Anda di halaman 1dari 13

FILSAFAT ZAMAN PERTENGAHAN

(ZAMAN SKOLATIK ISLAM)

DI SUSUN

Oleh :

Kelompok : 4 (empat)
Nama : Sirajuddin
Fajarullah
Amaliah Khairani
Prodi : PBA
Semester : III
Pengasuh : Rusnawati, MA

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH


PERGURUAN TINGGI ISLAM
AL-HILAL SIGLI
2020 / 2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirabbila’lamin, puji syukur diucapkan kehadiran Allah SWT


atas segala limpahan rahmat dan karunia serta nikmat-Nya, sehingga dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul “Filsafat Zaman Pertengahan
(Zaman Skolatik Islam)” .Tak lupa shalawat serta salam kami ucapkan kepada Nabi
besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat sahabat, dan para pengikut beliau
hingga akhir zaman. Kami sebagai penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini
masih terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penulisan, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang besifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Demikianlah kata pengantar dari penulis, akhirnya besar harapan agar
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan diterima bagi sebagai
perwujudan penulis dalam dunia pendidikan dan dapat dugunakan sebagaimana
mestinya, semoga kita semua mendapat faedah dan diterangi hatinya dalam setiap
menuntut ilmu yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat.

Sigli,
Sirajuddin
Fajarullah
Amaliah Khairani

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1


A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2


A. Sejarah Filsafat Abad Pertengahan ......................................................... 2
B. Ciri Pemikiran Abad Pertengahan .......................................................... 3
C. Filsafat Zaman Skolastik Islam (Arab) .................................................. 4
D. Masa Peralihan........................................................................................ 8

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 9


A. Kesimpulan. ............................................................................................ 9

Daftar Pustaka .................................................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Abad pertengahan merupakan suatu kurun waktu yang khas. Secara singkat
dikatakan bahwa dominasi agama kristen sangat menonjol. Perkembangan alam
pikiran harus disesuaikan dengan ajaran agama. Demikian pula dengan filsafat, harus
diuji apakah tidak bertentangan dengan ajaran agama islam.
Filsafat abad pertengahan menggambarkan suatu zaman yang baru di tengah-
tengah suatu perkumpulan bangsa yang baru, yaitu bangsa eropa barat. Filsafat yang
baru ini disebut skolastik.
Pada masa perkembangan filsafat eropa ( sekitar lima abad ) belum
memunculkan ahli pikir ( filosuf ), akan tetapi setelah abad ke-6 masehi, baru muncul
ahli pikir yang mengadakan penyelidikan filsafat. Jadi, filsafat Eropa yang
mengawali kelahiran filsafat barat abad pertengahan.
Filsafat barat abad pertengahan ( 476-1492 M ) juga dapat dikatakan sebagai
abad gelap. Berdasarkan pada pendekatan sejarah gereja, pada saat itu tindakan
gereja sangat membelenggu kehidupan manusia. Manusia tidak lagi memiliki suatu
kebebasan untuk mengembangkan kreativitas yang terdapat dalam dirinya. Para ahli
pikir saat itu juga tidak memiliki kebebasan berpikir. Apalagi terdapat pemikiran-
pemikiran yang bertentangan dengan agama ajaran gereja. Siapa pun orang yang
mengemukakannya akan mendapatkan hukuman berat. Pihak gereja melarang untuk
diadakannya penyelidikan-penyelidikan berdasarkan rasio terhadap agama. Karena
itu, kajian terhadap agama ( teologi ) yang tidak berdasarkan ketentuan gereja akan
mendapatkan larangan yang ketat. Yang berhak untuk mengadakan penyelidikan
terhadap agama hanyalah pihak gereja. Tetapi, ada juga yang melanggar peraturan
tersebut dan mereka dianggap orang murtad.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sejarah filsafat pada abad pertengahan ?
2. Apakah ciri filsafat pada abad pertengahan ?
3. Bagaimana filsafat pada zaman skolatik Islam ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Filsafat Abad Pertengahan


Sejarah filsafat Abad Pertengahan dimulai sekitar pada abad ke-5 sampai awal
abad ke-17. Para sejarawan umumnya menentukan tahun 476, yakni masa
berakhirnya Kerajaan Romawi Barat yang berpusat di kota Roma dan munculnya
Kerajaan Romawi Timur yang kelak berpusat di Konstantinopel (sekarang Istambul),
sebagai data awal zaman Abad Pertengahan dan tahun 1492 (penemuan benua
Amerika oleh Columbus) sebagai data akhirnya.
Masa ini diawali dengan munculnya filsafat Eropa. Sebagaimana halnya dengan
filsafat Yunani yang dipengaruhi oleh suatu kepercayaan, maka filsafat atau
pemikiran pada Abad Pertengahan pun dipengaruhi oleh kepercayaan agama Kristen.
Artinya, pemikiran filsafat Abad Pertengahan didominasi oleh agama.
Periode abad pertengahan mempunyai perbedaan yang sangat mencolok dengan
abad sebelumnya. Perbedaan ini terletak pada dominasi agama. Munculnya agama
kristen pada permulaan abad masehi membawa perubahan besar terhadap
kepercayaan suatu agama. Zaman pertengahan adalah zaman keemasan bagi agama
Kristen. Disinilah yang menjadi persoalannya, karena agama kristen itu
mengajarkan bahwa wahyu Tuhanlah yang merupakan kebenaran sejati. Hal ini
berbeda dengan pandangan yunani kuno mengatakan bahwa kebenaran dapat di capai
oleh kemampuan akal.
Menurut perkembangan suatu sejarah pemikiran manusia, peradan Yunani ini
merupakan suatu titik tolak peradapan manusia didunia. Peradapan ini terus
menyebar keberbagai bangsa di antaranya adalah bangsa Romawi.
Pada waktu itu Romawi merupakan suatu kerajaan terbesar yang berada di
daratan Eropa, karena bersamaan dengan namaKristen, sehingga muncullah suatu
filsafat Eropa yang sesungguhnya sebagai penjelmaan filsafat Yunani setelah
berintegrasi dengan agama Kristen.
Filsafat Barat Abad Pertengahan (476-1492) juga dapat dikatakan sebagai abad
gelap, karena pendapat ini didasarkan pada pendekatan didalam sejarah gereja. Pada
saat itu tindakan gereja sangat memgelenggu kehidupan manusia, sehingga manusia

2
tidak lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam
dirinya.
Masa Abad Pertengahan ini juga dapat dikatakan sebagai suatu masa yang penuh
dengan upaya untuk mengajak manusia kedalam suatu kehidupan atau system
kepercayaan yang terlalu fanatic,
Filsafat abad pertengahan sering disebut “filsafat Scholastik” yang di ambil dari
kata schuler yang berarti suatu ajaran atau sekolahan. Karena sekolah yang
diadakan oleh Karel Agung yang mengajarkan apa yang diistilahkan sebagai artes
liberals (seni bebas) meliputi gramatika, geometria, arithmatika, astronomia, musika,
dan dealetika. Pada kemudiannya kata scholastic menjadi istilah bagi filsafat pada
abad 9 s/d 15 yang sudah mempunyai corak khusus yaitu fisafat yang dipengaruhi
oleh agama.
Filsafat abad pertengahan juga dapat dikatakan sebagai abad gelap, karena
pendapat-pendapat para ilmuan terikat oleh kebijaksanaan yang ada, yaitu dominasi
golongan gereja. Manusia tidak bisa lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan
pemikirannya. Sebab itu hasil-hasil dari pemikiran manusia diawasi oleh kaum
gereja. Apabila terdapat pemikiran yang bertentangan dengan ajaran gereja, maka
orang yang mengemukakannya akan mendapatkan hukuman yang berat.

B. Ciri Pemikiran Abad Pertengahan


1. Berfilsafat didalam lingkungan ajaran Aristoteles.
2. Cara berfilsafatnya dipimpin oleh gereja.
3. Berfikir dengan pertolongan Augustinus dan lain-lain.
Agama Kristen menjadi problema kefilsafatan karena mengajarkan bahwa
wahyu Tuhanlah yang merupakan kebenaran yang sejati. Hal ini berbeda dengan
pandangan yunani kuno yang mengatakan bahwa kebenaran dapat dicapai
oleh kemampuan akal. Mereka belum mengenal adanya wahyu.
Mengenai sikap terhadap pemikiran Yunani ada dua:
1. Golongan yang menolak sama sekali pemikiran Yunani, karena pemikiran
Yunani merupakan pemikiran orang kafir karena tidak mengakui wahyu.
2. Menerima filsafat yunani yang mengatakan bahwa karena manusia itu
ciptaan Tuhan maka kebijaksanaan manusia berarti pula kebijaksanaan yang

3
datangnya dari Tuhan. Mungkin akal tidak dapat mencapai kebenaran yang
sejati. Oleh karena itu, akal dapat dibantu oleh wahyu.

C. Filsafat Zaman Skolastik Islam (Arab).


Kendati Islam sudah dikenal oleh dunia sejak awal abad VII M, namun filsafat
di kalangan kaum muslim baru dimulai pada awal abad ke VIII. Ini disebabkan
karena pada abad pertama perkembangan Islam tidak terdapat isme-isme atau
paham-paham selain wahyu. Di kalangan kaum Muslim filsafat dianggap
berkembang dengan baik mulai abad IX M hingga abad XII M. Keberadaan filsafat
pada masa ini juga menandai masa kegemilangan dunia Islam, yaitu selama masa
Daulah Bani Abbasiyah di Bagdad (750-1258) dan Daulah Amawiyah di Spanyol
(755-792).
Menurut Hasbullah Bakry, istilah skolastik Islam jarang dipakai dalam khasanah
pemikiran Islam. Istilah yang sering dipakai adalah ilmu kalam atau filsafat Islam.
Kedua ilmu tersebut dalam pembahasannya dipisahkan. Periode skolastik Islam
dapat dibagi dalam empat masa, yaitu :
1. Periode Kalam Pertama
Periode ini ditandai dengan munculnya kelompok-kelompok
mutakallimin/aliran-aliran dalam ilmu kalam, diantaranya :
a. Khawarij
b. Murjiah
c. Qadariyah
d. Jabariyah
e. Mu’tazilah
f. Ahli Sunah
Dalam kaitanya dengan filsafat, aliran yang paling menonjol adalah Mu’tazilah
yang dimotori oleh Wasil bin Atha dan dianggap sebagai rasionalisme Islam.
Timbulnya aliran ini antara lain sebagai jawaban atas tantangan-tantangan yang
timbul berupa paham-paham mengenai masalah Tuhan dan hubungan manusia
dengan Tuhan, yaitu paham tasybih (anthropomorphisme), jabariyah (determinisme),
dan khawarij (paham teokratik). Mu’tazilah memberi jawaban dengan konsep-
konsep sebagai berikut :

4
a. Keesaan Tuhan (al-tauhid)
b. Kebebasan Kehendak (al-iradah)
c. Keadilan Tuhan (al-‘adalah)
d. Posisi Tengan (al-manzilah bain al-manzilatain)
e. Amar Ma’ruf Nahi Munkar (al-amr bi al-ma’ruf wa al nahy’an al-munkar)
2. Periode Filsafat Pertama
Dikalangan masyarakat Islam istilah Skolastik Islam jarang dipakai, yang paling
masyhur yaitu ilmu kalam atau Filsafat Islam. antara kedua ilmu tersebut dalam
pembahasannya dipisahkan.
Dalam perkembangann filsafat Islam, dikenal dua periode yaitu ; periode
mutakallim (700-900), dan periode filsafat Islam (850-1200). Dimana para ahli pikir
Islam (Al-Kindi (801-865), Al-Razi (865-925), Al-Farabi (870-950), Ibnu Sina (980-
1037), Al-Ghazali, Ibnu Rusyd) sangat berperan, bukan hanya dalam pemikiran
filsafat saja, akan tetapi meraka memberikan sumbangan yang besar bagi Eropa,
yaitu dalam bidang ilmu pengetahuan.
1. Al-Kindi (801-865)
Abu Yusuf Ya’kub Ibn Ishak Ibn Ahabah Ibn Umron Ibn Ismail Ibn Muhammad
Ibn Al Ibn Qais Al-Kindi atau lebih dikenal Al-Kindi. disamping sebagai ahli
dalam ilmu Agama, juga ahli dalam ilmu kedokteran, filsafat, matemtika, logika,
pengubahan lagu, geometri, arithmatika, fisiologi dan astromomi. Ia adalah
orang pertama yang memasukkan filsafat sebagai salah satu ilmu ke Islaman,
setelah ia menyesuaikan dengan Islam.
Ajaran pokok filsafatnya
a. Tentang pengetahuan
Al-Kindi membagi pengetahuan menjadi :
1. Pengetahuan Ilahiyah sebagai tercantum dalam Al-Qur’an. Pengetahuan
itu deterima Nabi dari Tuhan. Dasar dari pengetahuan ini adalah
keyakinan.
2. Pengetahuan Insaniyah. Dasarnya pikiran. Kebenyaran yang dibawah
Al-Qur’an lebih menyakinkan dari pada filsafat, tetapi Al-Qur’an dan
filsafat tidak bertentangan.

5
b. Soal kenabian
Al-kindi berpendapat bahwa apa yang telah dicapai oleh para Nabi adalah
derajat pengetahuan yang tertinggi yang dapat dicapai oleh manusia.
Sedangkan Nabi dapat mencapai yang begitu tentang pengetahuan alam gaib
dan ke-Tuhanan melalui jalan intuisi (wahyu) diatas kesanggupan manusia
biasa.
c. Tentang filsafat.
Agama dan filsafat masing-masing mencari kebenaran. Disitulah letak
agama dan filsafat. Tujuan agama adalah menerangkan apa yang benar dan
apa yang baik, begitu pula dengan filsafat. Agama disamping wahyu juga
menggunakan akal, da filsafat menggunakan akal.
2. Al-Farabi (870-950)
Nama lengkapnya Abu Nasher Muhammad Ibn Muhammad Ibn Anzalq Ibn
Turchan Al-Farabi. Dilahirkan di Farab Turkistan. Ia digelari sebagai Al-
Muallimuts tsani (guru kedua) dalam ilmu filsafat sesudah Aristoteles, yang
dianggap sebagai guru pertama.
3. Periode Kalam Kedua
Periode ini ditandai dengan munculnya tokoh-tokoh kalam penting dan besar
pengaruhnya terhadap perkembangan ilmu kalam berikutnya, mereka antara lain :
a. Al-Asy’ari (873-957 M)
Semula ia adalah penganut Mu’tazilah, tetapi karena tidak puas dengan
keterangan-keterangan gurunya, Al-Juba’i akhirnya ia keluar dari Mu’tazilah.
Aliran dan pahamnya kemudian disebut Asy’ariyah. Disamping Asy’ariyah
juga Al-Matudiri.
b. Al-Ghazali (1065-1111 M)
Ia adalah sosok muslim yang berpengaruh besar terhadap dunia Islam. Ia
bergelar “Hujjatul Islam” (benteng Islam). Semula ia adalah seorang
mutakallimin, namun karena kemudian ia tidak menemukan kepuasan dengan
metode-metode pemikiran kalam, ia beralih ke lapangan filsafat. Namun di
filsafat ia juga tidak menemukan kepuasan dan akhirnya beralih ke lapangan
tasawuf. Di bidang terakhir inilah ia menemukan sesuatu yag dicarinya.

6
Sikapnya terhadap filsafat dan filsuf tercermin dalam bukunya Tahafut al-
Falasifah (Kerancuan para Filsuf).
4. Periode Filsafat Kedua
Periode ini ditandai dengan tampilnya sarjana-sarjana dan ahli-ahli dalam
berbagai bidang yang juga meminati filsafat. Mereka hidup dalam masa Daulah
Amawiyah di Spanyol (Eropa) pada saat Eropa sedang dalam masa kegelapan.
Dengan tampilnya para filsuf muslim di Eropa ini, ilmu dan peradaban tumbuh
berkembang dan terus meningkat. Mereka adalah :
a. Ibnu Bajjah (1100-1138 M), di Barat dikenal dengan sebutan Avempace.
b. Ibnu Thufail (m. 1185 M), di Barat dikenal dengan sebutan Abubacer.
c. Ibnu Rusyd (1126-1198 M), di Barat dikenal dengan sebutan Averrose.
Perlu dicatat disini bahwa pada masa Ibnu Rusyd menunjukkan sikap
pembelaannya terhadap filsafat dan para filsuf atas serangan-serangan Al-Ghazali. Ia
berusaha meng-counter pendapat Al-Ghazali dalam buku Tahafut al-
Falasifah dengan bukunya yang berjudul Tahafut al-Tahafut (Kerancuan kitab
Tahafut).
Sampai pertengahan abad XII orang-orang Barat belum mengenal filsafat
Aristoteles secara keseluruhan. Skolastik Islamlah yang membawakan perkembangan
filsafat di Barat. Berkat tulisan para ahli fikir Islam, terutama Ibnu Rusyd, orang-
orang Barat itu mengenal Aristoteles. Para ahli fikir Islam (periode skolastik Islam)
ini adalah Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Ghazali, Ibnu Rusyd dan lainnya.
Peran mereka sangat besar, tidak dalam pemikiran filsafat saja tetapi juga
memberikan sumbangan yang tidak kecil bagi Eropa dalam bidang ilmu
pengetahuan. Para ahli fikir Islam sebagian menganggap bahwa filsafat Aristoteles
adalah benar, Plato dan Al-Qur’an adalah benar, mereka mengadakan perpaduan dan
sinkretisme antara agama dan filsafat. Banyak buku filsafat dan sejenisnya mengenai
peranan para ahli fikir Islam atas kemajuan dan peradaban Barat yang sengaja
disembunyikan disebabkan mereka (Barat) tidak mengakui secara terus terang jasa
para ahli fikir Islam dalam mengantarkan kemodernan Barat.
5. Periode Kebangkitan
Periode ini dimulai dengan adanya kesadaran dan kebangkitan kembali dunia
Islam setelah mengalami kemerosotan alam fikir sejak abad XV sampai XIX. Oleh

7
karenanya, periode ini disebut juga sebagai Renaissans Islam. Diantara tokoh yang
berpengaruh di periode ini adalah Jamaludin Al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid
Ridha, Muhammad Iqbal, dan masih banyak lagi.

D. Masa Peralihan
Setelah abad pertengahan berakhir sampailah pada masa peralihan yang didisi
dengan gerakan kerohanian yang bersifat pembaharuan. Masa peralihan ini ditandai
dengan munculnya renaissance, humanisme, dan reformasi yang berlangsung antara
abad ke-14 hingga ke-16.
1. Renaissance
Renaissance atau kelahiran kembali di Eropa ini merupakan suatu gelombang
kebudayaan dan pemikiran yang dimulai di Italia, kemudian Prancis, Spanyol, dan
selanjutnya hingga menyebar ke seluruh Eropa. Diantara tokoh-tokohnya adalah
Leonardo da Vinci, Miichelangelo, Machiavelli, dan Giordano Bruno.
2. Humanisme
Humanisme pada mulanya dipakai sebagai suatu pendirian dikalangan ahli pikir
Renaisanse yang menghancurkan perhatiannya terhadap pengajaran kesusastraa
Yunani dan Romawi, serta perikemanusiaan. Kemudian, Humanisme berubah
fungsinya menjadi gerakan utuk kembali sastra Yuani da Romawi. Di antara para
tokohnya adalah Boccaccio, Petrarcus, Lorenco Vallia, Erasmus, dan Thomas Morre.
3. Reformasi
Reformasi merupakan revolusi keagamaan di Eropa Barat pada abad ke-16.
Revolusi tersebut dimulai dari gerakan terhadap perbaikan keadaan gereja Katolik.
Kemudian berkembang menjadi asas-asas Protestantisme. Para tokohnya antara lain
Jean Calvin dan Martin Luther.
Akhir dalam filsafat Renaissance salah satu unsur pokoknya adalah manusia.
Suatu pemikiran yang sejajar dengan Renaissance. Pemikiran yang ingin
menempatkan manusia pada tempat yang sentral dalam pandangan kehidupan.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Didalam pembukaan makalah ini kami menggunakan berbagai sumber. Namun
didalam makalah ini kami hanya dapat mengembangkan hanya semampu kami. Dari
berbagai pemaparan materi tersebut dapat disimpulkan bahwa Filsafat Barat abad
pertengahan (476-1492 ) juga dapat dikatakan sebagai “abad gelap “. Pendapat ini
didasarkan pada pendekatan sejarah gereja. Memang pada saat itu tindakan gereja
sangat memebelenggu kehidupan manusia sehingga manusia tidak lagi memiliki
kebebasan untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya. Para ahli
pikir pada sat itupun tidak memiliki kebebasan berfikir.
Periode skolastik Islam dapat dibagi dalam lima masa, yaitu :
1. Periode Kalam Pertama
2. Periode Filsafat Pertama
3. Periode Kalam Kedua
4. Periode Filsafat Kedua
5. Periode Kebangkitan

9
DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Asmoro, Filsafat Umum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003.


Bakry, Hasbullah, Di sekitar Filsafat Skolastik Kristen, Jakarta
Bakhtiar, Amsal. 2005. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kattsoff, Louis O., 1986. Pengantar Filsafat, terjemahan dari Elements of
Philosophy oleh Soejono Soemargono, Yogyakarta: Tiara Wacana.
Maksum, Ali. 2012. Pengantar Filsafat: Dari Masa Klasik Hingga
Postmodernisme. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Pringgodigdo, Ensiklopedi Umum, Kanisius, Yogyakarta, 1972
Syadali, Ahmad, Filsafat Umum, Pustaka Setia, Bandung, 2004
Suriasumantri, Jujun S. 1985. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:
Sinar Harapan.
Tafsir, Ahmad, Filsafat Umum, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003

10

Anda mungkin juga menyukai