bukan sebagai dewa
seperti apa yang menjadi kepercayaan masyarakat pada saat itu. Atas jasa
Pericles, ia dapat dilepaskan dan kemudian melarikan diri ke Lampsakos.
la mengarang buah karyanya dalam sebuah prosa. Dari beberapa
fragmen dari bagian pertama buku tersebut masih tersimpan. Menurut
kesaksian Aristoteles, bahwa Anaxagoras lebih tua dari Empedocles, akan
tetapi buku karyanya muncul setelah karya Empedocles.
Pemikirannya, realitas bukanlah satu, akan tetapi terdiri dari banyak
unsur dan tidak dapat dibagi-bagi, yaitu atom. Atom ini sebagai bagian
yang terkecil dari materi sehingga tidak dapat terlihat dan jumlahnya tidak
terhingga.
Tentang terbentuknya dunia (kosmos), atom-atom yang berbeda
bentuknya itu saling terkait, kemudian digerakkan oleh puting beliung.
Semakin banyak atom-atom yang bergerak akan menimbulkan pusat gerak
(atom yang padat).
Yang disebut sebagai realitas seluruhnya adalah sebagai suatu
campuran yang mengandung semua benih-benih. Di dalam tiap benda
mengandung semua benih. Indera kita tidak dapat melihat semua benih
yang ada di dalamnya. Hanya bisa dilihat benih yang paling dominan.
Misalnya, kita melihat emas (yang terlihat emas, karena warna kuning
yang paling dominan), walaupun benih-benih yang lain seperti perak, besi,
tembaga terdapat di dalamnya.
la mengemukakan pemikirannya tentang nus, bahwa apa yang
dikemukakan oleh Empedocles tentang cinta dan benci yang menyebabkan
adanya penggabungan dan perceraian, maka Anaxagoras mengemukakan
yang menyebabkan benih-benih menjadi kosmos adalah nus. Nus, yang
berarti roh atau rasio, tidak tercampur dengan benih-benih dan terpisah
dari semua benda. Nus, mengenal dan menguasai segala sesuatu.
Oleh karena ajarannya tentang nus inilah Anaxagoras untuk pertama
kalinya dalam filsafat dikenal adanya pembedaan antara yang jasmani dan
yang rohani.

10. Democritos (460-370 SM)


Ia lahir di kota Abdera di pesisir Thrake di Yunani Utara. Karena ia
berasal dari keluarga yang kaya raya, maka dengan kekayaannya itu ia
bepergian ke Mesir dan negeri- negeri Timur lainnya. Dari karya-karyanya
ia telah mewariskan sebanyak 70 karangan tentang bermacam-macam
masalah seperti: kosmologi, matematika, astronomi, logika, etika, teknik,
musik, puisi dan lain-lainnya. Sehingga ia dipandang sebagai seorang
sarjana yang menguasai banyak bidang.
Pemikirannya, bahwa realitas bukanlah satu, tetapi terdiri dari banyak
unsur dan jumlahnya tak terhingga. Unsur-unsur tersebut merupakan
bagian materi yang sangat kecil, sehingga indera kita tidak mampu
mengamatinya dan tidak dapat dibagi lagi. Unsur-unsur tersebut dikatakan
sebagai atom yang berasal dari satu dari yang lain karena tiga hal:
bentuknya, urutannya dan posisinya. Atom-atom ini tidak dijadikan dan
tidak dapat dimusnahkan, tidak berubah dan tidak berkualitas. Menurut
pendapatnya, atom-atom itu selalu bergerak, berarti harus ada ruang
kosong. Sebab satu atom hanya dapat bergerak dan menduduki satu tempat
saja. Sehingga Democritos berpendapat bahwa realitas itu ada dua, yaitu:
atom itu sendiri (yang penuh) dan ruang tempat atom bergerak (yang
kosong).
BAB III
SIMPULAN

Zaman Yunani kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada
masa ini orang memiliki kebebasan mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya.
Bangsa Yunani juga tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada
sikap menerima begitu saja, melainkan menumbuhkan sikap yang senang
menyelidiki sesuatu secara kritis, yang menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai
ahli pikir yang terkenal dan sikap kritis inilah yang menjadikan cikal bakal
tumbuhnya ilmu pengetahuan modern yaitu sikap an inquiring (suatu sikap yang
senang menyelidiki sesuatu secara kritis)

Pada zaman Yunani Kuno, ciri pemikiran yang menonjol adalah kosmosentris,
yang berarti mempertanyakan asal usul alam semesta dan jagad raya sebagai salah
satu upaya untuk menemukan asal mula (arche) yang merupakan unsur awal
terjadinya gejala-gejala. Secara umum karakteristik filsafat Yunani kuno adalah
rasionalisme, yaitu suatu pemahaman tentang sebuah pengetahuan yang lebih
mengutamakan akal atau logika.

Pada masa Yunani Kuno pemikiran para filosof masih di dominasi agama alam,
yaitu pada masa Thales (625-545 SM), yang menyatakan bahwa esensi segala
sesuatu adalah air. Pada masa Yunani Kuno berkembang pemikiran mengenai
mencintai kebenaran/pengetahuan yang merupakan awal proses manusia mau
menggunakan daya pikirnya, sehingga dia mampu membedakan mana yang riil
mana yang ilusi.

Periode filsafat Yunani merupakan periode sangat penting karena terjadi


perubahan pola fikir manusia dari mitosentris menjadi logosentris. Pola pikir
mitosentris yaitu pola pikir masyarakat yang sangat mengandalkan mitos untuk
menjelaskan fenomena alam. Pada saat itu, gempa bumi bukanlah suatu fenomena
biasa melainkan suatu fenomena di mana Dewa Bumi yang sedang
menggoyangkan kepalanya.

Orang Yunani awalnya sangat percaya pada dongeng-dongeng, mitos maupun


takhyul, tetapi lama kelamaan mereka mampu keluar dari pengaruh mitologi dan
mendapatkan dasar pengetahuan ilmiah. Karena manusia selalu berhadapan
dengan alam yang begitu luas dan penuh misteri, timbul rasa ingin mengetahui
rahasia alam itu.

Peradaban Yunani Kuno sangat berpengaruh pada bahasa, politik, sistem


pendidikan, filsafat, ilmu, dan seni, mendorong Renaisans di Eropa Barat, dan
bangkit kembali pada masa kebangkitan Neo-Klasik pada abad ke-18 dan ke-19 di
Eropa dan Amerika.
DAFTAR PUSTAKA

Muzairi. 2009. Filsafat Umum. Yogyakarta: Teras.

Yusro, Safarwadi, Miftahul Huda, Windy Dian Sari, Samsu Romli, Krisna
Pradana, Marsiti, Yumnah, Khoirul Anam, Marhaeni, Sahlan Rafiqi, Saeful Bahri,
Ine Martanti, Muhyidin, Muhitul Ulum, Pipin Desniati, Muhammad Minan, Vivin
Vidiawati, Abdul Hakim, Ulfi Qori Khairunnisa, Mutmainah, Rudi Iskandar,
Abdul Muiz, Miftahul Fitriani. 2018. Cara Kerja Ilmu-Ilmu. Jakarta Selatan:
Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran.

Sumanto, Edi. 2019. Filsafat Jilid I. Bengkulu: Penerbit Vanda.

Sasmita, Erlin. 2020. Filsafat Yunani Kuno. https://adoc.pub/filsafat-yunani-


kuno.html (diakses tanggal 15 November 2020)

Anda mungkin juga menyukai