Gita Suciati
Latar Belakang
Industri farmasi memiliki kekhususan disbanding industry lainnya. Selain mempunyai potensi strategis berupa potensi
ekonomi dan teknologi, , potensi
strategis industri farmasi yang lain adalah potensi sosietal. Industri farmasi berperan dalam menjamin dan memperbaiki
kesehatan masyarakat, menghasilkan obat untuk mengatasi berbagai penyakit, meminimasi risiko kesehatan dan menjamin
pelayanan kesehatan yang sustainable bagi generasi sekarang maupun generasi yang akan datang. ). Dalam menjamin
ketersediaan produk obat di masyarakat, industri farmasi harus mampu menyediakan obat yang berkualitas bagi masyarakat.
Obat berkualitas mencakup 3 aspek: khasiat (efficacy), keamanan (safety), dan kenyamanan (acceptability) dalam dosis yang
digunakan sesuai tujuan penggunaannya. Obat tersebut harus memenuhi nilai-nilai parameter kualitas secara konstan, seperti
identitas (identity), kekuatan (strength), kemurnian (purity), dan karakteristik lainnya.
PENGERTIAN
Kebijakan
Adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok
atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan
tertentu seraya mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran
yang diinginkan.
Obat
Semua bahan tunggal/campuran yang dipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam
dan luar tubuh guna mencegah, meringankan, dan menyembuhkan penyakt.
Rumah Sakit
Suatu bagian dari organisasi medis dan social yang mempunyai fungsi untuk memberikan
pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif pelayan
keluarnya menjangkau keluarga dan lingkungan rumah. Rumah sakit juga merupakan pusat
untuk latihan tenaga kesehatan dan penelitian biologi, psikologi, social ekonomi dan budaya
Industri Farmasi
Badan usaha yang memiliki izin menteri kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat
atau bahan padat.
Pelayanan
adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung.
Kebijakan Obat dan Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit
Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit
yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal tersebut di jelaskan dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang standar
Pelayanan Rumah Sakit, yang menyebutkan bahwa pelayanan farmasi kesehatan
rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari system pelayanan kesehatan
rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang
bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan
masyarakat.
Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit
Farmasi rumah sakit bertanggung jawab terhadap semua barang farmasi yang
beredar di rumah sakit tersebut.
Pemantauan terapi obat (PTO) adalah suatu proses yang mencakup keiatan untuk
memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien. Kegiatan tersebut
mencakup pengkajian:
oPilihan Obat
oDosis
oRespons terapi
Harga terjangkau
Transparansi
Quality Assurance
Audit tahunan
Laporan umum
proses pengadaan obat melibatkan organisasi dan system manajemen pengadaan
yang bertujuan untuk:
A.Penarikan
Penarikan bisa dikarenakan adanya berita atau informasi dari BPOM (Badan
Pengawas Obat dan Makanan) tentang suatu produk perbekalan farmasi yang tidak
memenuhi standar, ijin edar ataupun setelah mendapat berbagai laporan adanya kasus
atau keanehan atau efek yang merugikan setelah perbekalan farmasi tersebut beredar
dipasaran, ataupun adanya laporan dari Tim MESO BPOM yang menginformasikan
adanya produk tertentu dengan catatan atau perlakuan kehati-hatian tertentu untuk
kemudian ditarik dari peredaran.
B. Pemusnahan
Sedangkan rumah sakit yang tidak memiliki hal tersebut maka rumah sakit wajib
menjalin kerjasama dengan pihak ketiga untuk melakukan proses pemusnahan yang
sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dimana tahapan pemusnahan sesuai dengan
PERMENKES nomor 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefamrasian di
Rumah Sakit.
Industri Farmasi
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) bertujuan untuk menjamin obat yang dibuat
secara konsisten, memenuhi peryaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuan
penggunaanya. Industri farmasi harus membuat obat sedemikian rupa agar tercapai tujuan
CPOB dan tidak menimbulkan resiko yang membahayakan penggunaannya karena tidak aman,
mutu rendah atau tidak efektif.
industry farmasi adalah industry obat jadi dan industry bahan baku obat. Industri farmasi
sebagai industry penghasil obat, dituntut untuk dapat menghasilkan obat yang memenuhi
persyaratan khasiat, keamanan dan mutu dalam dosis yang digunakan untuk tujuan
pengobatan. Karena menyangkut soal nyawa manusia, industry farmasi dan produknya diatur
secara ketat. Industri farmasi di Indonesia diberlakukan persyaratan yang diatur dalam CPOB.
A. CPOB
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) bertujuan untuk menjamin obat yang
dibuat secara konsisten, memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan
tujuan penggunaannya. Pada pembuatan obat, pengendalian menyeluruh sangat
esensial untuk menjamin konsumen menerima obat yang bermutu tinggi. Pembuatan
secara sembarangan tidak dibenarkan bagi produk yang digunakan untuk
menyelamatkan jiwa, memulihkan kesehatan atau memelihara kesehatan.
2) Prinsip CPOB
3) Pemastian mutu suatu obat tidak hanya mengandalkan pada pelaksanaan pengujian tertentu saja,
namun obat hendaklah dibuat dalam kondisi yang dikendalikan dan dipantau secara cermat.
4) CPOB bertujuan untuk memastikan agar mutu obat yang dihasilkan sesuai persyaratan dan tujuan
penggunaannya, bila perlu dilakukan penyesuaian pedoman dengan syarat bahwa standar mutu obat
yang telah ditentukan telah dicapai.
5) Otoritas pengawasan obat hendaklah menggunakan pedoman ini sebagai acuan dalam penilaian
penerapan CPOB, dan semua peratuan lain yang berkaitan dengan CPOB hendaklah dibuat minimal
sejalan dengan pedoman ini.
6) Pedoman ini dimaksudkan untuk digunakan oleh industry farmasi sebagai dasar pengembangan
aturan internal sesuai kebutuhan
7) Selain aspek umum yang tercakup dalam pedoman ini, dipadukan juga serangkaian pedoman
suplemen untuk aspek tertentu yang hanya berlaku untuk industri farmasi yang ativitasnya
berkaitan.
8) Pedoman ini berlaku terhadap pembuatan obat dan produksi jenis yang digunakan manusia.
9) Cara lain selain tercantum di dalam pedman ini dapat diterima sepanjang memenuhi prinsip
pedoman ini. Pedoman ini bukanlah bermaksud untuk membatasi pengembangan konsep baru, atau
teknologi baru yang telah di validasi dan memberikan tingkat pemastian mutu sekurang-kurangnya
ekuivalen dengan cara yang tercantum dalam pedoman ini.
C. Manajemen Mutu
Industri farmasi harus membuat obat sedemikian rupa agar tercapai tujuan CPOB
dan tidak menimbulkan resiko yang membahayakan penggunanya karena tidak
aman, mutu rendah atau tidak efektif. Untuk mencapai tujuan tersebut maka
diperlukan manajemen mutu. Unsur dasar manajemen mutu yaitu:
Infrastruktur atau system mutu yang tepat, mencakup struktur organisasi prosedur,
proses dan sumber daya.
Struktur organisasi mutu, termasuk kewenangan pemastian mutu dan pengawasan mutu
Pengendalian perubahan
Penanganan penyimpangan
Pengolahan ulang
Personalia
Sistem dokumentasi
Aspek yang saling berkaitan membangun menajemen mutu terdiri dari pemastian mutu, CPOB,
pengawasan mutu, dan pengkajian mutu produk. Pemastian mutu adalah totalitas semua pengaturan yang
dibuat dengan tujuan untuk memastikan bahwa obat yang dihasilkan memenuhi persyaratan mutu dan
tujuan pemakaiannya. CPOB adalah bagian dari pemastian mutu yang memastikan obat dibuat dengan
tujuan penggunaan dan dipersyaratkan dalam izin edar serta spesifikasi produk. CPOB mencakup
produksi dan pengawasan mutu. Pengawasan mutu adalah bagian dari CPOB yang berhubungan dengan:
Pengambilan sampel
Organisasi, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan bahwa pengujian yang diperlukan
dan relevan telah dilakukan sehingga bahan yang belum diluluskan tidak digunakan serta produk yang
belum diluluskan tidak dijual sebelum mutunya dinilai memenuhi syarat.
D. Prinsip Manajemen Mutu
o Suatu infrastruktur atau system mutu yang tepat mencakup struktur organisasi,
prosedur, proses, dan sumber daya
Perusahaan industri farmasi wajib memperoleh izin usaha industry farmasi. Menurut Keputusan
Menteri Kesehatan No.245/Menkes/SK/V/1990 tentang ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan
Pemberian Izin Usaha Industri Farmasi, untuk memperoleh izin usaha farmasi diperlukan tahap
persetujuan prinsip. Persetujuan prisnip diberikan kepada pemohon untuk dapat langsung meakukan
persiapan-persiapan, usaha pembangunan, pengadaan pemasangan instalasi, dan produksi
percobaan. Izin usaha industry farmasi diberikan kepada pemohon yang telah siap berproduksi
sesuai persyaratan CPOB.
Industri farmasi wajib memenuhi persyaratan CPOB sesuai dengan ketentuan Keputusan Menteri
Kesehatan No.43/Menes/SK/II/1998. Industri farmasi wajib mempekerjakan sekurang-kurangnya
dua orang apoteker Warga Negara Indonesia, satu sebagai penanggung jawab produksi dan lainnya.
KESIMPULAN
Pengertian pelayanan farmasi di klinik adalah semua kegiatan pelayanan kefarmasian yang dilakukan oleh
farmasis di klinik yang berorientasi kepada pasien (patien Oriented) dengan bekerja sama dengan dokter dan
atau tenaga medis yang lain sesuai dengan konsep pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care) sehingga dapat
memberikan pelayanan yang dibutuhkan dan diterima pasien dalam hal kefarmasian untuk menjamin keamanan
dan penggunaan obat yang rasional, baik sebelum, selama, maupun sesudah penggunaan obat. Tahap – tahap
pelayanan kefarmasian serta karakteristiknya hampir sama seperti pada pelayanan kefarmasian di medical
center yang lainnya yakni rumah sakit dan puskesmas. Tahap-tahapnya anatara lain yang dilakukan sebelum
peresepan adalah uji klinis, fomulasi dan pelayanan informasi obat, kegiatan selama peresepan anatara lain
konseling. Pelayanan resep, dan penerimaan resep, dan setelah persepan adalah konseling, penyiapan formulasi
kepada pasien, peracikan obat penyerahan obat, evaluasi penggunaan obat, memantau efek terapi, dan studi
farmakoekonomi, sehingga dapat tercapai tujuan pelayanan kefarmasian yaitu mendukung penggunaan obat dan
perbekalan kesehatan yang rasional, aman, tepat, dan ekonomis.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.edugovindonesia.com/web/index.php/2-uncategorised/27-pengertian-kebijakan-menurut-p
ara-ahli.html
(diakses tanggal 11 November 2018 pukul 12.30)
http://pengertianahli.id/2014/01/pengertian-obat-dan-penggolongan-obat.html (diakses tanggal 11
November 2018 pukul 12.40)
http://www.pengertianpakar.com/2015/05/pengertian-rumah-sakit-dan-tujuannya.html (diakses tanggal
11 November 2018 pukul 12.42)
http://www.mipa-farmasi.com/2016/04/industri-farmasi.html (diakses tanggal 11 November 2018
pukul 12.45)
www.definisi-pengertian.com/2015/07/definisi-pengertian-pelayanan.html (diakses tanggal 11
November 2018 pukul 13.24)
https://www.bing.com/images/search?
view=detailV2&ccid=KNRJ5Ul5&id=1714AE0970F523875A2805823DD54D11CE225F0B&thid=O
IP.KNRJ5Ul5fKLd0hK7NsUjHAHaFj&mediaurl=https%3a%2f%2fimage.slidesharecdn.com
%2fmanajemenobatdirumahsakit-130312054508-phpapp02%2f95%2fmanajemen-obat-di-rumah-
sakit-11-638.jpg%3fcb
%3d1363067223&exph=479&expw=638&q=skema+kebijakan+obat+di+rumah+sakit&simid=608019
822458767289&selectedIndex=2 (diakses tanggal 11 November 2018 pukul 20.25)
http://apoteker-istn.blogspot.com/2010/03/manajemen-pengadaan-obat-di-rumah-
sakit.html (diakses tanggal 11 November 2018 pukul 20.36)
http://drugxpert.com/pemantauan-terapi-obat-pendahuluan/ (diakses tanggal 11 November
2018 pukul 20.43)
http://muzarohsarwanto.blogspot.com/2017/07/instalasi-farmasi-rumah-sakit-hospital.html
(diakses tanggal 11 November 2018 pukul 20.53)
https://tsffarmasiunsoed2012.wordpress.com/2012/06/16/manajemen-mutu-pada-industri-
farmasi/ (diakses tanggal 11 November 2018 pukul 22.21)