Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada pembahasan Pengantar Filsafat sebelumnya telah diketahui bahwa
“Filsafat itu adalah kekasih / sahabat kebijaksanaan / kearifan atau kekasih / sahabat
pengetahuan, jadi karena merupakan kekasih / sahabat kebijaksanaan / kearifan atau
kekasih, maka filsafat memiliki hasrat untuk selalu ingin dekat, ingin akrab, ingin
mengasihi kearifan / kebijaksanaan / pengetahuan. Tapi, kearifan / kebijaksanaan /
pengetahuan merupakan sesuatu yang sangat abstrak dan luas. Keabstrakan dan
keluasan ini menjadikan hasrat yang dimiliki filsafat tersebut tak mudah untuk di
puaskan sepenuhnya. Ini menyebabkan filsafat terus menerus melakukan usaha untuk
memenuhinya.
Dalam mempelajari sejarah filsafat yunani, berarti menyaksikan kelahiran
filsafat. Filsafat lahir diawali dengan adanya para filsuf pertama yang memiliki
keraguan atas mitos-mitos atau dongeng tentang asal muasal segala sesuatu,baik alam
semesta maupun manusia yang tidak bisa diterima oleh akal manusia. Sudah barang
tentu kemenangan akal atas mitos-mitos itu tidak mungkin terjadi dengan tiba-tiba.
Kemenangan itu diperoleh secara berangsur-angsur, berjalan hingga berabad-abad. 
Periode filsafat Yunani merupakan periode sangat penting dalam sejarah
peradaban manusia karena pada waktu itu terjadi perubahan pola pikir manusia dari
mite-mite menjadi lebih rasional. Pola pikir mite adalah pola pikir yang mengandalkan
mitos-mitos untuk menjelaskan fenomena alam seperti gempa bumi dan pelangi.
Gempa bumi tidak dianggap kejadian alam biasa, tapi dewa bumi sedang
menggoyangkan kepalanya. Namun setelah filsafat ditemukan, fenomena tersebut
tidak lagi dianggap sebagai aktivitas dewa melainkan fenomena alam yang terjadi.
Mencintai kebenaran/pengetahuan adalah awal proses manusia mau
menggunakan daya pikirnya, sehingga dia mampu membedakan mana yang dimana
yang ilusi. Orang Yunani awalnya sangat percaya pada dongeng dan tahayul, tetapi
lama kelamaan mereka mampu keluar dari kungkungan mitologi dan mendapatkan
dasar pengetahuan ilmiah. Karena manusia selalu berhadapan dengan alam yang
begitu luas dan penuh misteri, timbul rasa ingin mengetahui rahasia alam itu, sehingga
filsuf alam berkembang pertama kali.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Filsafat Yunani Kuno?
2. Siapa saja tokoh pemikir dalam Filsafat Yunani kuno dan gaya pemikirannya?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Filsafat Yunani Kuno.
2. Mengetahui tokoh pemikir dalam Filsafat Yunani Kuno dan gaya pemikirannya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Filsafat Yunani Kuno


Filsafat Yunani Kuno muncul pada abad ke 6 SM berlangsung hingga pada Zaman
Klasik atau pada Periode Helenistik. Berbagai disiplin ilmu yang termasuk filsafat
politik, etika, metafisika, ontologi, logika, biologi, retorika, dan estetika menjadi
pembahasan pada masa Yunani Kuno
Periode Yunani kuno disebut periode filsafat alam, karena pada periode ini
ditandai dengan munculnya ahli pikir alam dimana arah dan perhatian pemikirannya
pada alam sekitarnya. pernyataan (pernyataan yang dibuat bersifat filsafati) berdasar
akal pikir dan tidak berdasar pada mitos sebagaimana pada masa metologi.
Istilah yunani kuno adalah yang diterapkan kepada yang menggunakan bahasa
yunani. yunani kuno juga adalah peradapan sejarah yunani yang dimulai pada priode
yunani arkais. peradapan yunani kuno juga sangat berpengaruh akan bahasa, sistem
pendidikan, filsafat, seni, dan politik. Dan medorong ilmu sains atau ilmu alam di
eropa barat dan bangkit lagi masa kebangkitannya neo klasik pada abad ke 18 dan ke-
19 di amerika dan eropa.
Periode filsafat Yunani Kuno merupakan periode terpenting dalam sejarah
peradaban manusia. Hal ini disebabkan karena pada saat itu terjadi perubahan pola
pikir mitosentris yaitu pola pikir yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan
fenomena alam.

B. Tokoh – Tokoh Filsafat Yunani Kuno serta Pemikirannya


Masa awal filsafat Yunani Kuno ditandai dengan tercantumnya tiga nama filsuf
yang berasal dari daerah Miletos, yaitu Thales, Anaximadros Dan Anaximenes.
Selain ketiga nama tersebut, juga terdapat beberapa nama dari daerah lain, yaitu
Herakleitos dari Ephesos, Phytagoras dari Italia Selatan, Permidides dan Elea,
dan Demokritos dari Abdera.

1. Thales
Thales adalah filsuf pertama, hidup pada abad ke-6 SM. Bahkan Aristoteles
memberikan gelar kepada Thales sebagai filsuf yang pertama. Menurut Thales :

3
Asal Mula Alam adalah air. Air adalah pusat dan sumber segala yang ada atau
pokok dari segala sesuatu. Air adalah ausa prima dari segala yang ada yang jadi,
tetapi juga akhir dari segala yang ada dan yang jadi. Bahkan Thales juga
berpendapat bahwa Bumi ini terletak di atas air. Air adalah subtrat (bingkai)
dan substransi (isi) Argumen Thales merupakan argumen yang bukan hanya
rasional karena dikemukakan melalui salah satu sumber pengetahuan yang
kongkret, tapi juga observatif.
2. Anaximander
Anaximander adalah murid sekaligus ponakan Thales. Namun yang menakjubkan
adalah banyak dari pemikiran Anaximander yang tidak sejalan dengan pemikiran
gurunya, apalagi mengenai pembentukan alam semesta. Anaximander hidup
antara tahun 610-547 SM. Menurut dia : segala sesuatu itu berasal dari to
apearon, yaitu yang tak terbatas, suatu yang tidak terhingga, tidak dapat
dirupakan, tidak ada persamaannya dengan salah sutu barang yang kelihatan di
dunia ini, bersifat Ilahi, abadi tak terubahkan meliputi segala-galanya.
3. Parmanides
Parmanides merupakan salah satu filsuf dari mazhab Elean, lahir tahun 540 SM.
Parmanides merupakan tokoh yang paling terkenal dikalangan Elean. Filsafatnya
yaitu adalah yang rcalitas hanya satu, tidak bergerak, tidak berubah dasar
pemikirannya; yang ada itu ada, mustahil tidak ada. Filsuf Yunani pertama yang
disebut sebagai peletak dasar Metafisika adalah Parmanides. Parmanides
berpendapat bahwa “yang ada itu memanglah ada, dan yang tidak ada itu
memanglah tidak ada“. Konsekuensi dari pernyataan ini adalah bahwa “yang ada”
itu:

1. Satu dan tidak terbagi,

2. Kekal, tidak mungkin ada perubahan,

3. Sempurna, tidak bisa ditambah atau diambil darinya,

4. Mengisi segala tempat, akibatnya tidak mungkin ada gerak

Menurut Parmanides, "yang ada" adalah kebenaran yang tidak mungkin disangkal.
Bila ada yang menyangkalnya, maka ia akan jatuh pada kontradiksi. Hal itu dapat
dijelaskan melalui pengandaian yang diberikan oleh Parmanides. Pertama, orang

4
dapat mengatakan bahwa "yang ada" itu tidak ada. Kedua, orang dapat
mengatakan bahwa "yang ada" dan "yang tidak ada" itu bersama-sama ada. Kedua
pengandaian ini mustahil. Pengandaian pertama mustahil, sebab "yang tidak ada"
tidak dapat dipikirkan dan tidak dapat dibicarakan. "Yang tidak ada" tidak dapat
dipikirkan dan dibicarakan. Pengandaian kedua merupakan pandangan dari
Herakleitos. Pengandaian ini juga mustahil, sebab pengandaian kedua menerima
pengandaian pertama, bahwa "yang tidak ada" itu ada, padahal pengandaian
pertama terbukti mustahil. Dengan demikian, kesimpulannya adalah "Yang tidak
ada" itu tidak ada, sehingga hanya "yang ada" yang dapat dikatakan ada.
Parmanides dapat dikatakan sebagai logikawan pertama, bahkan filsuf pertama
dalam pemikiran modern, yang banyak mempengaruhi Plato.

4. Zeno
Zeno lahir tahun 490 SM di Elea. Zeno adalah murid dari Parmanides, Ia kerap
kali membela Parmanides apabila diejek-ejek orang lain. Sedangkan Parmanides
telah menggambarkan Zeno sebagai penemu dialektika, karena itu pula Aristotles
menyebut Zeno sebagai bapak dialektika. Dalam filsafat, ia sepakat dengan
Parmanides. Zeno juga dikenal sebagai salah seorang contoh pertama dalam anti
logika. Paradoks-paradoks yang paling banyak mengusik dan membingungkan
para pemikir semenjak dua millennium yang lalu adalah karya-karyanya: 1. Kura-
kura dan Achilles, 2. Gerakan anak panah, dan 3. Argumen dikotomi.
Zeno berargumen bahwa semua paradoks-paradoksnya bertujuan untuk
menunjukkan tidak konsistennya kepercayaan umum bahwa ada beberapa benda.
Plato juga mengklaim bahwa apa yang dilakukan Zeno hanyalah meniru
Parmenides dari Elea, tetapi mengubah bentuknya sehingga mengelabui orang-
orang bahwa dia telah mengatakan sesuatu yang sama sekali berbeda dari yang
dikatakan Parmenides. Dia menyatakan bahwa jika Parmenides dari Elea
menyatakan bahwa segala sesuatu itu satu, Zeno mengklaim bahwa tidak ada
beberapa benda yang pada hakikatnya memiliki sifat yang sama.
5. Phytagoras
Pythagoras lahir di Samos antara tahun 580 dan 570 SM. Ia menetap di Trotona,
dan dan di sinilah ia mendirikan mazhab Pythagoras. Filsafah pemikiran
Pythagoras sangat matematis. Karena banyak diilhami oleh rahasia angka-angka.
Ia tidak memikirkan substansi yang yang menjadi alam. Ia beranggapan bahwa

5
dari segala sesuatu adalah angka. Segala sesuatu dalam alam raya tidak tertentu
dan tidak menentu, segala hal yang telah memiliki batas bentuk dan angka akan
menjadi tentu dan pasti. Ajaran-ajarannya yang pokok adalah, pertama, bahwa
jiwa itu menurutnya tidak dapat mati. Menurutnya, sesudah kematian manusia,
jiwa pindah ke dalam hewan, dan setelah hewan itu mati, jiwa itu pindah lagi dan
seterusnya. Tetapi dengan mensucikan dirinya, jiwa dapat selamat dari
Reinkarnasi itu. Kedua, dengan penemuannya akan interval-interval (jarak) utama
dari berbagai nada yang diekspresikan dengan perbandingan dengan bilangan-
bilangan, Pythagoras menyatakan bahwa suatu gejala fisis dikusai oleh hukum
matematis. Bahkan katanya, segala-galanya di jagad raya ini adalah berupa
bilangan. Ketiga, mengenai Kosmos, Pythagoras menyatakan untuk pertama
kalinya, bahwa jagad raya bukanlah Bumi melainkan Hestia (Api), sebagaimana
perapian merupakan pusat dari sebuah rumah.
6. Heraclitos
Heraclitos lahir di kota Ephesos sekitar tahun 540 SM dan tidak termasuk dalam
mazhab apapun. Pemikirannya yakni segala sesuatu mengalir. Menurut Heraclitos,
tidak ada satu pun hal di alam semesta yang bersifat tetap atau permanen Tidak
ada sesuatu yang betul-betul ada, semuanya berada di dalam proses menjadi. Ia
terkenal dengan ucapannya panta rhei kai uden menei yang berarti, "semuanya
mengalir dan tidak ada sesuatupun yang tinggal tetap." dan ia menyatakan bahwa
api sebagai dasar segala sesuatu. Api adalah lambang perubahan, karena api
menyebabkan kayu atau bahan apa saja berubah menjadi abu sementara apinya
sendiri tetap menjadi api.
7. Empedocles
Empedocles adalah seorang filsuf dari mazhab pluralisme yang lahir di
Agrigentum, pulau Sisilia, pada abad ke-5 SM (495-435 SM). Pemikiran
Empedocles adalah tentang empat anasir/zat. Menurut Empedocles segala sesuatu
di bumi tercipta oleh Empat anasir yakni api, air, tanah dan udara. Empidokles
yang mengatakan bahwa setiap unsur hanya memiliki kualitasnya sendiri seperti
api itu adalah (berkualitas) panas dan air itu adalah basah. itulah kenapa dunia
selalu berubah, karena 4 unsur tersebut menyatu dan kemudian memisah.
Keempat unsur tersebut digerakkan oleh kekuatan yang ia sebut cinta dan
kebencian.

6
8. Anaxagoras
Anaxagoras merupakan seorang filsuf yang menganut mazhab pluralisme, lahir
Klazomenai yang berada di Asia minor sekitar pada tahun 500 SM. Anaxagoras
adalah filsuf pertama yang terdengar dari Athena. Disana ia mengajarkan filsafat
kepada orang-orang Athena. Pemikiran Anaxagoras adalah Unsur-unsur
pembentuk dunia, tak terhingga jenisnya. Tiap-tiap jenis unsur selalu mewakili
bentuk konkritnya yang ada di dunia nyata. Jadi, jika dunia ini dirupakan sebagai
‘segala-sesuatu’ maka, unsur-unsur pembentuknya adalah sesuatu terkecil dari
‘segala-sesuatu’ itu. Itulah kenapa ia menyebutnya sebagai “sesuatu dari segala-
sesuatu.”. Bagian terkecil dari ‘segala-sesuatu’ tersebut, menurut Anaxagoras tak
kasat mata. Jumlahnya juga tak terbatas. Dan juga, yang terpenting, bagian
terkecil tersebut, akan selalu mampu menggambarkan ‘bagian-besar’ nya.
Anaxagoras menyebutkan bahwa terdapat suatu kekuatan yang menggerakkan
unsur-unsur tersebut. Kekuatan itu disebutnya sebagai “keteraturan.”
Kekuatan ‘keteraturan’ berada dimana-mana dan juga merupakan sebuah bentuk
yang sangat lembut, begitu menurut Anaxagoras. Kekuatan tersebut menyatukan
berbagai unsur hingga terbentuklah dunia. Seperti para filsuf Yunani lain,
Anaxagoras mengandaikan kekuatan tersebut sebagai Tuhan. Dan Tuhan yang
dimaksud bukanlah mistis seperti kepercayaan yunani melainkan Tuhan seluruh
alam semesta.
9. Democritos
Democritos dilahirkan di Abdera, salah satu wilayah Yunani yang ada di pantai
Trasia, bagian Balkan. Masa hidupnya berkisar pada tahun 460 SM sampai 360
SM. Namanya termasyhur sebagai seorang ahli ilmu alam. Para filsuf alam, yang
dimulai dari generasi Miletos, dalam banyak literatur dianggap berakhir di salah
satu tokoh besarnya yaitu Democritos. Sebagai sosok yang menutup perjalanan
para filsuf alam, pemikiran demokritus bahkan digunakan sampai hari ini. Yaitu
pemikiran tentang Atom.
Democritos dan gurunya leukippos berpendapat bahwa atom adalah unsur-unsur
yang membentuk realitas. Pembentuk alam semesta, menurut Democritos, adalah
atom (yang tidak dapat terbagi), bagian terkecil dari segala sesuatu yang tidak
dapat dibagi lagi. Sebelum semuanya terbentuk, bagi Democritos yang ada di
dunia ini hanyalah atom dan ruang hampa. Karena ada ruang hampa, atom secara

7
terus menerus melakukan gerakan. Baginya, atom adalah bentuk ‘paling rapat’
yang bergerak mengisi ruang hampa.
Menurut Democritos, ketika manusia, tumbuhan, atau hewan mati, atom-atom
yang berasal dari tubuhnnya akan terurai dan kembali bergerak mengisi ruang
hampa. Yang kekal di dunia ini hanyalah atom-atom tersebut. Democritos bahkan
percaya bahwa jiwa ataupun nyawa manusia berwujud materi yang sangat halus.
Menurutnya, dalam udara yang kita hirup, terdapat atom-atom jiwa. Itulah kenapa
ketika kita berhenti bernafas kita akan mati.

8
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Filsafat Yunani Kuno muncul pada abad 6 SM dan berlangsung hingga zaman
klasik. Periode Yunani kuno disebut periode filsafat alam, karena pada periode ini
munculnya ahli pikir alam dimana arah dan perhatian pemikirannya pada alam
sekitarnya.
2. Tokoh Filsafat Yunani Kuno dan pemikirannya :
a. Thales : Air adalah prinsip asal mulanya alam semesta.
b. Anaximander : Segala sesuatu berasal dari yang tak terbatas (to apeiron).
c. Parmanides : Yang realitas hanya satu dan Segala sesuatu di dunia ini tidak
berubah dan tetap.
d. Zeno : sepakat dengan Parmanides.
e. Phytagoras : segala sesuatu gejala fisis tidak lepas dari angka angka.
f. Heraclitus : semuanya mengalir dan tidak ada sesuatupun yang tinggal tetap.
g. Empedocles : segala sesuatu di dunia ini terbentuk dari empat unsur dasar,
yaitu: air, udara, api, dan tanah.
h. Anaxagoras : Unsur-unsur pembentuk dunia, tak terhingga jenisnya. Segala
sesuatu terbentuk dari segala sesuatu yang lebih kecil.
i. Democritos : Pembentuk alam semesta adalah atom yang bergerak-gerak tanpa
akhir.

9
DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Asmoro. 2007. Filsafat Umum. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Kenapasejarah.id/filsafatyunanikuno

id.wikipedia.org/wiki/Filsafat_Yunani_kuno

Ibnu Sahroji, 2016. Filsafat Yunani Kuno

10

Anda mungkin juga menyukai