DI SUSUN
Oleh :
Kelompok : 4 (empat)
Nama : Sirajuddin
Fajarullah
Amaliah Khairani
Prodi : PBA
Semester : III
Pengasuh : Rusnawati, MA
Sigli,
Sirajuddin
Fajarullah
Amaliah Khairani
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Abad pertengahan merupakan suatu kurun waktu yang khas. Secara singkat
dikatakan bahwa dominasi agama kristen sangat menonjol. Perkembangan alam
pikiran harus disesuaikan dengan ajaran agama. Demikian pula dengan filsafat, harus
diuji apakah tidak bertentangan dengan ajaran agama islam.
Filsafat abad pertengahan menggambarkan suatu zaman yang baru di tengah-
tengah suatu perkumpulan bangsa yang baru, yaitu bangsa eropa barat. Filsafat yang
baru ini disebut skolastik.
Pada masa perkembangan filsafat eropa ( sekitar lima abad ) belum
memunculkan ahli pikir ( filosuf ), akan tetapi setelah abad ke-6 masehi, baru muncul
ahli pikir yang mengadakan penyelidikan filsafat. Jadi, filsafat Eropa yang
mengawali kelahiran filsafat barat abad pertengahan.
Filsafat barat abad pertengahan ( 476-1492 M ) juga dapat dikatakan sebagai
abad gelap. Berdasarkan pada pendekatan sejarah gereja, pada saat itu tindakan
gereja sangat membelenggu kehidupan manusia. Manusia tidak lagi memiliki suatu
kebebasan untuk mengembangkan kreativitas yang terdapat dalam dirinya. Para ahli
pikir saat itu juga tidak memiliki kebebasan berpikir. Apalagi terdapat pemikiran-
pemikiran yang bertentangan dengan agama ajaran gereja. Siapa pun orang yang
mengemukakannya akan mendapatkan hukuman berat. Pihak gereja melarang untuk
diadakannya penyelidikan-penyelidikan berdasarkan rasio terhadap agama. Karena
itu, kajian terhadap agama ( teologi ) yang tidak berdasarkan ketentuan gereja akan
mendapatkan larangan yang ketat. Yang berhak untuk mengadakan penyelidikan
terhadap agama hanyalah pihak gereja. Tetapi, ada juga yang melanggar peraturan
tersebut dan mereka dianggap orang murtad.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sejarah filsafat pada abad pertengahan ?
2. Apakah ciri filsafat pada abad pertengahan ?
3. Bagaimana filsafat pada zaman skolatik Islam ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
tidak lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam
dirinya.
Masa Abad Pertengahan ini juga dapat dikatakan sebagai suatu masa yang penuh
dengan upaya untuk mengajak manusia kedalam suatu kehidupan atau system
kepercayaan yang terlalu fanatic,
Filsafat abad pertengahan sering disebut “filsafat Scholastik” yang di ambil dari
kata schuler yang berarti suatu ajaran atau sekolahan. Karena sekolah yang
diadakan oleh Karel Agung yang mengajarkan apa yang diistilahkan sebagai artes
liberals (seni bebas) meliputi gramatika, geometria, arithmatika, astronomia, musika,
dan dealetika. Pada kemudiannya kata scholastic menjadi istilah bagi filsafat pada
abad 9 s/d 15 yang sudah mempunyai corak khusus yaitu fisafat yang dipengaruhi
oleh agama.
Filsafat abad pertengahan juga dapat dikatakan sebagai abad gelap, karena
pendapat-pendapat para ilmuan terikat oleh kebijaksanaan yang ada, yaitu dominasi
golongan gereja. Manusia tidak bisa lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan
pemikirannya. Sebab itu hasil-hasil dari pemikiran manusia diawasi oleh kaum
gereja. Apabila terdapat pemikiran yang bertentangan dengan ajaran gereja, maka
orang yang mengemukakannya akan mendapatkan hukuman yang berat.
3
datangnya dari Tuhan. Mungkin akal tidak dapat mencapai kebenaran yang
sejati. Oleh karena itu, akal dapat dibantu oleh wahyu.
4
a. Keesaan Tuhan (al-tauhid)
b. Kebebasan Kehendak (al-iradah)
c. Keadilan Tuhan (al-‘adalah)
d. Posisi Tengan (al-manzilah bain al-manzilatain)
e. Amar Ma’ruf Nahi Munkar (al-amr bi al-ma’ruf wa al nahy’an al-munkar)
2. Periode Filsafat Pertama
Dikalangan masyarakat Islam istilah Skolastik Islam jarang dipakai, yang paling
masyhur yaitu ilmu kalam atau Filsafat Islam. antara kedua ilmu tersebut dalam
pembahasannya dipisahkan.
Dalam perkembangann filsafat Islam, dikenal dua periode yaitu ; periode
mutakallim (700-900), dan periode filsafat Islam (850-1200). Dimana para ahli pikir
Islam (Al-Kindi (801-865), Al-Razi (865-925), Al-Farabi (870-950), Ibnu Sina (980-
1037), Al-Ghazali, Ibnu Rusyd) sangat berperan, bukan hanya dalam pemikiran
filsafat saja, akan tetapi meraka memberikan sumbangan yang besar bagi Eropa,
yaitu dalam bidang ilmu pengetahuan.
1. Al-Kindi (801-865)
Abu Yusuf Ya’kub Ibn Ishak Ibn Ahabah Ibn Umron Ibn Ismail Ibn Muhammad
Ibn Al Ibn Qais Al-Kindi atau lebih dikenal Al-Kindi. disamping sebagai ahli
dalam ilmu Agama, juga ahli dalam ilmu kedokteran, filsafat, matemtika, logika,
pengubahan lagu, geometri, arithmatika, fisiologi dan astromomi. Ia adalah
orang pertama yang memasukkan filsafat sebagai salah satu ilmu ke Islaman,
setelah ia menyesuaikan dengan Islam.
Ajaran pokok filsafatnya
a. Tentang pengetahuan
Al-Kindi membagi pengetahuan menjadi :
1. Pengetahuan Ilahiyah sebagai tercantum dalam Al-Qur’an. Pengetahuan
itu deterima Nabi dari Tuhan. Dasar dari pengetahuan ini adalah
keyakinan.
2. Pengetahuan Insaniyah. Dasarnya pikiran. Kebenyaran yang dibawah
Al-Qur’an lebih menyakinkan dari pada filsafat, tetapi Al-Qur’an dan
filsafat tidak bertentangan.
5
b. Soal kenabian
Al-kindi berpendapat bahwa apa yang telah dicapai oleh para Nabi adalah
derajat pengetahuan yang tertinggi yang dapat dicapai oleh manusia.
Sedangkan Nabi dapat mencapai yang begitu tentang pengetahuan alam gaib
dan ke-Tuhanan melalui jalan intuisi (wahyu) diatas kesanggupan manusia
biasa.
c. Tentang filsafat.
Agama dan filsafat masing-masing mencari kebenaran. Disitulah letak
agama dan filsafat. Tujuan agama adalah menerangkan apa yang benar dan
apa yang baik, begitu pula dengan filsafat. Agama disamping wahyu juga
menggunakan akal, da filsafat menggunakan akal.
2. Al-Farabi (870-950)
Nama lengkapnya Abu Nasher Muhammad Ibn Muhammad Ibn Anzalq Ibn
Turchan Al-Farabi. Dilahirkan di Farab Turkistan. Ia digelari sebagai Al-
Muallimuts tsani (guru kedua) dalam ilmu filsafat sesudah Aristoteles, yang
dianggap sebagai guru pertama.
3. Periode Kalam Kedua
Periode ini ditandai dengan munculnya tokoh-tokoh kalam penting dan besar
pengaruhnya terhadap perkembangan ilmu kalam berikutnya, mereka antara lain :
a. Al-Asy’ari (873-957 M)
Semula ia adalah penganut Mu’tazilah, tetapi karena tidak puas dengan
keterangan-keterangan gurunya, Al-Juba’i akhirnya ia keluar dari Mu’tazilah.
Aliran dan pahamnya kemudian disebut Asy’ariyah. Disamping Asy’ariyah
juga Al-Matudiri.
b. Al-Ghazali (1065-1111 M)
Ia adalah sosok muslim yang berpengaruh besar terhadap dunia Islam. Ia
bergelar “Hujjatul Islam” (benteng Islam). Semula ia adalah seorang
mutakallimin, namun karena kemudian ia tidak menemukan kepuasan dengan
metode-metode pemikiran kalam, ia beralih ke lapangan filsafat. Namun di
filsafat ia juga tidak menemukan kepuasan dan akhirnya beralih ke lapangan
tasawuf. Di bidang terakhir inilah ia menemukan sesuatu yag dicarinya.
6
Sikapnya terhadap filsafat dan filsuf tercermin dalam bukunya Tahafut al-
Falasifah (Kerancuan para Filsuf).
4. Periode Filsafat Kedua
Periode ini ditandai dengan tampilnya sarjana-sarjana dan ahli-ahli dalam
berbagai bidang yang juga meminati filsafat. Mereka hidup dalam masa Daulah
Amawiyah di Spanyol (Eropa) pada saat Eropa sedang dalam masa kegelapan.
Dengan tampilnya para filsuf muslim di Eropa ini, ilmu dan peradaban tumbuh
berkembang dan terus meningkat. Mereka adalah :
a. Ibnu Bajjah (1100-1138 M), di Barat dikenal dengan sebutan Avempace.
b. Ibnu Thufail (m. 1185 M), di Barat dikenal dengan sebutan Abubacer.
c. Ibnu Rusyd (1126-1198 M), di Barat dikenal dengan sebutan Averrose.
Perlu dicatat disini bahwa pada masa Ibnu Rusyd menunjukkan sikap
pembelaannya terhadap filsafat dan para filsuf atas serangan-serangan Al-Ghazali. Ia
berusaha meng-counter pendapat Al-Ghazali dalam buku Tahafut al-
Falasifah dengan bukunya yang berjudul Tahafut al-Tahafut (Kerancuan kitab
Tahafut).
Sampai pertengahan abad XII orang-orang Barat belum mengenal filsafat
Aristoteles secara keseluruhan. Skolastik Islamlah yang membawakan perkembangan
filsafat di Barat. Berkat tulisan para ahli fikir Islam, terutama Ibnu Rusyd, orang-
orang Barat itu mengenal Aristoteles. Para ahli fikir Islam (periode skolastik Islam)
ini adalah Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Ghazali, Ibnu Rusyd dan lainnya.
Peran mereka sangat besar, tidak dalam pemikiran filsafat saja tetapi juga
memberikan sumbangan yang tidak kecil bagi Eropa dalam bidang ilmu
pengetahuan. Para ahli fikir Islam sebagian menganggap bahwa filsafat Aristoteles
adalah benar, Plato dan Al-Qur’an adalah benar, mereka mengadakan perpaduan dan
sinkretisme antara agama dan filsafat. Banyak buku filsafat dan sejenisnya mengenai
peranan para ahli fikir Islam atas kemajuan dan peradaban Barat yang sengaja
disembunyikan disebabkan mereka (Barat) tidak mengakui secara terus terang jasa
para ahli fikir Islam dalam mengantarkan kemodernan Barat.
5. Periode Kebangkitan
Periode ini dimulai dengan adanya kesadaran dan kebangkitan kembali dunia
Islam setelah mengalami kemerosotan alam fikir sejak abad XV sampai XIX. Oleh
7
karenanya, periode ini disebut juga sebagai Renaissans Islam. Diantara tokoh yang
berpengaruh di periode ini adalah Jamaludin Al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid
Ridha, Muhammad Iqbal, dan masih banyak lagi.
D. Masa Peralihan
Setelah abad pertengahan berakhir sampailah pada masa peralihan yang didisi
dengan gerakan kerohanian yang bersifat pembaharuan. Masa peralihan ini ditandai
dengan munculnya renaissance, humanisme, dan reformasi yang berlangsung antara
abad ke-14 hingga ke-16.
1. Renaissance
Renaissance atau kelahiran kembali di Eropa ini merupakan suatu gelombang
kebudayaan dan pemikiran yang dimulai di Italia, kemudian Prancis, Spanyol, dan
selanjutnya hingga menyebar ke seluruh Eropa. Diantara tokoh-tokohnya adalah
Leonardo da Vinci, Miichelangelo, Machiavelli, dan Giordano Bruno.
2. Humanisme
Humanisme pada mulanya dipakai sebagai suatu pendirian dikalangan ahli pikir
Renaisanse yang menghancurkan perhatiannya terhadap pengajaran kesusastraa
Yunani dan Romawi, serta perikemanusiaan. Kemudian, Humanisme berubah
fungsinya menjadi gerakan utuk kembali sastra Yuani da Romawi. Di antara para
tokohnya adalah Boccaccio, Petrarcus, Lorenco Vallia, Erasmus, dan Thomas Morre.
3. Reformasi
Reformasi merupakan revolusi keagamaan di Eropa Barat pada abad ke-16.
Revolusi tersebut dimulai dari gerakan terhadap perbaikan keadaan gereja Katolik.
Kemudian berkembang menjadi asas-asas Protestantisme. Para tokohnya antara lain
Jean Calvin dan Martin Luther.
Akhir dalam filsafat Renaissance salah satu unsur pokoknya adalah manusia.
Suatu pemikiran yang sejajar dengan Renaissance. Pemikiran yang ingin
menempatkan manusia pada tempat yang sentral dalam pandangan kehidupan.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Didalam pembukaan makalah ini kami menggunakan berbagai sumber. Namun
didalam makalah ini kami hanya dapat mengembangkan hanya semampu kami. Dari
berbagai pemaparan materi tersebut dapat disimpulkan bahwa Filsafat Barat abad
pertengahan (476-1492 ) juga dapat dikatakan sebagai “abad gelap “. Pendapat ini
didasarkan pada pendekatan sejarah gereja. Memang pada saat itu tindakan gereja
sangat memebelenggu kehidupan manusia sehingga manusia tidak lagi memiliki
kebebasan untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya. Para ahli
pikir pada sat itupun tidak memiliki kebebasan berfikir.
Periode skolastik Islam dapat dibagi dalam lima masa, yaitu :
1. Periode Kalam Pertama
2. Periode Filsafat Pertama
3. Periode Kalam Kedua
4. Periode Filsafat Kedua
5. Periode Kebangkitan
9
DAFTAR PUSTAKA
10