Disusun oleh :
1. Ahmad Dzakwan Subhan (1860310231011)
2. Asmanadya Mauldyana (1860310231012)
3. Krisna Nanda Saputra (1860310231010)
4. Ilya Maulida Afifa (1860310231009)
SEPTEMBER 2023
PAGE \* MERGEFORMAT 15
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
serta hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Sholawat serta salam senantisa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membimbing kita semua dari zaman kebodohan menuju zaman yang terang
benderang.
Makalah ini telah selesai kami susun dengan bantuan dari berbagai pihak s
ehingga dapat memperlancar dalam pembuatan makalah ini. Untuk itu kami meny
ampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sayadalam pem
buatan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Tugas makalah tentang “Filsafat Pra Socratic dan Lahirnya Filsafat Alam"
ini pada mata kuliah Filsafat Umum. Makalah ini kami buat dengan melakukan pe
mbahasan dan pencermatan secara serius, meskipun tidak tertutup kemungkinan
masih banyak kekurangan dan kekeliruan. Terlepas dari segala kekurangannya itu
yang telah kami lakukan dapat memberikan manfaat kepada pembaca, oleh karena
itu kami sangat menghargai saran dan kritik untuk membangun makalah ini denga
n lebih baik lagi. Demikian makalah ini kami buat dan sampaikan semoga melalui
makalah ini dapat memberikan manfaat kita semua.
PAGE \* MERGEFORMAT 15
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................16
PAGE \* MERGEFORMAT 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada abad ke-6 SM, Orang-orang Yunani mempunyai sistem
kepercayaan bahwa segala sesuatu yang bersumber dari cerita mitos
maupun dongeng-dongeng terdahulu harus diterima sebagai sumber
dari kebenaran. Dengan kata lain, suatu kebenaran yang berasal dari
akal pikiran tidak berlaku, hanya berlaku satu sumber kebenaran yaitu
yang bersumber dari cerita mitos atau dongeng-dongeng terdahulu.
Pasca abad ke-6 SM, terdapat sejumlah para filsuf yang
bermunculan pada masa itu yang dimana menentang kebenaran yang
bersumber dari cerita mitos atau dongeng-dongeng terdahulu. Para
filsuf ingin adanya pertanyaan mengenai tentang rahasia alam semesta
ini yang jawabannya dapat diterima dengan akal pikiran. Keadaan ini
disebut dengan istilah demitologi. Demitologi merupakan suatu
kebangkitan pemikiran yang dimana menggunakan akal pikiran dan
meninggalkan hal-hal yang bersifat mitologi. Upaya para filsuf dalam
mengarahkan terhadap kebebasan dalam berpikir kemudian banyak
orang yang mencoba membuat suatu konsep yang dilandasi dengan
kekuatan akal pikiran patut dihargai. Dengan munculnya para filsuf
inilah yang membuat kedudukan mitos digeser dengan akal, sehingga
lahirlah filsafat setelah pergeseran tersebut.
Zaman Yunani kuno ini disebut sebagai zaman keemasan
filsafat. Hal ini dikarenakan pada masa ini orang-orang Yunani
memiliki kebebasan dalam mengunkapkan ide-ide atau pendapat
mereka. Zaman Yunani pada masa itu dianggap sebagai gudang ilmu
dan filsafat, karena bangsa Yunani pada masa itu tidak lagi
mempercayai hal-hal yang berbau mitologi.
Sikap inilah yang menjadi asal mula bertumbuhnya ilmu
pengetahuan modern, dan sikap kritis inilah yang menjadikan bangsa
PAGE \* MERGEFORMAT 15
Yunani sebagai tempat berkumpulnya para filsuf terkenal sepanjang
masa seperti Thales, Democritus, Empodecles, dan lain-lain.
B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah
sebagai barikut :
1. Bagaimana maksud dari filsafat alam sebagai sifat Demitologi?
2. Bagaimana pemikiran tokoh-tokoh filsuf pada masa itu?
3. Mengapa ada kaum Sofis dan paham relativisme kebenaran?
C. Tujuan
Tujuan Pembahasan pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui maksud dari filsafat alam sebagai sifat Demitologi
2. Mengetahui pemikiran dari tokoh-tokoh filsuf pada masa itu
3. Mengetahui alasan kaum Sofis dalam mengemukakan pemikiran
filsafat dengan paham relativisme
PAGE \* MERGEFORMAT 15
BAB II
PEMBAHASAN
Para filsuf merasa tidak puas akan keterangan tersebut. Mereka lalu
mencoba mencari definisi melalui pemikirannya. Mereka memikirkan
mengenai pertanyaan-pertanyaan beserta jawaban bahwa apa yang dimaksud
dengan alam, apa dasar pokoknya, dan lain sebagainya.
1
Permatasari, Anita, Filsafat Alam, (2020)
2
Achmadi, Asmoro, Filsafat Umum, ( Jakarta:PT. RAJA GRAFINDO PERSADA, 2005), hal. 32-33
PAGE \* MERGEFORMAT 15
Teori Yunani yang pertama tidak lahir di tanah kelahirannya sendiri
melainkan di tanah perantauan di Asia Kecil atau Anatolia. Anatolia atau
Asia Kecil merupakan semenanjung luas antara Asia dan Eropa. Wilayah
yang dipenuhi perbukitan dan pegunungan yang dimana membuat tanah
untuk tempat kediaman orang disana tidak seberapa luas. Dan juga tempat-
tempat kediaman tersebut terpisah-pisah. Oleh sebab itu, banyak orang-orang
Yunani yang terpaksa berkelana ke tanah asing dan membangun negeri baru
disana. Lambat laun, mereka menempati pulau-pulau yang berdekatan
dengan dengan Laut Egia, dan menduduki daratan di pantai Asia Kecil.
Orang-orang Yunani pada zaman dahulu menjadi pengelana karena kondisi
negerinya.
Filosuf yang hidup pada masa pra Socrates disebut para filosuf ala
m karena objek yang mereka Jadikan pokok persoalan adalah alam. Y
ang dimaksud dengan alam (Fusis) adalah kenyataan hidup dan kenyat
aan badaniah. Jadi, perhatian mereka mengarah kepada apa yang dapa
t diamati. Ada bebrapa filosof pada masa pra-socrates,yaitu:
PAGE \* MERGEFORMAT 15
Thales mengembangkan filsafat alam kosmologi yang mempertany
akan asal mula, sifat dasar dan struktur komposisi dari alam semesta.
Menurut pendapatnya, semua yang berasal dari air sebagai materi dasa
r kosmis. Sebagai ilmuan pada masa itu ia mempelajari magnetisme d
an listrik yang merupakan pokok soal fisika. Juga mengembangkan ast
ronomi dan matematika dengan mengemukakan pendapat, bahwa bula
n bersinar karena memantulkan cahaya matahari, menghitung terjadin
ya gerhana matahari dan adalah bahwa kedua sudut alas dari suatu seg
i tiga sama kaki adalah sama besarnya. Dengan demikian, Thales meru
pakan ahli matematika yang pertama dan juga sebagai the father of de
ductive reasoning (bapak penalaran deduktif).
Dari pendapatan itu dapat kita artikan bahwa apa yang disebut seba
gai arche (asas pertama dari alam semesta) adalah air. Katanya, semua
berasal dari air dan semuannya kembali menjadi air. Bahwa bumi terle
tak diatas air dan bumi sebagai bahan yang muncul dari air dan terapu
ng di atasnya.
3
Muzairi, Filsafat umum, (Yogyakarta: TERAS, 2015), hal. 44.
PAGE \* MERGEFORMAT 15
il memimpin sekelompok orang yang membuat kota baru di Apolloni
a, Yunani.
Pendapatnya yang lain, bumi seperti silinder, lebarnya tiga kali lebi
h besar dari tingginya. Sedangkan bumi tidak terletak atau bersandar p
ada sesuatu pun. Mengapa bumi tidak jatuh? Karena bumi barada pada
pusat jagat raya. Pemikirannya ini harus kita pandang sebagai titik ajar
an yang mengherankan bagi orang-orang modern.4
c. Anaximenes (85-525)
Orang ketiga dalam Trimutri dari madrasah filsafat Miletos ialah
Anaximenes. Hidup tatkala Ionia telah jatuh dalam kekuasaan Persia.
Yaitu pada tahun 494 SM. Apeiro dalam filsafat Anaximenes adalah s
esuatu yang tidak jelas dalam pengertian kita. Sebaliknya, Anaximene
s menunjuk kepada sesuatu yang jelas pada pengertian, namun tidak te
rbatas ujung dan pangkalnya dalam kenyataan, yaitu udara, sebagai ba
han pokok darimana alam terbuat.
Menurut dia, ruh adalah udara, api juga udara-udara, dalam keadaa
n memuai, jika didapatkan, maka udara mula-mula menjadi air, kemud
ian jika didapatkan lagi menjadi tanah, dan akhirnya menjadi batu. Dia
mengkiaskan dengan diri kita:
4
ibid, hal 45.
PAGE \* MERGEFORMAT 15
“Sebagaimana ruh dan jiwa kita terdiri dari udara yang mengililingi
kita, begitu juga nafas dan udara mengepung dunia keseluruhannya”.
Menurut dia, seolah-olah bumi ini juga bernafas. Dia juga berangg
apan, bahwa bumi berbentuk datar dan terapung diatas udara dari sega
la penjuru seperti daun kering yang sedang berterbangan., benda-bend
a yang ada dilangit juga terapung diatas udara.5
PAGE \* MERGEFORMAT 15
n manusia pun di samping terdiri dari empat unsur (api, udara, tanah d
an air) juga mengenal akan keempat unsur. Hal ini disebabkan karena
teori pengenalan yang dikemukakan Empedocles bahwa yang sama m
engenal yang sama.6
e. Parmenides(540-470 SM)
6
Muzairi,op.cit.hal. 51
7
Simon Petrus L. Tjahjadi. 2004. Petualangan Intelektual. Yogyakarta: Kanisius. hal. 25-27.
8
Edward Zeller. 1957. Outlines of The History of Greek Philosophy. New York: Meridian Books. p.
65-67.
9
.K. Bertens. 1990. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius. hal. 46-50.
PAGE \* MERGEFORMAT 15
n ini mustahil. Pengandaian pertama mustahil, sebab "yang tidak ada"
tidak dapat dipikirkan dan tidak dapat dibicarakan. "Yang tidak ada" ti
dak dapat dipikirkan dan dibicarakan. Pengandaian kedua merupakan
pandangan dari Herakleitos. Pengandaian ini juga mustahil, sebab pen
gandaian kedua menerima pengandaian pertama, bahwa "yang tidak a
da" itu ada, padahal pengandaian pertama terbukti mustahil. Dengan d
emikian, kesimpulannya adalah "Yang tidak ada" itu tidak ada, sehing
ga hanya "yang ada" yang dapat dikatakan ada.
1) Pertama-tama, "yang ada" adalah satu dan tak terbagi, sedangkan plur
alitas tidak mungkin. Hal ini dikarenakan tidak ada sesuatu pun yang d
apat memisahkan "yang ada".
2) Kedua, "yang ada" tidak dijadikan dan tidak dapat dimusnahkan. Deng
an kata lain, "yang ada" bersifat kekal dan tak terubahkan. Hal itu mer
upakan konsekuensi logis, sebab bila "yang ada" dapat berubah, maka
"yang ada" dapat menjadi tidak ada atau "yang tidak ada" dapat menja
di ada.
3) Ketiga, harus dikatakan pula bahwa "yang ada" itu sempurna, seperti s
ebuah bola yang jaraknya dari pusat ke permukaan semuanya sama. M
enurut Parmenides, "yang ada" itu bulat sehingga mengisi semua temp
at.
4) Keempat, karena "yang ada" mengisi semua tempat, maka disimpulka
n bahwa tidak ada ruang kosong. Jika ada ruang kosong, artinya mene
rima bahwa di luar "yang ada" masih ada sesuatu yang lain. Konsekue
nsi lainnya adalah gerak menjadi tidak mungkin sebab bila benda berg
erak, sebab bila benda bergerak artinya benda menduduki tempat yang
tadinya kosong.
PAGE \* MERGEFORMAT 15
Phytagoras lahir di sebuah Pulau yang bernama Samos, Ionia. T
idak diketaui secara pasti kapan tanggal dan tahun lahirnya. Aristoxen
os seorang murid Aristoteles menuturkan bahwa Phytegoras pindah ke
kota Kroton, Italia Selatan karena tidak setuju dengan Polykrates yan
g bersifat tirani. Setelah mendirikan sekolah agama dan hidup selama
20 tahun di Kroton, kemudian pindah ke Metapontion sampai akhir h
ayatnya.
10
.K. Bertens. 1990. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius. hal. 61-66.
PAGE \* MERGEFORMAT 15
warisnnya digunakan untuk pergi ke Mesir dan negara-negara Timur
lainnya. Semasa hidupnya, Demokritos berguru kepada Leukippos,
Anaxagoras, Philolaos. Demokritos memiliki seedikit riwayat hidup
yang dapat dikenal karena banyak data dari kisah hidupnya yang
tercampur dengan legenda-legenda yang sulit dipercaya11.
11
Jonathan Barnes. 2001. Early Greek Philosophy. London: Penguin. p. 203-253.
12
Simon Petrus L. Tjahjadi. 2004. Petualangan Intelektual. Yogyakarta: Kanisius. hal. 29-31.
PAGE \* MERGEFORMAT 15
ermasuk juga massa. Banyak atom yang membentuk realitas ini tidak
berhingga.
13
Muzairi, op.cit.hal. 59
PAGE \* MERGEFORMAT 15
mampu meyakinkan orang-orang yang menjadi korban mereka. Misi
mereka adalah menyebarkan ajarannya (Sofisme) kepada orang-orang
dengan imbalan jasa atau barang.
Pada abad ke-5 SM, banyak wacana filsafat yang ditentukan ole
h kaum Sofis ini. Mereka adalah sekelompok rasionalis dan skeptis Y
unani Kuno yang selalu mempertanyakan sesuatu hingga sesuatu terse
but tidak dapat dipertanyakan lagi dasar-dasarnya. Mereka menyimpul
kan bahwa untuk menilai sesuatu tersebut baik atau buruk merupakan
persoalan masing-masing individu.
Aspek positif aliran ini pada era Yunani, yaitu suatu revolusi
intelektual dan mengangkat manusia sebagai objek pemikiran filsafat.
PAGE \* MERGEFORMAT 15
Sehingga lahir tokoh-tokoh filsuf yang terkenal pada masa itu, seperti
Aristoteles, Socrates, dan Plato. Sedangkan aspek negatifnya, yaitu
aliran ini membawa pengaruh tidak baik terhadap kebudayaan Yunani.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat Alam merupakan sebuah awal dari ilmu filsafat, yang mana dalam
ilmu ini para filsuf tidak akan membahas bagaimana segala sesuatu itu muncul
dari ketiadaan, akan tetapi mereka akan membahas tentang bagaimana ikan dapat
muncul di air, bagaimana pohon dan bunga tumbuh dan bermekaran dari tanah
yang mati, dan bagaimana seorang bayi dapat muncul dari rahim ibunya.
PAGE \* MERGEFORMAT 15
Kemudian lahirlah tokoh-tokoh filsafat yang terkenal dan menjadi dasar
dari pemahaman tentang ilmu filsafat yang ada sampai sekarang ini. Mereka yang
berkelana di negara asing sejahtera hidupnya. Mereka hidup dari hasil
perdagangan dan navigasi yang kuat dengan berbagai pihak. Para filsuf tersebut
memiliki waktu luang untuk mendalami kebebasan hidup dengan keterampilan
dan perenungan.
Pemikiran antara satu tokoh dengan tokoh filsuf lainnya tidaklah sama.
Beberapa pendapat para tokoh filsuf mengenai sesuatu objek diantaranya, Thales
yang berpendapat bahwa bumi berasal dari air dan semuanya itu kembali jadi air.
Pemikiran Anaximendros menyebutkan bahwa bumi adalah silinder yang artinya
bumi juga tidak terletak atau bersandar pada sesuatu unsur. Menurut Anaximenes
bahwa bumi itu juga bernafas yakni juga memiliki ruh layaknya manusia.
Empedocles menyebutkan bahwa manusia terdiri atas empat unsur (air, api, udara,
dan tanah). Parmenides berpendapat bahwa realitas adalah gerak dan perubahan.
Menurut Phytagoras kerifan yang sesungguhnya hanya dimiliki oleh Tuhan saja.
Democritos mengemukakan bahwa realitas ada dua yaitu atom itu sendri dan
ruang tempat atom bergerak. Sehingga dengan adanya perbedaan pendapat atau
teori-teori ini menyebabkan perbedaan juga dalam penafsiran atau pemahaman
seseorang mengenai sesuatu hal, sehingga dalam ilmu filsafat ini kebenaran itu
mutlak, artinya apa yang dipandang benar oleh seseorang belum tentu benar bagi
oranglain.
PAGE \* MERGEFORMAT 15
DAFTAR PUSTAKA
Zeller, Edward. 1957. Outlines of The History of Greek Philosophy. New York: M
eridian Books.
PAGE \* MERGEFORMAT 15
PAGE \* MERGEFORMAT 15