Anda di halaman 1dari 17

SISTEM EKONOMI ISLAM

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Ekonomi Mikro Isl
Dosen Pengampu : M. Arif Hakim, M.Ag
Kelompok 1 / ESRB-5
Kamis, 10 September 2015
Jam ke-1 : 07.30 (3 SKS)

Disusun Oleh :

1. ZUHAIROH ZAM ZAMI (1320210046)


2. NAILUN NAHDLIYAH (1320210050)
3. NOVI ARISTA WULANDARI (1320210071)
4. EKA RAHMAWATI (1320210078)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


JURUSAN SYARI’AH / EKONOMI ISLAM
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah agama samawi (agama yang diturunkan/diwahyukan
oleh Allah SWT melalui perantara malaikat Jibril kepada Nabiyullah
untuk kemudian disampaikan kepada seluruh umat manusia). Islam
memandang agama sebagai pengatur seluruh aspek kehidupan manusia.
Memiliki dasar hukum yang berupa al-Quran dan Sunnah, yang juga
menjadi dasar atau rujukan dalam menjalankan peran sebagai khalifah
dibumi. Dalam al-Qur’an tidak hanya mengatur hubungan vertikal yaitu
kewajiban manusia kepada Tuhannya yang harus ditunaikan dalam bentuk
spiritualitas/ritualitas, juga mengatur hubungan horizontal yaitu hubungan
antar manusia (muamalah).
Ekonomi adalah hal yang mempelajari perilaku manusia dalam
menggunakan sumber daya yang ada guna memenuhi kebutuhannya baik
dalam bentuk barang maupun jasa. Perilaku tersebut ditunjukkan dengan
adanya kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi. Agama dan ilmu
pengetahuan, dijelaskan oleh Chapra bahwa keduanya tidaklah dapat
disatukan karena keduanya memiliki paradigma yang berbeda, ilmu
pengetahuan adalah terkait tentang dunia dan dapat dikenali oleh inderawi,
sedangkan agama tidak demikian, karena cakupan agama lebih luas yang
melebihi jangkauan indera manusia termasuk hal kematian dan kehidupan
setelah kematian. Khaf (1992) mengemukakan pendapatnya tentang
kemungkinan agama dan ilmu pengetahuan melebur menjadi satu. Latar
belakang dari pendapatnya adalah ketika agama dipandang sebagai
seperangkat aturan yang mengatur dan menuntun segala aspek kehidupan
manusia, maka ilmu pengetahuan pun pastilah ada didalamnya, baik itu
secara eksplisit maupun inplisit. Pun demikian dengan ilmu ekonomi,
sebagai insan muslim, sepatutnyalah melaksanakannya secara Islam pula,
sebagai bentuk kepatuhan terhadap Tuhannya.

1
Dalam perkembangan dunia, sistem ekonomi yang dianut oleh
kebanyakan negara di dunia adalah sistem ekonomi kapitalis dan sosial
komunis yang sangat jauh dari ajaran al-Quran.. Sekian lama dijajah oleh
Belanda, sistem ekonomi Indonesia pun sebagian besar berkiblat dari
peninggalan kompeni tersebut. Padahal, seperti yang telah diutarakan oleh
Bung Hatta (wakil presiden RI pertama) tidak lama setelah Indonesia
merdeka bahwa sistem ekonomi kapitalis tidaklah sesuai diterapkan di
Indonesia. Menurut Bung Hatta, membangun ekonomi Indonesia ibarat
mengayuh perahu layar di selat sempityang terapit tebing karang terjal
yang tajam.1
Sistem ekonomi konvensional, seperti kapitalis dan sosial komunis
walaupun sukses dibeberapa negara, tetap belum dapat menyelesaikan
permasalahan yang ada, misalnya saja kelangkaan dan juga krisis yang
pernah melanda Eropa pada 1923, saat itu sistem ini kehilangan pamornya.
Pengkajian tentang ekonomi Islam sudah banyak menjadi pembahasan,
guna mencari alternatif sestem ekonomi sebagai pemecah masalah krisis.
Sistem ekonomi bersumber dari ajaran Islam yang integral dan
komprehensif. Sistem ekonomi Islam menuntut adanya ketaatan dalam
praktik ekonomi secara Islam, tetapi juga sangat menghormati kepentingan
individu yaitu memberi kebebasan untuk berkarya dan memperoleh
kekayaan dan memenuhi kebutuhan guna mencapai kesejahteraan hidup
duniawi dan membantu membangun rasa syukur, sehingga terwujud
keseimbangan antara kehidupan dunia dan agamanya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian ekonomi Islam?
2. Bagaimana sejarah tentang ekonomi Islam yang sekarang telah
berkembang?
3. Apa prinsip-prinsip dari ekonomi Islam?
4. Apa hakikat dari ekonomi Islam?

1
Masyhuri, 2005, Teori Ekonomi Dalam Islam, Yogyakarta, Kreasi Wacana, hlm. 1.

2
5. Apa basis kebijakan dan rancang bangun dari ekonomi Islam?
6. Apa tujuan yang hendak dicapai dari penerapan ekonomi Islam?
7. Adakah perbedan sudut pandang dalam ekonomi Islam?
8. Ada tidakkah perbedaan antara ekonomi Islam dengan ekonomi
konvensional?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian ekonomi Islam.
2. Mengetahui sejarah munculnya ekonomi Islam.
3. Mengetahui prinsip-prinsip yang yang menjadi dasar sistem ekonomi
Islam.
4. Mengetahui hakikat ekonomi Islam.
5. Mengetahui basis kebijakan dan rancang bangun dari ekonomi Islam.
6. Mengetahui tujuan yang hendak dicapai oleh ekonomi Islam.
7. Mengetahui perbedaan sudut pandang dalam sistem ekonomi Islam.
8. Mengetahui perbedaan antara ekonomi Islam dan konvensional.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekonomi Islam


1. Ekonomi konvesional
Secara umum, ilmu ekonomi merupakan suatu studi tentang
perilaku orang dan masyarakat dalam memilih cara menggunakan
sumber daya yang langka dan memiliki beberapa alternatif
penggunaan, dalam rangka memproduksi berbagai komoditi, untuk
menyalurkan baik saat ini maupun dimasa depan, kepada berbagai
individu dan kelompok yang ada dalam suatu masyarakat. 2
2. Ekonomi Islam
Ada perbedaan dalam mendefinisikan Ekonomi Islam oleh para
ekonom muslim diantaranya yaitu:
a. Muhammad Abdul Manan , ia mengatakan, "Ekonomi Islam
merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-
masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam".
b. Hasanuzzaman menyatakan ilmu ekonomi Islam adalah
pengetahuan dan aplikasi dari anjuran dan aturan syariah yang
mencegah ketidakadilan dalam memperoleh sumber-sumber daya
material sehingga tercipta kepuasan manusia dan memungkinkan
mereka menjalankan perintah Allah dan masyarakat.
c. Khursid Ahmad, mengatakan "Ekonomi Islam adalah suatu usaha
sistematis untuk memahami masalah ekonomi dan perilaku
manusia dalam hubungannya kepada persoalan tersebut menurut
perspektif Islam".3
Kesimpulan dari pendapat beberapa pakar ekonom muslim, bahwa
ekonomi Islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari
permasalahan ekonomi dengan menggunakan dasar syaria’at Islam,

2
Heri Sudarsono, 2002, Konsep Ekonomi Islam, Yogyakarta, Ekonisia, hlm. 9-10.
3
Ibid, hlm. 12-14.

4
sehingga dapat terpenuhinya kebutuhan, tercapainya kesejahteraan dan
kemashlahatan.

B. Sejarah Ekonomi Islam


Pada hakikatnya ekonomi Islam sudah muncul pada masa Rasulullah,
karena dasar yang digunakan adalah al-Qur’an yang diturunkan pada akhir
abad ke-6M hingga awal abad ke-7M. Berarti ekonomi Islam itu setua
Islam itu sendiri. Pembangunan perekonomian pada zaman Rasulullah
dimulai ketika beliau dan umatnya telah hijrah ke Madinah, karena ketika
di Mekah mereka berjuang untuk lepas dari intimidasi orang-orang
Quraisy. Rasulullah telah meletakkan prinsip-prinsip yang mendasar dalam
pengelolaan ekonomi, yaitu penegakan etika, norma, keadilan dan
pemerataan kekayaan. Pasar adalah tempat transaksi yang diperhatikan
oleh Rasulullah, hingga untuk menjaga agar para pelaku usaha dalam pasar
tetap menjaga etika dan moralitas Islam, Rasulullah mendirikan al-Hisbah
yang bertugas sebagai market controller. Selain itu, Rasulullah juga
membentuk Baitul Maal, yang berfungsi sebagai pengelola keuangan
negara.
Untuk mendorong perputaran roda perekonomian, Rasulullah
menganjurkan untuk dilakukannya kerjasama usaha diantara masyarakat
(misalnya, muzaroah, mudharabah dan musaqah). Sumber-sumber
pendapatan negara ketika itu antara lain, zakat, ushr, wakaf, khumus,
ghanimah dan sodaqoh-sodaqoh yang lainnya.
Setelah masa Rasulullah, para sarjana muslimbanyak membaca karya-
karya ilmuwan Romawi, namun mereka tidak menjiplak sama sekali
pemikiran atau tulisan-tulisannya. Mereka hanya menggunakannya sebagai
referensi guna memperdalam, mengembangkan, memperkaya dan
memodifikasikannya dengan ajaran agama Islam.

5
C. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam
1. Nilai-nilai universal teori ekonomi
a. Tauhid
Tauhid merupakan fondasi ajaran Islam. karena Allah adalah
pencipta alam semesta dan isinya ekaligus pemiliknya, termasuk
pemilik manusia dan seluuruh sumber daya yang ada. Oleh karena
itu, Allah adalah pemilik hakiki, manusia hanya diberi amanah
untuk memiliki sementara waktu, sebagai ujian bagi mereka.
Dalam Islam, segala sesuatu yang ada tidak diciptakan sia-sia.
Karena itu segala aktivitas manusia baik hubungannya dengan
alam maupun manusia dibangun dengan kerangka hubungan
dengan Allah, sebab kepa-Nya kita akan mempertanggung
jawabkan segala perbuatan kita, termasuk ekonomi dan bisnis.
b. ‘Adl
Dalam banyak ayat Allah memerintahkan untuk bersifat adil.
Dalam Islam adil diartikan sebagai tidak menzalimi dan tidak
dizalimi. Implikasi ekonomi dari nilai ini adalah bahwa pelaku
ekonomi tidak boleh mengejar keuntungan pribadi bila hal itu
merugikan orang lain atau merusak alam.
c. Nubuwwah
Nubuwwah diartikan sebagai perilaku yang mencerminkan atau
meniru sifat-ifat Nabi, diantaranya:
1) Siddiq
Dalam kehidupan alangkah baiknya jikalau sifat jujur dijadikan
visi oleh setiap manusia. Dari sifat jujur ini turunlah konsep
ekonomi efektivitas dan efisiensi.
2) Amanah
Sifat amanah memainkan peranan yang fundamental dalam
ekonomi dan bisnis, karena tanpa kredibilitas dan tanggung
jawab semuanya akan hancur.
3) Fathanah

6
Kita harus mengoptimalkan esgala potensi yang telah diberikan
Allah kepada kita, dan yang paling berharga adalah akal.
Implikasi ekonomi dan bisnis dari sifat ini adalah bahwa segala
aktifitas manusia harus dilakukan dengan ilmu, kecerdikan, dan
pengoptimalan semua potensi akal untuk mencapai tujuan.
4) Tabligh
Sifat tabligh menurunkan prinsip-prinsip komunikasi,
pemasaran, penjualan, periklanan, dan sebagainya.
2. Prinsip-prinsip derivatif : Ciri-ciri sistem ekonomi islam
a. Multitype Ownership
Prinsip ini terjemahan dari tauhid: pemilik primer langit, bumi, dan
seisinya adalah Allah, sedangkan manusia merupakan pemilik
sekunder, dengan demikian, konsep kepemilikan swasta diakui.
Namun, untuk menjamin keadilan, maka cabang-cabang produksi
yang penting dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai
oleh pemerintah. Dengan demikian kepemilikan negara dan
nasionalisasi juga diakui. Sistem kepemilikan campuran juga
mendapat tempat dalam Islam, baik campuran swasta maupun
negara, swasta domestik-asing, atau negara-asing. Semua konsep
ini berasal dari filosofi, norma, dan nilai-nilai Islam.
b. Freedom To Act
Apabila nilai-nilai nubuwwah digabungkan dengan nilai keadilan
dan good governance akan melahirkn prinsip freedom of act, pada
dasarnya prinsip ini melahirkan mekanisme pasar dalam
prekonomian dengan syarat tidak ada distorsi. Potensi distorsi
dikurangi dengan penghayatan nilai keadilan. Penegakan nilai
keadilan dalam ekonomi dilakukan dengan melarang semua
mafsadah (segala yang merusak), riba, gharar (ketidakpastian),
tadlis (penipuan), dan maysir (mendapat keuntungan dengan
merugikan orang lain). Dalam permasalahan ini, negara bertindak
sebagai pengawas jalannya interaksi ekonomi dan bisnis dalam

7
wilayah kekuasaannya untuk menjamin dan melindungi tidak
dilaranggarnya syariat, supaya tidak ada pihak-pihak yang zalim
dan terzalimi.
c. Social justice
Semua sistem ekonomi memiiki tujuan yang sama yaitu
menciptakan sistem perekonomian yang adil. Namun tidak
semuanya sistem tersebut mampu dan secara konsisten
menciptakan sistem yang adil. Keadilan diartikan sebagai suka
sama suka dan satu pihak tidak menzalimi pihak lain. Islam
menganut sistem mekanisme pasar, namun tidak semuanya
diserahkan pada mekanisme harga. Karena segala distorsi yang
muncul dalam perekonomian tidak sepenuhnya dapat diselesaikan,
maka islam membolehkan adanya beberapa intervensi, baik harga
maupun pasar4.

D. Hakikat Ekonomi Islam


Tuhan menciptakan alam dan seisinya untuk manusia, untuk
kesejahteraan manusia. Lalu setelah itu apa yang harus dilakukan manusia.
Tentu manusia sepantasnya taat kepada Tuhan, menjalankan perintahnya
dan menjauhi larangannya. Keingingan untuk memenuhi kebutuhan hidup
merupakan naluri setiap makhluk yang hidup di bumi. Kebutuhan dan
keinginan merupakan suatu hal yang mirip. Kebutuhan tidak bisa
ditinggalkan sedangkan keinginan bisa di tunda.5
Ekonomi Islam berbeda dengan ekonomi konvesional. Dalam ekonomi
Islam, kebutuhan (need) terbatas dengan sumber daya yang tidak terbatas,
yang tidak terbatas bukan kebutuhan tetapi keinginan (want). Sedangkan
pengertian ekonomi menurut ekonomi konvesional menyatakan bahwa
ekonomi sebagai ilmu yang mempelajari kebutuhan manusia yang tidak
4
Adiwarman A. Karim, 2011, Ekonomi Mikro Islami, Depok, Raja Grafindo Persada., hlm.
33-34
5
Nurjunaidi Sari, Makalah Sistem Ekonomi Islam, diakses dari
https://yuesuf.wordpress.com/2013/04/15/makalah-sistim-ekonomi-islam/ pada 3 September 2015
pukul 14.46.

8
terbatas dengan sumber daya yang terbatas. Perbedaan dalam
pendefinisian ini yang menjadikan perbedaan mendasar dari ekonomi
islam dengan ekonomi konvesional6.

E. Tujuan Ekonomi Islam


Tujuan mempelajari ilmu ekonomi antara lain: 7
1. Ilmu ekonomi membantu memahami dunia nyata, misalnya tingginya
biaya hidup di Jakarta disbanding kota lainnya.
2. Ilmu ekonomi membantu manusia menjadi pelaku ekonom yang lihat
dalam perekonomian. Misalkan seseorang berpikir bagaimana caranya
mengelola usaha yang baik.
3. Ilmu ekonomi membantu pemahaman mengenai keterbatasan
kebijakan ekonomi, potensi, dan akibat yang akan terjadi dengan
adanya kebijakan tersebut. Contohnya bagaimana pajak dan defisit
pemerintah mempengaruhi perekonomian secara kesuluruhan?
4. Tujuan ekonomi adalah menganalisis kondisi ekonomi dan kegiatan
ekonomi dalam pasar untuk mencapai keseimbangan pasar.
Selain keempat tujuan diatas, yang menjadi tujuan akhir dari ekonomi
Islam adalah sebagaimana tujuan dari syariat Islam itu sendiri (maqashid
asy syari’ah), yaitu mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat (falah)
melalui tata kehidupan yang baik dan terhormat (hayyah thayyibah).8

F. Basis Kebijakan dan Rancang Bangun Sistem Ekonomi Islam


Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa tujuan dari ekonomi Islam
adalah tercapainya falah dengan cara melaksanakan syariat Islam secara
kaffah (menyeluruh) dan untuk itu dibutuhkan kebijakan yang dengannya
dapat terwujud. Basis kebijakan tersebut, antara lain :
1. Penghapusan riba

6
Heri Sudarsono, Op. Cit., hlm 10-11.
7
Ibid, hlm. 25-26.
8
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI),2013, Ekonomi Islam, Depok,
Raja Grafindo Persada, hlm. 54.

9
2. Pelembagaan Zakat
3. Pelarangan gharar
4. Pelarangan yang haram
Menurut Gregory dan Stuart (1985) elemen kunci dari suatu sistem
ekonomi adalah (1) hak kepemilikan, (2) mekanisme provisi informasi dan
koordinasi dari keputusan-keputusan, (3) metode pengambilan keputusan,
(4) sistem insentif bagi perilaku ekonomi.9
Dalam Islam pun demikian, berikut ini diterangkan bagaimana sistem
ekonomi Islam beroperasi.
1. Kepemilikan dalam Islam
Dalam pandangan Islam pemilik mutlak alam semesta ini adalah
Allah SWT, sedangkan manusia hanyalah penerima amanah dari
Allah. Dalam Islam ada tiga kategori kepemilikan/hak milik :
a. Hak milik individual (milkiyah fardhiah/private ownership)
b. Hak milik umum atau publik (milkiyah ‘ammah/public
ownership)
c. Hak milik negara (milkiyah daulah/state ownership)
2. Maslahah sebagai Insentif ekonomi
3. Musyawarah sebagai prinsip pengambilan keputusan
4. Pasar yang adil sebagai media koordinasi

G. Perbedaan Sudut Pandang Ekonomi Islam


Ekonomi konvensional melihat ilmu sebagai sesuatu yang sekuler
(berorientasi hanya kepada kehidupan duniawi), dan sama sekali tidak
memasukkan unsur Tuhan serta tanggung jawab mausia kepada Tuhan di
akhirat dalam pemikirannya. Oleh karena itu ilmu ekonomi konvensional
menjadi bebas nilai (positivistik). Sementara itu, ilmu ekonomi Islam
justru dibangun atau paling tidak diwarnai oleh prinsip-prinsip religius
(berorientasi kepada kehidupan sekarang sekaligu kehidupan di akhirat)10.

9
Ibid, hlm. 74-75.
10
Adiwarman A. Karim, 2011, Op. Cit.,,hlm. 29-30.

10
Dalam tataran paradigma seperti ini, ekonom-ekonom Muslim tidak
menghadapi masalah perbedaan pendapat yang berarti. Namun, ketika
mereka diminta untuk menjelaskan apa dan bagaimanakah konsep
ekonomi islam itu, mulai muncul perbedaan pendapat. Sampai saat ini
pemikiran ekonom-ekonom muslim kontemporer dapat kita klasifikasikan
setidaknya menjadi tiga mazhab, yakni:
1. Mazhab Baqir as-Sadr
Mazhab ini dipelopori oleh Baqir as-Sadr dengan bukunya yang
fenomenal : Iqtishoduna. Mazhab ini berpendapat bahwa ilmu
ekonomi tidak pernah sejalan dengan Islam. Ekonomi tetap ekonomi,
dan Islam tetap Islam.
Menurut ilmu ekonomi, masalah ekonomi muncul karena adanya
keinginan manusia yang tidak terbatas sementara sumber daya yang
tersedia untuk memuaskan keinginan manusia tersebut jumlahnya
terbatas. Mazhab Baqi menolak pertanyaan ini, karena menuut
mereka, Islam tidak mengenal adanya sumber daya yang terbatas.
Dalil yang dipakai adalah Alquran: “Sungguh telah kami ciptakan
segala sesuatu dalam ukuran yang setepat-tepatnya.”
Pendapat bahwa keinginan manusia tidak terbatas juga ditolak.
Contohnya: manusia akan berhenti minum jika dahaganya sudah
terpuaskan. Karena itu, mazhab ini berkesimpulan bahwa keinginan
yang tidak terbatas ini tidak benar sebab pada kenyataannya keinginan
manusia itu terbatas.
Mazhab Baqir berpendapat bahwa masalah ekonomi Islam muncul
karena adanya distribusi yang tidak merata dan adil sebagai akibat
sistem ekonomi yang membolehkan eksploitasi pihak yang kuat
terhadap pihak yang lemah. Yang kuat memiliki akses terhadap
sumber daya sehingga menjadi sangat kaya, sementara yang lemah
tidak memiliki akss yang terbatas, tetapi karena keserakahan manusia
yang tidak terbatas. Karena itu menurut mereka, istilah “ekonomi
Islam” adalah istilah yang bukan hanya tidak sesuai dan salah, tetapi

11
juga menyesatkan dan kontradiktif, karena itu penggunaan istilah
“ekonomi Islami” harus dihentikan. Sebagai gantinya, ditawarkan
istilah baru yang berasal dari filosofi Islam. Yakni iqtishad. Menurut
mereka, iqtishad bukan sekedar terjemahan dari ekonomi. Iqtishad
berasal dari bahasa Arab qash yang secara harfiyah berarti
“ekuilibrium” atau keadaan sama, seimbang atau pertengahan.
Sejalan dengan itu, maka semua teori yang dikembangkan oleh
ilmu ekonomi konvesionnditolak dan dibuang. Sebagai gantinya
mazhab ini berusaha menyususn teori-teori baru dalam ekonomi yang
langsung digali dan dideduksikan dari Al-quran dan as-Sunnah.
Tokoh-tokoh mazhab ini selain muhammad Baqir As-Sadr adalah
Abbas Mirakhor, Baqir al-Hasani, Kadim As-Sadr, Iraj Toutounchian,
Hedayati.11
2. Mazhab Mainstream
Mazhab Mainstream berbeda pendapat dengan mazhab Baqir.
Mazhab kedua ini justru setuju bahwa masalah ekonomi muncul
karena sumber daya yang terbatas yang dihadapkan pada keinginan
manusia yang tidak terbatas. Keterbatasan sumber daya memang ada,
bahkan diakui pula oleh islam. Dalil yang dipakai adalah: “Dan
sungguh akan Kami uji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira bagi orang-orang yang sabar”.
Sedangkan keinginan manusia yang tidak terbatas dianggap
sebagai hal yang alamiah. Dalilnya: “Bermegah-megahan telah
melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke liang kubur. Janganlah
begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatan itu)”
Tokoh-tokoh mazhab ini diantaranya M.Umer Chapra, M.A.
Mannan. M. Nejatullah Siddiqi, dll. Mayoritas bekerja di Islamic
Development Bank (IDB). Mereka adalah para doktor di bidang

11
Azwar Karim, 2002, Op. Cit., hlm 13-14.

12
ekomanomi yang belajar ( dan ada yang mengajar) di universitas-
universitas barat.12
3. Mazhab Alternatif-Kritis
Pelopor mazhab ini adalah Timur Kuran (Ketua Jurusan Ekonomi
di University of Southern California), Jomo ( Yale, Cambridge.
Harvard, Malaya), Muhammad Arif, dan lain-lain. Mazhab ini
mengkritik kedua mazhab sebelumnya mazhab Baqir dikritik sebagai
mazhab yang berusaha untuk menemukan sesuatu yang baru yang
sebenarnya sudah ditemukan oleh orang lain. Menghancurkan teori
lama, kemudian menggantinya dengan teori baru. Sementara Mazhab
Mainstream dikritiknya sebagai jiplakan dari ekonomi neoklasik
dengan menghilangkan variabel riba dan memasukkan variabel zakat
serta niat.
Mazhab ini adalah sebuah mazhab yang kritis. Mereka
berpendapat bahwa analisis kritis bukan saja harus dilakukan terhadap
sosialisme dan kapitalisme, tetapi juga terhadap ekonomi Islam itu
sendiri. Mereka yakin bahwa Islam pasti benar, tetapi ekonomi Islam
belum tentu benar karena ekonomi Islami adalah hasil tafsiran
manusia atas al-Quran dan as-Sunnah. Sehingga nilai kebenarannya
tidak mutlak. Proposisi dan teori yang diajukan oleh ekonomi Islam
harus selalu diuji kebenarannya sebagai mana yang dilakukan
terhadap ekonomi konvesional.13

H. Perbedaan Ekonomi Islam dengan Ekonomi Kapitalis dan Sosialis

12
Ibid, hlm 14-15.
13
Ibid, hlm 16.

13
Ada beberapa perbedaan mendasar yang membuat sistem ekonomi
Islam berbeda dengan sistem ekonomi lainnya, hal ini dapat dilihat dari
masing-masing prinsip dasarnya, seperti berikut ini : 14

Prinsip Dasar
Prinsip Dasar Prinsip Dasar Ekonomi
Ekonomi
Ekonomi Sosialis Islam
Kapitalis
1. Kebebasan 1. Kepemilikan harta 1. Kebebasan individu.
memiliki harta oleh Negara. 2. Hak terhadap harta.
secara 2. Kesamaan 3. Ketidak-samaan
perseorangan. ekonomi. ekonomi.
2. Kebebasan 3. Disiplin politik. 4. Kesamaan sosial.
ekonomi dan 5. Jaminan sosial.
persaingan bebas. 6. Distribusi kekayaan
3. Ketimpangan secara meluas.
ekonomi. 7. Larangan menumpuk
kekayaan.
8. Larangan terhadap
organisasi antisosial.
9. Kesejahteraan individu
dan masyarakat.

BAB III
PENUTUP
14
Sukarno Wibowo dan Dedi Supriadi, Op. Cit., hlm. 34-44.

14
A. Kesimpulan
Sistem ekonomi Islam sebenarnya bukanlah ilmu pengetahuan yang
baru. Sistem ekonomi Islam sudah ada bersamaan dengan turunnya Al-
Qur’an, karena sistem ini mengadopsi atau bersumber dari al-Qur’an.
Hanya saja, ekonomi Islam menjadi disiplin ilmu modern setelah sistem
ekonomi konvensional, seperti kapitalis dan sosial komunis berkembang
dan dikenal serta diterapkan di berbagai negara. Ada banyak pengertian
tentang sistem ekonomi Islam yang diungkapkan oleh para pakar ekonom
muslim. Ringkasnya ekonomi Islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari permasalahan ekonomi dengan menggunakan dasar syaria’at
Islam, sehingga dapat terpenuhinya kebutuhan, tercapainya kesejahteraan
dan kemashlahatan.
Tujuan utama dari sistem ekonomi ini adalah tercapainya falah, yaitu
memperoleh kebahagiaan dunia sekaligus akhirat dengan menggunakan
sumber daya yang telah tersedia guna memenuhi kebutuhan pribadi tanpa
mengabaikan kepentingan orang banyak. Artinya Islam menghendaki
kemashlahatan umat.
Islam menghendaki agar umat muslim dapat melaksanakan ajaran
Islam secara kaffah, tidak hanya bagian per bagian saja, termasuk
ekonomi. Guna mewujudkan fallah ada basis kebijakan yang harus
diterapkan, seperti penghapusan riba, pelembagaan Zakat, pelarangan
gharar dan pelarangan yang haram.
Dikalangan para pakar ekonom muslim terdapat perbedaat pandang
tentang konsep ekonomi Islam, yang akhirnya melahirkan mazhab-
mazhab, seperti Mazhab iqtisoduna, mazhab mainstream dan mazhab
alternatif kritis.

DAFTAR PUSTAKA

15
Karim, Adiwarman Azwar, Ekonomi Mikro Islami, 2002, Jakarta, IIT Indonesia.
Karim, Adiwarman A., 2011, Ekonomi Mikro Islami, Depok, Raja Grafindo
Persada.
Masyhuri, 2005, Teori Ekonomi Dalam Islam, Yogyakarta, Kreasi Wacana.
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI),2013, Ekonomi Islam,
Depok, Raja Grafindo Persada.
Sudarsono, Heri, ,2002, Konsep Ekonomi Islam, Yogyakarta, Ekonisia.
Wibowo, Sukarno dan Supriadi, Dedi, 2013, Ekonomi Mikro Islam, Bandung,
Pustaka Setia.
Nurjunaidi Sari, Makalah Sistem Ekonomi Islam, diakses dari
https://yuesuf.wordpress.com/2013/04/15/makalah-sistim-ekonomi-islam/ pada
3 September 2015 pukul 14.46.

16

Anda mungkin juga menyukai