Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

FILSAFAT PRA SOCRATIC DAN LAHIRNYA FILSAFAT AL


AM
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat Umum
Dosen Pembimbing : Ummu Iffah, S.Ag., M.Fil.I

Disusun oleh :
1. Ahmad Dzakwan Subhan (1860310231011)
2. Asmanadya Mauldyana (1860310231012)
3. Krisna Nanda Saputra (1860310231010)
4. Ilya Maulida Afifa (1860310231009)

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB, DAN DAKWAH

UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

SEPTEMBER 2023

PAGE \* MERGEFORMAT 15
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
serta hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Sholawat serta salam senantisa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membimbing kita semua dari zaman kebodohan menuju zaman yang terang
benderang.

Makalah ini telah selesai kami susun dengan bantuan dari berbagai pihak s
ehingga dapat memperlancar dalam pembuatan makalah ini. Untuk itu kami meny
ampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sayadalam pem
buatan makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Tugas makalah tentang “Filsafat Pra Socratic dan Lahirnya Filsafat Alam"
ini pada mata kuliah Filsafat Umum. Makalah ini kami buat dengan melakukan pe
mbahasan dan pencermatan secara serius, meskipun tidak tertutup kemungkinan
masih banyak kekurangan dan kekeliruan. Terlepas dari segala kekurangannya itu
yang telah kami lakukan dapat memberikan manfaat kepada pembaca, oleh karena
itu kami sangat menghargai saran dan kritik untuk membangun makalah ini denga
n lebih baik lagi. Demikian makalah ini kami buat dan sampaikan semoga melalui
makalah ini dapat memberikan manfaat kita semua.

Tulungagung, 23 Agustus 2023

PAGE \* MERGEFORMAT 15
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Filsafat Alam sebagai Sifat Demitologi...................................................................3


B. Para Filsuf Alam dari Thales sampai Democritos...................................................4
C. Kaum Sofis dan Relativisme Kebenaran...............................................................12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................16

PAGE \* MERGEFORMAT 15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada abad ke-6 SM, Orang-orang Yunani mempunyai sistem
kepercayaan bahwa segala sesuatu yang bersumber dari cerita mitos
maupun dongeng-dongeng terdahulu harus diterima sebagai sumber
dari kebenaran. Dengan kata lain, suatu kebenaran yang berasal dari
akal pikiran tidak berlaku, hanya berlaku satu sumber kebenaran yaitu
yang bersumber dari cerita mitos atau dongeng-dongeng terdahulu.
Pasca abad ke-6 SM, terdapat sejumlah para filsuf yang
bermunculan pada masa itu yang dimana menentang kebenaran yang
bersumber dari cerita mitos atau dongeng-dongeng terdahulu. Para
filsuf ingin adanya pertanyaan mengenai tentang rahasia alam semesta
ini yang jawabannya dapat diterima dengan akal pikiran. Keadaan ini
disebut dengan istilah demitologi. Demitologi merupakan suatu
kebangkitan pemikiran yang dimana menggunakan akal pikiran dan
meninggalkan hal-hal yang bersifat mitologi. Upaya para filsuf dalam
mengarahkan terhadap kebebasan dalam berpikir kemudian banyak
orang yang mencoba membuat suatu konsep yang dilandasi dengan
kekuatan akal pikiran patut dihargai. Dengan munculnya para filsuf
inilah yang membuat kedudukan mitos digeser dengan akal, sehingga
lahirlah filsafat setelah pergeseran tersebut.
Zaman Yunani kuno ini disebut sebagai zaman keemasan
filsafat. Hal ini dikarenakan pada masa ini orang-orang Yunani
memiliki kebebasan dalam mengunkapkan ide-ide atau pendapat
mereka. Zaman Yunani pada masa itu dianggap sebagai gudang ilmu
dan filsafat, karena bangsa Yunani pada masa itu tidak lagi
mempercayai hal-hal yang berbau mitologi.
Sikap inilah yang menjadi asal mula bertumbuhnya ilmu
pengetahuan modern, dan sikap kritis inilah yang menjadikan bangsa

PAGE \* MERGEFORMAT 15
Yunani sebagai tempat berkumpulnya para filsuf terkenal sepanjang
masa seperti Thales, Democritus, Empodecles, dan lain-lain.

B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah
sebagai barikut :
1. Bagaimana maksud dari filsafat alam sebagai sifat Demitologi?
2. Bagaimana pemikiran tokoh-tokoh filsuf pada masa itu?
3. Mengapa ada kaum Sofis dan paham relativisme kebenaran?
C. Tujuan
Tujuan Pembahasan pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui maksud dari filsafat alam sebagai sifat Demitologi
2. Mengetahui pemikiran dari tokoh-tokoh filsuf pada masa itu
3. Mengetahui alasan kaum Sofis dalam mengemukakan pemikiran
filsafat dengan paham relativisme

PAGE \* MERGEFORMAT 15
BAB II

PEMBAHASAN

A. Filsafat Alam sebagai Sifat Demitologi


1. Pengertian Filsafat Alam
Filsafat alam merupakan awal dari ilmu filsafat. Dinamakan filsafat alam
karena objek pemikiran dari filsafat alam adalah kejadian-kejadian alam
semesta ini. Filsafat alam telah ada sejak zaman pra-Sokrates dengan Miletus
sebagai tanah kelahiran filsafat alam. Para filsuf alam tidak akan membahas
bagaimana segala sesuatu muncul dari ketiadaan, akan tetapi mereka akan
membahas tentang bagaimana ikan hidup dapat muncul di air, bagaimana
pohon dan bunga tumbuh dan bermekaran di tanah yang mati, dan bagaimana
seorang bayi dapat muncul.1
2. Sejarah Munculnya Filsafat Alam
Era Yunani Kuno seringkali disebut dengan era filsafat alam. Hal ini
dikarenakan pada era tersebut banyak para filsuf alam bermunculan, yang
dimana arah pemikirannya tertuju dengan apa yang diamati di sekitarnya.
Mereka membuat beberapa pernyataan tentang gejala alam yang bersifat
filsafat dan tidak bersifat mitos. Mereka mencari dasar yang pertama dari
alam semesta yang bersifat mutlak, yang berada di balik segala sesuatu yang
serba senjang.2

Para filsuf merasa tidak puas akan keterangan tersebut. Mereka lalu
mencoba mencari definisi melalui pemikirannya. Mereka memikirkan
mengenai pertanyaan-pertanyaan beserta jawaban bahwa apa yang dimaksud
dengan alam, apa dasar pokoknya, dan lain sebagainya.

Filsafat Yunani muncul dari pengaruh mitologi, mistisisme, matematika,


dan penafsiran yang lekat. Para Filsuf Yunani yang terdahulu menemukan
dirinya dalam hakikat yang patut ditiru. Peradaban mereka yang tidak hanya
kaya akan kreativitas, namun juga mereka berada di lingkungan yang
dikelilingi oleh orang-orang yang putih hatinya dan kompetitif.

1
Permatasari, Anita, Filsafat Alam, (2020)
2
Achmadi, Asmoro, Filsafat Umum, ( Jakarta:PT. RAJA GRAFINDO PERSADA, 2005), hal. 32-33

PAGE \* MERGEFORMAT 15
Teori Yunani yang pertama tidak lahir di tanah kelahirannya sendiri
melainkan di tanah perantauan di Asia Kecil atau Anatolia. Anatolia atau
Asia Kecil merupakan semenanjung luas antara Asia dan Eropa. Wilayah
yang dipenuhi perbukitan dan pegunungan yang dimana membuat tanah
untuk tempat kediaman orang disana tidak seberapa luas. Dan juga tempat-
tempat kediaman tersebut terpisah-pisah. Oleh sebab itu, banyak orang-orang
Yunani yang terpaksa berkelana ke tanah asing dan membangun negeri baru
disana. Lambat laun, mereka menempati pulau-pulau yang berdekatan
dengan dengan Laut Egia, dan menduduki daratan di pantai Asia Kecil.
Orang-orang Yunani pada zaman dahulu menjadi pengelana karena kondisi
negerinya.

Mereka yang berkelana di negara asing sejahtera hidupnya. Mereka hidup


dari perdagangan dan navigasi. Kesejahteraan memberi mereka kelonggaran
untuk mengerjakan hal-hal yang lain selain mencari penghasilan. Waktu
luang dipergunakannya untuk memperkuat kebebasan hidup dengan
keterampilan dan renungan. Demikianlah sebab-sebab munculnya filsafat
alam dari Era Yunani Kuno.

B. Tokoh-Tokoh Filsafat Pada Masa Pra-Socrates

Filosuf yang hidup pada masa pra Socrates disebut para filosuf ala
m karena objek yang mereka Jadikan pokok persoalan adalah alam. Y
ang dimaksud dengan alam (Fusis) adalah kenyataan hidup dan kenyat
aan badaniah. Jadi, perhatian mereka mengarah kepada apa yang dapa
t diamati. Ada bebrapa filosof pada masa pra-socrates,yaitu:

a. Thales (625-545 SM)

Nama Thales muncul atas penuturan sejarawan Herodotus pada ab


ad ke-5 SM. Thales sebagai salah satu dari 7 orang bijaksana (Seven
Wise Men Of Greece). Aristoteles memberikan gelar The father of Phi
losophy. Juga menjadi penasehat teknis ke-12 kota Ionia. Salah satu ja
sanya yang besar adalah meramal gerhana matahari pada tahun 585 S
M.

PAGE \* MERGEFORMAT 15
Thales mengembangkan filsafat alam kosmologi yang mempertany
akan asal mula, sifat dasar dan struktur komposisi dari alam semesta.
Menurut pendapatnya, semua yang berasal dari air sebagai materi dasa
r kosmis. Sebagai ilmuan pada masa itu ia mempelajari magnetisme d
an listrik yang merupakan pokok soal fisika. Juga mengembangkan ast
ronomi dan matematika dengan mengemukakan pendapat, bahwa bula
n bersinar karena memantulkan cahaya matahari, menghitung terjadin
ya gerhana matahari dan adalah bahwa kedua sudut alas dari suatu seg
i tiga sama kaki adalah sama besarnya. Dengan demikian, Thales meru
pakan ahli matematika yang pertama dan juga sebagai the father of de
ductive reasoning (bapak penalaran deduktif).

Dari pendapatan itu dapat kita artikan bahwa apa yang disebut seba
gai arche (asas pertama dari alam semesta) adalah air. Katanya, semua
berasal dari air dan semuannya kembali menjadi air. Bahwa bumi terle
tak diatas air dan bumi sebagai bahan yang muncul dari air dan terapu
ng di atasnya.

Dalam sejarah Matematika, Thales dianggap sebagai pelopor geom


etri abstraks yang didasarkan kepada petunjuk pengukur banjir, yang i
mplementasinya dengan membuktikan dalil-dalil geometri yang salah
satunya: bahwa kedua sudut alas dari suatu segi tiga sama kaki adalah
sama besarnya.

Walaupun pandangan-pandangan Thales banyak yang kurang jela


s, akan tetapi pendapatannya merupakan percobaan pertama yang masi
h sangat sederhana dengan menggunakan rasio(akal pikir).3

b. Anaximandros (640-546 SM)


Ia adalah orang pertama yang mengarang suatu traktat dalam
kesusasteraan yunani dan berjasa dalam bidang astronomi, geografi,
sehingga ia sebagai orang pertama yang membuat peta bumi. Ia berhas

3
Muzairi, Filsafat umum, (Yogyakarta: TERAS, 2015), hal. 44.

PAGE \* MERGEFORMAT 15
il memimpin sekelompok orang yang membuat kota baru di Apolloni
a, Yunani.

Pemikirannya, dalam memberikan pendapat tentang arche (asas pe


rtama alam semesta), ia tidak menunjukan pada salah satu unsur yang
dapat diamati oleh indera, akan tetapi ia menunjukan dan memilih pad
a sesuatu yang tidak dapat diamati indera, yaitu to apeiron, sebagai se
suatu yang tidak terbatas, abadi sifatnya, tidak berubah-ubah, ada pada
segala-galanya dan sesuatu yang paling dalam. Alasannya, apabila tent
ang arche tersebut ia menunjukan pada salah satu unsur tersebut akan
mempunyai sifat yang dapat bergerak sesuai dengan siftanya, sehingg
a tidak ada tempat bagi unsur yang berlawanan.

Pendapatnya yang lain, bumi seperti silinder, lebarnya tiga kali lebi
h besar dari tingginya. Sedangkan bumi tidak terletak atau bersandar p
ada sesuatu pun. Mengapa bumi tidak jatuh? Karena bumi barada pada
pusat jagat raya. Pemikirannya ini harus kita pandang sebagai titik ajar
an yang mengherankan bagi orang-orang modern.4

c. Anaximenes (85-525)
Orang ketiga dalam Trimutri dari madrasah filsafat Miletos ialah
Anaximenes. Hidup tatkala Ionia telah jatuh dalam kekuasaan Persia.
Yaitu pada tahun 494 SM. Apeiro dalam filsafat Anaximenes adalah s
esuatu yang tidak jelas dalam pengertian kita. Sebaliknya, Anaximene
s menunjuk kepada sesuatu yang jelas pada pengertian, namun tidak te
rbatas ujung dan pangkalnya dalam kenyataan, yaitu udara, sebagai ba
han pokok darimana alam terbuat.
Menurut dia, ruh adalah udara, api juga udara-udara, dalam keadaa
n memuai, jika didapatkan, maka udara mula-mula menjadi air, kemud
ian jika didapatkan lagi menjadi tanah, dan akhirnya menjadi batu. Dia
mengkiaskan dengan diri kita:

4
ibid, hal 45.

PAGE \* MERGEFORMAT 15
“Sebagaimana ruh dan jiwa kita terdiri dari udara yang mengililingi
kita, begitu juga nafas dan udara mengepung dunia keseluruhannya”.
Menurut dia, seolah-olah bumi ini juga bernafas. Dia juga berangg
apan, bahwa bumi berbentuk datar dan terapung diatas udara dari sega
la penjuru seperti daun kering yang sedang berterbangan., benda-bend
a yang ada dilangit juga terapung diatas udara.5

d. Empedocles (490-435 SM)


Lahir di Akragos, Pulau Sicilia. Ia sangat dipengaruhi oleh ajaran k
aum Pythagorean, Parmenides dan aliran keagamaan refisme. Pandai d
alam bidang kedokteran, penyair retorika, politik dan pemikir. Menuli
s karyanya dalam bentuk puisi, seperti Parmenides.

Empedocles sependapat dengan Parmenides bahwa alam semesta d


i dalamnya tidak ada hal yang dilahirkan secara baru, dan tidak ada ha
l yang hilang. Ia tidak setuju dengan konsep ruang kosong, akan tetapi
ia mempertahankan adanya pluralitas dan perubahan dari hasil penga
matan indera. Realitas tersusun oleh empat unsur, yaitu: api, udara, tan
ah dan air. Kemudian empat unsur tersebut digabungkan dengan unsur
yang berlawanan. Sehingga penggabungan dari unsur-unsur yang berl
awanan tersebut akan menghasilkan suatu benda dengan komposisi ya
ng berbeda.

Terdapat dua unsur yang mengatur perubahan-perubahan di alam s


emesta ini, yaitu: cinta dan benci. Cinta mengatur ke arah penggabung
an, benci mengatur ke arah perceraian atau perubahan. Kedua unsur te
rsebut dapat meresap ke mana saja. Proses penggabungan dan percerai
an ini terjadi secara terus-menerus, tiada henti-hentinya.

Dengan demikian, dalam kejadian di alam semesta unsur cinta dan


benci selalu menyertainya. Juga, proses penggabungan dan perceraian
tersebut berlaku untuk melahirkan makhluk-makhluk hidup. Sedangka
5
Sari,Dewi Cempaka, dkk. “Filsafat Pra-Socratic (Kelahiran Filsafat Alam) Studocu (2021) hal. 11

PAGE \* MERGEFORMAT 15
n manusia pun di samping terdiri dari empat unsur (api, udara, tanah d
an air) juga mengenal akan keempat unsur. Hal ini disebabkan karena
teori pengenalan yang dikemukakan Empedocles bahwa yang sama m
engenal yang sama.6

e. Parmenides(540-470 SM)

Parmenides lahih di kota Elea, Italia Selatan pada tahun 540SM-


470SM7. Berasal dari keluarga terhormat dan kaya di Elea. Merupakan
murid dari Xenophanes. Meski Ia adalah murid dari Xenophanes tetap
i Parmenides tidak mengikuti pandangan-pandangan dari gurunya8. Pa
rmenides adalah seorang filsuf dari madzhab Elea. Parmenides bepend
apat bahwa segala sesuatu “yang ada” tidak berubah dan pendapat ters
ebut bertentangan dengan pendapat Herakleitos. Parmenides juga toko
h yang paling terkenal di madzhab Elea. Parmenides menuliskan filsaf
atnya dalam bentuk puisi yang terdiri dari dua bagian yang berjudul “J
alan Kebenaran” dan “Jalan Pendapat”.

Permenides memiliki pemikiran “hanya ‘yang ada’ itu ada”. Perme


nides menyebutkan sifat-sifat “yang ada” meskipun tidak mendefinisi
kan maksud dari “yang ada” tersebut. Parmenides berpendapat bahwa
“yang ada” itu bersifat meliputi segala sesuatu, tidak berubah, tidak be
rpindah tempat, dan tidak terhancurkan.

Menurut Parmenides, "yang ada" adalah kebenaran yang tidak


mungkin disangkal9. Bila ada yang menyangkalnya, maka ia akan jatu
h pada kontradiksi. Hal itu dapat dijelaskan melalui pengandaian yang
diberikan oleh Parmenides. Pertama, orang dapat mengatakan bahwa
"yang ada" itu tidak ada. Kedua, orang dapat mengatakan bahwa "yan
g ada" dan "yang tidak ada" itu bersama-sama ada. Kedua pengandaia

6
Muzairi,op.cit.hal. 51
7
Simon Petrus L. Tjahjadi. 2004. Petualangan Intelektual. Yogyakarta: Kanisius. hal. 25-27.
8
Edward Zeller. 1957. Outlines of The History of Greek Philosophy. New York: Meridian Books. p.
65-67.
9
.K. Bertens. 1990. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius. hal. 46-50.

PAGE \* MERGEFORMAT 15
n ini mustahil. Pengandaian pertama mustahil, sebab "yang tidak ada"
tidak dapat dipikirkan dan tidak dapat dibicarakan. "Yang tidak ada" ti
dak dapat dipikirkan dan dibicarakan. Pengandaian kedua merupakan
pandangan dari Herakleitos. Pengandaian ini juga mustahil, sebab pen
gandaian kedua menerima pengandaian pertama, bahwa "yang tidak a
da" itu ada, padahal pengandaian pertama terbukti mustahil. Dengan d
emikian, kesimpulannya adalah "Yang tidak ada" itu tidak ada, sehing
ga hanya "yang ada" yang dapat dikatakan ada.

Setelah berargumentasi mengenai "yang ada" sebagai kebenaran


Parmenides juga menyatakan konsekuensi-konsekuensinya:

1) Pertama-tama, "yang ada" adalah satu dan tak terbagi, sedangkan plur
alitas tidak mungkin. Hal ini dikarenakan tidak ada sesuatu pun yang d
apat memisahkan "yang ada".
2) Kedua, "yang ada" tidak dijadikan dan tidak dapat dimusnahkan. Deng
an kata lain, "yang ada" bersifat kekal dan tak terubahkan. Hal itu mer
upakan konsekuensi logis, sebab bila "yang ada" dapat berubah, maka
"yang ada" dapat menjadi tidak ada atau "yang tidak ada" dapat menja
di ada.
3) Ketiga, harus dikatakan pula bahwa "yang ada" itu sempurna, seperti s
ebuah bola yang jaraknya dari pusat ke permukaan semuanya sama. M
enurut Parmenides, "yang ada" itu bulat sehingga mengisi semua temp
at.
4) Keempat, karena "yang ada" mengisi semua tempat, maka disimpulka
n bahwa tidak ada ruang kosong. Jika ada ruang kosong, artinya mene
rima bahwa di luar "yang ada" masih ada sesuatu yang lain. Konsekue
nsi lainnya adalah gerak menjadi tidak mungkin sebab bila benda berg
erak, sebab bila benda bergerak artinya benda menduduki tempat yang
tadinya kosong.

f. Phytagoras (572-497 SM)

PAGE \* MERGEFORMAT 15
Phytagoras lahir di sebuah Pulau yang bernama Samos, Ionia. T
idak diketaui secara pasti kapan tanggal dan tahun lahirnya. Aristoxen
os seorang murid Aristoteles menuturkan bahwa Phytegoras pindah ke
kota Kroton, Italia Selatan karena tidak setuju dengan Polykrates yan
g bersifat tirani. Setelah mendirikan sekolah agama dan hidup selama
20 tahun di Kroton, kemudian pindah ke Metapontion sampai akhir h
ayatnya.

Menurut Phytagoras dalam pemikirannya, substansi semua bend


a adalah bilangan dan segala gejala alam merupakan pengungkapan in
derawi dari perbandingan-perbandingan matematis. Bilangan tersebut
merupakan inti sari dari sifat-sifat benda (number rules of universe = b
ilangan memerintah jagat raya). Ia juga mengembangkan pokok soal
matematik yang termasuk teori bilangan. Ia mengemukkan pemikirann
ya tentang bilangan bahwa setiap bilangan dasar dari 1 sampai 10 me
miliki kekuatan dan arti sendiri-sendiri.

Phytagoras juga berpendapat bahwa kearifan yang sesungguhny


a hanya dimiliki oleh Tuhan saja, oleh karena itu Ia tidak mau disebut
sebagai orang arif seperti Thales, akan tetapi menyebut dirinya sebaga
i philosophos yaitu pencipta kearifan. Philosophos kemudian berubah
menjadi philosophia yang terjemahannya adalah cinta kearifan atau ke
bijaksanaan sehingga sampai sekarang secara etimologis dan singkat s
ederhana filsafat dapat diartikan sebgai cinta kearifan atau kebijaksana
an(love of wisdom) dan juga sebagai seorang ahli matematika abadi de
ngan dalil-dalilnya: jumlah dari luas dua sisi sebuah segitiga siku-siku
adalah sama dengan luas sisi miringnya (a2 +b2 =c2 ).

g. Demokritos (460-370 SM)

Demokritos lahir di kota Abdera, Yunani Utara 10. Berasal dari


keluarga kaya raya oleh sebab itu, pada saat masih muda harta

10
.K. Bertens. 1990. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius. hal. 61-66.

PAGE \* MERGEFORMAT 15
warisnnya digunakan untuk pergi ke Mesir dan negara-negara Timur
lainnya. Semasa hidupnya, Demokritos berguru kepada Leukippos,
Anaxagoras, Philolaos. Demokritos memiliki seedikit riwayat hidup
yang dapat dikenal karena banyak data dari kisah hidupnya yang
tercampur dengan legenda-legenda yang sulit dipercaya11.

Demokritos adalah seorang filsuf yang termasuk dalam


madzhab Atomisme, Ia berguru kepada Leukippos dan lebih dikenal
di dalam sejarah filsafat karena mengembangkan pemikiran tentang
atom. Demokritos menguasai banyak keahlian, selain sebagai seorang
filsuf Ia juga menulis tentang ilmu lingkungan kehidupan, astronomi,
matematika, sastra, epistemologi, dan etika.

Demokritos dan gurunya, Leukippos, berpendapat bahwa atom


yaitu unsur-unsur yang membentuk realitas12. Di sini, mereka setuju d
engan nasihat pluralisme Empedokles dan Anaxagoras bahwa realitas
terdiri dari banyak unsur, bukan satu. Akan tetapi, bertentangan denga
n Empedokles dan Anaxagoras, Demokritos menganggap bahwa unsu
r-unsur tersebut tidak dapat dibagi-bagi lagi. Karena itulah, unsur-uns
ur tersebut diberi nama atom (bahasa Yunani atomos: “a” berarti "tida
k" dan “tomos” berarti "terbagi").

Atom-atom tersebut merupakan unsur-unsur terkecil yang mem


bentuk realitas. Ukurannya begitu kecil sehingga mata manusia tidak d
apat melihatnya. Selain itu, atom juga tidak mempunyai kualitas, seper
ti panas atau manis. Hal itu pula yang membedakan dengan pemikiran
zat-zat Empedokles dan benih-benih dari Anaxagoras. Atom-atom ters
ebut berlainan satu dengan yang lainnya melewati tiga hal: bentuknya
(seperti huruf A berlainan dengan huruf N), urutannya (seperti AN ber
lainan dengan NA), dan posisinya (huruf A berlainan dengan Z dalam
urutan abjad). Dengan demikian, atom mempunyai kuantitas belaka, t

11
Jonathan Barnes. 2001. Early Greek Philosophy. London: Penguin. p. 203-253.
12
Simon Petrus L. Tjahjadi. 2004. Petualangan Intelektual. Yogyakarta: Kanisius. hal. 29-31.

PAGE \* MERGEFORMAT 15
ermasuk juga massa. Banyak atom yang membentuk realitas ini tidak
berhingga.

Selain itu, atom juga dipandang sebagai tidak diproduksi menjad


i, tidak dapat diberantas, dan tidak berganti. Yang terjadi pada atom ya
itu gerak. Karena itu, Demokritus menyalakan bahwa "prinsip dasar li
ngkungan kehidupan semesta yaitu atom-atom dan kekosongan". Bila
mempunyai ruang kosong, karenanya atom-atom itu dapat memainkan
usaha. Demokritus membandingkan gerak atom dengan situasi ketika
sinar matahari memasuki kamar yang gelap gulita melewati retak-reta
k jendela. Di situ hendak terlihat bagaimana debu memainkan usaha k
e semua jurusan, walaupun tidak mempunyai angin yang menyebabka
nnya memainkan usaha. Dengan demikian, tidak diperlukan prinsip lai
n untuk membuat atom-atom itu memainkan usaha, seperti prinsip "ci
nta" dan "benci" menurut Empedokles. Mempunyai ruang kosong sud
ah cukup membuat atom-atom itu memainkan usaha.

C. Kaum Sofis dan Relativisme Kebenaran

Kaum Sofis ialah kaum yang mengawali adanya aliran “Sofism


e”, yang berasal dari kata “sophos” yang memiliki arti cerdik dan pan
dai. Kaum Sofis merupakan kaum yang mengawali periode Yunani Kl
asik. Aliran Sofisme terkenal akan keahliannya dalam bidang bahasa,
politik, retorika, dan utamanya tentang kosmos serta kehidupan manus
ia yang mampu membawa perubahan budaya dan peradaban di Athena
pada masa itu13. Sofisme merupakan suatu gerakan yang mendalami bi
dang intelektual utamanya adalah bidang filsafat.

Sofis berasal dari kata sphistes yang memiliki arti cendekiawan


atau sarjana, namun lama kelamaan sebutan sofis ini menjadi kurang
baik, orang-orang mengartikannya sebagai sekelompok orang yang
senang menipu dengan didasari alasan-alasan yang dibuat sehingga

13
Muzairi, op.cit.hal. 59

PAGE \* MERGEFORMAT 15
mampu meyakinkan orang-orang yang menjadi korban mereka. Misi
mereka adalah menyebarkan ajarannya (Sofisme) kepada orang-orang
dengan imbalan jasa atau barang.

Terdapat tiga faktor yang mendorong timbulnya kaum Sofis, dia


ntaranya yaitu :

1. Pada masa tersebut, terjadi perkembangan yang pesat di


kota Athena terutama dalam bidang ekonomi, politik,
intelektual, maupun kultural, sehingga banyak dari kaum
intelektual berkunjung ke kota ini untuk belajar lebih
banyak mengenai aliran Sofisme.
2. Kaum Sofis sangat berjasa terutama dalam bidang pendid
ikan misalnya dalam bidang matematika, bahasa, astrono
mi, dan ilmu tata bahasa(retorika) atau ilmu keahlian dal
am berpidato.
3. Kondisi atau letak geografis bangsa Yunani yang dekat d
engan pantai menjadikan masyarakatnya mau tidak mau
harus menjalin kontak dengan orang-orang luar. Hal ters
ebut menyebabkan masyarakat Yunani tambah mengenal
budaya luar sehingga terjadilah akulturasi budaya yang
membuat masyarakatnya menjadi lebih berkembang pen
getahuannya.

Pada abad ke-5 SM, banyak wacana filsafat yang ditentukan ole
h kaum Sofis ini. Mereka adalah sekelompok rasionalis dan skeptis Y
unani Kuno yang selalu mempertanyakan sesuatu hingga sesuatu terse
but tidak dapat dipertanyakan lagi dasar-dasarnya. Mereka menyimpul
kan bahwa untuk menilai sesuatu tersebut baik atau buruk merupakan
persoalan masing-masing individu.

Aspek positif aliran ini pada era Yunani, yaitu suatu revolusi
intelektual dan mengangkat manusia sebagai objek pemikiran filsafat.

PAGE \* MERGEFORMAT 15
Sehingga lahir tokoh-tokoh filsuf yang terkenal pada masa itu, seperti
Aristoteles, Socrates, dan Plato. Sedangkan aspek negatifnya, yaitu
aliran ini membawa pengaruh tidak baik terhadap kebudayaan Yunani.

Relativisme adalah sebuah faham yang memegang prinsip


bahwa kebenaran dipandang sebagai sesuatu yang mutlak, artinya apa
yang dipandang sebagai kebenaran oleh orang belum tentu berlaku
untuk oranglain. Untuk memandang kebenaran juga merupakan
konteks tidak pasti, karena tidak ada satu pijakan untuk menilai
sebuah kebenaran.

Adapun praktik relativisme kebenaran dalam pandangan aliran


Sofisme ini terwujud ketika kaum ini berpidato di era Yunani kuno,
yang mana pidato tersebut bisa mempengaruhi khalayak ramai dengan
adanya argumen-argumen yang menyesatkan yang disampaikan
melalui pidato sehingga terkesan kehebatan orang-orang kaum Sofis
ini.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Filsafat Alam merupakan sebuah awal dari ilmu filsafat, yang mana dalam
ilmu ini para filsuf tidak akan membahas bagaimana segala sesuatu itu muncul
dari ketiadaan, akan tetapi mereka akan membahas tentang bagaimana ikan dapat
muncul di air, bagaimana pohon dan bunga tumbuh dan bermekaran dari tanah
yang mati, dan bagaimana seorang bayi dapat muncul dari rahim ibunya.

PAGE \* MERGEFORMAT 15
Kemudian lahirlah tokoh-tokoh filsafat yang terkenal dan menjadi dasar
dari pemahaman tentang ilmu filsafat yang ada sampai sekarang ini. Mereka yang
berkelana di negara asing sejahtera hidupnya. Mereka hidup dari hasil
perdagangan dan navigasi yang kuat dengan berbagai pihak. Para filsuf tersebut
memiliki waktu luang untuk mendalami kebebasan hidup dengan keterampilan
dan perenungan.

Pemikiran antara satu tokoh dengan tokoh filsuf lainnya tidaklah sama.
Beberapa pendapat para tokoh filsuf mengenai sesuatu objek diantaranya, Thales
yang berpendapat bahwa bumi berasal dari air dan semuanya itu kembali jadi air.
Pemikiran Anaximendros menyebutkan bahwa bumi adalah silinder yang artinya
bumi juga tidak terletak atau bersandar pada sesuatu unsur. Menurut Anaximenes
bahwa bumi itu juga bernafas yakni juga memiliki ruh layaknya manusia.
Empedocles menyebutkan bahwa manusia terdiri atas empat unsur (air, api, udara,
dan tanah). Parmenides berpendapat bahwa realitas adalah gerak dan perubahan.
Menurut Phytagoras kerifan yang sesungguhnya hanya dimiliki oleh Tuhan saja.
Democritos mengemukakan bahwa realitas ada dua yaitu atom itu sendri dan
ruang tempat atom bergerak. Sehingga dengan adanya perbedaan pendapat atau
teori-teori ini menyebabkan perbedaan juga dalam penafsiran atau pemahaman
seseorang mengenai sesuatu hal, sehingga dalam ilmu filsafat ini kebenaran itu
mutlak, artinya apa yang dipandang benar oleh seseorang belum tentu benar bagi
oranglain.

PAGE \* MERGEFORMAT 15
DAFTAR PUSTAKA

Permatasari, Anita, Filsafat Alam, (2020)

Achmadi, Asmoro, Filsafat Umum, ( Jakarta:PT. RAJA GRAFINDO PERSADA,


2005)

Muzairi, Filsafat umum, (Yogyakarta: TERAS, 2015)

Sari, Dewi Cempaka, dkk. “Filsafat Pra-Socratic (Kelahiran Filsafat Alam)


Studocu (2021)

Simon Petrus L. Tjahjadi. 2004. Petualangan Intelektual. Yogyakarta: Kanisius

Zeller, Edward. 1957. Outlines of The History of Greek Philosophy. New York: M
eridian Books.

K, Bertens. 1990. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius

Barnes, Jonathan. 2001. Early Greek Philosophy. London: Penguin

L. Tjahjadi, Simon Petrus. 2004. Petualangan Intelektual. Yogyakarta: Kanisius

PAGE \* MERGEFORMAT 15
PAGE \* MERGEFORMAT 15

Anda mungkin juga menyukai