Disusun oleh:
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat,taufik dan hidayah- Nya, sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah Tafsir Tematik . Shalawat beserta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai tauladan bagi umat
manusia. Dan semoga kita semua mendapatkan syafa’atnya pada hari kiamat nanti.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah tafsir tematik, Selain itu makalah itu juga bertujuan untuk menambah wawasan
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karna itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang dapat saya jadikan pelajaran
agar kedepannya saya dapat membuat makalah dengan baik lagi.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... 2
BAB 1 ................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 4
BAB 11 ................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 5
PENUTUP .......................................................................................................................... 14
Kesimpulan ..................................................................................................................... 14
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Rukun iman yang kelima adalah beriman kepada hari akhir. Iman kepada hari
akhir adalah percaya akan adanya hari akhir. Hari akhir adalah hari berakhirnya
kehidupan dunia. Pada saat itu baik dan buruknya perilaku seseorang akan dicatat
bergantung bagaimana kadar keimanan seseorang dalam hatinya. Iman kepada hari
akhir merupakan sesuatu yang wajib kita imani sebagai umat muslim, walaupun
kita tidak mengetahui kapan akan datangnya hari akhir tetapi di al-Qur’an sudah
dituliskan di wajibkan untuk semua kaum muslimin untuk mengimaninya, mengimani
hari akhir adalah salah satu cara agar kita bisa selalu meningkatkan keimanan kita
kepada Allah SWT, karena dari kita sudah banyak yang terlena dengan kehidupan
duniawi, yang hanya mengedepankan kehidupan duniawi dan membelakangkan dunia
akhirat.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian iman kepada hari akhir?
2. Apa saja tanda-tanda hari akhir?
3. Apa saja nama-nama hari akhir?
4. Apa hikmah beriman kepada hari akhir?
5. Ayat-ayat keimanan kepada hari akhir
4
BAB 11
PEMBAHASAN
س ٰعى ِب َما نَ ْفس كل لِتج ْٰزى ا ْخ ِفيْ َها اَكَاد ٰاتِيَة الساعَةَ اِن
ْ َت
“Sungguh, hari Kiamat itu akan datang, Aku merahasiakan (waktunya) agar setiap
orang dibalas sesuai dengan apa yang telah dia usahakan.” (Q.S At-taha :15).
Iman kepada hari akhir merupakan rukun iman yang kelima yang harus diyakini oleh
setiap umat Islam. Segala perbuatan yang dilakukan oleh setiap manusia, baik maupun
buruk akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Oleh sebab itu, keimanan kepada
Hari Akhir hendaknya dijadikan landasan utama untuk menyadarkan diri agar selalu
taat kepada ajaran Allah Swt. Banyak ayat dan hadis yang memerintahkan kita agar
meyakini datangnya Hari Akhir, diantaranya adalah firman Allah Swt.:
1
Syahrin Harapan dan Hasan Bakti Nasution,ensiklopedia akidah islam, (Jakarta: Predana Media Group,2003), Cet ke-2, hal
324
5
َ ي ْوقِن ْو َن ه ْم ٰاخِ َر ِة
ْْو ِبال ۚ قَ ْب ِلكَ ِمنْ ا ْن ِز َل َو َما اِلَ ْيكَ انْ ِز َل ِب َما ي ْؤمِن ْونَ َوال ِذ ْي َن
“Dan mereka yang beriman kepada (al-Quran) yang diturunkan kepadamu
(Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka
yakin akan adanya akhirat” (Q.S. al-Baqarah: 4)
6
C. Nama-nama hari akhir
Nama-nama hari akhir yang diberikan oleh Allah menggambarkan keadaan hari
kiamat hingga saat manusia dibangkitkan, dihisab, dan mendapat balasan dari Allah
Swt. Nama-nama hari akhir sebagai berikut:
1. Yaumul Qiyamah (hari kiamat).
2. Yaumul Rajifah (hari lindu besar).
3. Yaumus Sabiqah (hari kegoncangan).
4. Yaumuz Zalzalah (hari kegoncangan/keruntuhan).
5. Yaumul Haqqah (hari kepastian).
6. Yaumul Qariah (hari keributan).
7. Yaumul Akhir (hari akhir).
8. Yaumut Tammah (hari bencana agung).
9. Yaumul Asir (hari sulit).
10. Yaumun La Raiba Fihi (hari yang tidak ada lagi keraguan padanya).
11. Yaumul Ba'ats (hari kebangkitan).
12. Yaumut Tagabun (hari terbukanya segala keguncangan).
13. Yaumun Nusyur (hari kebangkitan).
14. Yaumut Tanad (hari panggilan).
15. Yaumul Mizan (hari pertimbangan).
16. Yaumun La Tajzi Nafsun An Nafsin Syaian (hari yang tidak dapat seseorang
diberi ganjaran oleh yang lain sedikit pun).
17. Yaumul Jami (hari pengumpulan).
18. Yaumul Fashl (hari pemisahan).
19. Yaumul Waqiah (hari kejatuhan).
20. Yaumul Mahsyar (hari berkumpul).
21. Yaumud Din (hari keputusan).
22. Yaumut Talaq (hari pertemuan).
23. Yaumul Jaza’ (hari pembalasan).
24. Yaumul ‘Ard (hari pertontonan).
25. Yaumul Gasyiyah (hari pembalasan).
26. Yaumul Khulud (hari yang kekal).
7
27. Yaumul Khizyi (hari kehinaan).
28. Yaumul Waid (hari ancaman).
29. Yaumul Hisab (hari perhitungan)
Semua ciptaan Allah Swt. yang lahir di dunia mempunyai hikmah karena Allah Swt.
tidak menjadikan sesuatu sia-sia belaka tanpa tujuan dan hikmah di dalamnya. Di
bawah ini beberapa hikmah iman kepada hari akhir:
1. Muncul rasa kebencian yang dalam kepada kemaksiatan dan kebejatan moral yang
mengakibatkan murka Allah Swt. di dunia dan di akhirat.
8
5. Senantiasa menghindari niat-niat yang buruk apalagi melaksanakannya.
6. Menjauhkan diri dari asumsi-asumsi yang mengkiaskan apa yang ada di dunia ini
dengan apa yang ada di akhirat.
"Sesungguhnya Allah Ta'ala, seusai menciptakan langit dan bumi, maka Dia
menciptakan sangkakala, lalu Dia berikan kepada Israfil. (setelah menerima benda itu),
Israfil meletakkannya ke mulutnya sambil menatap terus ke 'Arsy, menunggu kapan
diperintahkan untuk meniup. Aku bertanya, kata Abu Hurairah, ya Rasulullah, apa itu
sangkakala? Rasul menjawab, Tanduk. Abu Hurairah bertanya pula, 'Bagaimana tanduk
itu?' Rasul menjawab, 'Besar'. Lalu beliau terangkan, 'Demi Allah yang mengutus aku
dengan membawa kebenaran, sesungguhnya besar lingkarannya adalah seluas langit
dan bumi. Sangkakala itu akan ditiup tiga kali. Yang pertama tiupan mengejutkan
(Nafkhatul Faza'). Kedua tiupan mematikan (nafkhatus Sha'iq). Dan yang ketiga tiupan
membangkitkan (Nafkhatul Qiyam), untuk menghadap kepada Tuhan semesta alam.
2 Ahmad ibn Abi Bakr ibn Ismail al-Busiri, Ithaf al- Khayrah al- Mahrah,(Riyad: Dar al-Watan,1999), Juz 8, hal.148.
9
1. Bumi
Banyak ayat yang menjelaskan secara terperinci tentang kondisi bumi pada saat kiamat
terjadi. Semuanya menerangkan tentang ketakutan, keruntuhan, dan kehancuran
dahsyat yang menimpa bumi.
Pada saat itu gunung-gunung, lautan, sungai-sungai, gurun pasir, dan lembah-lembah
hancur hingga tidak menyisakan bekas kehidupan manusia di permukaannya, baik
berupa gedung, tempat tinggal, kebun-kebun, jalan-jalan ataupun jembatan- jembatan.
Informasi ini telah Allah beritahukan kepada manusia, Allah telah menjelaskan bahwa
Dia telah menjadikan segala sesuatu yang ada di muka bumi baik berupa perhiasan
ataupun limpahan kebaikan dan rezeki sebagai cobaan dan ujian bagi hamba-hamba-
Nya. Jika janji Allah telah datang, Allah akan mengembalikan segala yang telah
diberikan kepada kita, sehingga warisan itu kembali pada pemiliknya yang telah
mengamanatkan pada kita. Oleh karena itu, gunung-gunung, lautan, sungai-sungai, dan
segala yang ada di atasnya dijadikan tandus dan rata dengan tanah. 3 Allah berfirman
dalam Surat al-Kahf ayat 7 dan 8:
علَى َما َجعَ ۡلنَا إِنا ِ سن أَيهمۡ لِنَ ۡبل َوهمۡ ل َها ِزينَة ۡٱأل َ ۡر
َ ض َ علَ ْي َها َما لَ ٰ َجعِلونَ َوإِنا – عَ َمال أ َ ۡح
َ صعِيدا
َ اْجرز
"Sesungguhnya kami Telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya,
agar kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. Dan
Sesungguhnya kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi
tanah rata lagi tandus."(QS al-Kahfi:7-8).
2. Gunung
Gunung-gunung merupakan bukti luar biasa dari Allah yang dengannya Allah
menghiasi bumi dan mengokohkannya.Gunung-gunung inilah yang telah diletakkan
dan ditancapkan Allah di muka bumi sebagai pasak. Allah jadikannya sebagai
kesenangan dan keindahan bagi manusia, memiliki banyak manfaat bagi manusia,
barang tambang seperti logarn, besi, emas, dan perak yang memiliki banyak manfaat
dalam kehidupan manusia telah menjadikannya suatu anugrah yang tidak ternilai.
3
Mahir Ahmad Ash-shuffi, Tanda-tanda kiamat kecil dan Besar, Arif Mahmudi, (Jakarta: ummul Qura,2012) cet ke-1, hal
505.
10
Allah menjadikan ketinggian dan ukurannya berbeda-beda satu sama lain, ia memiliki
warna-warna yang memikat dan saling berkesesuaian dengan tempatnya, manusia dapat
menikmati indahnya pemandangan dan mengambil manfaat darinya untuk kehidupan
mereka di dunia. Allah berfirman:
3. Laut
Dalam Alquran surat al-Thur, Allah berfirman:
“Demi bukit. Dan Kitab yang ditulis. Pada lembaran yang terbuka. Dan demi Baitul
Ma'mur. Dan atap yang ditinggikan (langit). Dan laut yang di dalam tanahnya terdapat
api. Sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi. Tidak seorangpun yang dapat
menolaknya." (QS.Ath-Thur: 1-8).
Bangsa Arab, pada waktu diturunkannya Alquran tak mampu menangkap dan
memahami isyarat sumpah Allah demi butan yang di dalam tanahnya ada api ini.
Karena bangsa Arab hanya mengenal makna salara sebagai menyalakan tungku
pembakaran hingga membuatnya panas atau mendidih. Sehingga dalam persepsi
mereka, panas dan air adalah sesuatu yang bertentangan. Air mematikan panas
sedangkan panas itu menguapkan air.
ْ اْل َمterambil dari kata as-sajar yang antara lain berarti mengobarkan api atau
Kata سجور
penuh, kedua makna tersebut dapat ditampung oleh ayat di atas. Makna pertama
dikuatkan oleh firman Allah dalam QS.at-Takwir :6
11
"Dan apabila lautan dipanaskan." (QS. At-Takwir (81):6)
Yakni dengan mengobarkan api di lautan itu, sedang makna kedua dibuktikan oleh
kenyataan di mana lautan penuh dengan air. Thahir Ibn 'Asyur memahami laut
dimaksud adalah Laut Merah, dan masjur dalam arti dipenuhkan oleh air, karena ulama
yang mengaitkan sumpah-sumpah Allah di atas dengan Nabi Musa as, di mana dalam
kisahnya antara lain terjadi penenggelaman Fir'aun di Laut Merah, setelah sebelumnya
air surut dan laut terbelah lalu dipenuhkan kembali oleh air, apalagi surat ini
mengandung ancaman tentang siksa Allah. 4
4. Langit
Tafsir ayat-ayat Alquran yang menjelaskan tentang terbelahnya langit serta tercerai-
berainya pada hari kiamat, betapa dahsyatnya kehancuran yang terjadi di langit, hingga
pada akhirnya langit menjadi musnah dalam genggaman Allah.
ت فَ ِاذَا
ِ ان َو ۡردَة فَكَانَ ۡت الس َماء ا ْنشَق ِ ْۚك
ِ َالد َه
"Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan)
minyak”. (Qs Ar-Rahman:37)
Ayat ini menguraikan dari apa yang akan terjadi saat kiamat dan bagaimana keadaan
para pendurhaka ketika itu. Seoalah-olah ayat di atas menyatakan: Lalu apabila langit
terbelah karena takut menghadapi ngerinya situasi dan menjadi merah mawar seperti
kilapan minyak akibat panas yang dirasakannya. maka sungguh kamu akan melihat
kengerian itu secara nyata5, Dalam ayat lain Allah berfirman:
4
Quraish Shihab, Tafsir al-misbah, pesan, kesan dan keserasian al-Quran, (Jakarta, Lentera Hati,2002), Volume 13, hal. 271.
5
Quraish Shihab, Tafsir almisbah, pesan, kesan dan keserasian al-Quran,(Jakarta, Lentera Hati,2002), Volume 13, hal.522.
12
Kata tamuru digunakan dalam arti pergerakan yang tidak teratur, misalnya perahu yang
terombang-ambing oleh hempasan ombak. Ada juga yang memahami kata tersebut
dalam arti pergi berbolak-balik seperti halnya asap yang mengepul di udara yang
diombang-ambing oleh angin ke kiri dan ke kanan. Penambahan kata mauran demikian
juga sairan pada ayat berikut, di samping untuk menggambarkan hebatnya goncangan
dan pergerakan itu, juga untuk menghilangkan kesan yang boleh muncul bahwa kedua
hal tersebut hanyalah dalam pengertian majazi dan bukan hakiki.
13
BAB 111
PENUTUP
Kesimpulan
Hari Akhir adalah hari kiamat yang diawali dengan pemusnahan alam semesta.
Semua manusia, sejak zaman dari Nabi Adam a.s sampai terjadinya hari akhir
akan dibangkitkan untuk mendapatkan balasan semua amal perbuatan mereka. Iman
kepada Hari Akhir adalah percaya dengan penuh keyakinan adanya hidup yang kekal
abadi di akhir kelak. Setelah alam semesta hancur secara total dan kehidupan
semua makhluk Allah berakhir, maka mulailah manusia menjalankan tahapan
kehidupan baru dan proses menuju alam baqa’. Iman kepada hari akhir berarti
mempercayai dengan sepenuh hati, bahwa suatu saat dunia beserta isinya akan
berakhir atau hancur serta manusia akan dibangkitkan dari kubur menuju akhirat
untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Keyakinan
tersebut diwujudkan dalam perbuatan atau tingkah laku. Tanda-tanda datangnya hari
kiamat terdiri atas tanda-tanda kecil dan tanda-tanda besar. Tahapan tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut: Yaumul Ba’ats, Yaumul Hasyr, Buku Catatan, Yaumul
Hisab, Mizan, Shirat, Yaumul Jaza’, balasan amal baik surga dan balasan amal buruk
neraka. Beriman kepada hari akhir akan menumbuhkan rasa tanggung jawab yaitu
merasa bahwa hidup di dunia ini hanya bersifat sementara saja, cepat atau lambat
semua manusia pasti akan kembali kepada Allah Swt. dan semua perbuatan
mereka selama hidup di dunia akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt.,
sehingga hidup yang dijalaninya akan ditempuh dengan penuh kehati-hatian, sikap dan
perilaku yang sesuai dengan tuntunan agama. Mengimani hari akhir membuat
manusia sadar bahwasanya manusia itu lemah dan kerdil di hadapan Allah Swt.
Kesadaran ini diharapkan dapat menghilangkan sikap takabur, sombong, egois, dengki,
dan penyakit hati lainnya.
14
DAFTAR ISI
Haris, Abd., dkk, 2012. Pendalaman Materi Ajar PAI. Jakarta: FITK UIN Jakarta.
Tim Ichtiar Baru van Hoeve. 1993. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.
Halimah, Iim dkk. 2013. Mandiri Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Jakarta: Erlangga
15