Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


“Ekonomi Islam”

Dosen pengampu: Agus Suhardjo, S. Ag

Disusun Oleh:
Gita Suciati
NIM: 18.44238.1006

AKADEMI FARMASI YPF


JL. CISARANTEN KULON NO. 105 BANDUNG
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat,
berkah dan karunia;Nya yang sudah diberikan saya dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Ekonomi Islam/muamalah”. Penulisan makalah ini disusun guna
memberikan informasi tambahan mengenai ekonomi Islam/muamalah dan juga
untuk memenuhi tugas yang diberikan dalam mata kuliah Pendidikan Agama
Islam di Akademi Farmasi YPF.

Dalam penulisan makalah ini saya menyadari masih banyak kekurangan


baik dari teknis penulisan ataupun materi, mengingat akan kemampuan dan
pengalaman yang saya miliki belum cukup banyak. Maka dari itu, segala kritik
dan saran dari semua pihak saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini saya ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada dosen yang sudah memberikan tugas ini dan
teman-teman saya yang telah memberikan bantuannya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.

Bandung, 15 Desember 2018

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas untuk berhubungan
dengan orang lain dalam hal memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup
manusia sangat beragam, sehingga terkadang secara pribadi ia tidak mampu untuk
memenuhinya,dan harus berhubungan dengan orang lain. Hubungan antara satu
manusia dengan manusia lain dalam hal memenuhi kebutuhan hidup, harus
terdapat aturan yang menjelaskan hak dan kewajiban keduanya berdasarkan
kesepakatan. Proses untuk membuat kesepakatan dalam rangka memenuhi
kebutuhan keduanya, biasa disebut dengan proses untuk berakad atau melakukan
kontrak. Hubungan ini merupakan fitrah yang sudah ditakdirkan oleh Allah. Oleh
karena itu ia merupakan kebutuhan sosial sejak manusia mulai mengenal arti hak
milik. Islam sebagai agama yang komprehensif dan universal memberikan aturan
yang cukup jelas dalam akad untuk dapat diimplementasikan dalam setiap masa.

Di dalam agama Islam memandang masalah ekonomi tidak dari sudut


pandang kapitalis, tidak dari sudut pandang sosialis, dan tidak pula merupakan
gabungan dari keduanya. Islam memberikan perlindungan hak kepemilikan
individu, sementara “untuk kepentingan masyarakat didukung dan diperkuat,
dengan tetap menjaga keseimbangan kepentingan umum dan individu serta
menjaga moralitas”.

Dalam ekonomi Islam, pemupukan kekayaan oleh sekelompok orang


dihindarkan dan secara otomatis tindakan untuk memindahkan aliran kekayaan
kepada anggota masyarakat harus dilaksanakan. Sistem ekonomi islam merupakan
sistem yang adil, berupaya menjamin kekayaan tidak terkumpul hanya kepada
satu kelompok saja, namun tersebar ke seluruh masyarakat.

Islam memperbolehkan seseorang mencari kekayaan sebanyak mungkin.


Islam menghendaki adanya persamaan, namun tidak menghendaki
penyamarataan. Kegiatan ekonomi harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak

ii
terlalu banyak harta dikuasai pribadi. Di dalam bermuamalah, Islam
menganjurkan untuk mengatur muamalah di antara sesama manusia atas dasar
amanah, jujur, adil, dan memberikan kemerdekaan bermuamalah serta jelas
terbebas dari unsur riba. Islam melarang terjadinya pengingkaran dan pelanggaran
larangan-larangan dan menganjurkan untuk memenuhi janji serta menunaikan
amanat.

Berbagai hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli, menunjukkan


adanya masyarakat muslim yang dengan sadar memilih berintegrasi pada
perekonomian dalam perbankan shari’ah sebagai implementasi ketaatan
beragama, sekaligus sebagai usaha memenuhi kebutuhan ekonomi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian ekonomi dalam Islam dan muamalah ?

2. Bagaimana hubungan ekonomi Islam dan muamalah ?

3. Apa hukum dan dalil jual beli ?

4. Apa rukun dan syarat jual beli ?

5. Apa tujuan ekonomi Islam ?

6. Apa prinsip-prinsip ekonomi dalam Islam ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penyusunan makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui apa itu ekonomi dalam Islam dan muamalah

2. Untuk mengetahui bagaimana hubungan ekonomi Islam dan muamalah

3. Untuk mengetahui apa hukum dan dalil jual beli

4. Untuk Mengetahui apa rukun dan syarat jual beli

iii
5. Untuk mengetahui apa tujuan ekonomi Islam

6. Untuk mengetahui apa prinsip-prinsip ekonomi dalam Islam

iv
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ekonomi Islam dan Muamalah

a) Pengertian Ekonomi

Ekonomi adalah masalah menjamin berputarnya harta diantara manusia,


sehingga manusia dapat memaksimalkan fungsi hidupnya sebagai hamba Allah
untuk mencapai falah di dunia dan akhirat. Ekonomi adalah aktifitas yang
kolektif.1 Secara umum, bisa dibilang bahwa ekonomi adalah sebuah bidang
kajian tentang pengurusan sumber daya material individu, masyarakat, dan negara
untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Karena ekonomi merupakan
ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-
pilihan kegiatan produksi, kosumsi dana atau distribusi. 2Adapula pengertian
ekonomi secara umum menurut para ahli yaitu sebagai berikut: 3

 Abraham Maslow

Ekonomi adalah “suatu bidang keilmuan yang akan menyelesaikan


permasalahan kehidupan manusia melalui penggemblengan seluruh sumber
ekonomi yang ada berdasarkan pada pinsip dan teori dalam suatu sistem
ekonomi yang dianggap efektif dan efisien”.

 Adam Smith

Ekonomi adalah “penyelidikan tentang suatu keadaan dan sebab adanya


kekayaan negara”.

1
https://fahmyzone.blogspot.com/2013/04/pengertian-ekonomi-islam.html
2
https://citrawulani.wordpress.com/mata-pelajaran/ekonomi/pengertian-ekonomi-secara-umum/
3
http://www.contohsurat.co.id/2016/07/pengertian-ekonomi.html

v
 John Stuart Mill

Ekonomi adalah “ilmu praktis yang mempelajari tentang pengeluaran dan


penagihan”.

 Paul Anthony Samuelson

Ekonomi adalah “ragam cara yang digunakan oleh seseorang atau


sekumpulan manusia dalam memanfaatkan sumber-sumber terbatas untuk
mendapatkan berbagai macam produk dan komoditi serta
mendistribusikannya agar bisa dikonsumsi oleh masyarakat banyak”.

 Hermawan Kartajaya

Ekonomi adalah “wadah dimana sektor industri melekat di atasnya”.

b) Pengertian Ekonomi Islam

Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi setiap


manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari
dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.
Sedangkan menurut Mursyid Al-Idrisiyyah mendefinisikan ekonomi Islam dengan
menggunakan kalimat-kalimat sederhana, yaitu seluruh bentuk kegiatan ekonomi
yang berdasarkan prinsip-prinsip Islam yang bersumber kepada Al-Quran dan As
Sunnah yang di-ijtihadi oleh Mursyid.4

Beberapa definisi Ekonomi dalam Islam menurut Para Ahli: 5

 S.M. Hasanuzzaman

“ilmu ekonomi Islam adalah pengetahuan dan aplikasi ajaran-ajaran dan


aturan-aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam pencarian dan
pengeluaran sumber-sumber daya, guna memberikan kepuasan bagi

http://kios-makalah.blogspot.com/2014/11/makalah-hubungan-ekonomi-islam-
4

dengan.html
5
http://www.academia.edu/15354975/Pengertian_Ekonomi_Islam

vi
manusia dan memungkinkan mereka melaksanakan kewajiban-kewajiban
mereka terhadap Allah dan masyarakat”.

 M.A. Mannan

“ilmu ekonomi Islam adalah suatu ilmu pengetahuan sosial yang


mempelajari permasalahan ekonomi dari orang-orang yang memiliki nilai-
nilai Islam”.

 Khursid Ahmad

Ilmu ekonomi Islam adalah “suatu upaya sistematis untuk mencoba


memahami permasalahan ekonomi dan perilaku manusia dalam
hubungannya dengan permasalahan tersebut dari sudut pandang Islam”.

 M.N Sidiqqi

Ilmu ekonomi Islam adalah respon “para pemikir muslim terhadap


tantangan-tantangan ekonomi zaman mereka. Dalam upaya ini mereka
dibantu oleh Al-Qur’an dan As Sunnah maupun akal dan pengalaman”.

 M. Akram Khan

“ilmu ekonomi Islam bertujuan mempelajari kesejahteraan manusia (falah)


yang dicapai dengan mengorganisir sumber-sumber daya bumi atas dasar
kerjasama dan partisipasi”.

 Louis Cantori

“ilmu ekonomi Islam tidak lain merupakan upaya untuk merumuskan ilmu
ekonomi yang berorientasi manusia dan berorientasi masyarakat yang
menolak akses individualisme dalam ilmu ekonomi klasik”.

c) Pengertian Muamalah (Fiqih Muamalah)

vii
Pengertian muamalah menurut Bahasa berasal dari kata ‘aamala, yu-‘amilu,
mu’amalatan yang berarti hubungan kepentingan antara seseorang dengan orang
lain perlakuan atau tindakan terhadap orang lain, hubungan kepentingan. Kata
muamalah adalah kata yang aktif atau kata kerja aktif yang harus mempunyai
pelaku dua orang atau lebih yang harus aktif yang berhubungan dengan urusan
dunia.6

Muamalah juga diartikan sebagai pertukaran harta dan yang berhubungan


dengannya, seperti al-bai’ (jual-beli), as-salam, al-ijaarah (sewa-menyewa),
syarikat (perkongsian), ar-rahn (gadai), al-kafaalah, al-wakalah (perwakilan), dan
sejenisnya. Sedangkan Fiqh muamalah adalah aturan-aturan (hukum) Allah SWT,
yang ditujukan untuk mengatur kehidupan manusia dalam urusan keduniaan atau
urusan yang berkaitan dengan urusan duniawi dan sosial kemasyarakatan.7

2.2 Hubungan Ekonomi Islam dengan Fiqih Muamalah


Muamalah adalah medan hidup yang sudah tersentuh oleh tangan-tangan
manusia sejak zaman klasik, bahkan zaman purbajala. Setiap orang membutuhkan
harta yang ada di tangan orang lain. Hal ini membuat manusia berusaha membuat
beragam cara pertukaran, bermula dengan kebiasaan melakukan tukar-menukar
barang yang biasa disebut barter, berkembang menjadi sebuah sistem jual-beli
yang kompleks dan multidimensional. Perkembangan itu terjadi karena semua
pihak yang terlibat berasal dari latar belakang yag berbeda, dengan karakter dan
juga pola pemikiran yang bermacam-macam, dengan tingkat pendidikan dan
pemahaman yang berbeda. Baik itu dari pihak pembeli maupun penyewa, penjual
atau pemberi sewa, yang berutang dan berpiutang, pemberi hadiah atau yang
diberi, saksi,sekretaris atau juru tulis, hingga calo atau broker. Semuanya menjadi
majemuk dari berbagai kalangan dengan berbagai latar belakang sosial dan
pendidikan yang variatif. Selain itu, transaksi muamalah juga semakin

6
http://www.ilmusaudara.com/2016/03/pengertian-muamalah-menurut-bahasa-dan.html
7
http://kios-makalah.blogspot.com/2014/11/makalah-hubungan-ekonomi-islam-dengan.html

viii
berkembang sesuai dengan tuntunan zaman. Sarana atau media dan fasilitator
dalam melakukan tarnsaksi juga semakin hari semakin canggih. Sementara
komoditi yang diikat dalam satu transkasi juga semakin bercorak-ragam,
mengikuti kebutuhan umat manusia yang semakin konsumtif dan semakin terikat
tuntutan zaman yang juga kian berkembang.

Bagi seorang muslim, dibutuhkan syarat dan prasyarat yang lebih banyak
untuk menjadi wirausahawan dan pegelola modal yang berhasil. Karena seorang
muslim sealu terikat. Selain dengan kode etik ilmu perdagangan secara umum,
dengan aturan dan syariat Islam dengan hukum-hukunya yang komprehensif. Oleh
karena itu, tidak selayaknya seorang muslin memasuki dunia bisnis dengan
pengetahuan kosong terhadap ajaran syariat dalam soal jual-beli. Yang demikian
itu merupakan sasaran empuk ambisi setan pada diri manusia untuk
menjerumuskan seorang muslim dalam kehinaan.8

2.3 Hukum dan Dalil Jual Beli


a) Pengertian Jual Beli dalam Islam

Bai’ (jual beli) menurut lughat (Bahasa) adalah memperbandingkan sesuatu


dengan sesuatu yang lain dengan jalan saling tukar menukar. Sedangkat menurut
Syara’ adalah membandingkan harta dengan harta yang lain (dengan cara tukar
menukar). Sebagian ulama menafsrikan bahwa bai’ (jual beli) adalah : “Akad
tukar menukar yang murni yang bertujuan untuk memiliki suatu barang atau
manfaat, yang mana kepemilikan tersebut berlaku selamanya”. Kalimat “tukar
menukar” pada pengertian jual beli tersebut mengecualikan dari yang namanya
hibbah atau lazim disebut memberi, karena dalam hibbah tidak ada tukar menukar
melainkan memberi dan menerima. Jadi, hibbah tidak bisa dikatakan bai’.
Sedangkan kalimat “berlaku untuk selamanya” pada pengertian jual beli tersebut
dimaksudnkan unutuk mengecualikan ijaroh (akad sewa), karena walaupun dalam

8
http://kios-makalah.blogspot.com/2014/11/makalah-hubungan-ekonomi-islam-
dengan.html

ix
ijaroh terdapat tukar menukar barang dengan manfaat, namun hanya sementara
saja, sesuai dengan kesepakatan anatara pihak-pihak yang bersangkutan. Jadi,
ijaroh tidak bisa dikatakan bai’ karena tidak masuk pengertian dari bai’ atau juga
beli itu sendiri.9 Ada pula pengertian jual beli menurut ahli fiqh Islam anatara lain
sebagai berikut:10

 Taqiyyudin

Jual beli merupakan saling tukar harta, menerima, dapat dikelola dengan
proses ijab qabul dan cara yang sesuai syara’

 Idris Ahmad

Jual beli merupakan proses menukar barang dengan barang atau barang
dengan uang, dengan cara melepas hak milik dari satu orang kepada orang
lainnya atas dasar ridha.

 Imam Nawawi

Jual beli merupakan pertukaran harta dengan harga dengan tujuan untuk
kepemilikan.

 Ulama Hanafiah

Jual beli merupakan proses pertukaran harta atau benda dengan harta lain
berdasarkan cara-cara khusus yang dperbolehkan.

 Ibu Qudamah

Jual beli merupakan proses pertukaran harta dengan harta untuk saling
menjadi milik seseorang

 Raudh Al-Nadii Syarahkafi Al-Muhtadi

9
https://hukum-islam.net/pengertian-dan-dasar-hukum-jual-beli-dalam-islam-menurut/
10
http://www.sumberpengertian.co/pengertian-jual-beli-secara-umum

x
Jual beli merupakan tukar menukar harta meski ada dalam tanggungan atau
kemanfaatan yang mubah dengan sesuatu semisal dengan keduanya untuk
memberikan secara bertahap.

b) Dalil dan Hadits Jual Beli

Jual beli hukumnya mubah, yaitu diperbolehkan sebagaimana dijelaskan


dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis Nabi sebagai berikut:

Al-Qur’an Surah al-Baqarah ayat 275:

‫س ۚ ٰ َذلِكَ بِأَنَّ ُه ْم‬ َّ ‫الَّ ِذينَ يَأْ ُكلُونَ ال ِّربَا اَل يَقُو ُمونَ إِاَّل َك َما يَقُو ُم الَّ ِذي يَت ََخبَّطُهُ ال‬
ِّ ‫ش ْيطَانُ ِمنَ ا ْل َم‬
‫الربَا ۗ َوأَ َح َّل هَّللا ُ ا ْلبَ ْي َع َو َح َّر َم ال ِّربَا ۚ فَ َمنْ َجا َءهُ َم ْو ِعظَةٌ ِمنْ َربِّ ِه فَا ْنتَ َه ٰى‬
ِّ ‫قَالُوا إِنَّ َما ا ْلبَ ْي ُع ِم ْث ُل‬
َ‫اب النَّا ِر ۖ ُه ْم فِي َها َخالِدُون‬
ُ ‫ص َح‬ ٰ
ْ َ‫سلَفَ َوأَ ْم ُرهُ إِلَى هَّللا ِ ۖ َو َمنْ عَا َد فَأُولَئِ َك أ‬ َ ‫فَلَهُ َما‬

Artinya: Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang telah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka
orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.11

Ayat diatas merupakan dalil naqli mengenai diperbolehkannya akad jual


beli. Atas dasar ayat inilah, maka manusia dihalalkan oleh Allah melakukan
praktik jual beli dan diharamkan melakukan praktek riba. 12

11
https://tafsirweb.com/1041-surat-al-baqarah-ayat-275.html
12
https://syariatkita.blogspot.com/2014/04/Dasar-Hukum-dan-Pandangan-Islam-Mengenai-Jual-
beli.html

xi
Al-Qur’an Surah al-Baqarah ayat 282:

ٌ ِ‫س ّمًى فَا ْكتُبُوهُ ۚ َو ْليَ ْكت ُْب بَ ْينَ ُك ْم َكات‬


‫ب بِا ْل َع ْد ِل ۚ َواَل‬ َ ‫يَا أَ ُّي َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِ َذا تَدَايَ ْنتُ ْم بِ َد ْي ٍن إِلَ ٰى أَ َج ٍل ُم‬
ِ ‫ق َو ْليَت‬
ْ ‫َّق هَّللا َ َربَّهُ َواَل يَ ْب َخ‬
‫س‬ ٌ ِ‫يَأْ َب َكات‬
ُّ ‫ب أَنْ يَ ْكت َُب َك َما َعلَّ َمهُ هَّللا ُ ۚ فَ ْليَ ْكت ُْب َو ْليُ ْملِ ِل الَّ ِذي َعلَ ْي ِه ا ْل َح‬
ُ‫ست َِطي ُع أَنْ يُ ِم َّل ه َُو فَ ْليُ ْملِ ْل َولِ ُّيه‬ْ َ‫ض ِعيفًا أَ ْو اَل ي‬َ ‫سفِي ًها أَ ْو‬ َ ‫ق‬ ُّ ‫ش ْيئًا ۚ فَإِنْ َكانَ الَّ ِذي َعلَ ْي ِه ا ْل َح‬
َ ُ‫ِم ْنه‬
َ‫ض ْون‬ َ ‫َان ِم َّمنْ ت َْر‬ ِ ‫ش ِهي َد ْي ِن ِمنْ ِر َجالِ ُك ْم ۖ فَإِنْ لَ ْم يَ ُكونَا َر ُجلَ ْي ِن فَ َر ُج ٌل َوا ْم َرأَت‬َ ‫ش ِهدُوا‬ ْ ‫بِا ْل َع ْد ِل ۚ َوا‬
ْ َ ‫ست‬
‫ش َهدَا ُء إِ َذا َما ُدعُوا ۚ َواَل‬ ُّ ‫ض َّل إِ ْحدَا ُه َما فَتُ َذ ِّك َر إِ ْحدَا ُه َما اأْل ُ ْخ َر ٰى ۚ َواَل يَأْ َب ال‬
ِ َ‫ش َهدَا ِء أَنْ ت‬
ُّ ‫ِمنَ ال‬
‫ش َها َد ِة َوأَ ْدنَ ٰى أَاَّل‬
َّ ‫سطُ ِع ْن َد هَّللا ِ َوأَ ْق َو ُم لِل‬ ٰ
َ ‫ص ِغي ًرا أَ ْو َكبِي ًرا إِلَ ٰى أَ َجلِ ِه ۚ َذلِ ُك ْم أَ ْق‬
َ ُ‫سأ َ ُموا أَنْ تَ ْكتُبُوه‬
ْ َ‫ت‬
•‫ش ِهدُوا‬ ْ َ‫اح أَاَّل تَ ْكتُبُوهَا ۗ َوأ‬ ٌ َ‫س َعلَ ْي ُك ْم ُجن‬ َ ‫ض َرةً تُ ِدي ُرونَ َها بَ ْينَ ُك ْم فَلَ ْي‬ِ ‫ارةً َحا‬
َ ‫تَ ُكونَ تِ َج‬ ْ‫ت َْرتَابُوا ۖ إِاَّل أَن‬
ۗ ُ ‫ق بِ ُك ْم ۗ َواتَّقُوا هَّللا َ ۖ َويُ َعلِّ ُم ُك ُ•م هَّللا‬
ٌ ‫سو‬ ُ ُ‫ش ِهي ٌد ۚ َوإِنْ تَ ْف َعلُوا فَإِنَّهُ ف‬ َ ‫ب َواَل‬ٌ ِ‫ضا َّر َكات‬
َ ُ‫ي‬ ‫إِ َذا تَبَايَ ْعتُ ْم ۚ َواَل‬
ْ ‫َوهَّللا ُ بِ ُك ِّل ش‬
‫َي ٍء َعلِي ٌم‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara
tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan
hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan
janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya,
maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu
mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada
Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya.
Jika yang berhutang itu otang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau
dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan
dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki
(di antaramu). Jika tidak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan
dua orang perempuan dari saksi-skasi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa
maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi
keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang
itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian
itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat
kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (tulislah muamalahmu itu), keuali jika

xii
muamalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak
ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila
kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika
kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhkanya hal itu adalah suatu
kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu: dan
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.13

ْ َ‫ َوأ‬..
...ۗ ‫ش ِهدُوا• إِ َذا تَبَايَ ْعتُ ْم‬

“…dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli.”

Pada kalimat tersebut menjelaskan secara teknis dalam jual beli, bagaimana
seharusnya berjual beli yang benar tersebut dijalankan. Seperti yang telah
dijelaskan pada ayat diatas, jual beli merupakan suatu bentuk transaksi yang
dilakukan antara dua orang atau lebih untuk saling memenuhi kebutuhan
keseharian mereka. Akan tetapi terkadang terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,
sehingga dalam proses jual beli tersebut ada baiknya manakala didatangkan saksi
atau alat bukti lain yang menunjukkan transaksi tersebut. Hal tersebut
dimaksudkan untuk meberikan kesaksian atau bukti bahwa kedua belah pihak
tersebut betul betul telah melakukan akad jual beli. Oleh karena itu Al-Qur’an
mengajarkan agar dalam praktek jual beli hendaknya ada saksi yang menyatakan
keabsahan transaksi jual beli antara kedua belah pihak.14

Al-Qur’an Surah al-Baqarah ayat 198:

Kْ Kَ‫ف‬Kَ‫ أ‬K‫ ا‬K‫ َذ‬Kِ‫إ‬Kَ‫ ف‬Kۚ K‫ ْم‬K‫ ُك‬Kِّ‫ ب‬K‫ر‬Kَ K‫ن‬Kْ K‫ اًل ِم‬K‫ض‬
K‫ن‬Kْ K‫ ِم‬K‫ ْم‬Kُ‫ ت‬K‫ض‬ Kْ Kَ‫ ف‬K‫ا‬K‫ و‬K‫ ُغ‬Kَ‫ ت‬K‫ ْب‬Kَ‫ ت‬K‫ن‬Kْ Kَ‫ أ‬K‫ ٌح‬K‫ا‬Kَ‫ ن‬K‫ ُج‬K‫ ْم‬K‫ ُك‬K‫ ْي‬Kَ‫ ل‬K‫ َع‬K‫س‬ Kَ K‫ ْي‬Kَ‫ل‬
K‫ ْم‬K‫ ُك‬K‫ ا‬K‫ َد‬Kَ‫ ه‬K‫ ا‬K‫ َم‬K‫ َك‬Kُ‫ه‬K‫ و‬K‫ ُر‬K‫ ُك‬K‫ ْذ‬K‫ ا‬K‫ َو‬Kۖ K‫م‬Kِ K‫ ا‬K‫ َر‬K‫ َح‬K‫ ْل‬K‫ ا‬K‫ ِر‬K‫ َع‬K‫ ْش‬K‫ َم‬K‫ ْل‬K‫ ا‬K‫ َد‬K‫ ْن‬K‫ع‬Kِ Kَ ‫ هَّللا‬K‫ا‬K‫ و‬K‫ ُر‬K‫ ُك‬K‫ ْذ‬K‫ا‬Kَ‫ ف‬K‫ت‬ ٍ K‫ا‬Kَ‫ ف‬K‫ َر‬K‫َع‬
K‫ن‬Kَ K‫ ي‬Kِّ‫ل‬K‫ ا‬K‫ض‬
َّ K‫ل‬K‫ ا‬K‫ن‬Kَ K‫ ِم‬Kَ‫ ل‬K‫ ِه‬Kِ‫ ل‬K‫ ْب‬Kَ‫ ق‬K‫ن‬Kْ K‫ ِم‬K‫ ْم‬Kُ‫ ت‬K‫ ْن‬K‫ ُك‬K‫ن‬Kْ Kِ‫ إ‬K‫و‬Kَ

13
https://tafsirweb.com/category/002-surat-al-baqarah
14
https://syariatkita.blogspot.com/2014/04/Dasar-Hukum-dan-Pandangan-Islam-Mengenai-Jual-
beli.html

xiii
Artinya : Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan)
dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari ‘Arafat, berdzikirlah
kepada Allah di Masy’arilharam. Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah
sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum
itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat.15

Dari ayat tersebut dapat diambil penjelasan yaitu bahwa perniagaan adalah
jalan yang paling baik dalam mendapatkan harta, di antara yang lain. Asalkan jual
beli dilakukan dengan syarat dan ketentuan yang telah diatur oleh syariat.16

Al-Qur’an Surah an-Nisa’ ayat 29:

Kِ K‫ا‬Kَ‫ ب‬K‫ ْل‬K‫ ا‬Kِ‫ ب‬K‫ ْم‬K‫ ُك‬Kَ‫ ن‬K‫ ْي‬Kَ‫ ب‬K‫ ْم‬K‫ ُك‬Kَ‫ل‬K‫ ا‬K‫و‬Kَ K‫ ْم‬Kَ‫ أ‬K‫ا‬K‫و‬Kُ‫ ل‬K‫ ُك‬Kْ‫ أ‬Kَ‫ اَل ت‬K‫ا‬K‫و‬Kُ‫ ن‬K‫ َم‬K‫ آ‬K‫ن‬Kَ K‫ ي‬K‫َّ ِذ‬K‫ل‬K‫ ا‬K‫ ا‬Kَ‫ ه‬K‫ ُّي‬Kَ‫ أ‬K‫ ا‬Kَ‫ي‬
K‫ن‬Kْ Kَ‫ اَّل أ‬Kِ‫ إ‬K‫ل‬Kِ K‫ط‬
K‫ن‬Kَ K‫ ا‬K‫ َك‬Kَ ‫َّن هَّللا‬K Kِ‫ إ‬Kۚ K‫ ْم‬K‫ ُك‬K‫ َس‬Kُ‫ ف‬K‫ ْن‬Kَ‫ أ‬K‫ا‬K‫و‬Kُ‫ل‬Kُ‫ ت‬K‫ ْق‬Kَ‫ اَل ت‬K‫و‬Kَ Kۚ K‫ ْم‬K‫ ُك‬K‫ ْن‬K‫ ِم‬K‫ض‬ ٍ K‫ ا‬K‫ َر‬Kَ‫ ت‬K‫ن‬Kْ K‫ً َع‬K‫ ة‬K‫ َر‬K‫ ا‬K‫ج‬Kَ Kِ‫ ت‬K‫ن‬Kَ K‫ و‬K‫ ُك‬Kَ‫ت‬
Kً‫م‬K‫ ي‬K‫ح‬Kِ K‫ر‬Kَ K‫ ْم‬K‫ ُك‬Kِ‫ب‬
Artinya: Hai Orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.17

Dalam ayat ini melarang manusia untuk melakukan perbuatan tercela dalam
mendapatkan harta. Allah melarang manusia untuk tidak melakukan penipuan,
kebohongan, perampasan, pencurian atau perbuatan lain secara batil untuk
mendapatkan harta benda. Tetapi diperbolehkan mencari harta dengan cara jual
beli yang baik yaitu didasari atas suka sama suka.18

Ada pula beberapa Hadits tentang jual beli antara lain sebagai berikut:

15
https://tafsirq.com/topik/al+baqarah+ayat+198
16
https://syariatkita.blogspot.com/2014/04/Dasar-Hukum-dan-Pandangan-Islam-Mengenai-Jual-
beli.html
17
https://tafsirq.com/4-an-nisa/ayat-29
18
https://syariatkita.blogspot.com/2014/04/Dasar-Hukum-dan-Pandangan-Islam-Mengenai-Jual-
beli.html

xiv
 Hadits ke-1

Dari Rifa’ah Ibnu Rafi’ bahwa Nabi Shallallaahu’alaihi wa salam pernah


ditanya:”Pekerjaan apakah yang paling baik ?” Beliau bersabda; “Pekerjaan
seseorang denga tangannya dan setiap jual-beli yang bersih.” Riwayat al-
Bazzar. Hadits shahih menurut Hakim

 Hadits ke-2

Dari Ibnu Abdullah Radiyallaahu’anhu bahwa ia mendengar Rasulullah


Shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda di Mekkah pada tahun penaklukan kota
itu: “Sesungguhnya Allah melarang jual-beli minuman keras, bangkai, babi,
dan berhala.” Ada orang bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat
baginda tentang lemak bangkai karena ia digunakan untuk mengecat perahu,
meminyaki kulit dan orang-orang menggunakan untuk menyalakan lampu?”
Beliau bersabda: “Tidak, ia haram.” Kemudian setelah itu Rasulullah
Shallallaahu’alaihi wa Sallam bersabda; “Allah melaknat orang-orang Yahudi,
karena ketika Allah mengharamkan atas mereka (jual-beli) lemak bangkai
mereka memprosesnya dan menjualnya, lalu mereka memakan hasilnya.”
Muttafaq Alaihi.

 Hadits ke-3

Ibnu Mas’ud Radiyallaahu’anhu berkata: Aku mendengar Rasullullah


Shallallaahu’alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila dua orang yang berjual beli
berselisih, sedang di antara mereka tidak ada keterangan yang jelas, maka
perkataan yang benar ialah apa yang dikatakan oleh pemilik barang atau
mereka membatalkan transaksi.” Riwayat Imam Lima. Hadits Shahih menurut
Hakim.

 Hadits ke-4

xv
Dari Abu Mas’u al-Anshory Radiyallaahu’anhu bahwa Rasullullah
Shallallaahu’alaihi wa Sallam melarang mengambil uang penjualan anjing,
uang pelacuran, dan upah pertenungan. Muttafaq Alaihi.

 Hadits ke-5

Dari Jabir Ibnu Abdullah Radiyallaahu’anhu bahwa menumpang untanya yang


sudah lemah dan ia ingin membiarkannya. Ia berkata: “Aku bertemu Nabi
Shallallaahu wa Salam , lalu beliau berdoa untukku dan memukul untaku.”
Kemudian unta itu bejalan tidak seperti biasanya. Lalu beliau bersabda:
“Juallah ia padaku dengan satu uqiyyah.” Aku berkata: “Tidak”. Beliau
bersabda lagi: “Juallah ia padaku.” Lalu aku menjualnya dengan satu uqiyyah,
namun dengan syarat aku memebawanya dahulu pada keluargaku. Setelah aku
melakukannya aku datang pada beliau dengan unta itu dan beliau membayar
harganya kepadaku. Kemudian aku pulang dan beliau mengirim seseorang
membuntutiku. Lalu beliau bersabda: “Apakah engkau mengira aku
menawarmu untuk mengambil untamu? Ambillah untamu dan uangmu, ia
hadiah untukmu.” Muttafaq Alaihi. Susuan kalimat ini menurut riwayat
Muslim.19

c) Hukum Jual Beli dalam Islam

Hukum dan aturan jual beli dalam Islam menjadi hal yang sangat
diprioritaskan. Hal tersebut dkarenakan jika akad jual belinya tidak sesuai dengan
tata aturan yng ditetapkan oleh syariat, maka dapat dipastikan akad jual beli yang
berlangsung tidak bisa dianggap sah. Jika demikian keadannnya, maka akan
terjadi kezaliman terhadap pihak lain yang saling melakukan transaksi, padahal
Islam senantiasa mengatur umatnya agar hidup berdampingan, dan tidak saling
merugikan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan jual beli Islam telah menetapkan
tata aturan yang secara detail disebutkan dalam ilmu fikih muamalah. 20 Adapun
hukum-hukum dalam jual beli adalah:
19
https://mizan-poenya.blogspot.com/2010/11/hadits-hadist-dalil-tentang-jual-beli.html
20
https://syariatkita.blogspot.com/2014/04/Dasar-Hukum-dan-Pandangan-Islam-Mengenai-
Jual-beli.html

xvi
- Mubah, merupakan hukum asal dari jual beli.

- Wajib, seperti wali anak yatim yang menjualkan harta anak yatim karena
terpaksa.

- Haram, yaitu jual beli yang tidak memenuhi syarat dan rukunnya.

- Sunnah, seperti menjual barang kepada orang yang sangat membutuhkannya


dengan harga wajar.21

2.4 Rukun dan Syarat Jual Beli


Agar jual beli sah dan halal, maka transaksi yang berlangsung pun haruslah
memenuhi rukun dan syarat jual beli.

a) Rukun Jual Beli

Rukun adalah sesuatu yang harus ada didalam transaksi karena transasksi tidak
bisa dilakukan dengan asal saja akan tetapi harus ada rukun-rukun jual beli yang
harus terpenuhi agar transaksi jual beli tersebut bisa dinilai sah dan sesuai dengan
kaidah atau ketentuan Islam. Adapun rukun jual beli menurut Islam yaitu sebagai
berikut:

Rukun yang Pertama jual beli dalam Islam adalah Penjual dan Pembeli, selain
harus adanya penjual dan pembeli ini. Baik si penjual ataupun si pembeli harus
memenuhi syarat dan rukunnya, diantaranya yaitu:

- Pembeli dan penjual berakal atau dengan kata lain keduanya bukan orang
gila

- Kedua belah pihak (pejual atau pembeli) telah dewasa atau baligh

- Pembeli dan penjual saat melakukan jual beli berada dalam keadaan sadar
dan tidak dipaksa oleh siapapun

21
https://pengayaan.com/rukun-jual-beli-dalam-islam/

xvii
- Pembeli dan penjual suka sama suka terhadap apa yang akan diperjual
belikan (an taraadhin)

Perilaku atau sikap yang harus dimiliki oleh penjual dan pembeli yaitu:

1) Berlaku Benar (Lurus)

Berperilaku benar merupakan ruh keimanan dan ciri utama orang yang beriman.
Sebaliknya, dusta merupakan perilaku orang munafik. Seorang muslim dituntut
untuk berlaku benar, seperti dalam jual beli, baik dari segi promosi barang atau
penetapan harganya. Oleh sebab itu, salah satu karakter pedagang yang
terpenting dan diridhai Allah adalah berlaku benar. Dusta dalam berdagang
sangat dicela terlebih jika diiringi sumpah atas nama Allah SWT sebagaimana
sabda Rasulullah SAW yang artinya: “Empat macam manusia yang dimurkai
Allah, yaitu penjual yang suka bersumpah, orang miskin yang congkak, orang
tua renta yang berzina, dan pemimpin yang zalim.” (HR Nasai dan Ibnu
Hibban).

2) Menepati Amanat

Menepati amanat merupakan sifat yang sangat terpuji. Yang dimaksud amanat
yaitu mengmembalikkan hak apa saja kepada pemiliknya. Orang yang tidak
melaksanakan amanat dalam Islam sangat dicela. Hal-hal yang harus
disampaikan ketika berdagang adalah penjual atau pedagang menjelaskan ciri-
ciri, kualitas, dan harga barang dagan hanya kepada pembeli tanpa melebih-
lebihkannya. Hal itu dimaksudkan agar pembeli tidak merasa tertipu dan
dirugikan.

3) Jujur

Selain berlaku benar dan memegang amanat, seorang pedagang harus berlaku
jujur. Kejujuran merupakan salah satu modal yang sangat penting dalam jual

xviii
beli karena kejujuran akan menghindarkan diri dari hal-hal yang dapat
merugikan salah satu pihak. Sikap jujur dalam hal timbangan, ukuran kualitas,
dan kuantitas barang yang diperjual belikan adalah perintah Allah SWT. Firman
Allah:

K‫ن‬Kْ K‫ ِم‬K‫ ْم‬K‫ ُك‬Kَ‫ ل‬K‫ ا‬K‫ َم‬Kَ ‫ هَّللا‬K‫ا‬K‫ و‬K‫ ُد‬Kُ‫ ب‬K‫ ْع‬K‫ ا‬K‫م‬Kِ K‫و‬Kْ Kَ‫ ق‬K‫ا‬Kَ‫ ي‬K‫ َل‬K‫ ا‬Kَ‫ ق‬Kۗ K‫ًا‬K‫ ب‬K‫ ْي‬K‫ َع‬K‫ ُش‬K‫ ْم‬Kُ‫ه‬K‫ ا‬K‫ َخ‬Kَ‫ أ‬K‫ن‬Kَ Kَ‫ ي‬K‫ ْد‬K‫ َم‬K‫ى‬Kٰ Kَ‫ ل‬Kِ‫ إ‬K‫و‬Kَ
K‫ن‬Kَ K‫ ا‬K‫ز‬Kَ K‫ ي‬K‫ ِم‬K‫ ْل‬K‫ ا‬K‫و‬Kَ K‫ َل‬K‫ ْي‬K‫ َك‬K‫ ْل‬K‫ ا‬K‫ا‬K‫و‬Kُ‫ ف‬K‫و‬Kْ Kَ‫ أ‬Kَ‫ ف‬Kۖ K‫ ْم‬K‫ ُك‬Kِّ‫ ب‬K‫ر‬Kَ K‫ن‬Kْ K‫ ِم‬Kٌ‫ ة‬Kَ‫ ن‬Kِّ‫ ي‬Kَ‫ ب‬K‫ ْم‬K‫ ُك‬K‫ ْت‬K‫ َء‬K‫ ا‬K‫ َج‬K‫ ْد‬Kَ‫ ق‬Kۖ Kُ‫ ه‬K‫ ُر‬K‫ ْي‬K‫ َغ‬K‫ ٍه‬Kَ‫ل‬KٰKِ‫إ‬

ِ K‫ر‬Kْ Kَ ‫أْل‬K‫ ا‬K‫ ي‬Kِ‫ ف‬K‫ا‬K‫ و‬K‫ ُد‬K‫س‬Kِ K‫ ْف‬Kُ‫ اَل ت‬K‫و‬Kَ K‫ ْم‬Kُ‫ ه‬K‫ َء‬K‫ا‬Kَ‫ ي‬K‫ ْش‬Kَ‫ أ‬K‫س‬
K‫ َد‬K‫ ْع‬Kَ‫ ب‬K‫ض‬ Kَ K‫َّا‬K‫ن‬K‫ل‬K‫ ا‬K‫ا‬K‫ و‬K‫ ُس‬K‫ َخ‬K‫ ْب‬Kَ‫ اَل ت‬K‫و‬Kَ
K‫ن‬Kَ K‫ ي‬Kِ‫ ن‬K‫ ِم‬K‫ؤ‬Kْ K‫ ُم‬K‫ ْم‬Kُ‫ ت‬K‫ ْن‬K‫ ُك‬K‫ن‬Kْ Kِ‫ إ‬K‫ ْم‬K‫ ُك‬Kَ‫ ل‬K‫ ٌر‬K‫ ْي‬K‫ َخ‬K‫ ْم‬K‫ ُك‬Kِ‫ ل‬K‫ َذ‬Kٰ Kۚ K‫ا‬Kَ‫ ه‬K‫ اَل ِح‬K‫ص‬
Kْ Kِ‫إ‬
Artinya: Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara
mereka, Syu’aib. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak
ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti
yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan
janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan
timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah
Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul
kamu orang-orang yang beriman”. (QS Al-Araf ayat 85)22

Sikap jujur pedagang dapat dicontohkan seperti dengan menjelaskan cacat


barang dagangan, baik yang diketahui mapun yang tidak diketahui. Sabda Nabi
Muhammad SAW yang artinya: ‘Muslim itu adalah saudara muslim, tidak boleh
seorang muslim apabila ia berdagang dengan saudaranya dan menemukan cacat,
kecuali diterangkannya.”

Berlawanan dari sifat jujur yaitu menipu atau curang, seperti mengurangi
takaran, timbangan, kualitas, kuantitas, atau menonjolkan keunggulan barang
tetapi menyembunyikan cacatnya. Hadis lain meriwayatkan dari umar bin
khattab r.a berkata seorang lelaki mengadu kepada rasulullah SAW sebagai

22
https://tafsirq.com/7-al-araf/ayat-85

xix
berikut: “Katakanlah kepada si penjual, jangan menipu! Maka sejak itu apabila
dia melakukan jual beli, selalu diingatkannya jangan menipu”. (HR Muslim).

4) Khiar

Khiar artinya boleh memilih satu diantara dua yaitu meneruskan kesepakatan
(akad) jual beli atau mengurungkannya (menarik kembali atau tidak jadi
melakukan transaksi jual beli). Ada tiga macam khiar yaitu sebagai berikut:

- Khiar Majelis adalah si pembeli dan penjual boleh memilih antara


meneruskan akad jual beli atau mengurungkannya selama keduanya masih
tetap ditempat jual beli khair majelis ini berlaku untuk semua macam jual
beli.

- Khiar Syarat adalah suatu pilihan antara meneruskan atau mengurungkan


jual beli setelah mmpertimbangkan satu atau dua hari. Setelah hari yang
ditentukan tiba, maka jual beli harus ditegaskan untuk dilanjutkan atau
diurungkan. Masa khiar syarat selambat-lambatnya tiga hari.

- Khiar Aib (cacat) adalah si pembeli boleh mengembalikan barang yang


dibelinya, apabila barang tersebut diketahui ada cacatnya. Kecacatan itu
sudah ada sebelumnya, namun tidak diketahui oleh si penjual maupun si
pembeli. Hadits nabi Muhammad SAW yang artinya: “Jika dua orang laki-
laki mengadakan jual beli. Maka masing-masing boleh melakukan khiar
selama mereka belum berpisah dan mereka masih berkumpul, atau salah
satu melakukan khiar, kemudian mereka sepakat dengan khiar tersebut,
maka jual beli yang demikian itu sah.” (HR Mutafaqun alaih)23

Rukun yang Kedua ialah Ada Benda atau Barang Yang Diperjual belikan,
Dan ini juga harus memenuhi syarat sebagai berikut:

- Barang yang diperjual belikan itu suci, bukan barang najis seperti khamr,
bangkai dan lain sebagaianya.

23
https://www.bacaanmadani.com/2016/09/pengertian-rukun-dan-syarat-jual-beli.html

xx
- Barang atau benda yang diperjual belikan ada manfaatnya atau memiliki
manfaat.

- Barangnya dapat dimiliki si pembeli.

- Barang yang dijual milik penjual atau milik orang lain yang telah
diwakilkan pejualannya kepadanya

- Barangnya dapat diketahui oleh keduanya

Rukun yang Ketiga ialah adanya Ijab Qabul (transaksi) ; Ijab penjual, misalnya
saya jual barang ini seharga sekian … ; dan Qabul pembeli, misalnya saya beli
(terima) barang ini seharga sekian.24

b) Syarat Jual Beli

Syarat adalah sesuatu yang harus terpenuhi dalam rukun jual beli. Ada 9 syarat
jual beli dalam Islam yaitu sebagai berikut:

1. Berakal

Pihak yang bertransaksi haruslah telah baligh, memiliki kemampuan mengatur


uang, dan kompeten dalam melakukan jual beli.

2. Kehendak sendiri

Para pihak yang terlibat melakukan transaksi dengan ridha dan sukarela, karena
jika dilakukan dengan paksaan, termasuk transaksi yang bathil (QS An-
Nissa:29).

3. Mengetahui

Para pihak telah mengetahui barang dan harga jualnya, tidak boleh ada ketidak
jelasan (ghoror) seperti membeli susu yang masih belum diperah.

4. Suci barangnya

24
https://pengayaan.com/rukun-jual-beli-dalam-islam/

xxi
Barang yang diperjual belikan bukan benda najis atau barang yang haram.

5. Barang bermanfaat

Barang pada transaksi jual beli memiliki manfaat sehingga tidak mubadzir.

6. Barang sudah dimiliki

Penjual telah memiliki hak untuk menjual barang tersebut, baik itu dengan
telah membeli terlebih dahulu dari supplier/produsen, atau telah mendapat izin
untuk menjual dari pemilik barang (kecuali jika melakukan jual beli salam).

7. Barang dapat diserahterimakan

Barang yang tidak dapat diserahkan. Seperti jual beli burung yang sedang
terbang. Berpotensi besar tidak terealisasi, sehingga menimbulkan kerugian
pada salah satu pihak

8. Ijab Qabul transaksi harus berhubungan

Ijab Qabul transaksi harus berhubungan (tidak ada pemisah) meskipun berbeda
tempat (mazhab Hanafi).

9. Lafadz dan penyebutan jelas

Pengucapan menjual dan membeli oleh para pihak harus jelas dan saling
berkait, selain itu ijab qabul juga dapat dilakukan sesuai kebiasaan
perdagangan setempat, seperti menyerahkan uang dan penjual menyerahkan
barang.25

2.5 Tujuan Ekonomi Islam


Tujuan Ekonomi Islam berdasarkan konsep dasar dalam Islam yaitu tauhid dan
berdasarkan rujukan pada Al-Qur’an dan Sunnah yaitu:

1. Pemenuhan kebutuhan bagi semua makhluk

25
https://www.sharinvest.com/syarat-jual-beli-dalam-islam/

xxii
Pemenuhan kebutuhan dasar manusia yaitu papan, sandang, pangan
kesehatan dan pendidikan untuk setiap lapisan masyarakat. Ini berarti tidak
peduli yang kaya yang miskin yang terpandang maupun yang jelata
kebutuhannya harus terpenuhi, disini juga kewajiban golongan kaya dalam
pemenuhan kebutuhan bagi yang tidak mampu.

2. Menimbulkan efek positif bagi orang yang melakukannya

Efek positif yang didapatkan bukan hanya didapatkan di dunia saja


melainkan juga di akhirat, di dunia mendapatkan kemudhan rezeki, juga
kebaikan karena ada pepatah yang mengatakan bahwa tangan diatas lebih baik
daripada tangan dibawah, kebaikan dari semua orang dan disegani oleh banyak
orang, sedangkan di akhirat nanti mendapatkan ganjaran besar dari Allah SWT.

3. Menciptakan kebaikan di antara semua orang (kaya dan miskin)

Memastikan kesamaan kesempatan bagi semua orang. Kebaikan disini


diartikan bahwa orang kaya dan orang miskin tidak memiliki jarak karena
perbedaan derajat kepemilikan

4. Mengurangi kesenjangan pendapatan

Kesenjangan pendapatan terjadi karena yang kaya semakin kaya dan yang
miskin semakin miskin, dengan adanya ekonomi syariah maka kesenjangan
pendapatan akan berkurang, karena kesadaran golongan kaya akan
kemaslahatan golongan miskin dan mencegah terjadi pemusatan kekayaan dan
meminimalkan ketimpangan dana distribusi pendapatan dan kekayaan di
masyarakat.

5. Memanfaatkan sumber daya alam dan aset tetap dengan baik

Dengan pemanfaatan sumber daya dan kepemilikan tetap dengan baik maka
tidak akan ada nada kerugian yang berarti karena sesuatu yang dimanfaatkan

xxiii
dengan baik akan menghasilkan hal yang baik pula juga memastikan stabilitas
dan juga pertumbuhan ekonomi.

6. Memberikan harapan pada orang lain melalui pemberian

Ini dikarenakan dengan pemberian beban orang lain dapat terpenuhi, bukan
maksud bahwa orang yang kita beri merupakan peminta-minta namun, dengan
adanya pemberian setidaknya dapat mengurangi beban orang lain.
Kepemilikan, kemaslahatan, dan kesetaraan distribusi merupakan tujuan
ekonomi syariah yang berkaitan, semua tujuan itu akan seimbang apabila
dilengkapi dengan adanya kebebasan individu. Pembatasan hak-hak seseorang
tidak bisa dikenakan kepada orang merdeka, berakal, dan baligh, kecuali
bahwa ia melakukan perbuatan yang melukai kepentingan orang lain atau
kepentingan orang banyak. Disinilah kebebasan individu harus diterapkan
untuk mencapai kesejahteraan mereka dan kebebasan setiap orang untuk
mematuhi nilai-nilai moral.

2.6 Prinsip-Prinsip Ekonomi dalam Islam


Prinsip dasar ekonomi ini juga berlandaskan kepada Rukun islam, Dasar
Hukum Islam, Fungsi Iman kepada Allah SWT, Sumber Syariat Islam, dan Rukun
Iman. Berikut adalah prinsip-prinsip dasar Ekonomi Islam yaitu sebagai berikut:

1. Tauhid

Tauhid atau keimanan, yaitu segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia
yang merupakan sebuah wujud penghambaannya terhadap Allah SWT. begitu
pula dalam kegiatan perekonomian, baik individu maupun kelompok, serta pelaku
ekonomi dan pemerintahan harus memegang erat prinsip ini agar perjalanan
ekonomi sesuai dengan yang telah diajarkan dalam Islam. Jadi pada dasarnya
segala aktivitas perekonomian terutama ekonomi syariah harus mengacu pada
ketauhidan terhadap Allah. Sebagaimana firman Allah dalam QS Ad-Dzariyat
ayat 56:

xxiv
Kَ K‫ ْن‬Kِ ‫إْل‬K‫ ا‬K‫َّن َو‬K K‫ ِج‬K‫ ْل‬K‫ ا‬K‫ت‬
K‫ ِن‬K‫ و‬K‫ ُد‬Kُ‫ ب‬K‫ ْع‬Kَ‫ ي‬Kِ‫اَّل ل‬Kِ‫ إ‬K‫س‬ Kُ K‫ ْق‬Kَ‫ ل‬K‫خ‬Kَ K‫ ا‬K‫ َم‬K‫و‬Kَ
Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.(QS Az-Zariyat ayat 56)26

2. Maslahah dan falah

Dalam Islam, tujuan ekonomi yakni untuk kemaslahatan umat, jadi dengan
adanya ekonomi diharapkan kehidupan masyarakat menjadi makmur dan
sejahtera. Selain itu dengan adanya kegiatan ekonomi diharapkan mampu
meningkatkan taraf kehidupannya menjadi lebih tinggi, hal ini sering disebut
dengan falah. Arti kata falah bisa dilihat dari dua perspektif yakni dalam dimensi
dunia dan dimensi akhirat. Dilihat dari dimensi dunia falah bisa diartikan sebagai
keberlangsungan hidup, kebebasan dari segala bentuk kemiskinan, pembebasan
dari segala kebodohan serta kepemilikin dari keukaatan dan sebuah kehormatan.
Sedangkan jika dilihat dari segi akhirat falah dairtikan sebagai sesuatu yang abadi
dan mulia seperti hidup yang kekal abadi, kesejahteraan serta kemuliaan yang
abadi selamanya.

Sedangkan maslahat yaitu segala sesuatu yang membawa dan mendatangkan


sebuah manfaat bagi semua orang. Jadi pada dasarnya segala aktivitas
perekonomian tidak boleh mengandung sebuah hal yang dapat merugikan suatu
pihak dalam aktivitasnya. Karena hal itu tidak sesuai dengan ajaran Islam.

3. Khalifah

Khalifah menjadi salah satu prinsip dasar ekonomi syariah karena setiap
manusia harus menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi ini. Dimana
manusia harus menjaga dan memakmurkan bumi. Yang menjadi poin penting
prinsip khalifah yaitu manusia harus benar-benar menerapkan nilai-nilai
keislaman dalam menjalanan perekonomian dengan tujuan untuk memakmurkan
kehidupan di dunia ini.

4. Al-Amwal (Harta)
26
https://tafsirq.com/topik/az+dhariyat+ayat+56

xxv
Setiap manusia khususnya umat muslim mengetahui bahwa harta itu hanya
sebagai titipan Allah bukan kepemilikan yang sebenarnya, karena dalam Islam
harta yang kekal hanyalah milik Allah SWT. Untuk itulah dalam ekonomi syariah
konsep yang diteapkan adalah harta dalam bentuk apapun berapapun jumlahnya
hakikatnya semua itu hanya milik Allah semata dan manusia hanya mendapat
amanah dari Allah SWT.

5. Adl (Keadilan)

Keadilan sangat ditekankan dalam perekonomian Islam karena keadilan


disini diartikan sebagai perilaku dimana menempatkan sesuatu sesuai dengan
tempatnya. Dimana prinsip ekonomi harus menerapkan dan melayani semua
masyarakat tanpa memandang apapun kaya atau miskin harus mendapatkan
pelayanan yang baik. Keadilan dalam ekonomi syariah diterapkan dengan tujuan
agar semua masyaratakat dari semua golongan merasakan kenyamanan dan
kesamaan diantara satu dan lainnya.

6. Ukhuwah (Persaudaraan)

Ukhuwah atau persaudaraan merupakan salah satu tujuan atau misi adanya
ekonomi syariah. Dimana segala aktivitas ekonomi dilakukan agar umat Islam
menyatu dalam koridor yang sama untuk mendapatkan sebuah kesejahteraan dan
kemakmuran yang sama. Dalam ekonomi Islam atau Syariah sangat dianjurkan
untuk bekerja sama atau selalu berjamaah dalam melakukan apapun, jangan
sampai umat Islam memiliki pandangan ingin sukses sendiri, ingin kaya sendiri.
Namun yang benar kita harus selalu bersama ketika ada seseorang yang
membutuhkan harus kita bantu dan begitupun sebaliknya. Dengan hal ini maka
Ekonomi syariah menekankan pada sosial bukan individual, karena pada dasarnya
manusia hidup di dunia ini dengan tujuan bermanfaat bagi manusia dan saling
menjaga tali silaturahmi.

7. Akhlaq (Etika)

Akhlaq atau etika harus menjadi salah satu dasar pelaksanaan ekonomi
Islam atau syariah, etika yang sesuai dengan ajaran islam sangat diperlukan dalam

xxvi
segala aktivits atau kegiatan ekonomi syariah. Perlu kita ketahui bahwasannya
ekonomi syariah merupakan salah satu jenis ibadah di bidang muamalah. Maka
dari itu setiap kegiatan ekonomi Islam harus dilandasi dengan etika-etika atau
norma yang baik tentunya sesuai dengan ajaran Islam, dan hal inilah yang menjadi
perbedaan antara ekonomi syariah dengan ekonomi konvensional.

8. Ulil Amri (Pemimpin)

Dalam melaksanakan kegiatan perekonomian syariah harus melibatkan


pemerintah di dalamnya, selain itu ekonomi Islam harus mentaati peraturan yang
telah ditetapkan oleh pemerintah selama itu tidak menyeleweng dengan ajaran
atau nilai-nilai Islam yang ada. Karena bagaimanapun yang memiliki kuasa atau
hak; lebih untuk mengatur jalannya perekonomian adalah pemerintahan, baik
buruknya perkembangan suatu negara disebabkan oleh pemerintahannya. Jadi
bagaimanapun ekonomi syariah harus selalu melibatkan pemerintah dalam
perjalanan ekonominya.

9. Al-Hurriyah dan Al-Mas’uliyah

Al-Hurriyah berarti kebebasan dan Al-mas’uliyah berarti tanggung jawab.


Dua hal tersebut tidak bisa dipisahkan karena adanya kebebasan harus ada
pertanggungjawaban yang baik. Dilihat dari sisi teologis kebebasan diartikan
bahwa manusia bisa bebas menentukan pilihannya baik itu hal yang baik dan hal
yang buruk. Hal ini ditentukan oleh akal yang dimiliki oleh manusia. Sedangkan
dari sisi perspektif ushul fiqh kebebasan diartikan sebagai suatu kebebasan yang
harus dibarengi dengan suatu pertanggungjawaban. Sedangkan untuk tanggung
jawab itu tidak hanya di dunia namun juga di akhirat kelak. Inilah prinsip
ekonomi syariah, mausia diberi kebebasan namun ada batasannya yakni harus
dipertanggungjawabkan. Apapun yang terjadi dan sudah dilakukan harus mampu
dipertanggungjawabkan.

10. Berjamaah (Kerjasama)

Dalam ekonomi syariah kerjasama meupakan salah satu hal yang wajib
dilakukan seperti layaknya sholat yang dilakukan secara berjamaah bisa

xxvii
mendapatkan pahala lebih yaitu 27 derajat. Begitu pula dalam perekonomian
ketika apapun dilakukan secara berjamaah maka nilai ibadah maupun nilai dalam
hal harta akan semakin bertambah. Jadi dalam ekonomi syariah semua kegiatan
dan akivitas dilakukan secara berjamaah dengan niatan yang baik agar bisa
menghasilkan hasil yang baik juga.

Itulah sedikit ulasan tetang prinsip-prinsip dasar yang ada dalam ekonomi
syariah, prinsip ini didasarkan atas kajian-kajian Islam yang telah dilaksanakan
dan hal ini besifat universal. Ada pula prinsip-prinsip ekonomi Islam dalam Islam
yang senantiasa ada dalam aturan Islam yaitu sebagai berikut:

1. Tidak Menimbulkan Kesenjangan Sosial

Prinsip dasar Islam dalam hal ekonomi senantiasa berpijak dengan masalah
keadilan. Islam tidak menghendaki ekonomi yang dapat berdampak pada
timbulnya kesenjangan. Misalnya saja seperti ekonomi kapitalis yang hanya
mengedepankan aspek para pemodal saja tanpa mempertimbangkan aspek buruh,
kemanusiaan, dan masyarakat marginal lainnya. Untuk itu, Islam memberikan
aturan kepada umat Islam untuk saling membantu dan tolong menolong. Dalam
Islam memang terdapat istilah kompetisi atau berlomba-lomba untuk
melaksanakan kebaikan. Akan tetapi, hal tersebut tidak berarti mengesampingkan
aspek keadilan dan peduli pada sosial. Sebagaimana perintah Allah:

Kِ Kَ‫ أ‬K‫ َو‬Kَ‫ة‬K‫ ا‬K‫ َك‬K‫ َّز‬K‫ل‬K‫ ا‬K‫ا‬K‫و‬Kُ‫ت‬K‫ آ‬K‫و‬Kَ Kَ‫ اَل ة‬K‫ص‬
K‫ ْم‬K‫َّ ُك‬K‫ ل‬K‫ َع‬Kَ‫ ل‬K‫ َل‬K‫ و‬K‫ ُس‬K‫ َّر‬K‫ل‬K‫ ا‬K‫ا‬K‫ و‬K‫ ُع‬K‫ ي‬K‫ط‬ َّ K‫ل‬K‫ ا‬K‫ا‬K‫ و‬K‫ ُم‬K‫ ي‬Kِ‫ق‬Kَ‫ أ‬K‫و‬Kَ
K‫ن‬Kَ K‫ و‬K‫ ُم‬K‫ح‬Kَ K‫ر‬Kْ Kُ‫ت‬
Artinya: Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, da taatlah kepada rasul,
supaya kamu diberi rahmat. (QS An-Nur ayat 56) 27

Zakat, infaq, dan shodaqoh adalah jalan Islam dalam menyeimbangkan ekonomi.
Yang kaya atau berlebih harus membantu yang lemah dan yang lemah harus
berjuang dan membuktikan dirinya keluar dari garis ketidakberdayaan agar

27
https://tafsirq.com/24-an-nur/ayat-56

xxviii
mampu dan dapat produktif menghasilhkan rezeki dari modal yang diberikan
padanya.

2. Tidak Bergantung Kepada Nasib yang Tidak Jelas

۞ Kُ‫ ع‬Kِ‫ف‬K‫ا‬Kَ‫ ن‬K‫ َم‬K‫ َو‬K‫ ٌر‬K‫ ي‬Kِ‫ ب‬K‫ َك‬K‫ ٌم‬K‫ ْث‬Kِ‫ إ‬K‫ ا‬K‫ َم‬K‫ ِه‬K‫ ي‬Kِ‫ ف‬K‫ل‬Kْ Kُ‫ ق‬Kۖ K‫ ِر‬K‫ ِس‬K‫ ْي‬K‫ َم‬K‫ ْل‬K‫ ا‬K‫ َو‬K‫ ِر‬K‫ ْم‬K‫خ‬Kَ K‫ ْل‬K‫ ا‬K‫ن‬Kِ K‫ َع‬K‫ك‬ Kَ Kَ‫ن‬K‫و‬Kُ‫ل‬Kَ‫ أ‬K‫ ْس‬Kَ‫ي‬
َ Kَ‫ن‬K‫و‬Kُ‫ل‬Kَ‫ أ‬K‫ ْس‬Kَ‫ ي‬K‫و‬Kَ Kۗ K‫ ا‬K‫ َم‬K‫ ِه‬K‫ع‬Kِ K‫ ْف‬Kَ‫ ن‬K‫ن‬Kْ K‫ ِم‬K‫ ُر‬Kَ‫ ب‬K‫ ْك‬Kَ‫ أ‬K‫ ا‬K‫ َم‬Kُ‫ ه‬K‫ ُم‬K‫ ْث‬Kِ‫ إ‬K‫ َو‬K‫س‬
K‫ ِل‬Kُ‫ ق‬K‫ن‬Kَ K‫و‬Kُ‫ ق‬Kِ‫ ف‬K‫ ْن‬Kُ‫ ي‬K‫ ا‬K‫ َذ‬K‫ ا‬K‫ َم‬K‫ك‬ ِ K‫َّا‬K‫ن‬K‫ ل‬Kِ‫ل‬
َ Kِ‫ ل‬K‫ َذ‬Kٰ K‫ َك‬Kۗ K‫ َو‬K‫ ْف‬K‫ َع‬K‫ ْل‬K‫ا‬
ِ K‫ ا‬Kَ‫آْل ي‬K‫ ا‬K‫ ُم‬K‫ ُك‬Kَ‫ ل‬Kُ ‫ هَّللا‬K‫ن‬Kُ Kِّ‫ي‬Kَ‫ب‬Kُ‫ ي‬K‫ك‬
K‫ن‬Kَ K‫ و‬K‫َّ ُر‬K‫ ك‬Kَ‫ ف‬Kَ‫ ت‬Kَ‫ ت‬K‫ ْم‬K‫َّ ُك‬K‫ ل‬K‫ َع‬Kَ‫ ل‬K‫ت‬
Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada
keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi
dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa
yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah
Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir. (QS Al-
Baqarah ayat 219)28

Islam melarang umatnya untuk menggantung nasib kepada hal yang sangat tidak
jelas, tidak jelas ikhtiarnya, dan hanya mengandalkan peruntungan dan peluang
semata. Untuk itu Islam melarang perjudian dan mengundi nasib dengan anak
panah sebagai salah satu bentuk aktivitas ekonomi. Pengundian nasib adalah
proses rezeki yang dilarang oleh Allah karena di dalamnya manusia tidak benar-
benar mencari nafkah dan memakmurkan kehidupan di bumi.uang yang ada hanya
diputar-putar itu-itu saja, membuat kemalasan, tidak produktifnya hasil manusia,
dan dapat meggeret manusia pada jurang kesehatan atau lingkaran setan. Untuk
itu prinsip ekonomi Islam berpegang kepada kejelasan transaksi dan tidak
bergantung kepada nasib yang tidak jelas, apalagi melalaikan ikhtiar dan kerja
keras.

3. Mencari dan Mengelola Apa yang Ada di Muka Bumi

28
https://tafsirq.com/2-al-baqara/ayat-219

xxix
K‫ ِل‬K‫ض‬ ِ K‫ر‬Kْ Kَ ‫أْل‬K‫ ا‬K‫ ي‬Kِ‫ ف‬K‫ا‬K‫ و‬K‫ ُر‬K‫ ِش‬Kَ‫ ت‬K‫ ْن‬K‫ ا‬Kَ‫ ف‬Kُ‫ اَل ة‬K‫ص‬
Kْ Kَ‫ ف‬K‫ن‬Kْ K‫ ِم‬K‫ا‬K‫ و‬K‫ ُغ‬Kَ‫ ت‬K‫ ْب‬K‫ ا‬K‫ َو‬K‫ض‬ َّ K‫ل‬K‫ ا‬K‫ت‬ ِ Kَ‫ ي‬K‫ض‬ ِ Kُ‫ ق‬K‫ ا‬K‫ َذ‬Kِ‫ إ‬Kَ‫ف‬
K‫ن‬Kَ K‫ و‬K‫ ُح‬Kِ‫ ل‬K‫ ْف‬Kُ‫ ت‬K‫ ْم‬K‫َّ ُك‬K‫ ل‬K‫ َع‬Kَ‫ ل‬K‫ ا‬K‫ ًر‬K‫ ي‬Kِ‫ ث‬K‫ َك‬Kَ ‫ هَّللا‬K‫ا‬K‫ و‬K‫ ُر‬K‫ ُك‬K‫ ْذ‬K‫ ا‬K‫ َو‬Kِ ‫هَّللا‬
Artinya: Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi;
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung. (QS Al-Jumuah ayat 10)29

Allah memberikan perintah kepada manusia untuk dapat mengoptimalkan


dan mencari karunia Allah di muka bumi. Hal ini seperti mengoptimalkan hasil
bumi, mengoptimalkan hubungan dan transaksi dengan sesama manusia. Untuk
itu, jika manusia hanya mengandalkan hasil ekonominya dari sesuatu yang tidak
jelas, maka apa yang ada di bumi tidak akan teroptimalkan. Padahal, sangat
banyak sekali karunia dan rezeki Allah yang ada di muka bumi ini. Tentu akan
menghasilkan keberkahan dan juga keberlimpahan nikmat jika benar-benar
dioptimalkan.

Untuk itu, dalam hal ekonomi prinsip Islam adalah jangan sampai manusia
tidak mengoptimalkan atau membiarkan apa yang telah Allah berikan di muka
bumi dibiarkan begitu saja. Nikmat dan rezeki Allah dalam hal ekonomi akan
melimpah jika manusia dapat mencari dan mengelolanya dengan baik.

4. Larangan Ekonomi Riba

Kَ Kِ‫ ق‬Kَ‫ ب‬K‫ ا‬K‫ َم‬K‫ا‬K‫ و‬K‫ ُر‬K‫ َذ‬K‫ َو‬Kَ ‫ هَّللا‬K‫ا‬K‫و‬Kُ‫َّق‬K‫ت‬K‫ ا‬K‫ا‬K‫و‬Kُ‫ ن‬K‫ َم‬K‫ آ‬K‫ن‬Kَ K‫ ي‬K‫َّ ِذ‬K‫ل‬K‫ ا‬K‫ ا‬Kَ‫ ه‬K‫ ُّي‬Kَ‫ أ‬K‫ ا‬Kَ‫ي‬
K‫ ْم‬Kُ‫ ت‬K‫ ْن‬K‫ ُك‬K‫ن‬Kْ Kِ‫ إ‬K‫ ا‬Kَ‫ ب‬K‫ ِّر‬K‫ل‬K‫ ا‬K‫ن‬Kَ K‫ ِم‬K‫ي‬
K‫ن‬Kَ K‫ ي‬Kِ‫ ن‬K‫ ِم‬K‫ؤ‬Kْ K‫ُم‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan
sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. (QS Al-
Baqarah ayat 278)30

29
https://tafsirq.com/topik/al+jumuah+ayat+10
30
https://tafsirq.com/topik/al+baqarah+ayat+278

xxx
Prinsip Islam terhadap ekonomi yang lainnya adalah larangan riba. Riba
adalah tambahan yang diberikan atas hutang atau transaksi ekonomi lainnya.
Orientasinya dapat mencekik para peminjam dana,khususnya orang yang tidak
mampu atau tidak berkecukupan. Dalam Al-Qur’an Allah melaknat dan
menyampaikan bahwa akan dimasukkan kedalam neraka bagi mereka yang
menggunakan riba dalam ekonominya.

5. Transaksi Keuangan yang Jelas dan Tercatat

Transaksi keuangan yang diperintahkan Islam adalah transaksi keuangan


yang tercatat dengan baik. Transaksi apapun di dalam Islam diperintahan untuk
dicatat dan ditulis diatas hitam dan putih bahkan ada saksi. Dalam zaman modern
ini maka ilmu akutansi tentu harus digunakan dalam aspek ekonomi. Hal ini tentu
saja menghindari pula adanya konflik dan permasalahan di kemudian hari.
Manusia bisa saja lupa dan lalai, untuk itu masalah ekonomi pun harus benar-
benar tercatat dengan baik.

6. Keadilan dan Keseimbangan dalam Berniaga

Kَ Kِ‫ ل‬K‫ َذ‬Kٰ Kۚ K‫م‬Kِ K‫ ي‬Kِ‫ق‬Kَ‫ ت‬K‫ ْس‬K‫ ُم‬K‫ ْل‬K‫ ا‬K‫س‬
K‫ ٌر‬K‫ ْي‬K‫خ‬Kَ K‫ك‬ ِ K‫ ا‬Kَ‫ ط‬K‫ ْس‬Kِ‫ ق‬K‫ ْل‬K‫ ا‬Kِ‫ ب‬K‫ا‬K‫و‬Kُ‫ ن‬K‫ ِز‬K‫ َو‬K‫ ْم‬Kُ‫ ت‬K‫ ْل‬K‫ ِك‬K‫ ا‬K‫ َذ‬Kِ‫ إ‬K‫ َل‬K‫ ْي‬K‫ َك‬K‫ ْل‬K‫ ا‬K‫ا‬K‫و‬Kُ‫ ف‬K‫و‬Kْ Kَ‫ أ‬K‫و‬Kَ
‫اًل‬K‫ ي‬K‫ ِو‬Kْ‫ أ‬Kَ‫ ت‬K‫ن‬Kُ K‫ َس‬K‫ح‬Kْ Kَ‫ أ‬K‫و‬Kَ
Artinya: Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah
dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya. (QS Al-Isra ayat 35) 31

Allah mmerintahkan manusia ketika melaksanakan perniagaan maka harus


dengan keadilan dan keseimbangan. Hal ini juga menjadi dasar untuk ekonomi
dalam islam. Perniagaan haruslah sesuai dengan neraca yang digunakan, transaksi
keuangan yang digunakan, dan juga standar ekonomi yang diberlakukan. Jangan
sampai ketka bertransaksi kita membohongi, melakukan penipuan, atau menutupi
kekurangan atau kelemahan dari apa yang kita transaksikan. Tentu saja, segalanya
akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT.
31
https://tafsirq.com/topik/al+isra+ayat+35

xxxi
Dari prinsip-prinsip diatas dapat dipahami bahwa manusia diberikan aturan
dasar mengenai ekonomi Islam agar manusia dapat menjalankan kehidupannya
sesuai dengan tujuan penciptaan manusia. Tentu saja dari prinsip diatas terlihat
bahwa Islam hendak memberikan rahmat bagi semesta alam, terlebih bagi mereka
yang beriman dan taat dalam melaksanakan perintah Allah tersebut.

xxxii
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seperti yang kita ketahui bahwa Islam merupakan satu-satunya agama yang
sempurna yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia dan alam semesta.
Termasuk dalam kegiatan perekonomian manusia pun diatur dalam Islam dengan
prinsip illahiyah. Harta yang ada pada kita, sesungguhnya bukan milik kita
manusia, melainkan hanya titipan atau amanah dari Allah SWT untuk
dimanfaatkan sebaik-baiknya demi kepentingan umat manusia yang pada akhirnya
semua akan kembali kepada Allah SWT untuk dipertanggungjawabkan.

Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia


yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama islam dan didasari dengan
tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.

Jual beli merupakan peralihan kepemilikan dengan cara pergantian menurut


bentuk yang diperbolehkan oleh syara’. Hukum melakukan jual beli adalah boleh
asalkan sesuai dengan ajaran, hukum, rukun, syarat, dan prinsip ekonomi Islam.

3.2 Saran
Ekonomi dalam Islam mengajarkan bahwa seorang muslim harus
memperhatian ketentuan-ketentuan syari’at, hendaklah menjauhi muamalah dan
usaha-usaha yang buruk yang diharamkan oleh Allah SWT. Rasulullah melarang
jual beli yang dilakukan dengan cara yang buruk, mendatangkan mudharat
(bahaya) bagi orang lain, serta mengambil harta seseorang dengan cara yag bathil.
Kebenaran datang dari Allah semata dan kesalahan-kesalahan takkan lepas dari
kami sebagai manusia yang memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Maka teruslah berusaha untuk menjauhi segala yang menjadi larangan-

xxxiii
Nya dan melaksanakan segala perintah-Nya, meneladani Nabi kita Nabi
Muhammad SAW.

xxxiv
DAFTAR PUSTAKA
1. https://fahmyzone.blogspot.com/2013/04/pengertian-ekonomi-islam.html
(diakses tanggal 15 Desember 2018 pukul 23.25 WIB)
2. http://www.academia.edu/15354975/Pengertian_Ekonomi_Islam (diakses
tanggal 15 Desember 2018 pukul 23.34 WIB)
3. http://kios-makalah.blogspot.com/2014/11/makalah-hubungan-ekonomi-
islam-dengan.html (diakses tanggal 16 Desember 2018 pukul 00.16 WIB)
4. http://www.contohsurat.co.id/2016/07/pengertian-ekonomi.html (diakses
tanggal 16 Desember 2018 pukul 00.28 WIB)
5. https://citrawulani.wordpress.com/mata-pelajaran/ekonomi/pengertian-
ekonomi-secara-umum/ (diakses tanggal 16 Desember 2018 pukul 00.31
WIB)
6. http://www.ilmusaudara.com/2016/03/pengertian-muamalah-menurut-
bahasa-dan.html (diakses tanggal 16 Desember 2018 pukul 00.41 WIB)
7. https://hukum-islam.net/pengertian-dan-dasar-hukum-jual-beli-dalam-
islam-menurut/ (diakses tanggal 16 Desember 2018 pukul 01.06 WIB)
8. http://www.sumberpengertian.co/pengertian-jual-beli-secara-umum
(diakses tanggal 16 Desember 2018 pukul 01.22 WIB)
9. https://tafsirq.com/topik/al+baqarah+ayat+198 (diakses tanggal 16
Desember 2018 pukul 14.39 WIB)
10. https://tafsirweb.com/category/002-surat-al-baqarah (diakses tanggal 16
Desember 2018 pukul 01.42 WIB)
11. https://syariatkita.blogspot.com/2014/04/Dasar-Hukum-dan-Pandangan-
Islam-Mengenai-Jual-beli.htmln (diakses tanggal 16 Desember 2018 pukul
01.44 WIB)
12. https://mizan-poenya.blogspot.com/2010/11/hadits-hadist-dalil-tentang-
jual-beli.html (diakses tanggal 16 Desember 2018 pukul 15.02 WIB)
13. https://tafsirq.com/4-an-nisa/ayat-29 (diakses tanggal 16 Desember 2018
pukul 15.29 WIB)
14. https://pengayaan.com/rukun-jual-beli-dalam-islam/ (diakses tanggal 16
Desember 2018 pukul 15.45 WIB)
15. https://tafsirq.com/7-al-araf/ayat-85 (diakses tanggal 16 Desember 2018
pukul 15.57 WIB)

xxxv
16. https://www.bacaanmadani.com/2016/09/pengertian-rukun-dan-syarat-
jual-beli.html (diakses tanggal 16 Desember 2018 pukul 16.08 WIB)
17. https://www.sharinvest.com/syarat-jual-beli-dalam-islam/ (diakses tanggal
16 Desember 2018 pukul 16.20)
18. http://www.pengertianpakar.com/2014/12/pengertian-dan-tujuan-ekonomi-
islam.html (diakses tanggal 16 Desember 2018 pukul 16.40 WIB)
19. https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-syariah/tujuan-
ekonomi-syariah (diakses tanggal 16 Desember 2018 pukul 16.45 WIB)
20. https://tafsirq.com/24-an-nur/ayat-56 (diakses tanggal 16 Desember 2018
pukul 17.03 WIB)
21. https://tafsirq.com/2-al-baqara/ayat-219 (diakses tanggal 16 Desember
2018 pukul 17.11WIB)
22. https://tafsirq.com/topik/al+jumuah+ayat+10 (diakses tanggal 16
Desember 2018 pukul 17.17 WIB)
23. https://tafsirq.com/topik/al+baqarah+ayat+278 (diakses tanggal 16
Desember 2018 pukul 17.23 WIB)
24. https://tafsirq.com/topik/al+isra+ayat+35 (diakses tanggal 16 Desember
2018 pukul 17.33 WIB)
25. https://dalamislam.com/hukum-islam/ekonomi/prinsip-prinsip-ekonomi-
islam (diakses tanggal 16 Desember 2018 pukul 17.38 WIB)
26. https://tafsirq.com/topik/az+dhariyat+ayat+56 (diakses tanggal 16
Desember 2018 pukul 17.51 WIB)
27. https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-syariah/prinsip-
ekonomi-syariah-dan-penjelasannya (diakses tanggal 16 Desember 2018
pukul 18.21 WIB)

xxxvi
xxxvii

Anda mungkin juga menyukai