Anda di halaman 1dari 11

Daffa Rizky Dwinardi

Materi 5

Sejarah Perkembangan Filsafat dan Ilmu Pengetahuan


Sejarah Perkembangan Filsafat dan Ilmu Pengetahuan

Filsafat dan Ilmu Pengtahuan tidaklah didapatkan secara begitu saja seperti halnya pola pikir orang
dulu tidak dapat mengetahui tentang banyak hal. Pola pikir berkembang seiring zaman Tujuan nya
adalah untuk memudahkan pekerjaan manusia,untuk mengetahui penyebab suatu hal,untuk
memperbaiki ataupun mengobati sesuatu, dan masih banyak lainnya. Salah satu perkembangan
filsafat yang terbilang maju adalah Yunani. Dalam Perkembangan nya Dapat dibagi menjadi
beberapa tahap yaitu Filsafat Pra Yunani Kuno, Filsafat Yunani Kuno, Filsafat Abad Pertengahan,
Renaissans,Modern dan Kontemporer.

Zaman Pra Yunani Kuno(Sebelum 6 SM)


Pada zaman ini manusia masih menggunakan alat bantu berupa batu karena hal ini dapat disebut
zaman Pra Yunani Kuno sebagai zaman batu.

Pada abad 16 sampai 5 SM manusia mulai menemukan alat bantu yang lebih kuat yaitu alat bantu
yang terbuat dari tembaga,besi dan juga perak. Pada zaman ini disebut sebagai masa persiapan
lahirnya filsafat. K. Bartens menyebutkan 3 faktor yang mendahului lahirnya filsafat yaitu

-Berkembangnya mite-mite ataupun mitologi yang cukup luas. Mitologi ini dianggap sebagai yang
membidani lahirnya filsafat karena mitologi adalah percobaan untuk memahami. Secara sederhana
pada masa ini manusia sudah mulai mencoba untuk memahami sebuah arti dari berbagai macam hal
dan kejadian.

-Kesusasteraan Yunani,Karya puisi seperti milik Homeros yang berjudul Ilyas dan Odyssea punya
kedudukan istimewa dalam karya sastra Yunani. Bahkan dalam waktu yang lama dijadikan sebuah
buku semacam pedoman bagi bangsa Yunani

-Pengaruh Timur Kuno seperti Babylonia dan Mesir yang sudah mengenal ilmu hitung dan ilmu ukur.
Hal ini menjadi hal yang positif oleh bangsa Yunani. Bangsa Yunani dapat menyerap dan mengolah
ilmu yang didapatkan menjadi lebih ilmiah.

Filsafat Pra Yunani Kuno adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal atas dongeng atau
mite-mite yang diterima dari agama yang memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu.

Zaman Yunani Kuno(6 SM-6 M)


Periode Yunani kuno disebut periode filsafat alam, karena pada periode ini ditandai dengan
munculnya ahli pikir alam dimana arah dan perhatian pemikirannya pada alam sekitarnya. Pada
masa ini manusia sudah mulai menggunakan filsafati ataupun berdasar akal pikir dan bukan
berdasarkan mitos.

Masa awal filsafat Yunani Kuno ditandai dengan tercantumnya tiga nama filosof yang berasal dari
daerah Miletos, yaitu Thales, Anaximadros Dan Anaximenes. Selain ketiga nama tersebut, juga
terdapat beberapa nama dari daerah lain, yaitu Herakleitos dari Ephesos, Phytagoras dari Italia
Selatan,Permidides dan Elea, dan Demokritos dari Abdera.

Pemikiran Filsafat Zaman Yunani Kuno

Filsafat Pra Socrates

Zaman Yunani Kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada zaman ini orang
memiliki kebebasan untuk berpendapat atau mengungkapkan ide-idenya. Pada masa itu, Yunani
dipandang sebagai gudang ilmu dan filsafat, karena bangsa Yunani sudah tidak lagi mempercayai
mitos-mitos. Yunani pada saat ini sudah tidak menerima begitu saja melainkan harus selidiki. Sikap
kritis inilah yang menjadikan bangsaYunani berada pada barisan terdepan dalam ilmu pengetahuan.

Filsafat zaman Yunani kuno mencakup zaman Pra Socrates dan zamankeemasan filsafat. Tokoh-
tokoh filosof pada masa itu adalah Thales,Anaximandros, Anaximenes, Pythagoras, dan Heraklitos.
Mereka dikenal dengan filosof alam. Sedangkan masa keemasan filsafat dimeriahkan oleh tokoh-
tokoh seperti, Socrates, Plato dan Aristoteles. Pada masa inilah filsafat Yunani menikmati masa
keemasannya.

A. Aliran Miletos/Madzhab Milesian


Aliran ini disebut Aliran Miletos karena tokoh-tokohnya merupakan warga asli Miletos, di
Asia Kecil, yang merupakan sebuah kota niaga yang maju.Beberapa tokohnya yaitu

Thales
Thales hidup sekitar 624-546 SM. Ia adalah seorang ahli ilmu termasuk ahli ilmu Astronomi
Ia berpendapat bahwa hakikat alam ini adalah air. Segala-galanya berasal dari air. Bumi
sendiri merupakan bahan yang sekaligus keluar dari air dan kemudian terapung-apung
diatasnya.Pandangan yang demikian itu membawa kepada penyesuaian-penyesuain lain
yang lebih mendasar yaitu bahwa sesungguhnya segalanya ini pada hakikatnya adalah satu.
Bagi Thales, air adalah sebab utama dari segala yang ada dan menjadi akhir dari segala-
galanya. Ajaran Thales yang lain adalah bahwa tiap benda memiliki jiwa.

Anaximander
Anaximander adalah murid Thales yang setia. Ia hidup sekitar 610-546 SM. Ia berpendapat
bahwa hakikat dari segala seuatu yang satu itu bukan air, tapi yang satu itu adalah yang tidak
terbatas dan tidak terhingga, tak berubah dan meliputi segala-galanya yang disebut
“Aperion”.

Anaximenes
Anaximenes hidup sekitar 560-520 SM. Ia berpendapat bahwa hakikat segala sesuatu yang
satu itu adalah udara. Jiwa adalah udara; api adalah udara yang encer; jika dipadatkan
pertama-tama udara akan menjadi air, dan jika dipadatkan lagi akan menjadi tanah, dan
akhirnya menjadi batu.

B. Aliran Pythagoras
Pythagoras lahir di Samos sekitar 580-500 SM. Ia berpendapat bahwa semesta ini tak lain
adalah bilangan. Unsur bilangan merupakan prinsip unsur dari segala-galanya.
Xenophanes
Xenophanes merupakan pengikut Aliran Pythagoras yang lahir di Kolophon, Asia Kecil,
sekitar tahun 545 SM. Dalam filsafatnya ia menegaskan bahwa Tuhan bersifat kekal, tidak
mempunyai permulaan dan Tuhan itu Esa bagi seluruhnya. Ke-Esaan Tuhan bagi semua
merupakan sesuatu hal yang logis.

Heraklitus (Herakleitos)
Heraklitus hidup antara tahun 560-470 SM di Italia Selatan sekawan dengan Pythagoras dan
Xenophanes. Ia berpendapat bahwa asal segalanya adalah api dan api adalah lambang dari
perubahan. Api yang selalu bergerak dan berubah menunjukkan bahwa tidak ada yang tetap
dan tidak ada yang tenang.

C. Aliran Elea
Parmenides
Lahir sekitar tahun 540-475 di Italia Selatan. Ajarannya adalah kenyataan bukanlah gerak
dan perubahan melainkan keseluruhan yang bersatu. Dalam pandangan Pamenides ada dua
jenis pengetahuan yang disuguhkan yaitu pengetahuan inderawi dan pengetahuan rasional.
Apabila dua jenis pengetahuan ini bertentangan satu sama lain maka ia memilih rasio.

Zeno
Lahir di Elea sekitar 490 SM. Ajarannya yang penting adalah pemikirannya tentang dialektika.
Dialektika adalah satu cabang filsafat yang mempelajari argumentasi.

Melissos
Lahir di Samos tanpa diketahui secara tepat tanggal kelahirannya. Ia berpendapat bahwa
“yang ada” itu tidak berhingga, menurut waktu maupun ruang.

D. Aliran Pluralis
Empedokles
Lahir di Akragas Sisislia awal abad ke-5 SM. ia menulis buah pikirannya dalam bentuk puisi. Ia
mengajarkan bahwa realitas tersusun dari empat anasir yaitu api, udara, tanah, dan air.

Anaxagoras
Lahir di Ionia di Italia Selatan. Ia berpendapat bahwa realitas seluruhnya bukan satu tetapi
banyak. Yang banyak itu tidak dijadikan, tidak berubah, dan tidak berada dalam satu ruang
yang kosong. Anaxagoras menyebut yang banyak itu dengan spermata (benih).

E. Aliran Atomis
Pelopor atomisme ada dua yaitu Leukippos dan Demokritos. Ajaran aliran filsafat ini ikut
berusaha memecahkan masalah yang pernah diajukan oleh aliran Elea. Aliran ini
mengajukan konsep mereka dengan menyatakan bahwa realitas seluruhnya bukan satu
melainkan terdiri dari banyak unsur. Dalam hal ini berbeda dengan aliran pluralisme maka
aliran atomisme berpendapat bahwa yang banyak itu adalah “atom”
(a = tidak, tomos = terbagi).
F. Aliran Sofis
Sofisme berasal dari kata Yunani “sophos” yang berarti cerdik atau pandai. Tokoh-tokoh
kaum sofis adalah Protagoras, Grogias, Hippias,Prodikos, dan Kritias.

Kesimpulannya, filsafat Pra Socrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal asas
atas dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama yang memberitahukan tentang asal muasal
segala sesuatu.

Zaman Keemasan Filsafat: Socrates, Plato, Aristoteles

Puncak filsafat Yunani dicapai pada Socrates, Plato dan Aristoteles. Filsafat dalam periode ini
ditandai oleh ajarannya yg "membumi" dibandingkan ajaran-ajaran filosof sebelumnya. Seperti
dikatakan Cicero (sastrawan Roma) bahwa Socrates telah memindahkan filsafat dari langit ke atas
bumi. Maksudnya, filosof pra-Socrates mengkonsentrasikan diri pada persoalan alam semesta
sedangkan Socrates mengarahkan obyek penelitiannya pada manusia diatas bumi.

A. Socrates (470-400 S.M)


Socrates guru Plato, mengajar bahwa akal budi harus menjadi norma terpenting untuk
tindakan kita. Sokrates sendiri tidak menulis apa-apa.Pikiran-pikirannya hanya dapat
diketahui secara tidak langsung melalui tulisan-tulisan dari cukup banyak pemikir Yunani
lain,terutama melalui karya plato. Menurut Socrates tidak benar bahwa yg baik itu baik bagi
warga Athena dan lain bagi warga negara Sparta. Yang baik mempunyai nilai yg sama bagi
semua manusia dan harus dijunjung tinggi oleh semua orang. Pendirinya yg terkenal adalah
pandangannya yg menyatakan bahwa keutamaan (arete) adalah pengetahuan, pandangan
ini kadang-kadang disebut intelektualisme etis. Dengan demikian Socrates menciptakan
suatu etika yg berlaku bagi semua manusia.
Sedangkan ilmu pengetahuan Socrates menemukan metode induksi dan memperkenalkan
definisi-definisi umum. Akibat pandangannya ini Socrates dihukum mati.

B. Plato (428-348 S.M)


Hampir semua karya Plato ditulis dalam bentuk dialog dan Socrates diberi peran yg dominan
dalam dialog tersebut. Hal ini karenakan sifat karyanya Socratic (Socrates berperan sentral)
dan diketahui bahwa Socrates tidak mengajar tetapi mengadakan tanya jawab dg teman-
temannya di Athena. Dan berkaitan dengan anggapan Plato mengenai filsafat. Menurutnya,
filsafat pada intinya tidak lain daripada dialog dan filsafat seolah-olah drama hidup yg tidak
pernah selesai tetapi harus dimulai kembali.
Ada tiga ajaran pokok dari Plato yaitu tentang ide, jiwa dan proses mengenal. Menurut Plato
realitas terbagi menjadi dua yaitu inderawi yg selalu berubah dan dunia ide yg tidak pernah
berubah. Ide merupakan sesuatu yg obyektif, tidak diciptakan oleh pikiran dan justru
sebaliknya pikiran tergantung pada ide-ide tersebut. Ide-ide berhubungan dengan dunia
melalui tiga cara; Ide hadir didalam benda,ide-ide berpartisipasi dalam konkret dan ide
merupakan model atau contoh (paradigma) bagi benda konkret.
Pembagian dunia ini pada gilirannya juga memberikan dua pengenalan.
Pengenalan tentang ide; inilah pengenalan yg sebenarnya. Pengenalan yg dapat dicapai oleh
rasio ini disebut episteme (pengetahuan) dan bersifat teguh, jelas, dan tidak berubah.
pengenalan tentang benda-benda disebut doxa (pendapat) dan bersifat tidak tetap dan tidak
pasti; pengenalan ini dapat dicapai dengan panca indera. Keduanya benar, dunia inderawi
memang selalu berubah sedangkan dunia ide tidak pernah berubah dan abadi. Memang jiwa
Plato berpendapat bahwa jiwa itu baka, lantaran terdapat kesamaan antara jiwa dan ide.
Plato lebih lanjut berteori bahwa pengenalan pada dasarnya tidak lain adalah pengingatan
(anamnenis) terhadap ide-ide yg telah dilihat pada waktu pra-eksistansi. AjaranPlato tentang
jiwa manusia ini bisa disebut penjara. Plato juga mengatakan, sebagaimana manusia, jagad
raya juga memiliki jiwa dan jiwa dunia diciptakan sebelum jiwa-jiwa manusia. Plato juga
membuat uraian tentang negara. Tetapi jasa terbesarnya adalah usahanya membuka
sekolah yg bertujuan ilmiah. Sekolahnya diberi nama"Akademia"yg paling didedikasikan
kepada pahlawan yg bernama Akademos.

C. Aristoteles (384-322 S.M)


Ia adalah Pendidik Iskandar Agung yang juga adalah murid Plato. Tetapi dalam banyak hal ia
tidak setuju dengan Plato. Ide-ide menurut Aristoteles tidak terletak dalam suatu "surga"
diatas dunia ini,melainkan di dalam benda-benda sendiri. Bentuk-bentuk dapat
dibandingkan dengan ide-ide dari Plato. Tetapi pada Aristoteles ide-ide ini tidak dapat
dipikirkan lagi lepas dari materi. Materi tanpa bentuk tidak ada. Bentuk-bentuk "bertindak"
di dalam materi.
Filsafat Aristoteles sangat sistematis. Sumbangannya kepada perkembangan ilmu
pengetahuan besar sekali. Tulisan-tulisan Aristoteles meliputi bidang logika, etika, politik,
metafisika, psikologi dan ilmu alam.
Pokok-pokok pikirannya antara lain bahwa ia berpendapat seseorang tidak dapat
mengetahui suatu obyek jika ia tidak dapat mengatakan pengetahuan itu pada orang lain.
Spektrum pengetahuan yg diminati oleh Aristoteles luas sekali, barangkali seluas lapangan
pengetahuan. Menurutnya pengetahuan manusia dapat disistematiskan sebagai berikut :

Aristoteles berpendapat bahwa logika tidak termasuk ilmu pengetahuan tersendiri, tetapi
mendahului ilmu pengetahuan sebagai persiapan berfikir secara ilmiah. Untuk pertama
kalinya dalam sejarah, logika diuraikan secara sistematis.
Mengenai pengetahuan, Aristoteles mengatakan bahwa pengetahuan dapat dihasilkan
melalui jalan induksi dan jalan deduksi, induksi mengandalkan panca indera yang "lemah",
sedangkan deduksi lepas dari pengetahuan inderawi.
Karena itu dalam logikanya Aristoteles sangat banyak memberi tempat pada deduksi yg
dipandangnya sebagai jalan sempurna menuju pengetahuan baru. Salah satu cara Aristoteles
mempraktekkan deduksi adalah Syllogismos.

Zaman Abad Pertengahan (6 M- 16 M)


Pada masa pertengahan ini, terdapat periode yang membuat perkembangan filsafat tidak berlanjut,
yaitu pada masa skolastik Kristen.Hal ini dikarenakan pihak gereja membatasi para filosof dalam
berfikir, sehingga ilmu pengetahuan terhambat dan tidak bisa berkembang, karena semuanya diatur
oleh Gereja.

Apabila terdapat pemikiran-pemikiran yang bertentangan dari keyakinan para gerejawan, maka
filosof tersebut dianggap murtad dan akan dihukum berat samapai pada hukuman mati.
Filsafat abad pertengahan dapat dibagi menjadi dua periode yaitu: periode Scholastik Islam dan
periode Scholastik Kristen.

Pada periode Scholastik Islam, para filosof Islamlah yang pertama mengenalkan filsafatnya
Aristoteles. Diantaranya adalah Ibnu Rusyd, ia mengenalkan kepada orang-orang barat yang belum
mengenal filsafat Aristoteles. Para ahli pikir Islam yang lain (Scholastik Islam) yaitu Al-Kindi,Al-Farabi,
Ibnu Sina, Al-Ghazali, dan lain-lain. Mereka itulah yang memberi sumbagan sangat besar bagi para
filosof Eropa yang menganggap bahwa filsafat Aristoteles, Plato, dan Al-Quran adalah benar.

Pada masa ini Scholastik Kristen, kekuasaan agama masih begitu berpengaruh terhadap
perkembangan kehidupan filasafat, khususnya di kawasan Eropa. Adanya tren perbudakan membuat
para pemikir ahli terbatas hanya dari kaum agamis yang berada di gereja saja, karena mereka yang
diluar gereja terlalu disibukkan dengan urusan melayani orang lain, daripada memikirkan hal- hal
yang tidak mengenyangkan seperti filsafat. Pada masa inilah perkembangan filsafat dan ilmu
pengetahuan sangat buruk.Karena pihak gereja membatasi dan melarang para filosof dalam berfikir,
sehingga ilmu pengetahuan dan filsafat tidak berkembang.

Zaman Renaisans (14 M-16 M)


Renaisans adalah suatu zaman yang sangat menaruh perhatian dalam bidang seni lukis, patung,
arsitektur, musik, sastra, filsafat, ilmu pengetahuan dan teknologi. Zaman renaisans terkenal dengan
era kelahiran kembali kebebasan manusia dalam berpikir.

Pada zaman ini, manusia mulai berpikir secara baru, dan secara berangsur-angsur melepaskan diri
dari otoritas kekuasaan gereja yang selama ini telah membatasi manusia dalam mengemukakan
kebenaran filsafat dan ilmu pengetahuan. Proses melahirkan kembali ini terjadi pada abad ke-15 dan
16.

Renainssans dianggap sebagai masa peralihan dari Abad Pertengahan ke zaman Modern. Dengan
demikian, ia memiliki unsur-unsur abad pertengahan dan modern, unsur-unsur keagamaan dan
profance, otoriter dan individualistis.

Pada saat ini manusia mulai dianggap sebagai pusat kenyataan, hal itu terlihat secara nyata dalam
karya-karya seniman zaman renaisans seperti Donatello,Botticelli, Michelangelo (1475-1564),
Raphael (1483-1520, Perugino (1446-1526, dan Leonardo da Vinci (1452-1592). Sedangkan dalam
bidang ilmu pengetahuan terdapat beberapa tokoh hebat antara lain Nicolaus Copernicus(1478-
1543), Andreas Vasalius (1514-1564), Galileo Galilei (1546-1642),Johannes Kepler (1571-1642), dan
Francis Bacon (1561-1632).

Bangsawan Inggris yang meletakkan dasar filosofis untuk perkembangan dalam bidang ilmu
pengetahuan dengan mengarang suatu maha karya yang bermaksud menggantikan teori Aristoteles
tentang ilmu pengetahuan dengan suatu teori baru dalam bukunya Novum Organon.

Zaman Modern(17 M- 20 M)
Setelah zaman renaisans yaitu zaman pencerahan atau zaman modern. Zaman Pencerahan (Inggris:
Enlightenment) berlangsung dari abad ke-17 hingga ke-20 M. Di zaman ini terdapat peristiwa
penting, yaitu revolusi di Inggris dan Perancis.
Semboyan zaman pencerahan adalah Sapere aude (beranilah berpikir sendiri).Dengan semboyan itu,
manusia di zaman pencerahan semakin bersemangat untuk menemukan hal-hal baru. Mereka
memanfaatkan akal mereka semaksimal mungkin untuk menggapai perubahan, kemajuan,
pertumbuhan,pembangunan, peradaban, reformasi, bahkan revolusi.

Pada masa filsafat modern ini terdapat beberapa aliran yang berkembang pada masa itu,
diantaranya yaitu:

Idealisme

Idealisme adalah suatu ajaran/faham atau aliran yang menganggap bahwarealitas ini terdiri atas roh-
roh (sukma) atau jiwa.ide-ide dan pikiran atau yang sejenis dengan itu.

Materialisme

Materialisme merupakan faham atau aliran yang menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain
materi atau nature (alam) dan dunia fisik adalah satu.Kemajuan aliran ini mendapat tantangan yang
keras dan hebat dari kaum agama dimana-mana.

Dualisme

Dualisme adalah ajaran atau aliran/faham yang memandang alam ini terdiri atas dua macam hakekat
yaitu hakekat materi dan hakekat rohani. Kedua macam hakekat itu masing-masing bebas berdiri
sendiri, sama azazi dan abadi.

Empirisme

Teori yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman indra manusia. Dalam
empirisme, kebenaran hanya dapat diperoleh melalui pengalaman.

Rasionalisme

Rasionalisme adalah merupakan faham atau aliran atau ajaran yang berdasarkan ratio, ide-ide yang
masuk akal.Selain itu, tidak ada sumber kebenaran yang hakiki.

Fenomenalisme

Secara harfiah Fenomenalisme adalah aliran atau faham yang menganggap bahwa Fenomenalisme
(gejala) adalah sumber pengetahuan dan kebenaran.

Intusionalisme

Intusionalisme adalah suatu aliran atau faham yang menganggap bahwa intuisi (naluri/perasaan)
adalah sumber pengetahuan dan kebenaran.Intuisi termasuk salah satu kegiatan berfikir yang tidak
didasarkan pada penalaran.

Zaman Kotemporer (abad-20 dan seterusnya)


Filsafat Kontemporer yaitu cara pandang dan berpikir mendalam menyangkut kehidupan pada masa
saat ini. Misalnya orang dihadapkan pada tahun 2009,ya inilah zaman kontemporer kita.
Filsafat kontemporer ini sering dikaitkan dengan posmodernisme,Dikarenakan posmodernisme yang
berarti “setelah modern” merupakan akibat logis dari zaman kontemporer.Posmodernisme
menyaratkan kebebasan, dan tidak selalu harus simetris.

Kebebasan dalam memakai teori, menanggapi, dan mengkritik selama kebebasan tersebut
merupakan suatu hal original. Bebas, berbicara tentang filsafat kematian, filsafat waktu, filsafat
orang gila,filsafat komputer, filsafat game online, dan lain-lain. Semuanya terbuka lebar untuk
dipikirkan dan diperbincangkan.Tidak ada batasan pasti dalam filsafat kontemporer, selama semua
masih dinamis dan tidak kaku seperti zaman pra-modern, bisa disebut sebagai kontemporer.

Masalah aktual dan faktual diperbincangkan dan ditanggapi, lalu diberi solusi.Dengan filsafat akan
bisa ditemukan solusi terbaik terhadap masalah tersebut karena filsafat juga menguji solusi yang
akan diambil dan yang dianggap baik.

Penyesuaian terhadap sesuatu yang kita ketahui sebagai zaman.Berpikir sesuai zaman tanpa
kehilangan identitas dan originalitas pemikiran personal.Memiliki kepribadian dan cara berpikir yang
unik merupakan hal yang dibanggakan dalam filsafat kontemporer. Oleh karenanya filsafat
kontemporer merupakan ekstensifikasi dari pemikiran manusia dari hal-hal yang umum menjadi
yang sangat khusus dan terkait dengan hal khusus lainnya.

Pengembangan Ilmu di Indonesia :


Pancasila sebagai paradigm pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Dalam upaya mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan martabatnya maka manusia
mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

IPTEK pada hakikatnya merupakan suatu hasil kreatifitas rohani manusia. Unsur jiwa (rohani)
manusia meliputi akal, rasa dan kehendak. Akal merupakan potensi rohaniah manusia yang
berhubungan dengan intelektualitas, rasa merupakan hubungan dalam bidang estetis dan kehendak
berhubungan dengan bidang moral (etika).

Dalam masalah ini pancasila telah memberikan dasar-dasar nilai bagi pengembangan IPTEK demi
kesejahteraan hidup manusia. Pengembangan IPTEK sebagai hasil budaya manusia harus didasarkan
pada moral ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab dari sila-sila yang tercantum dalam
pancasila.

Pancasila yang sila-silanya merupakan suatu kesatuan yang sistematis haruslah menjadi sistem etika
dalam pengembangan IPTEK.

Sila Ketuhanaan yang Mahaesa.

Sila ini mengklomentasikan ilmu pengetahuan, menciptakan sesuatu berasarkan pertimbangan


antara rasional dan irasional, antara akal, rasa dan kehendak. Berdasarkan sila ini IPTEK tidak hanya
memikirkan apa yang ditemukan dibuktikan dan diciptakan tetapi juga dipertimbangkan maksudnya
dan akibatnya apakah merugikan manusia disekitarnya atau tidak. Sila ini menempatkan manusia di
alam semesta bukan sebagi pusatnya melainkan sebagai bagian yang sistematik dari alam yang
diolahnya.
Sila kemanusiaan yang adil dan beradab

Memberikan dasar-dasar moralitas bahwa manusia dalam mengembangkan IPTEK haruslah bersifat
beradab. IPTEK adalah sebagai hasil budaya manusia yang beradab dan bermoral. Oleh karena itu
pengembangan IPTEK harus didasarkan pada hakikat tujuan demi kesejahteraan manusia. IPTEK
bukan untuk kesombongan, kecongkakan dan keserakahan manusia namun harus diabdikan demi
peningkatan harkat dan martabat manusia.

Sila persatuan Indonesia

Mengklomentasikan universal dan internasionalisme (kemanusiaan) dari sila-sila lain.


Pengembangan IPTEK diarahkan demi kesejahteraan umat manusia termasuk di dalamnya
kesejahteraan bangsa Indonesia. Pengembangan IPTEK hendaknya dapat mengembangkan rasa
nasionalisme, kebesaran bangsa serta keluhuran bangsa sebagai bagian dari umat manusia di dunia.

Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

Artinya mendasari pengembangan IPTEK secara demokratis. Artinya setiap orang haruslah memiliki
kebebasan untuk mengembangkan IPTEK. Selain itu dalam pengembangan IPTEK setiap orang juga
harus menghormati dan menghargai kebebasan oranglain dan harus memiliki sikap terbuka. Artinya
terbuka untuk dikritik, dikaji ulang maupun dibandingkan dengan penemuan teori-teori lainnya.

Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Contoh dari sila kelima ini adalah ditemukannya varietas bibit unggul padi Cilosari dari teknik radiasi.
Penemuan ini adalah hasil buah karya anak bangsa. Diharapkan dalam perkembangan swasembada
pangan ini nantinya akan mensejahterakan rakyat Indonesia dan memberikan rasa keadilan setelah
ditingkatkannya jumlah produksi sehingga pada perjalanannya rakyat dari berbagai golongan dapat
menikmati beras berkualitas dengan harga yang terjangkau.

Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan IPTEK dewasa ini sangat pesat,dan membawa
kemajuan di berbagai bidang kehidupan. Saat ini manusia tak dapat hidup tanpa bantuan teknologi.
Di samping dampak positif terdapat juga dampak negatif dari perkembangan kemajuan IPTEK.
Pelanggaran IPTEK pun masih terjadi di segala bidang kehidupan masyarakat Indonesia.

Kemajuan perkembangan IPTEK di Indonesia sepenuh-penuhnya sesuai dengan Tujuan Negara


Republik Indonesia yang tertuang secara jelas dalam pembukaan UUD 1945 pada alenia empat.

Visi Ilmu Indonesia


Perkembangan IPTEK di Indonesia harus didasari nilai-nilai etis sesuai dengan dasar negara Indonesia
,yaitu Pancasila:

Nilai-nilai Pancasila menjadi sumber motivasi bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) nasional dalam mencerdaskan bangsa yang mempunyai nilai-nilai Pancasila tinggi serta
menegakkan kemerdekaan secara utuh, kedaulatan dan martabat nasional dalam wujud negara
Indonesia yang merdeka.
Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar Perkembangan IPTEK karena Nilai-nilai pancasila itu sangat
mendorong dan mendasari akan perkembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang baik dan
terarah.

Tokoh Flisafat Keilmuan Indonesia


Prof. Dr. Mohammad Nasroen (1907-1968 M)

M. Nasroen adalah seorang birokrat yang dikenal sebagai cendekiawan pelopor kajian filsafat
Indonesia. M. Nasroen merupakan seorang tokoh Indonesia yang pernah menjabat sebagai Residen
Sumatera Barat dan Gubernur Sumatera Tengah serta pernah diangkat menjadi Menteri Kehakiman
di Kabinet Sukiman Suwirjo 1951-1952 pada masa kepresidenan Soekarno-Hatta.

Didalam kehidupan intelektualnya, M. Nasroen merupakan seorang tokoh yang secara khusus
tertarik untuk membahas persoalan keanekaragaman Adat istiadat Minangkabau dan persoalan
Pemerintahan.

Adapun karya yang membuatnya disebut sebagai salah satu pelopor awal kajian filsafat Indonesia
ialah karyanya yang berjudul, Falsafah Indonesia,yang diterbitkan oleh Penerbit Bulan Bintang 1967.
didalam karyanya itu ia menjelaskan keberadaan Filsafat Indonesia dengan Filsafat Barat(Yunani
kuno) dan Filsafat Timur hingga menemukan satu konklusi yang mengatakan bahwa, Filsafat
Indonesia adalah suatu Filsafat khas yang tidak barat tidak timur. dimana ia mengatakan bahwa
Filsafat Indonesia termanifestasi dalam ajaran Filosofis Mufakat, Pancasila, Pantun-Pantun,Hukum
Adat, Ketuhanan, Gotong Royong dan Kekeluargaan.

bukunya inilah yang menginspirasi terjadinya pembahasan dan penyelidikan terhadap Filsafat
Indonesia berkelanjutan. Dan Buku "Falsafah Indonesia" sekarang merupakan salah satu buku yang
dianggap atau dikategorikan sebagai buku langka yang hanya naskah aslinya terdapat di dalam
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI).

Soenoto (1929-*)

Soenoto adalah seorang yang termasuk dalam kelompok pengkaji Filsafat Indonesia. Ia lahir pada
tahun 1929 dan mulai mengenal Filsafat ketika pertama kali masuk Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, dimana Soenoto berhasil menyelesaikan Studi Sarjana dan Magister Ilmu Sosial dan
Politik. Dan melanjutkan Studi Doktoral di bidang Ilmu Sosial dan Politik di Vrije University di
Amsterdam, Belanda.

Sepanjang perjalanan akademisnya, Soenoto berhasil menyelesaikan beberapa karya-karya


hebatnya, adapun karya-karya yang berhubungan langsung dengan Filsafat Indonesia yakni. Menuju
Filsafat Indonesia: Negara-Negara di Jawa sebelum Proklamasi Kemerdekaan, terbit 1987. Pemikiran
tentang Kefilsafatan Indonesia, terbit 1983. dan Selayang Pandang Tentang Filsafat Indonesia, terbit
1981.

Soenoto dianggap oleh sebagian pemikir lainnya, telah berhasil menyempurnakan pemikiran awal
yang dirintis oleh M. Nasroen, dengan menelusuri tradisi-tradisi kefilsafatan Jawa lebih dalam dan
memberikan pandangan dan penjelasan yang detail terkait tradisi filsafat yang ditemukan.
Drs. R. Pramono (1952-sekarang)

R. Pramono adalah seorang Cendekiawan kelahiran Indonesia, tepatnya pada tahun 1952. R.
Pramono diikenal sebagai salah satu pelopor Filsafat Indonesia. R. Pramono, memulai perjalanan
karier intelektualnya sampai menjadi salah satu tokoh pelopor Filsafat Indonesia.

Salah satu karya Filsafatnya yang paling fenomenal adalah buku yang berjudul 'Menggali Unsur-
unsur Filsafat Indonesia'. Dimana didalamnya terdapat penjelasan tentang upaya untuk memperluas
ruang lingkup kajian-kajian filsafat Indonesia yang awalnya hanya mengkaji tradisi kefilsafatan Jawa,
oleh Soenoto.

Dapat disimpulkan bahwa filsafat Indonesia berarti segala Filsafat yang ditemukan dalam adat dan
kebudayaan kelompok etnik di Indonesia. Sepanjang kehidupan intelektualnya yang dihabiskan
dalam dunia Filsafat, R. Pranoto telah beberapakali menulis dan menerbitkan berapa karya-karya
Filsafat. diantaranya sebagai berikut :

Penelitian Pustaka: Beberapa Cabang Filsafat di dalam Serat Wedhatama. Terbitan 1982-1983.
Penelitian Pustaka: Gambaran Manusia Seutuhnya di dalam Serat Wedhatama. terbitan tahun 1983-
1984.Menggali Unsur-Unsur Filsafat Indonesia. terbitan tahun 1985.

Prof. Drs. Jakob Sumardjo (1939-sekarang)

Jakob Sumardjo adalah salah satu tokoh pelopor kajian Filsafat Indonesia dan pemerhati Sastra. yang
memulai karier intelektual kefilsafatannya di saat aktif menulis kolom di harian Kompas. Berbekal
dengan pemahaman hermeneutik yang dikuasainya, Ia telah berhasil melakukan upaya penelusuran
pada medan-medan makna dari kebudayaan yang berbahan material seperti, lukisan, alat musik dan
tarian hingga budaya intelektual seperti. Cerita, legenda rakyat, pantun, lisan dan teks-teks kuno.
yang secara filosofis merupakan warisan begitu agung bagi masyarakat Indonesia itu sendiri.

Pemikiran-pemikirannya tentang filsafat Indonesia, semuanya dituangkan didalam beberapa karya-


karya tulis yang berjudul. Buku Menjadi Manusia, 2001. Buku Mencari Sukma Indonesia: Pendataan
Kesadaran Keindonesiaan di tengah Letupan Disintegrasi Sosial Kebangsaan, terbitan AK Group 2003.
dan Buku Arkeologi Budaya Indonesia, penerbit Qalam 2002

Daffa Rizky Dwinardi

Anda mungkin juga menyukai