Anda di halaman 1dari 6

TENTANG KEBANGKITAN

(al-Ba’ts)

Disusun Oleh:

Widhi Nugroho R (1704016007)

Ayda Putri (1704016008)

Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam

Fakultas Ushuluddin dan Humaniora

Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

2019
A. Pendahuluan
Hari kebangkitan dalam Islam dimulai setelah peniupan sangkakala oleh malaikat Israfil
atas perintah Allah SWT. Banyak ulama yang berbeda pendapat mengenai jumlah tiupan
sangkakala ini, Ibnu Taimiyah menyatakan, dalam Al Qur’an mengabarkan jumlahnya adalah
tiga kali tiupan.
Yang pertama adalah tiupan Al Fa’zu atau tiupan yang mengejutkan. Sebagaimana
disebutkan dalam surat An-Naml ayat 87. Allah Ta’ala berfirman :
”Dan ingatlah hari dimana ditiupnya sangkakala, maka terkejutlah segala yang ada
dilangit maupun dibumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah”.
Yang kedua adalah tiupan As-Sha’iq atau tiupan yang mematikan, tiupan ini sangat
memekakkan telinga sehingga siapapun yang mendengarnya akan mati.
Yang ketiga adalah tiupan qiyam atau kebangkitan. Setelah tiupan ini bangkitlah manusia
dari kuburnya untuk menghadap Allah dan menerima buku catatan amal perbuatannya
sewaktu di dunia. Dua macam tiupan ini ada pada firman Allah surat Az Zumar ayat 68.
“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah semua makhluk baik yang dilangit maupun yang
dibumi kecuali yang dikehendaki Allah. Kemudian sangkakala itu ditiup sekali lagi dan
bangkitlah mereka dan menunggu putusannya masing masing”.
Dalam Islam, apapun alirannya pasti mempercayai bahwa suatu saat manusia akan
dibangkitkan kembali untuk dimintai pertanggungjawabannya, termasuk aliran Syiah.
B. Hakikat Ruh
Para teolog dan filsuf baik dari Syiah maupun Sunni tentu saja memiliki pandangannya
masing-masing mengenai hakikat ruh. Dalam hal ini Syiah berpendapat bahwa ruh dan jasad
merupakan dua realitas yang bertentangan. Karena melalui kematian jasad kehilangan ciri-ciri
kehidupan dan secara perlahan-lahan hancur. Tetapi tidak dengan ruh. Jadi kehidupan pada
hakikatnya adalah milik ruh. Ketika ruh menyatu dengan jasad maka akan memperoleh
kehidupan, sebaliknya saat ruh berpisah dengan jasad, akan menimbulkan kematian. Jasad ini
telah kehilangan fungsinya sedangkan ruh akan terus ada. 1

1
Muhammad Husain. Mazhab Kelima : Sejarah Ajaran dan Perkembangannya. Jakarta: Nur Al-Huda.2007. Hlm.
205
C. Pengertian
Al Ba’ts atau hari kebangkitan adalah hidupnya kembali manusia setelah sebelumnya
mengalami kematian. Kehidupan ini dimulai setelah ditiupnya sangkakala yang kedua, ada
yang mengatakannya ketiga. Dalam aliran Syiah hari kebangkitan ini lebih dikenal dengan
nama Al Ma’ad.
Ma’ad berarti kembalinya kehidupan manusia setelah kematian pada hari kiamat. Maad
secara Bahasa juga berarti kembali dan secara istilah adalah kembalinya ruh kedalam badan
pada hari kiamat sehingga ia hidup untuk yang kedua kalinya dan akan diberikan balasan
sesuai dengan amal perbuatannya. Orang yang melakukan kebaikan akan dimasukkan
kedalam surga dan tentu saja memperoleh kenikmatan sedangkan orang yang berbuat jahat
akan mendapat siksaan neraka.
Syiah meyakini bahwa pada hari kiamat nanti setiap orang akan menerima buku catatan
amalnya masing-masing. Orang salih akan menerimanya dengan tangan kanan, sementara
orang fasik akan menerima dengan tangan kirinya. Syiah meyakini bahwa di akhirat nanti
akan ada timbangan amal dan jembatan Sirathal Mustaqim, yaitu jembatan yang terbentang di
atas neraka, yang akan dilalui oleh setiap orang. Akan tetapi, untuk dapat selamat dari
timbangan atau mampu melewati jalan yang amat berbahaya itu bergantung pada amal
perbuatan manusia itu sendiri.
Syiah meyakini bahwa para Nabi, Imam, dan Waliyullah akan memberi syafaat kepada
sebagian pendosa dengan izin Allah, sebagai bagian dari pemberian maaf Allah kepada
hamba-hamba-Nya. Akan tetapi, izin itu hanya diberikan kepada orangorang yang tidak
memutus hubungan dengan Allah dan para kekasih-Nya. Dengan demikian, syafaat tidak
berlaku mutlak, tetapi dengan syarat-syarat tertentu, yang ada hubungannya dengan amal dan
niat kita.2
Ada beberapa teori mengenai Ma’ad ini. Menurut para filosof yaitu kembalinya ruh.
Mereka berpendapat bahwa ruh adalah asal bagaimana manusia itu hidup. Dan pada saat
kematiannya, ruh itu lepas dari jasad untuk selamanya. Karena itulah, peranan tubuh akan
hilang setelah kematian yang disebabkan keluarnya ruh dari jasad manusia. Berdasarkan hal
ini juga, menurut para filosof, siksa ataupun kenikmatan nantinya hanya akan dialami oleh

2
Tim Ahlul Bait Indonesia. Buku Putih Mazhab Syiah: Menurut Para Ulamanya yang Muktabar. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Ahlul Bait Indonesia. 2012. Hlm.27
ruh. Pendapat ini banyak yang mendukungnya, tetapi tidak ada dalil yang kuat mengenai
pandangan ini.
Yang kedua adalah menurut Jumhur Ulama. Menurut para ulama, baik yang dahulu
maupun sekarang, berpendapat bahwa kebangkitan terlaksana dalam bentuk yang sempurna.
Jadi pada saat dibangkitkan ruh dan tubuh seluruhnya ikut bangkit kembali.3
D. Dalil Kebangkitan
Kita tidak mungkin membuktikan adanya kehidupan setelah kematian hanya dengan
mengandalkan rasio saja. Dalam Al Qur’an telah dijelaskan bahwa Hari Kiamat itu pasti
terjadi. Beberapa ayat Al Qur’an yang membahas Hari Kebangkitan dapat kita bagi menjadi
lima kelompok.
Yang pertama, Al Qur’an berbicara mengenai pengumpulan tulang belulang manusia.
Allah SWT berfirman dalam surah Al Qiyamah ayat 3-4.
“Apakah manusia mengira bahwa kami tidak akan mengumpulkan tulang belulangnya?
Bukan demikian, melainkan kami menyusunnya kembali jari jemarinya dengan sempurna”.
Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa bukan hanya dikumpulkannya tulang belulang
manusia pada hari kebangkitan nanti, melainkan disusun dengan rapi dan sempurna.
Yang kedua, kebangkitan manusia dan pengumpulan anggota tubuhnya yang hancur dan
berserakan. Allah berfirman pada surat Al Baqarah ayat 260.4
Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata. “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana
engkau menghidupkan kembali orang mati”. Allah berfirman ”Belum yakinkah kamu?”.
Ibrahim menjawab “Aku telah meyakininya, tetapi agar hatiku tetap mantap”. Allah
berfirman “Ambillah empat ekor burung dan cincanglah semuanya”. “Lalu letakkan diatas
tiap-tiap satu bukit satu dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka. Maka niscaya
mereka akan datang kepadamu”.
Yang ketiga adalah ayat yang berbicara mengenai kebangkitan manusia dari dalam kubur
mereka. Sudah semestinya apabila keluar dari kubur maka tubuhlah yang keluar, bukan ruh.
Allah berfirman pada surat Al Hajj ayat 7.
Dan sesungguhnya hari kiamat itu datang. Tak ada keraguan padanya. Dan bahwasanya
Allah membangkitkan semua orang dari dalam kubur.

3
Sayyid Motjaba. Teologi Imam Syiah: Aqidah Alternatif. Jakarta: Penerbit Al-Huda.2005. Hlm 198
4
Ibid. Hlm. 200
Yang keempat adalah ayat yang berbicara tentang kesaksian setiap anggota tubuh manusia.
Allah berfirman pada surat Fusshilat ayat 19.
Dan hari ketika musuh-musuh Allah digiring ke neraka lalu mereka dikumpulkan.
Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka
menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang mereka kerjakan.
Yang kelima adalah ayat yang mengilustrasikan kenikmatan dalam surga dan azab dari
neraka. Allah berfirman pada surat Al Waqiah 20-24.
Dan buah-buahan apa yang mereka pilih, dan daging dari yang mereka inginkan. Dan ada
bidadari yang bermata laksana mutiara. Sebagai balasan bagi apa yang mereka kerjakan.
Sedangkan mengenai siksa atau azab di neraka Allah berfirman pada surat Al Waqiah 42-
44.
Dalam siksaan angin yang sangat panas dan air yang mendidih, dan naungan asap yang
hitam. Tidak sejuk dan tidak menyenangkan.
E. Pengingkar Ma’ad
Meskipun dalam Al Qur’an telah dijelaskan mengenai kepastian adanya hari kebangkitan,
ada juga golongan yang tidak percaya atau mengingkari adanya Al Ma’ad ini. Golongan ini
memiliki beberapa alasan mengapa mereka tidak percaya kepada hari kebangkitan ini.
Yang pertama adalah bercampurnya tubuh manusia dengan bumi menyebabkan tubuh
tersebut sulit teridentifikasi maupun dipisahkan dengan orang lain. Yang kedua adalah mereka
berpendapat bahwa persoalan tersebut tidak ada hikmahnya bagi kehidupan.5
F. Penutup
Al Ma’ad merupakan salah satu ajaran yang wajib diimani khususnya pada aliran Syiah.
Untuk memahami Al Ma’ad tersebut maka kita harus mengetahui hakikat ruh terlebih dahulu.
Setelah dibangkitkan manusia akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah atas segala
perbuatannya ketika di dunia. Selain itu mereka juga percaya para Nabi, Imam dan Waliyullah
dapat memberikan syafaat.
Baik aliran Syiah atau apapun, selama itu masih dalam lingkup Islam maka harus
mempercayai adanya hari kebangkitan dan karena itulah selama kita hidup didunia ini
diharapkan dapat memberikan banyak manfaat kepada sesama kita.

5
Ibnu Qayyim. Faedah Al-Qur’an. Yogyakarta: DIVA Press.2009.Hlm.37
Daftar Pustaka
Husain, Muhammad. 2007. Mazhab Kelima : Sejarah Ajaran dan Perkembangannya.
Jakarta: Nur Al-Huda.
Tim Ahlul Bait Indonesia. 2012. Buku Putih Mazhab Syiah: Menurut Para Ulamanya yang
Muktabar. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Ahlul Bait Indonesia.
Motjaba, Sayyid. 2005. Teologi Imam Syiah: Aqidah Alternatif. Jakarta: Penerbit Al-Huda.
Qayyim, Ibnu. 2019. Faedah Al-Qur’an. Yogyakarta: DIVA Press.

Anda mungkin juga menyukai