“The School of Athens” karya Raphael seniman abad Renaissance dari Italia
antara tahun 1509-1511. Lukisan ini ada di Istana Apostolik dan sekarang
menjadi Museum Vatikan. Kalau kita jeli, orang-orang di dalam lukisan
tersebut merupakan tokoh-tokoh filsafat yang sangat terkenal seperti Plato,
Aristoteles, Socrates, Ibnu Rusyd, dll
Belajar filsafat katanya bikin pusing. Bahkan ada yang takut kalo belajar
filsafat bisa membuat bingung dan mengacaukan pikiran. Ada yang bilang hati-
hati kalau belajar filsafat nanti bisa jadi Atheis. Lucu ya pandangan beberapa
orang tentang filsafat. Kalaupun filsafat itu bisa menyesatkan mengapa bisa
menjadi salah satu mata kuliah dasar di hampir semua jenjang di perguruan
tinggi? Pastilah filsafat ini penting bagi mahasiswa ketika menempuh
pendidikan di perguruan tinggi. Namun tidak sedikit yang bingung ketika
mempelajarinya. Kebingungan ini bisa jadi karena cara dosen dalam
membawakannya kurang menarik atau mahasiswa sendiri yang kurang giat
1
dalam belajar sehingga tidak mendapatkan pemahaman di ilmu tersebut jadi
akhirnya kapok untuk belajar lagi.
Kalau kita pelan-pelan belajar dan mendapatkan pengajar yang enak, filsafat
merupakan ilmu yang sangat menarik. Banyak pencerahan-pencerahan yang
kita dapatkan. Melalui filsafat kita mengetahui perkembangan suatu
ilmu/pengetahuan mulai dari era Yunani kuno dan pengaruhnya hingga saat ini.
Bisa dikatakan filsafat adalah “ibu dari segala ilmu” karena asal muasal ilmu
yang kita pelajari sekarang seperti fisika, astronomi, matematika, kimia,
merupakan hasil dari ilmu filsafat.
Di tulisan ini akan diringkas tentang perkembangan ilmu filsafat Yunani Kuno.
Narasumbernya adalah Romo A. Setyo Wibowo, Lulusan Program Doktoral
tahun 2007 di Paris I-Pantheon Sorbonne di bawah bimbingan Luc Brisson.
Saat ini kegiatannya sebagai dosen dan Ketua Program Studi Ilmu Filsafat STF
Driyarka Jakarta.
Romo A. Setyo Wibowo. Bersahaja, tenang, dan jelas dalam memberikan materi filsafat sehingga
peserta menjadi antusias dan tercerahkan (sumber: dokumentasi salihara)
2
Paris I-Pantheon Sorbonne, Bagian dari Universitas Paris yang sangat terkenal dan prestisius di
dunia. Banyak intelektual yang lahir di Universitas ini seperti Victor Hugo, Claude Levi-Strauss,
Roland Barthes, dll.
3
seperti kosmologi, astronomi, geografi, geometri, dan matematika hadir di kota
ini.
Peta Kota Miletos, di Ionia, Asia Minor. Sekarang masuk ke dalam wilayah Turki di Asia
4
Teater di Kota Miletus, Peninggalan Yunani Kuno
Rekonstruksi Kota Miletus. Kota yang tertata dengan rapi dan indah. Mungkinkah peradaban
zaman kuno sebetulnya “menyamai” peradaban saat ini
5
1. Polis-polis (negara kota) Yunani sekitar abad 6 SM sudah mulai stabil
2. Sudah mengetahui cara penulisan sebagai sarana untuk menyimpan dan
menyebarkan pengetahuan
3. Sejak abad 5 SM, polis-polis besar di Yunani sudah memiliki lembaga-
lembaga demokratis. Pengalaman di majelis atau pengadilan membuat
masyarakat Yunani paham pentingnya argumentasi kritis dan proses
refleksi yang mendasarinya.
4. Abada 6-5 SM adalah masa dimana ilmu Kedokteran, Astronomi, dan
Matematika berkembang subur di Yunani.
6
konsep-kosenp yang mereka buat menjadi landasan para pemikir hingga saat
ini.
7
Uraian di bawah ini akan membawa anda berkelana mengenal tokoh-tokoh
kaum Phusikoi, apa sumbangannya terhadap umat manusia dan latar belakang
hidupnya:
Thales
Thales membuka sekolah filsafat sekitar tahun 600-an SM di Miletos (ditempat
yang sama akan mengajar muridnya Anaximandros dan Anaximenes). Hidup
sekitar 637-547 SM. Thales tidak menulis apapun. Penemuannya tentang
konsep alam semesta berasal dari kutipan-kutipan para filsuf yang mencatat
beberapa ratus tahun kemudian setelah Thales meninggal.
8
1. Phusis segala sesuatu adalah air
2. Dunia ini mengambang di atas air. Makanan bersifat lembab, panas yang
muncul dari yang lembab, juga benih (sperma) yang memiliki kodrat
lembab
3. Besi berani memiliki jiwa. Jiwa yang bergerak. Jiwa yang punya prinsip
motoris
4. Berhasil meramalkan terjadinya gerhana matahari di Miletos tanggal 28
Mei 585 SM
5. Orang pertama yang membuktikan bahwa garis diameter membagi
lingkaran menjadi dua bagian
6. Menemukan metode untuk mengukur ketinggian piramida dengan cara
mengukur bayang-bayang dengan sumbernya.
Konsepsi Thales bahwa bumi terletak di atas air dan mengambang di atasnya
9
Skema prediksi Gerhana Matahari yang melewati Kota Miletus tanggal 28 Mei 585 SM.
Anaximandros
Berbeda dengan Thales yang merupakan gurunya, Anaximandros
meninggalkan tulisan. Ia hidup dari 610-547/546 SM. Kematangannya sekitar
tahun 565 SM (atau 20 tahun setelah Thales). Ia menolak jika phusis dari air
karena bertentangan dengan api dan menjadi tiada sehingga tidak mungkin itu
inti alam semesta.
10
Relief yang menggambarkan wajah Anaximandros di Museum Nasional Roma. Peradaban
Romawi menirunya dari peninggalan Yunani Kuno
11
Lokasi Apollonia sekarang merupakan wilayah Bulgaria
12
konsep Kosmologi menurut Anaximandros
Anaximenes
Phusikoi ketiga dari Melitos yaitu Anaximenes murid dari Anaximandros.
Hidup tahun 585-525 SM. Ia hanya memodifikasi dari para
pendahulunya. Baginya Phusis adalah udara karena udara adalah satu dasar
dan tak terbatas. Puncak hidupnya adalah tahun 546 SM. Ia adalah pemimpin
terakhir sekolah Miletos (pada tahun 494 SM, Miletos dikuasai Persia dan
dihancurleburkan). Menurut Anaximenes proses terjadinya kosmos karena
adanya gerakan tanpa henti yang menggunakan prinsip udara yaitu
pemampatan dan pemuaian. Jika udara memuai maka menjadi api, jika ia
memampat maka menjadi angin, jika lebih besar lagi maka menjadi air, lalu
menjadi tanah. Jika dimampatkan secara maksimum udara menjadi batu.
13
Anaximenes
Phythagoras
Pythagoras berasal dari Samos pulau kecil di laut Aegea. Ia bekerja sebagai
pemotong cincin. Pulau samos menjadi makmur di bawah Pemerintahan
Polikratos. Kedatangan dan penaklukan yang dilakukan Persia (522 SM) di
Samos kemudian MIletos (494 SM) membuat orang Ionia pergi mengungsi.
Entah karena kedatangan kaum Persia ke Samos atau Pemerintahan Polikratos
yang tiran membuat Pythagoras peri ke Kroton (Italia Selatan) tahun 530 SM.
14
Pythagoras. Namanya sudah sangat dikenal ya waktu kita SD
15
Pulau Samos, lokasi kelahiran Pythagoras. Sekarang masuk ke dalam wilayah Turki (Asia)
Pantai di Samos
16
Nelayan menyerahkan ikan ke raja polikratos
17
Kroton masuk di wilayah Italia Selatan, tempat Pythagoras menyebarkan “sektenya”
Porphyrios (Neoplatonian) lahir di Tyre, masuk ke jajahan Romawi. Sekarang masuk wilayah
Libanon
18
Lamblikhos lahir di Chalcis ad Belum, masuk jajahan Romawi. Sekarang
bernama Qinnasrin, negara Suriah.
Para anggotanya harus menaati aturan yang diberikan berupa larangan makanan
dan macam-macam simbol. Sementara anggota lain mendapatkan ajaran
tentang Aritmatika dan Geometri serta Kosmologi dan Akustik.
19
Teori Pythagoras untuk mengukur bangun datar segitiga. Ilmu ini sudah berusia 2400 tahun
lebih dan masih dipelajari umat manusia hingga kini
20
Phytagoras adalah orang yang banyak tahu dan seorang peneliti. Hal yang
menarik menurut Porphyrios, Pythagoras menekankan ajaran soal jiwa yang tak
mati (immortal) yang melekat dan berpindah-pindah (metempsikose) dalam
berbagai macam tubuh baik manusia maupun non-manusia. Mirip seperti
konsep Reinkarnasi dalam ajaran Hindu. Baginya Phusis adalah jiwa karena
tidak pernah mati.
Ia juga mengajarkan untuk tidak memakan daging binatang (vegetarianisme)
karena manusia dan binatang berada dalam satu spesies yang sama.
Menurutnya jiwa manusia akan kembali secara abadi, artinya dalam kondisi
yang sama ketika didunia.
Ilustrasi tentang reinkarnasi, ajaran dari Pythagoras. Kalau berperilaku buruk jadi hewan, kalau
berperilaku baik menjadi manusia. Jiwa kekal tidak akan mati, hanya berpindah-pindah dari
tubuh satu ke tubuh lain
Xenophenes
Berasal dari Kolophon di Ionia, Asia Minor. Ia meninggalkan kotanya pada
usia 25 tahun karena diserang Persia tahun 545
SM. Menurutnya phusis adalah Tuhan. Semua terjadi secara mekanis dan
dibawah hukum keniscayaan Tuhan. ArtinyaTuhan sudah menciptakan alam
semesta ini sesuai dengan aturannya sebagai yang Maha Kuasa. Diskusi yang
sangat menarik adalah Tuhan dikatakannya sebagai satu, ia adalah yang paling
besar diantara semua Tuhan dan semua manusia. Ia tidak mirip dengan manusia
21
yang nantinya mati, ataupun tidak sama dengan yang manusia pikirkan dan
segala wujud yang ada di semesta ini. Phusis Tuhan tidak memiliki awal,
tengah , maupun akhir. Pemikiran Xenophanes bertentangan dengan Bangsa
Yunani yang menganut banyak dewa. Xenophenes mengkritik tajam bahwa
Tuhan disesuaikan dengan citra mereka sendiri. misalnya jika Dewa dari
bangsa Yunani dicirikan bermata biru tapi jika Dewa dari Ethiopia dicirikan
berkulit hitam dan pesek.
22
Pandangan Xenophanes tentang Tuhan sungguh menarik karena membedakan
pengetahun pada tingkat prinsip dan fenomenal. Pada tingkat prinsip Tuhan itu
sesuatu yang lebih tinggi dari apapun. Para tingkat fenomenal, Tuhan tidak bisa
dikatakan tak terbatas karena ini menurut tafsiran manusia yang terbatas. Tak
terbatas karena manusia tidak mampu menjangkaunya secara inderawi. Padahal
Tuhan lebih dari apa yang digambarkan manusia sebagai tak terbatas.Ia juga
dijuluki Bapak Skeptisisme karena mengajak orang untuk memeriksa kembali,
apakah itu proyeksi pikiran belaka. Ia menganjurkan setiap pengetahuan yang
didapat melalui inderawi harus diperiksa kembali.
Herakleitos
Lahir di Efesus tahun 540 SM. Ia dikenal sebagai orang yang pemikirannya
gelap, punya karakter sombong dan tinggi hati. Katanya Pythagoras dan
Xenophanes belum berpikir secara benar. Bagi Herakleitos Phusis adalah
api. Ia menggambarkan kosmos sebagai yang tertata dan menyatu. Ia
menemukan bahwa yang tetap dalam segala perubahan semesta adalah api,
kekal, dan tidak memiliki asal-usul.
Herakleitos
23
Ia membuat teori tentang Pantha Rei, artinya semua mengalir. Segala sesuatu
berubah dan tidaklah sama dengan yang dulu. Seperti air sungai yang mengalir
dan berubah.
Bagi Herakleitos hal-hal yang bertentangan justru menjadi kondisi (syarat) bagi
munculnya segala sesuatu. Seperti kelak apa yang diungkapkan filsuf Jerman
oleh Georg Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831 M) tentang tesis-anti tesis =
sintesis.
24
Ia mengatakan bahwa untuk mengetahui tentan realitas semesta ini jangan
berhenti dengan persepsi inderawi. Tapi harus menggunakan logos yang artinya
rasio, logika, cara berpikir. Logos untuk memahami realitas yang berubah-
ubah. Dengan demikian untuk menangkap realitas ini butuh pengetahuan lewat
panca indera juga ditambah dengan akal.
Parmenides
Parmenides lahir di Elea (Velia) di wilayah Yunani. Menurut Parmenides
pengetahuan inderawi adalah salah yang benar adalah lewat logos. Baginya
Phusis adalah ada. Untuk mencari atau meneliti sesuatu harus ada dulu,
karena kalau tidak ada percuma. Tentu tidak mungkin bisa dicari kalau itu tidak
ada. Ia juga menekankan tentang pemikiran logis. Kita hanya bisa berpikir
karena ada sesuatu yang dipikirkan. Perminedes menyimpulkan bahwa yang
ada itu ada; yang tidak ada itu tidak ada.
Parmenides
25
Elea (Velia) tempat kelahiran Parmenides dan Zenon
Parmenides percaya bahwa alam semesta ini dulu sudah ada, sekarang ada, dan
esok lusa juga tetap ada. Parmenides adalah yang pertama kali membawa
filsafat ke spekulasi mendalam tentang ada dan pikiran kita.
Menurut plato, “ada” dan “tidak ada” adalah berkaitan (relasional). Kita bisa
mengatakan tiada ada karena kaitannya dengan ada. Juga sebaliknya. Yang
“tidak ada” itu juga merupakan bentuk lain dari “ada” (tidak ada adalah ada).
Maka Platon akan berbicara “ada” dan “yang lain” (other).
Zenon
Zenon berasal dari Elea. Hidup sekitar tahun 490-430 SM. Ia adalah sahabat
sekaligus murid tersohor dari Parmenides. Zenon merupakan pencetus sofisme
yaitu paham yang mengetengahkan cara berpikir yang nampaknya benar
padahal salah.
Zenon (paling kanan) sedang menunjukkan pintu untuk kebenaran dan kesalahan
26
Zenon mengatakan bahwa yang ada, ada; tidak ada, tidak ada; tidak memiliki
realitas. Artinya bahwa realitas perubahan itu tidak bisa dipikirkan. Yang
“menjadi” tidak bisa dipikirkan.
Bagi Zenon, “gerak” itu ternyata tidak bisa dipikirkan. Ia mengandaikan
tentang anak panah yang bergerak dari titik A ke titik B. untuk mencapai ke B,
anak panah itu harus melewati titik-titik yang lain, yang menurut Zenon tidak
pernah sampai. Ini sangat bertentangan dengan yang kita alami bahwa kita
semua sebenarnya adalah bergerak. Namun itulah filsafat. Mengajak kita
berpikir keras. Apakah memang kita benar-benar bergerak.
Mengenai pendapat Zenon, dapat digambarkan tentang cerita epic Yunanti
yaitu Achilles yang mengejar kura-kura. Achilles dikenal berkaki ringan tapi
tidak mampu mengejar kura-kura di depannya. Karena begitu ia mengejar kura-
kura di titik tertentu, si kura-kura sudah mencapai di titik depannya. Begitu
seterusnya. Sampai akhirnya Achilles tidak pernah bisa mengejar kura-kura.
27
bisa diketahui lewat inderawi maupun menggunakan proses berpikir
(intelektual).
Empedokles
28
Agrigente adalah kota puncak bukit di pantai barat daya Sisilia. Agrigente dengan artefak dan
Telamon (patung laki-laki besar). Kuil ini dibangun saat Empedokles masih muda, sekitar tahun
470 SM )
29
Anaxagoras
Klazomene (Turki)
30
Wilayah Klazomene sekarang
“Tuannya” Anaxagoras, Pericles. Negarawan Athena (Yunani) yang berhasil membawa ke masa
kejayaan. Dia adalah orator dan Jendral Athena selama perang dengan Persia (Iran) dan
Pelopponesos (Yunani). Di era kepemimpinannyalah (461-429 SM) Ia membangun Akropolis
termasuk Parthenon yang saat ini masih ada
31
Lampsakhos, tempat pembuangan Anaxagoras hingga ia meninggal
Kemudian yang paling akhir dalam pemikir Yunani Kuno adalah dari Kaum
Atomis, melalui tokohnya Demokritos (460-371 SM) lahir di Abdera. Hidup
satu masa dengan Socrates. Kemudian Leukippos (480-420 SM) lahir di
Abdera. Leukippos merupakan guru dari Demokritos.
Demokritos
32
Leukippos
Abdera (Makedonia)
33
Kota kuno Abdera adalah kota yang kaya. Kota pelabuhan dan perdagangan. Kota ini kemudian
dijajah oleh Persia yang dipimpin oleh Darius I tahun 496 SM
34
Teori Atom menurut Demokritos
35
36
BERKENALAN DENGAN SOFISME : BAGIAN 2
Pada tulisan sebelumnya, kita telah mengenal kaum Phusikoi yaitu para
pemikir yang berusaha memahami hakekat alam semesta. Mulai dari
Thales: Phusi itu air, Anaximenes: phusi itu udara, Herekleitos: Phusi itu api,
lalu dilanjutkan dengan Empedokles dimana alam tersusun atas empat unsur
yaitu: air, udara, api, tanah. Kemudian Anaximandros mengatakan bahwa phusi
adalah apeiron (ketakterbatasan) yang tidak menyerupai apapun, Phytagoras:
phusi adalah jiwa yang abadi dan tak mati (hanya berpindah-pindah),
Xenophanes: Phusi adalah Tuhan (satu yang utama dan penguasa segala
sesuatunya), Parmenides: Phus adalah ada (yang bias diketahui lewat
logos/rasio/akal) , Zenon: Phusi adalah yang menjadi tak bias dipikirkan,
Anaxagoras: Phusi adalah ada dalam semua, Demokritos: Phusi adalah atom-
atom dengan kekosongan.
Para pemikir di atas telah membuka jalan bagi umat manusia untuk memahami
hakekat alam semesta dengan menguraikan cara pemikiran yang terstruktur dan
lepas dari segala mitos dewa-dewa.
Pada tulisan kali ini, saya akan membawa anda masuk ke era Sofisme. Era ini
adalah era peralihan dari para pemikir yang memahami hakekat alam yang
begitu luas ke era pemikiran yang berusaha memandang ke dalam diri manusia.
Lukisan tentang kematian Socrates oleh pelukis Prancis Jacques-Louis David. Terlihat Socrates
memakai jubah putih sebelah kiri yang meminum racun dari cangkir. Beberapa muridnya, tua dan
muda mengalami kesedihan karena kematian gurunya
37
Sofisme bukanlah Sufisme (tasawuf) yang mengajarkan tentang cara
menyucikan jiwa untuk mencapai kebahagiaan yang abadi. Sofisme di sini
merujuk kepada aliran filsafat dan retorika pada periode Yunani klasik serta
Hellenistik. Kata ini berasal dari kata Yunanti Sophos (bijaksana) dan kata
kerja sophizesthai. Makanya ada kata dalam bahasa Inggris yaitu Sophistical
atau sophisticated (canggih). Misalnya “wah omonganmu sophisticated sekali!”.
Kaum sofis muncul sekitar abad 450-380 SM, periode kejayaan Athena setelah
dua kali menang melawan Persia sampai dengan keruntuhannya karena perang
saudara melawan Sparta. Pada masa ini mulai muncul pertama kalinya profesi
pengajar (guru) yang dibayar dan pengacara. Mereka dikritik tajam karena
menjajakan filsafat untuk mencari uang. Namun disisi lain dari sofisme ini
merupakan awal mula system persekolahan modern. Saat kejayaan Athena (5
SM) dimana sistem Demokrasi tumbuh adalah lahan kaum sofisme
menampilkan diri dengan kepintaran kata-katanya. Kesuksesan anak-anak
muda ditentukan dengan cara mereka berargumen di lembaga demokratis.
38
Thrasymakhos
39
Glaukon
40
Protagoras
Lukisan karya Salvatore Rosa dari Italia. lukisan ini terinspirasi dari sofisme. “Sophist as a
teacher for hire, Man is the measure of All things”.
41
polis yang mengusungnya. Bila masih cocok nilai itu kita pegang, tapi kalau
tidak nilai itu kita buang.
Pengajaran etis kaum sofis memang memusatkan perhatian kepada manusia
dan membebaskan cara berpikir orang Athena dari kekolotan pola pikir agamis
dan kosmoginis (studi tentang kejadian alam). Protagoras terkenal dengan
ungkapannya: “Man is the measure of all things” (Manusia adalah ukuran
segala sesuatu) dalam bahasa Yunani “Panton khrematon metron estin
anthropos. Artinya bila adil itu menjalankan dan melakukan sesuai dengan
hukum, sementara hukum adalah ciptaan manusia, maka manusialah yang
mengatur apa yang adil tersebut sesuai kepentingan masing-masing. Tidak ada
tolak nilai universal untuk keadilan. Yang membuat nilai universal adalah
manusianya.
Protagoras terkenal dengan pengarang Argumen Berlawanan (Contrasting
Arguments) yaitu dalam debat apa pun setiap orang bias meletakkan dirinya di
sisi manapun. Teknik argumen in menggunakan argumen lemah untuk
mengalahkan argumen yang kuat. Menurut Protagoras, kebeneran adalah untuk
orang yang menang. Tidak mementingkan fakta melainkan mampu
mengargumentasikan persepsi atau pandangan anda yang paling benar.
Ia juga mengatakan dalam setiap persepsi terkandung relativisme. Contoh
paling mudah adalah saat ada dua orang A dan B dalam satu ruangan yang
sama. Si A mengatakan udara “dingin”. Sementara si B mengatakan udara
“gerah”. Jadi mana yang benar? Keduanya sama-sama benar. Relativisme
adalah sesuatu bias dikatakan sebagai sesuatu dalam arti tertentu atau lainnya
dan dalam relasinya dengan orang tertentu atau hal lainnya. Kedua orang A dan
B mengemukakan persepsi bukan fakta. Jika fakta maka bisa menggunakan
thermometer, sehingga persepsi menjadi terabaikan.
Doktrin Protagoras merujuk ke persepsi inderawi berkenaan dengan ada atau
tidak adanya sesuatu. Sesuatu itu ada jika ada, maka tidak ada jika tidak ada
menurut persepsi inderawi. Persepsi merupakan tangkapan dari panca indera.
Protagoras dituduh atheis karena mengeluarkan doktrin relativisme ini. Ia diusir
dari Athena dan buku-bukunya di bakar.
42
Gorgias
Sofisme yg tumbuh subur di era demokrasi mendapat perlawan dari plato (juga
Aristoteles). Tanpa telos (tujuan yang disepakati bersama) sulit untuk
mendapatkan aturan guna disepakati bersama untuk
mencapainya. Telos berfungsi untuk menyediakan koreksi-koreksi secara
internal bila terjadi penyimpangan di masyarakat. Dengan adanya telos dapat
disepakati untuk menjadi tolak ukur di masyarakat apa yang menyimpang dan
tidak menyimpang, sehingga dapat diarahkan menuju kebaikan. Bagi Plato dan
Aristoteles, telos adalah kebaikan yang bersifat universal sehingga dapat
43
berguna untuk mengatur dan menata realitas agar benar-benar terarah pada
sesuatu yang baik.
Dalam sofisme kebaikan atau kebenaran adalah soal penggunaan kata-kata.
Sementara Plato dan Aristoteles menggunakan logos untuk mencapai
kebenaran. Pencarian kebenaran adalah pencarian tanpa kepentingan apa pun
kecuali kepentingan kebenaran itu sendiri. Platon memerangi sofisme. Ia
mengutuk cara berpikir dan metode logika mereka. Di satu sisi, kaum sofis
adalah pendidik tulen yang memunculkan fenomena budaya intelektual baru di
Athena. Mereka menggukan akal secara maksimal. Namun kaum sofis jatuh
dalam bahaya sophistuqurie (pintar berbicara untuk menipu). Dengan sombong
melogiskan sesuatu dan merasionalkan segala hal sehingga membuat sofisme
banyak membual.
44