Anda di halaman 1dari 14

AHLUSSUNNAH SALAF DAN

KHALAF
Nama Kelompok:
1. Muhammad Zidan
2. Intan Febriani
Sejarah Perkembangan Aliran Ahlussunnah
Salaf
• Arti salaf secara bahasa adalah pendahulu bagi
suatu generasi. Sedangkan dalam istilah syariah
Islamiyah as-salaf itu ialah orang-orang pertama
yang memahami, mengimami, memperjuangkan
serta mengajarkan Islam yang diambil langsung dari
shahabat Nabi salallahu ‘alaihi wa sallam, para
tabi’in (kaum mukminin yang mengambil ilmu dan
pemahaman/murid dari para shahabat) dan para
tabi’it tabi’in (kaum mukminin yang mengambil ilmu
dan pemahaman / murid dari tabi’in).
• Ibrahim masykur menguraikan karakteristik ulama salaf
atau salafiyah sebagai berikut:
1. Mereka lebih mendahulukan riwayat (Naqli) dari pada
dirayah (“akal”)
2. Dalam persoalan pokok-pokok agama (ushuludin) dan
persoalan-persoalan cabang agama (furu’adin), mereka
hanya bertolak dari penjelasan dari Al-Kitab dan rasional.
3. Mereka mengimani Allah tanpa perenungan lebih lanjut
(tentang zat-NYA) dan tidak pula mempunyai paham
antropomorpisme.
4. Mereka memahami ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dengan
makna lahirnya dan tidak berupaya untuk mena’wilkannya.
• Menurut Harun Nasution, secara kronologis
salafiyah bermula dari imam ahmad ibnu
hambal. Lalu ajarannya di kembangkan Imam
ibnu Taimiyah, kemudian disuburkan oleh
imam Muhammad Ibnu Abdul Wahhab, dan
akhirnya berkembang di dunia islam secara
sporadis.
Tokoh Aliran Ahlussunnah Salaf
1. Ahmad bin Hambal
Ia dilahirkan di bagdad tahun 164/780 M, dan
meninggal 241 H/855 M. ia sering dipanggil
Abu Abdillah karena salah seorang anaknya
bernama Abdillah. Namun, ia lebih dikenal
dengan nama Imam Hanbali karena
merupakan pendiri mazhab Hanbali.
• Di antara murid-murid Ibn Hanbal adalah Ibn
taimiyah, Hasan Ibn Musa, Al-Bukhari, Muslim,
Abu Dawud, Abu zuhrah Ad-Damsyiqi, Abu
Zuhrah Ar-Razi, Ibn Abi Ad-Dunia, Abu Bakar
Al-Asram, Hanbal Ibn Ishaq Asy-Syaibani,
Shaleh, Dan Abdullah. Kedua orang yang
disebutkan terakhir adalah putra
Ibn Hanbal.Ibnu hanbal dikenal sebagai
zauhid. Hampir setiap hari ia berpuasa dan
hanya tidur sebentar. Ia juga dikenal sebagai
orang dermawan.
2. Ibn Taimiyah
Nama lengkap Ibn Taimiyah adalah Taqiyuddin
Ahmad Ibn Abi Al-halim Ibn taimiyyah.
Dilahirkan di Harran pada tahun (661H/729H).
kewafatannya telah menggetarkan  dada
seluruh penduduk Damaskus, Syam, dan Mesir,
serta kaum muslimin pda umumnya. Ayahnya
bernama Syihabbuddin Abu Ahmad Abdul
Halim Ibn Abdussalam Ibn Abdullah Ibn
Taimiyah, seorang Syaikh, Khatib dan Hakim
dikotanya.
• Masa hidup ibnu taimiyah berbarengan
dengan kondisi dunia islam yang sedang
mengalami disintegrasi, dislokasi sosial,
dekadansi moral, dan akhlak. Kelahirannya
terjadi lima tahun setelah baghdad di
hancurkanpasukan Mongol, Hulagu Khan.
Oleh sebab itu, dalam upayanya
mempersatukan umat islam, mengalami
banyak tantangan, bahkan ia harus wafat di
dalam penjara
 
Ajaran Pokok Aliran Ahlussunnah Salaf
• Salaf adalah tidak berpaham tasybih
(anthropomorphisme) serta tidak
menggunakan ta’wil dalam menafsirkan
ayat mutasyabihat, sedangkan Mahmud al-Bisybisyi
mendefinisikan dengan sahabat dan tabi’in yang
diketahui sikap mereka yang menolak interpretasi
mendalam mengenai sifat Allah yang menyerupai
segala sesuatu yang baru dengan tujuan untuk
mensucikan serta mengagungkan-Nya
Sejarah Perkembangan Aliran Ahlussunnah
Khalaf
• Kata khalaf biasanya digunakan untuk merujuk para ulama
yang lahir setelah abad III H dengan karakteristik yang
bertolak belakang dengan apa yang dimiliki salaf.
• Suatu golongan dari ummat Islam yang mengambil fislafat
sebagai patokan amalan agama dan mereka ini meninggalkan
jalannya as-salaf dalam memahami Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Awal mula timbulnya istilah Ahlus Sunnah wal Jama’ah tidak
diketahui secara pasti kapan dan dimana munculnya karena
sesungguhnya istilah Ahlus Sunnah wal Jama’ah mulai
depopulerkan oleh para ulama salaf ketika semakin
mewabahnya berbagai bid’ah dikalangan ummat Islam.
Tokoh Ahlussunnah Khalaf
1. Al-Asy’ari
Abu al-Hasan Ali bin Ismail bin Ishaq bin Salim bin Ismail bin
Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi Bardah bin Abi Musa al-
Asy’ari (260-324 H) dianggap sebagai pendiri alirah Asy’ariyah.
Lahir di Bashrah, dan sampai usia 40 tahun dia masih
merupakan seorang penganut kalam Mu’tazilah. Dia sering
menggantikan gurunya dalam mengajar. Tetapi dalam usia
kematangan berpikir seseorang, dia mengalami konversi. Dia
meninggalkan paham Mu’tazilah yang dianutyna bepuluh-puluh
tahun, dan berbalik menyerangnya dengan alat yang digunakan
aliran itu sendiri, dan sekaligus menetapkan paham baru yang
dianutnya. Paham ini kemudian diikuti banyak orang sehingga
lahirlah Asy’ariyah sebagai salah satu aliran kalam dalam Islam.
2. Al-Maturidi
• Abu Manshur Muhammad ibn Muhammad ibn Mahmud Al-
Maturidi. Ia dilahirkan di sebuah kota kecil di daerah Samarkan
yang bernama Maturid, di wilayah Trmsoxiana di Asia Tengah,
daerah yang sekarang disebut Uzbekistan. Tahun kelahirannya
tidak diketahui pasti, hanya diperkirakan sekitar pertengahan
abad ke-3 hijriyah. Ia wafat pada tahun 333 H/944 M. Gurunya
dalam bidang fiqih dan teologi yang bernama Nasyr bin Yahya
Al-Balakhi, ia wafat pada tahun 268 H. al-Maturidi hidup pada
masa khalifah Al-Mutwakil yang memerintah pada tahun 232-
274 H/847-861 M. Karir pendidikan Al-Maturidi lebih
dikonsentrasikan untuk menekuni bidang teologi dari pada
fiqih. Pemikiran-pemikirannya banyak dituangkan dalam bentuk
karya tulis, diantaranya adalah kitab Tauhid, Ta’wil Al-Qur'an
Makhas Asy-Syara’I, Al-jald, dll. Selain itu ada pula karangan-
karangan yang diduga ditulis oleh Al-Maturidi yaitu Al-aqaid
dan sarah fiqih.
Ajaran Pokok Aliran Ahlussunnah Khalaf

khalaf menempatkan akal dan wahyu sebagai


mitra, karena akal dipergunakan untuk
menjelaskan wahyu meski dalam hal tertentu
akal tidak dapat secara menyeluruh
menjelaskan wahyu, akan tetapi tidak semua
wahyu tidak bisa dijelaskan.
Kesimpulan
• 1.      Pemikiran Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah versi salaf adalah
mempertahankan aqidah secara murni, sedangkan versi khalaf menempatkan
akal dan wahyu sebagai mitra, karena akal dipergunakan untuk menjelaskan
wahyu meski dalam hal tertentu akal tidak dapat secara menyeluruh
menjelaskan wahyu, akan tetapi tidak semua wahyu tidak bisa dijelaskan.
• 2.      Pemikiran Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah versi salaf adalah
mempertahankan aqidah secara murni dan tidak mau menginterpretasikan
ayat-ayat Alquran atau Hadis yang mutasyabihat, sedangkan
versi khalaf membolehkan untuk menafsirkan ayat atau Hadis tersebut.
• 3.      Nilai yang dapat diambil adalah tidak dapat juga untuk menilai sesuatu
sebagaibid’ah, dan memang seharusnya untuk mempertahankan aqidah
secara murni, sehingga dapat disimpulkan pada hakikatnya antara
aliran khalaf dan salaf adalah perbedaan ijtihad, bukan permasalahan aqidah
seperti permasalahan teologi pada umumnya, perbedaan ijtihad merupakan
sesuatu yang wajar seperti perbedaan pemahaman dalam permasalahan
hukum Islam.

Anda mungkin juga menyukai