“AKAD SALAM”
DOSEN PEMGAMPU :
DI SUSUN OLEH :
2020/2021
KATA PENGANTAR
Assalamualikum Wr.Wb
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan Rahmat,Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “AKAD SALAM” yang dibuat oleh
kelompok 10 atas nama Ahmad Mufied dan Nur Azizah penyusunan makalah ini.
Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah menunjukan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat
manusia.
Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah Fiqih Terima
kasih kami ucapkan kepada Dosen Fiqih Ibadah, terkhusus oleh bapak Syaiful
Ilmi, S.Pd., M.Si. dan juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu
pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal
mungkin. Namun, kami menyadiri bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu
tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan.Maka dari itu
kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua
yang membaca makalah ini terutama Dosen Mata Kuliah Fiqih yang kami
harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.
Wa’alaikumsalam Wr.Wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 2
1.3 Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
A) Pengertian Salam......................................................................................... 3
E) Kesimpulan.................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Jual-beli dengan cara salam merupakan solusi tepat yang ditawarkan oleh
Islam guna menghindari riba. Dan mungkin ini merupakan salah satu hikmah
disebutkannya syari'at jual-beli salam seusai larangan memakan riba.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Akad Salam/Jual Beli Salam adalah jual beli yang penerimaan barangnya
ditangguhkan dengan pembayaran harga tunai. Penjualan yang karakteristik
tanggungannya (barang) telah terdiskripsikan diawal dengan harga atau modal
kerja dibayarkan didepan. Dengan kata lain, untuk membayarkan harga didepan
dan pengiriman barang terspesifikasi untuk masa yang akan datang yang telah
ditentukan.
Dua ulama mazhab yaitu Syafi’I dan Hambali mendefinisikan akad salam
adalah sebagai sebuah akad tehadap barang yang teridentifikasi spesifikasinya
yang akan dikirimkan pada waktu tertentu dengan penyerahan harga (uang) ketika
dalam sesi kontrak (majelis akad).
Terdapat dalam Q.S Al-baqarah ayat 282 yang artinya: “Hai orang-orang
yang beriman, jika kamu berpiutang hingga masa (janji) yang ditetapkan,
hendaklah kamu tuliskan perjanjian itu.
3
Artinya “ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan
hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan
janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah
mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang
berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun
daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau
lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka
hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua
orang saksi dari orang-orang lelaki diantaramu). Jika tak ada dua orang lelaki,
maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu
ridhai, supaya jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya. Janganlah
saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan
janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas
waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat
menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu,
(Tulislah mu’amalahmu itu), kecuali jika mu’amalah itu perdagangan tunai yang
kamu jalankan di antara kamu, maka tak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak
menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis
dan saksi saling sulit-menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka
sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah
kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu “.
Artinya: Dari Shuhaib ra, bahwasanya Nabi SAW berkata; ada tiga hal yang
padanya berkah yaitu jual beli tangguh, jual beli muqaradhah (mudharabah) dan
mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan dirumah sendiri bukan untuk
dijual. Hadis riwayat Ibn Majah.Dengan dasar dua dalil ini, maka transaksi atau
jual beli dengan salam dibolehkan. Tujuannya adalah memperoleh kemudahan
dalam menjalankan bisnis, karena barangnya boleh dikirim belakangan. Jika
4
terjadi penipuan atau barang tidak sesuai dengan pesanan, maka nasabah atau
pengusaha mempunyai hak khiyar yaitu berhak membatalkannya atau
meneruskannya dengan konpensasi seperti mengurangi harganya.
Syarat Salam
-Pembayaran harga hendaklah dengan segera, yaitu secara tunai. Jika harga itu
bukan dengan uang, tetapi dalam bentuk barang maka barang itu hendaklah
diketahui dan dinyatakan jumlahnya.
-Barang itu hendaklah dari jenis barang yang boleh diserahkan apabila sampai
masa penyerahannya.
5
Rukun Salam
-Sedangkan persyaratan secara rinci dapat dilihat dari rukun-rukun salam syarat
Aqidain:
-Suka Rela, tidak dalam keadaan dipaksa atau terpaksa atau merasa ditekan.
-Modal harus diserahkan pada saat akad (tunai): modal dalam bentuk hutang tidak
diperbolehkan karena akan berdampak pada jual beli hutang dengan hutang.
Demikian pembayaran salam tidak boleh berbentuk pembebasan kewajiban yang
harus dibayar oleh muslam ilah (penjual/penerima pesanan). Hal ini merupakan
untuk mencegah praktek riba melalui mekanisme salam.
6
-Syarat Muslam Fihi (barang yang dipesan)
7
Bank syariah memiliki berbagai macam sistem pembiayaan diantaranya
yaitu pembiayaan dengan prinsip jual beli. Dalam prinsip jual beli pada perbankan
syariah terdapat tiga jenis jual beli yang telah banyak dikembangkan sebagai
sandaran pokok dalam hal pembiayaan modal kerja dan investasi. Ketiga produk
tersebut yaitu pembiayaan ba'I al-murabahah, ba'I as-salam, dan ba'I al-ishtisna.
Dalam dunia perbankan syariah salam merupakan suatu akad jual beli
layaknya Murabahah. Perbedaan mendasar hanya terletak pada pembayaran serta
penyerahan objek yang diperjualbelikan Dalam akad salam pembeli wajib
menyerahkan uang muka atas objek yang dibelinya lalu barang diserahterimakan
dalam kurun waktu tertentu.
Ba'i as-salam biasanya dipergunakan bagi pembiayaan bagi petani dengan jangka
waktu yang relatif pendek, yaitu 2-6 bulan. Karena yang dibeli oleh Bank adalah
barang seperti padi, jagung, dan cabai, dan bank tidak berniat untuk menjadikan
barang- barang tersebut sebagai simpanan atau inventory, dilakukanlah akad ba'i
as-salam kepada pembeli kedua misalnya kepada bulog, pedagang pasar induk
atau grosir. Inilah yang dalam perbankan islam dikenal sebagai salam paralel
Ba'i as-salam juga dapat diaplikasikan pada pembiayaan barang industry misalnya
produk garmen (pakaian jadi) yang ukurannya sudah dikenal umum. Caranya saat
nasabah mengajukan pembiayaan untuk pembuatan garmen, bank mere!erensikan
8
penggunaan produk tersebut. Hal tersebut berarti bahwa bank memesan dari
pembuat garmen tersebut dan membayarnya pada waktu pembayaran kontrak.
Bank kemudian mencari pembeli kedua. Pembeli tersebut bisa saja rekanan yang
telah direkomondasikan oleh produsen garmen tersebut. Bila garmen tersebut
udah selesai diproduksi, produk tersebut diantarkan kepada rekanan tersebut.
Rekanan kemudian membayar kepada bank, baik secara mengangsur maupun
tunai.
Tabel Ringkasan Tahapan Akad Salam dan Salam Paralel Menurut SOP Bank
Syariah
9
Pembayaran dilakukan segera oleh bank sebagai pembeli kepada nasabah
produsen pada saat pengikatan dilakukan.
Pengiriman barang dilakukan langsung oleh nasabah produsen kepada
nasabah pembeli pada waktu yang ditentukan.
Dari hasil telaahan atas SOP akad salam, terdapat beberapa hal yang dapat
dicermati lebih jauh:
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Akad Salam/Jual Beli Salam adalah jual beli yang penerimaan barangnya
ditangguhkan dengan pembayaran harga tunai. Penjualan yang karakteristik
tanggungannya (barang) telah terdiskripsikan diawal dengan harga atau modal
kerja dibayarkan didepan.
Pembayaran harga hendaklah dengan segera, yaitu secara tunai. Jika harga itu
bukan dengan uang, tetapi dalam bentuk barang maka barang itu hendaklah
diketahui dan dinyatakan jumlahnya.
11
Barang itu hendaklahdari jenis barang yang boleh diserahkan apabila sampai
masa penyerahannya.
DAFTAR PUSTAKA
[4]Ibid., hlm. 110.
12