Disusun oleh:
Kelompok 4
SAMARINDA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Biografi Jorge J.E Gracia dan Karya-Karyanya.?
2. Apa Saja Teori dan Fungsi Interpretasi Teks Jorge J.E Gracia.?
3. Bagaimana Aplikasi Teori Interpretasi Jorge J.E Gracia dalam Q.S. al-
Maidah :51 ?
BAB II
PEMBAHASAN
1
Sahiron Syamsuddin, Hermeneutika dan Pengembangan Ulumul Quran, 52
2
“Biografi Gracia,” University at Buffalo, New York.
terutama masalah tahrif atau mengetahui dari mana sebuah redaksi hadith
mulai berubah.
3
Jorge J. E. Gracia, A Theory of Textuality: The Logic and Epistemology, 148.
4
Jorge J. E. Gracia, A Theory of Textuality: The Logic and Epistemology, 155.
5
Jorge J. E. Gracia, A Theory of Textuality: The Logic and Epistemology, 157.
6
orge J. E. Gracia, A Theory of Textuality: The Logic and Epistemology, 156
b) Meaning function, fungsi perkembangan makna. Gracia menegaskan
bahwa fungsi ini bertujuan untuk menciptakan pemahaman di benak
audiens kontemporer dan mengembangkan makna dari suatu teks.
Terlepas dari apakah pemaknaan tersebut sama atau tidak, dengan apa
yang dimaksud oleh author dan audience historis.7
10
Departemen Agama RI, al-Qur’ān dan tafsirnya (Jakarta :Departemen Agama Edisi
2010),hlm.695.
Tidak terlepas daripada pesan historis didalam surat al-Maidah ayat
51 yang telah penulis jelaskan diatas. Dalam pembahasan
ini,peneliti akan mencoba menjelaskan perkembangan makna dan
pesan-pesan moral yang terkadung didalam surat al-Maidah ayat
51 adalah Persatuan dan persatuan adalah kunci dari pada
ketentramana dan kedamaian.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian di atas, setidaknya dapat diambil beberapa kesimpulan iya itu.
pertama, konsep teks Alqur’an atau Alnash merupakan konsep yang
tampak hingga saat ini. Tekstualitas Alqur’an dalam menafsirkan adalah
kesadaran utama yang mesti dibangun. Sebab Alqur’an adalah sesuatu yang
terbaca/tersentuh (Almaktub). Ke-maktub-an Alqur’an terlihat dari entitas hurf,
alqur’an, alkitab ayat, kalimat dan alrisalah yang tersusun rapi, khas, dan
membedakan dengan teks semasanya maupun teks sebelumnya. Sebagai alnash,
alqur’an memiliki mekanisme teks yang pendekatan ketekstualitasannya adalah
pintu utama dalam membuka maknanya sebagai teks. Dengan demikian, teks dan
makna adalah entitas yang terkait, tetapi juga berbeda.
Kedua, nalar hermeneutis pemaknaan teks ala Gracia diarahkan untuk
mengatasi ketidakpahaman (misunderstanding), bukan pemahaman (undestading)
dari sebuah teks dengan metode the development of textual interpretation, guna
menjembatani kesejarahan teks dengan keadaan audiens. Teks bagi Graci adalah
entitas yang hidup dan menyangkut banyak segi yang perlu dipahami dengan jalur
undestanding (albayan), expalin (alfahm) dan implicative (istikhraj). Sebagai teks,
Alqur’an adalah entitas yang di dalamnya menyangkut banyak poin untuk yang
harus dianalisis, mengingat adanya konteks dan audiens. Elemen teks tersebut
adalah entitas yang terpisah dan semua akan digerakkan untuk memahami teks.
Teks harus dipahami oleh audiens sebagai aktor yang melakukan aktifitas dalam
memahami makna yang terkandung dalam teks.
Ketiga, Berdasarkan penjelasan peneliti diatas tentang Interpretasi Alquran
Surat al-Maidah: 51 dengan menggunakan pendekatan hermeneutika Jorge.J.E
Gracia. Maka dalam hal ini peneliti akan menyimpulkan hasil dari penelitian ini.
Secara subtasi makna didalam Q.S. alMaidah :51 bukan larangan untuk memilih
pemimpin negara atau suku. Secara historis mikro surat al-Miadah: 51 turun
dalam kondisi dimana masyarakat Muslim akan melakukan perangan. Namun,
secara makro ternyata ayat ini turun disaat berada di Madinah. Ketika itu piagam
Madinah sebagai bentuk tolerasni antar umat beragama dibentuk. Sehingga
bertujuan untuk kemaslahatan manusia yang selalu mengedepankan kehidupan
rukun dan damai. Secara bahasa makna dasar dari kata awliya bukan seorang
pemimpin melainkan dekat atau kasih sayang. Artinya pesan dan ide moral dalam
ayat ini adalah perintah Allah swt kepada manusia untuk bisa hidup yang rukun,
damai dan selalu berhati-hati untuk memilih seorang teman.
DAFTAR PUSTAKA
Sahiron Syamsuddin, Hermeneutika dan Pengembangan Ulumul Quran, 52