PENDAHULUAN
1
Bagian dari bidang filsafat itu sering dilupakan atau dilalaikan dalam
pembagian-pembagian dari studi filsafati. Ternyata, ada suatu perbedaan pendapat
tentang apakah sejarah filsafat itu merupakan filsafat atau bukan. Hans
Reichenbach menegaskan bahwa sejarah filsafat adalah sejarah, bukan filsafat.
Sejarah filsafat seharusnya tidak disajikan sebagai suatu kumpulan kebenaran-
kebenaran filsafati. Sebaliknya, seperti halnya dengan semua penelitian sejarah,
ini harus dilakukan dengan metode-metode ilmiah maupun penjelasan-penjelasan
psikologis dan sosial. Sedangkan Jose Ferrater Mora mempertahankan bahwa
sejarah filsafat sungguh-sungguh merupakan filsafat. Kebanyakan tulisan-tulisan
filsafati dari masa lampau berisi sesuatu yang penting bagi filsafat di masa
sekarang. Ini merupakan sejarah, sebab menunjukkan uraian secara teratur yang
disusun oleh para1
PEMBAHASAN
Pemikiran filsuf inillah yang memberikan asal muasal segala sesusatu baik
dunia maupun manusia yang menyebabkan akal manusia tidak puas dengan
keterangan dongeng atau mite-mite tersebut dengan dimulai oleh akal manusia
untuk mencari-cari dengan akalnya darimana, asal alam semesta yang menajubkan
itu . mite-mite tentang pelangi atau bianglala adalah tempat para bidadari turun
1
Rina Rehayati, Filsafat Sebagai Induk Ilmu Pengetahuan (Riau: Asa Riau, 2017), 117.
2
dari surge, mite ini disanggah oleh Xenophanes bahwa “pelangi adalah awan” dan
pendapat Anaxagoras bahwa pelangi adalah pemantulan matahari pada awan
(pendapat ini adalah pendapat yan menggunakan akal). Dimana pendekatan yang
rasional demikian menghasilkan suatu pendapat yang dikontrol, dapat diteliti oleh
akal dan dapat dipedebatkan kebenarannya. Para pemikir filsafat yang pertama
hidup di Miletos kira-kira pada abad ke-6 SM, dimana pada abad tersebut
pemikiran merekan disimpulkan dari potongan-potongan yang diberitakan oleh
manusia dikemudian hari atau zaman.
Dan dapat dikatakan bahwa mereka adalah filsafat alam yang artinya para
ahli fikir yang menjadikan alam luas dan penuh keselarasan yang menjadi sasaran
para ahli filsafat tersebut (obyek pemikirannya adalah alam semesta). Tujuan
filosofi mereka adalah memikirkan soal alam besar darimana terjadinya alam
itulah yang menjadi sentral persoalan bagi mereka, pemikiran yang demikian itu
merupakan pemikiran yang sangat maju, rasional dan radikal. Sebab pada waktu
itu kebanyakan orang menerima begitu saja keadaan alam seperti apa yang dapat
ditangkap dengan indranya, tanpa mempersoalkannya lebih jauh. Sedang dilain
pihak orang cukup puas menerima keterangan tentang kejadian alam dari cerita
nenek moyang 2
2
Mudakir Fauzi, filsafat pra Socrates, (t.tp, 2009) 1.
3
Thales (624-548 SM)
Thales adalah filsuf pertama Yunani yang lahir di Miletos kira-kira 624-
548 SM. Ia seorang pedagang yang di dalam perjalanannya ke Timur Jauh
memperoleh banyak pengalaman dan pengetahuan. Pendapat-pendapat yang
terdahulu di dalam lapangan ilmu ukur ditemukannya. Mungkin karena ia
banyak bepergian, sehingga banyak juga mengadakan penyelidikan tentang
alam dan mempunyai banyak keahlian, seperti: astronomi, ilmu alam, ilmu
ukur, dan politik. Filsafatnya dinamakan filsafat alam. Ia berpendapat bahwa
dasar pertama atau intisari alam berasal dari air (arkhe). Air adalah azaz yang
terdahulu, dan merupakan satu-satunya syarat untuk proses perkembangan.
120 | Selintas Tentang Sejarah Filsafat Yunani Air bukanlah sesuatu yang
diam, di dalam air terdapat suatu kekuatan untuk “tubuh”, air mempunyai roh
atau kekuatan.
Ia berpendapat bahwa dasar pertama adalah zat yang tak tertentu sifat-
sifatnya, yang dinamainya to apeiron. Di dalam arkhe masih terkumpul sifat-
sifat yang berlawanan, seperti: panas dan dingin, kering dan basah, semuanya
berada di dalam suatu kesatuan yang tidak tertentu. Azaz yang terdahulu ini
oleh Anaximandros (ada juga yang menyebut Anaximander) ia beri nama To
Apeiron, (artinya yang tidak tertentu). Dari kesatuan ini terjadilah pemisahan-
pemisahan, dan timbul hal-hal yang berlawanan tersebut. Menurut
Anaximandros, terdapat gerakan yang melingkar dari alam semesta. Gerakan
yang melingkar dari alam semesta ini kemudian menyebabkan bumi melayang
di tengah-tengahnya. To Apeiron mencakup segala sesuatu dan
mengemudikan segala sesuatu.
Berpendapat bahwa dasar pertama alam adalah udara, karena udara yang
meliputi seluruh alam, dan udara pula yang menjadi dasar hidup bagi manusia
yang sangat diperlukan dalam bernafas. Di dalam udara terjadi kesatuan dari
4
sifat-sifat berlawanan, bahwa ada dingin atau panas, tergantung dari pada cara
meniupnya dari mulut. Selain dari itu, bukanlah udara (sebagai nafas) yang
merupakan azaz hidup. Ia ilustrasikan bahwa sebagaimana roh (yang berupa
udara) dapat menggerakkan jasad manusia, demikian pula halnya udara
merupakan nafas bagi alam semesta, dan menentukan perputaran dan
perjalanan alam semesta.
Ia dikenal sebagai ahli dalam ilmu ukur. Temuannya tentang dalil ilmu
ukur: “Dalam segitiga siku-siku, jumlah kuadrat sisi siku-siku sama dengan
kuadrat sisimiring.” Dalil ini masih digunakan sampai sekarang. Menurutnya,
kenyataan adalah adanya kesatuan-kesatuan (titik-titik), yang satu dengan
yang lainnya mempunyai sifat-sifat yang sama, yang dapat dikumpulkan
menjadi bermacam-macam bentuk. Perhatiannya terhadap ilmu pasti sangat
besar, demikian pula halnya terhadap bentuk-bentuk dan bangunbangun yang
terjadi dikarekan perjumlahan kesatuankesatuan bilangan yang tertentu: ”sifat
sesuatu barang dapat dimengerti dengan mempelajari bentuk barang itu”.
Yang penting bagi suatu barang adalah bentuknya, bukan zatnya. Bentuk
tunduk kepada hukum-hukum dari bilangan. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa bagi Pythagoras segala sesuatunya adalah bilangan, sehingga
apabila orang tahu dan mengerti tentang bilangan, maka ia juga mengetahui
akan segala sesuatunya.
5
Herakleitos (535-475 SM)
Filsafatnya juga dikenal sebagai filsafat alam. Menurutnya, pengetahuan
yang benar adalah pengetahuan yang “Pantarhei” (berubah-ubah). Segala
sesuatu itu mengalir terus menerus seperti air di sungai. Oleh sebab itu,
filsafatnya disebut filsafat “menjadi. Ia berpendapat bahwa di dunia ini segala
sesuatunya berubah. Tidak ada sesuatu yang tetap, karena semuanya dalam
keadaan proses menjadi. Adapun arche alam semesta menurutnya api, karena
sifat api itu selalu tidak tetap, bergerak dan berubah. Teorinya ia beri nama
pantarhei, yang berarti semua mengalir. Satu-satunya realitas yaitu perubahan,
atau satusatunya realitas adalah “proses menjadi”. Oleh sebab itu, pengetahuan
yang benar menurutnya pengetahuan yang sifatnya berubah. Pengetahuan
yang tetap dan tidak umum menurutnya bukanlah pengetahuan yang benar,
karena tidak ada objek pengetahuan yang umum dan tetap. Dalam hal ini,
tampak bahwa Herakleitos mengutamakan kemampuan indra.
Parmenides (540-475 SM).
6
Kaum Elea.
7
penggabungan ini terpelihara oleh dua kekuatan yang saling bertentangan,
yaitu cinta dan benci. Karena adanya “cinta” keempat unsur: air, udara, api
dan tanah bisa tersusun dan bergabung dalam keseimbangan. Sedangkan
“benci” menceraiberaikan keempat unsur yang telah tersusun tersebut.
8
Ia melanjutkan pemikiran Anaxagoras tentang bagian-bagian kecil
atau biji, yang kemudian ia beri nama atomos, yaitu benda yang tidak
dapat dibagi. Atomos tidak dapat dibeda-bedakan karena sifatnya, hanya
karena bilangannya. Berkumpulnya jumlah atomos yang tertentu
merupakan hal yang tertentu pula. Jadi, tindakan atomos inilah yang
menjadikan sesuatu. Adapun gerak ini semuanya secara kebetulan saja.
Demokritos juga membedakan adanya dua macam pengetahuan, yaitu
pengetahuan indera yang keliru, dan pengetahuan budi yang sebenarnya.
Adapun yang tidak sebenarnya adalah penglihatan, penciuman dan rasa.
Demokritos memberi jawaban yang paling lengkap kepada Parmenides.
Menurutnya, dari yang sungguh-sungguh “satu” tidak mungkin mungkin
timbul “kejamakan”, sebaliknya, dari yang sungguh-sungguh “banyak”
tidak dapat timbul “kemufradan” (kesatuan). Kesatuan “yang ada” itu
memang sungguh-sungguh “penuh” dan tidak dapat dibagi-bagi. Tetapi,
“yang ada” terdiri dari kesatuan-kesatuan yang tidak dapat dibagi-bagi,
yang jumlahnya tidak terhingga, yaitu atom-atom. Setiap gerakan
disebabkan oleh gerakan yang mendahuluinya, demikian seterusnya.
Gerakan mendorong atomatom menurut garis lurus. Persentuhan
atomatom itu menyebabkan terjadinya planet-planet. Menurutnya, roh juga
atom, karena sesuatu dapat dikatakan nyata, kalau sesuatu itu berupa
kesimpulan yang ditarik dari bentuk atom, lainlainnya hanya bersifat
subyektif (rasa, warna, dll). Sehingga, apa pun yang ditangkap oleh
pancaindra merupakan pengetahuan yang “tidak terang”.3
KESIMPULAN
3
Ibid., 119
9
1. Filsafat Pra Socrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal
atas dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama yang
memberitahukan tentang asal muasal sesuatu, baik dunia maupun manusia
para pemikir atau ahli filsaat yang disebut orang baik yang mencari-cari
jawabannya sebagai akibat terjadinya alam semesta beserta isinya tersebut,
obyek pemikiran para filsuf di zaman Pra Socrates adalah alam semesta yang
mana itu menjadi sentral persoalan bagi mereka dan pemikiran seperti itulah
merupakan pemikiran yang sangat maju dikala banyak orang yang menerima
begitu saja keadaan alam semesta ini.
2. Tokoh filsuf pada zaman Pra Socrates diantaranya
Thales (624-548 SM)
Anaximandros (610-540 SM)
Anaximenes (590-528 SM)
Xenophanes (570-480 SM)
Pythagoras (580-500 SM)
Herakleitos (535-475 SM)
Parmenides (540-475 SM)
Kaum Elea
1) Zeno (490 SM)
2) Empedokles (490-435 SM)
3) Anaxagoras (499-428 SM)
4) Demokritos (460-370 SM)
DAFTAR PUSTAKA
Rehayati Rina, Filsafat Sebagai Induk Ilmu Pengetahuan, Riau: Asa Riau, 2017
Mudakir Fauzi, filsafat pra Socrates,t.tp, 2009
10