Anda di halaman 1dari 20

46

BAB III

TINJAUAN KHUSUS

III.1 Sejarah Apotek Amandara

Apotek Amandara mulai beroperasi pada tanggal 29 Januari 2007,

dikelolah oleh seorang Apoteker Pengelolah Apotek (APA) yang bekerjasama

dengan Pemilik Sarana Apotek (PSA) yang juga selaku Pimpinan Apotek.

Apotek ini dibawah naungan sebuah perusahaan yaitu PT. Prima Medika Mandiri

dengan jumlah karyawan 9 orang yaitu 1 orang Direktur/Pimpinan, 1 orang

Apoteker, 1 orang Kepala Asisten Apoteker, 4 orang Asisten Apoteker, 1 orang

kasir/administrasi dan 1 orang kurir. Karyawan tersebut terbagi dalam 2 shift

(pagi 08.00-15.00 dan sore 15.00-22.00) dengan jam buka apotek setiap hari

yaitu : senin – sabtu (08.00-22.00) dan minggu (12.00-20.00).

III.2 Lokasi dan Tata Ruang Apotek Amandara

1. Lokasi Apotek Amandara

Lokasi Apotek Amandara terletak di jalan Siliwangi No. 3 Pancoran

Mas, Depok. Lokasi ini sangat strategis karena terletak dipinggir jalan raya

yang ramai dan berdekatan dengan pemukiman penduduk, rumah sakit,

klinik dan praktek dokter, serta mudah dijangkau baik dengan kendaraan

pribadi maupun umum.


47

2. Tata Ruang Apotek Amandara

Bangunan Apotek Amandara dibagi atas beberapa ruangan yang diatur

sedemikian rupa, sehingga mempermudah berlangsungnya kegiatan-

kegiatan diapotek tersebut. Ruangan di apotek Amandara sebagai berikut:

a. Ruang Tunggu
Ruang tunggu menjadi satu dengan tempat kasir, penerimaan resep,

penjualan obat bebas serta alat kesehatan lainnya, dan ruang

administrasi penjualan. Di ruangan ini terdapat rak atau etalase-etalase

obat bebas dan alat kesehatan, rak yang berisi brosur dan majalah

kesehatan, penjualan softdrink dan makanan ringan serta dilengkapi

dengan AC yang memberikan kenyamanan bagi pelanggan yang

menunggu.
b. Ruang Peracikan
Ruangan ini terletak dibelakang ruang tunggu, dengan tujuan agar

mempermudah dan mempercepat pelayanan obat yang diterima dari

pelanggan diruang tunggu. Di ruangan ini dilakukan penyiapan obat-

obat yang dilayani berdasarkan resep dokter, baik berupa obat jadi

ataupun obat racikan. Di ruangan ini terdapat rak-rak lemari

penyimpanan obat, meja peracikan, westafel dan lemari pendingin untuk

menyimpan obat-obat tertentu yang membutuhkan suhu penyimpanan

dibawah suhu kamar.

c. Ruang Direktur atau Pimpinan Apotek


Ruangan ini terletak di belakang ruang peracikan. Di ruangan ini

direktur melakukan kegiatannya sebagai pimpinan apotek yaitu kegiatan

administrasi dan keuangan.


48

d. Ruang Penunjang lainnya


Ruangan penunjang lainnya terdiri dari tempat makan, tempat shalat,

kamar mandi karyawan. Selain itu juga terdapat toilet untuk pasien yang

terletak disamping apotek.

III.3 Struktur Organisasi Apotek Amandara

Apotek Amandara dipimpin oleh seorang Direktur yang mengelolah dan

bertanggung jawab atas manajemen operasional apotek (khususnya bidang

adminstrasi dan keuangan) dan bekerjasama dengan Apoteker Pengelola Apotek

yang bertanggungjawab terhadap semua kegiatan apotek yang dibantu oleh seorang

Kepala Asisten Apoteker dan beberapa Asisten Apoteker, kurir dan bagian

administrasi.

III.4 Tugas dan Tanggung jawab Personalia Apotek Amandara

1. Direktur atau Pimpinan Apotek

a. Memimpin, merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengawasi

seluruh kegiatan apotek yang bersifat non kefarmasian.


b. Merencanakan, mengatur, mengawasi administrasi dan keuangan

apotek.
c. Membuat dan menyusun rencana pembayaran yang akan dibayar

berdasarkan jatuh tempo.


d. Melakukan kegiatan-kegiatan untuk pengembangan apotek.

2. Apoteker Pengelola Apotek (APA)

a. Mengatur, melaksanakan dan mengawasi pengelolaan apotek

khususnya kegiatan kefarmasian


b. Membuat pemesanan obat narkotika dan psikotropika.
c. Membuat laporan obat narkotika dan psiotropika serta generik.
49

d. Memberikan pelayanan informasi dan perbekalan farmasi kepada

dokter, tenaga kesehatan lain dan pasien.


e. Menguasai dan melaksanakan peraturan yang berlaku, seperti

menandatangani laporan narkotika dan psikotropika.


f. Melakukan kegiatan-kegiatan untuk pengembangan apotek seperti

menjalin hubungan baik dengan pelanggan atau mencari pelanggan.


g. Mengatur dan mengawasi penyimpanan obat serta kelengkapan apotek

sesuai syarat-syarat teknis kefarmasian.


h. Bertanggung jawab kepada direktur selaku pemimpin perusahaan.

3. Kepala Asisten Apoteker (Kepala AA)

a. Membantu APA dalam mengawasi proses pelayanan kefarmasian di

apotek.
b. Mengelola, mengkoordinasi, dan mengawasi tugas dan pekerjaan

Asisten Apoteker yang berada di bawah koordinasinya.


c. Memberi petunjuk dan mengawasi secara langsung hal-hal yang

berhubungan dengan kegiatan kefarmasian kepada bawahannya.


d. Mengkoordinasikan dan mengatur pembagian kerja bawahannya,

termasuk pergantian waktu kerja (shift), pembagian tugas, wewenang

dan tanggung jawab.


e. Melaksanakan pemesanan obat berdasarkan kebutuhan dengan

menggunakan surat pemesanan obat.


f. Mencatat dan memeriksa keluar masuknya obat-obat narkotika dan

psikotropika.
g. Bertanggung jawab kepada APA.

4. Asisten Apoteker (AA)

a. Melayani penjualan obat berdasarkan resep dokter.


b. Melayani penjualan obat bebas.
c. Melaksanakan pemesanan obat berdasarkan kebutuhan dengan

menggunakan surat pemesanan obat.


50

d. Mengatur dan menyimpan obat menurut bentuk sediaan dan alfabetis

dalam rak.
e. Mencatat keluar masuknya barang dalam kartu stok.
f. Bertanggung jawab kepada Kepala AA.

5. Kasir atau Administrasi

a. Membuat laporan harian, pencatatan hasil penjualan, tagihan serta

pengeluaran setiap hari.


b. Menerima uang secara tunai dari hasil penjualan resep dan obat bebas.
c. Menghitung dan mencatat jumlah uang tunai harian dalam buku setoran

kasir apotek.
d. Menyerahkan uang hasil penjualan tunai harian.
e. Membuat pencatatan penerimaan obat dari PBF.
f. Melakukan pembayaran obat yang telah jatuh tempo.
g. Bertanggung jawab kepada Manager Operasional atau Pimpinan

Apotek.

6. Kurir

Bertugas dalam mengantar pesanan obat kepada pasien dan juga

merangkap sebagai petugas kebersihan.

III.5 Manajemen Operasional Apotek Amandara

Kegiatan yang dilakukan sehari-hari di apotek Amandara meliputi

pengadaan, penjualan, penjualan, pencatatan, dan pelaporan. Pencatatan dan

pelaporan dilakukan oleh bagian administrasi. Pengadaan yang dilakukan terdiri

dari perencanaan, pemesanan, penerimaan, dan penyimpanan. Berikut adalah

uraian singkat tentang kegiatan-kegiatan tersebut:

1. Pengadaan

a. Perencanaan
51

Pengadaan barang di Apotek Amandara diperoleh melalui

pembelian yang terdiri dari pembelian tunai dan kredit yang dilakukan

oleh Kepala AA dan AA. Rencana pembelian barang dibuat berdasarkan

kebutuhan apotek dan buku defecta (daftar barang yang hampir habis) dari

penjualan resep dan penjualan bebas. Kemudian barang tersebut ditulis

pada Surat Pesanan (SP) untuk dilakukan pembelian.

b. Pemesanan

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan sebelum dilakukan pembelian

dan pemesanan barang kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF), yaitu:

1) Sumber atau Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang resmi.

2) Kualitas barang yang dikirim dapat dipertanggungjawabkan.

3) Kecepatan pengiriman barang yang baik dan tepat waktu.

4) Besarnya potongan harga (quantity discount) bila pembelian dalam

jumlah banyak

5) Tempo pembayaran lama atau syarat pembayaran yang mudah.

6) Kelengkapan dan kualitas barang terjamin

Pembelian barang di apotek Amandara baik berupa obat dan

perbekalan farmasi lain yang berkaitan dengan penjualan di apotek

seperti botol, pot dan lain-lain dilakukan setiap hari, dengan

menggunakan SP yang telah disetujui oleh APA lalu dikirimkan kepada

Pedagang Besar Farmasi (PBF) melalui telepon ataupun melalui

salesmen yang datang ke apotek. Untuk pembelian obat yang bersifat


52

mendesak (cito) maka apotek Amandara membelinya dari apotek yang

terdekat dan dalam jumlah yang sedikit atau seperlunya aja.

Untuk pembelian obat narkotika dan psikotropika, Surat

Pesanan (SP) harus ditanda tangani oleh Apoteker Pengelola Apotek dan

diberi cap apotek, sedangkan untuk pembelian dan pemesanan obat bebas

maupun obat untuk resep cukup ditanda tangani oleh bagian pembelian

(AA). Prosedur pembelian barang di Apotek Amandara adalah sebagai

berikut :

1. Bagian pembelian (AA) mengumpulkan data barang yang harus

dipesan berdasarkan buku defecta. Kemudian bagian pembeliaan

membuat surat pesanan (SP) yang berisi nama distributor, nama

barang, kemasan, jumlah dan keterangan (potongan harga) lalu

ditandatangani dan distempel apotek. Surat pesanan dibuat 2

rangkap yang masing-masing diberikan kepada salesman dan bagian

penerimaan obat atau barang sebagai arsip apotek.

2. Surat Pesanan ini akan diberikan kepada sales dari pihak distributor

yang biasanya datang untuk menanyakan apakah apotek akan

memesan barang atau tidak. Apabila pesanan dilakukan melalui

telepon maka SP akan diberikan kepada pengantar barang pada saat

mengantarkan barang yang dipesan.

3. Setelah barang yang dipesan datang dilakukan penerimaan dan

pemeriksaan barang oleh bagian penerimaan barang (AA).

Pemeriksaan nama, kemasan, jumlah kondisi barang, expire date


53

serta dilakukan pemeriksaan kesesuaian antara faktur dengan Surat

Pesanan meliputi nama, kemasan, jumlah, harga barang serta nama

distributor. Setelah sesuai, faktur ditandatangani oleh bagian

penerimaan kemudian diberi stempel, faktur asli diserahkan kembali

ke pengantar barang sebagai dokumen untuk penagihan, sedangkan

salinan faktur dipegang oleh bagian penerimaan.

4. Bagian penerimaan kemudian mencatat pesanan barang yang telah

diterima ke dalam buku penerimaan barang berdasarkan salinan

faktur dan surat pesanan. Kemudian salinan faktur ini akan

diberikan ke bagian administrasi hutang dagang untuk dicatat

besarnya jumlah biaya yang harus dibayarkan serta jangka waktu

pembayaran, dan juga ke bagian pembelian untuk memasukkan data

perubahan harga kedalam komputer jika ada perubahan harga

barang.

c. Penerimaan

Berikut adalah proses penerimaan barang di apotek Amandara :

1. Barang diterima oleh bagian penerimaan barang dengan dokumen

penerimaan barang yaitu faktur pembelian.

2. Diperiksa kesesuaian nama obat, jumlah dan kemasan obat antara

faktur dengan surat pesanan.

3. Setelah selesai, kemudian dicatat ke dalam buku penerimaan

barang dan di entry ke komputer serta dicatat dikartu stok barang.

d. Penyimpanan
54

Setelah penerimaan barang oleh petugas penerimaan, maka barang-

barang atau obat dan perbekalan farmasi lainnya disimpan. Penyimpanan

dilakukan di dalam rak-rak bersusun, diletakan secara sistematis

berdasarkan bentuk sediaan dan secara alfabetis dengan sistem FEFO

(First Expired First Out) artinya obat yang telah mendekati waktu

kadaluarsa yang terlebih dahulu digunakan, sehingga kecil kemungkinan

terjadi obat rusak atau kadaluarsa dan FIFO (First In First Out) artinya

obat yang terlebih dahulu masuk akan terlebih dahulu dikeluarkan. Setiap

jenis obat yang akan disimpan disertai dengan kartu stok obat untuk

mencatat mutasinya.

1. Penyimpanan di gudang

Penyimpanan di gudang apotek hanyalah penyimpanan obat dalam

bentuk tablet atau kapsul yang disimpan di dalam satu rak disusun

berdasarkan alfabetis, karena jumlahnya tidak terlalu banyak hanya

sebagai stok cadangan. Untuk sediaan lain langsung disimpan di ruang

peracikan.

2. Penyimpanan di ruang peracikan

Di ruang peracikan penyimpanan obatnya dibedakan

berdasarkan bentuk sediaan, sediaan tablet/kapsul, sediaan cair (sirup),

setengah padat, obat mata (tetes), salep dan krim disimpan di rak

masing-masing demikian juga dengan obat generik, obat inhaler atau

turbohaler disimpan di lemari terpisah. Untuk sediaan atau obat-obat

yang memerlukan penyimpanan pada suhu rendah disimpan di dalam


55

lemari pendingin. Obat-obat tersebut disimpan dalam kemasan aslinya

dan dalam jumlah kecil untuk keperluan pelayanan resep.

Sedangkan untuk narkotika dan psikotropika disimpan dalam

lemari khusus yang dilengkapi dengan kunci sesuai dengan Peraturan

Menteri Kesehatan RI No. 28/MenKes/Per/1978, demikian juga obat-

obat psikotropik disimpan pada lemari tersendiri dan terkunci dan

kuncinya disimpan oleh Apoteker Pengelola Apotek dan AA yang

diberi wewenang. Masing-masing obat memiliki kartu stok untuk

mencatat mutasinya.

3. Penyimpanan di ruang penjualan bebas

Barang-barang yang disimpan dibagian penjualan bebas adalah

barang-barang yang dapat dijual bebas tanpa resep dokter, meliputi

obat bebas, obat bebas terbatas, obat tradisional, kosmetik, makanan

minuman, perlengkapan bayi dan barang-barang lain seperti pampers,

pembalut wanita dan alat-alat kesehatan lain. Barang-barang tersebut

disusun sedemikian rupa sehingga memudahkan pencarian barang dan

dapat menarik perhatian pembeli. Setiap barang memiliki kartu stok

masing-masing.

1) Penjualan

Penjualan yang dilakukan Apotek Amandara meliputi:

a. Penjualan resep tunai

Penjualan resep tunai yang dimaksud adalah penjualan obat

berdasarkan resep dokter kepada pasien dengan cara


56

pembayaran langsung. Prosedur untuk pelayanan resep tunai

adalah sebagai berikut:

1) Penerimaan resep

Resep diterima dari pasien oleh petugas penerima

resep atau kasir kemudian diperiksa keabsahan dan

kelengkapan administrasi resepnya. Selanjutnya dilakukan

pemeriksaan ketersediaan obat. Bila obat tersedia maka

dilakukan penetapan harga.

2) Perjanjian dan pembayaran

Perjanjian yang dimaksud adalah perjanjian dengan

pasien apakah obat diambil semua atau tidak atau bila obat

yang dimaksud tidak ada apakah mau atau tidak bila obat

diganti atas persetujuan pasien atau dokter. Setelah

perjanjian disepakati maka resep diberi nomor resep dan

stempel HTKP (Harga, Timbang, Kemas, Penyerahan) yang

berfungsi sebagai alat kontrol unutk mengetahui siapa saja

yang bertugas melakukan kegiatan HTKP tersebut. Lalu

dilakukan pembayaran tunai secara langsung. Bila obat

hanya diambil sebagian maka dibuatkan salinan resep untuk

mengambil sisanya.

Salinan resep juga dapat dibuat bila obat dapat

diulang atau atas dasar permintaan pasien. Bagi pasien yang

memerlukan kwitansi dapat pula dibuatkan kwitansi resep


57

dan salinan resep dapat ditulis dibelakang kwuitansi

tersebut. Bagi petugas yang melakukan penetapan harga,

maka kolom H pada cap HTKP di paraf oleh petugas

tersebut.

3) Peracikan dan Penyiapan

Resep kemudian dibawa ke ruang peracikan untuk

disiapkan obatnya serta diberi etiket atau penandaan pada

obat dan kemasannya sesuai dengan tanggal pembuatannya,

nomor resep, nama pasien dan penggunaannya. Apabila

obat diracik maka dilakukan peracikan yang meliputi

perhitungan dosis, penimbangan, penggerusan atau

pencampuran dan pengemasan. Bagi petugas yang

melakukan penimbangan dan pengemasan maka petugas

tersebut harus memberi paraf pada kolom T dan K pada cap

HTKP.

4) Pemeriksaan Akhir

Obat yang telah selesai dikemas kemudian diperiksa

kembali kesesuaian hasil penyimpanan obat atau hasil

peracikan dengan resepnya yang meliputi tanggal

pembuatan, nomor resep, nama pasien, nama obat, bentuk

dan jenis sediaan, dosis, jumlah dan aturan pakai. Juga

dilakukan pemeriksaan salinan resep dengan resep asli serta

kebenaran kwitansi.
58

5) Penyerahan Obat dan Pemberian Informasi

Pemberian obat kepada pasien harus disertai dengan

penjelasan tentang nama obat, bentuk dan jenis sediaan,

dosis, jumlah dan aturan pakai, cara penyimpanan serta

efek samping yang mungkin timbul dan cara mengatasinya.

Selain itu juga dicatat alamat pasien serta nomor telepon

yang dapat dihubungi. Bagi petugas yang melakukan

penyerahan obat maka ia harus memberi paraf pada kolom

P pada cap HTKP.

6) Pencatatan dan Penyimpanan Resep

Setiap transaksi tunai yang terjadi, kasir mencatat transaksi

tersebut beserta jumlah uangnya ke dalam buku penjualan

resep dan laporan penjualan harian. Lembaran resep yang

asli kemudian disusun menurut nomor urut dan disimpan

sesuai dengan tanggal transaksi.

Untuk resep yang mengandung obat narkotika dan

psikotropika dibawah nama obat tersebut diberi tanda

dengan garis berwarna merah, kemudian dicatat ke dalam

buku harian narkotika (untuk resep yang berisi obat

narkotika) dan ke dalam buku harian psikotropika (untuk

resep yang berisi obat psikotropika) lalu resepnya disimpan


59

terpisah didalam lemari narkotika dan psikotropika disusun

berdasarkan nomor urut resep dan tanggal pembuatan.

b. Penjualan Resep Kredit

Penjualan resep kredit hanya diberikan kepada pelanggan

tertentu dan dilakukan berdasarkan perjanjian kerja sama yang

telah disepakati antara pelanggan dengan apotek. Penjualan

resep kredit melalui penagihan kepada pelanggan secara

berkala. Prosedur penjualan resep kredit ini tidak jauh berbeda

dengan penjualan resep tunai, hanya saja pada penjualan resep

kredit ada beberapa perbedaan yaitu:

1) Setelah resep diterima dan diperiksa kelengkapannya,

serta dilakukan penetapan harga maka obat langsung

disiapkan.

2) Setelah selesai dikerjakan dan dilakukan pemeriksaan

maka obat diserahkan kepada pasien disertai surat tanda

terima yang ditandatangani oleh pelanggan. Surat tersebut

terdiri dari 2 rangkap, lembar pertama (asli) disimpan

apotek untuk dokumen penagihan sedangkan lembar

salinannya diserahkan kepada pelanggan. Surat tersebut

berisi tanggal, nama pelanggan, daftar perincian

obat/barang yang dibeli, total jumlah nilai rupiahnya dan

jangka waktu pembayaran.


60

3) Resep tetap disimpan dengan resep tunai, sedangkan

surat tanda terima disimpan terpisah sebelumnya data yang

terdapat didalam surat tanda terima tersebut dicatat ke

dalam buku penjualan kredit/buku penagihan.

c. Penjualan bebas (OTC)

Penjualan bebas adalah penjualan yang meliputi penjualan

obat bebas, obat bebas terbatas, alat kesehatan, makanan dan

minuman, perlengkapan bayi dan kosmetik. Prosedur

penjualan bebas adalah sebagai berikut:

1. Petugas apotek menyambut calon pembeli dan menanyakan

obat atau barang yang diinginkan, lalu memeriksa

ketersediaan obat atau barang tersebut serta

menginformasikan harganya.

2. Setelah disetujui maka pembelian melakukan pembayaran

dikasir.

3. Petugas lalu menyerahkan obat/barang yang dibeli beserta

struk pembayaran.

4. Setiap terjadi transaksi, petugas akan mencatat obat/barang

yang telah dijual ke dalam buku penjualan bebas.

2) Pencatatan dan Pelaporan

Kegiatan administrasi yang dilakukan di Apotek Amandara

antara lain:
61

a. Kegiatan administrasi penjualan tunai dan kredit, yang meliputi

pencatatan seluruh transaksi penjualan di apotek berdasarkan bukti

setoran kasir yang dilakukan setiap harinya kemudian diserahkan

beserta uang hasil penjualan kepada pimpinan apotek.

b. Kegiatan administrasi pembayaran yang meliputi pencatatan

pengeluaran uang baik yang digunakan untuk pembayaran hutang

yang telah jatuh tempo kepada distributor ataupun pengeluaran

uang yang digunakan untuk biaya operasional (listrik, telepon,

PAM, gaji pegawai) dan pembelian barang secra tunai maupun

kredit.

III.6 Pengelolaan Obat Narkotika/Psikotropika dan Pemusnahan Obat dan

Resep di Apotek Amandara

Pengelolaan obat narkotika dan psikotropika memerlukan pengawasan

khusus. Hal tersebut untuk mengantispasi menghindari terjadinya

penyalahgunaan obat-obatan tersebut. Pengelolaan terhadap obat narkotika dan

psikotropika meliputi :

1) Pengelolaan Narkotika

a. Pemesanan Narkotika

Pemesanan obat narkotika dilakukan dengan menggunakan Surat

Pesanan Khusus SP narkotika dengan mencantumkan nama jelas,

nomor SIPA, nama apotek, nomor SIA dan stempel apotek yang

ditandatangani oleh Apoteker Pengelolah Apotek. Pemesanan


62

narkotika dilakukan ke PBF Kimia Farma yang terdekat. Surat Pesanan

narkotika terdiri dari 4 rangkap, yang masing-masing diserahkan

kepada PBF yang bersangkutan (SP asli dan 2 lembar salinan), dan

satu lembar sebagai arsip di apotek. Satu SP narkotika hanya untuk

memesan satu jenis obat narkotika.

b. Penyimpanan Narkotika

Penyimpanan obat-obatan yang termasuk golongan narkotika disimpan

ditempat khusus yaitu lemari/laci dengan ukuran tertentu sesuai aturan

dan mempunyai kunci yang dipegang oleh APA dan AA yang telah

diberi kuasa. Setiap obat narkotika mempunyai kartu stok obat masing-

masing.

c. Pelayanan Resep Narkotika

Apotek Amandara hanya melayani resep asli permintaan obat

narkotika dari dokter atau salinan resep yang berasal dari Apotek

Amandara yang belum dilayani. Apotek tidak melayani pembelian obat

narkotika tanpa resep atau pengulangan resep. Pelayanan resep

narkotika hanya berlaku untuk resep dari dokter dengan alamat

wilayah setempat. Pelayanan narkotika dalam jumlah besar hanya

dilayani jika menggunakan Surat Pesanan yang mencantumkan nama,

alamat, dan tanda tangan dokter dari rumah sakit atau sarana kesehatan

lainnya. Resep Narkotika yang masuk dipisahkan dari resep lainnya.

Obat narkotika yang dikeluarkan langsung dicatat pada kartu stok dan
63

nantinya akan dimasukkan ke dalam buku harian narkotika untuk

pembuatan laporan penggunaan obat narkotika.

d. Pelaporan Narkotika

Laporan penggunaan obat narkotika di Apotek Amandara dilaporkan

setiap 1 bulan sekali, paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

Laporan obat narkotika ini dibuat dan ditandatangani oleh APA, selain

disimpan sebagai arsip, laporan ini juga ditujukan kepada Dinas

Kesehatan Kota Depok, dengan tembusan Balai POM Bandung.

2) Pengelolaan Psikotropika

Pengelolaan Psikotropika di Apotek Amandara meliputi 4 kegiatan

sebagai berikut :

a. Pemesanan psikotropika

Pemesanan obat psikotropika di apotek Amandara dilakukan oleh

bagian pembelian dengan menggunakan Surat Pesanan Psikotropika

yang ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek, juga

mencantumkan nama jelas, nomor SIPA, alamat Apotek, nomor SIA.

SP Psikotropika terdiri 2 lembar, satu lembar (asli) untuk PBF dan satu

lembar untuk arsip apotek. 1 (satu) lembar surat pesanan psikotropika

boleh berisi lebih dari satu jenis obat psikotropika.

b. Penyimpanan Psikotropika

Sampai saat ini, penyimpanan obat psikotropika belum mempunyai

peraturan khusus, tetapi karena obat-obatan ini mempunyai


64

kecenderungan untuk disalahgunakan, maka untuk penyimpanannya

perlu dipisahkan dengan obat yang lainnya. Apotek Amandara

mempunyai lemari khusus untuk menyimpan obat psikotropika

tersebut. Setiap obat dilengkapi dengan kartu stok obat.

c. Pelayanan resep psikotropika

Apotek Amandara hanya melayani resep yang mengandung obat

psikotropika dari resep asli atau salinan resep yang belum dilayani atau

hanya dilayani sebagian dimana salinan resep tersebut berasal dari

apotek Amandara. Obat psikotropika yang dikeluarkan langsung

dicatat pada kartu stok dan nantinya akan dimasukkan ke dalam buku

harian psikotropika untuk pembuatan laporan penggunaan obat

psikotropika.

d. Pelaporan psikotropika

Laporan penggunaan obat psikotropika di Apotek Amandara

dilaporkan setiap 1 bulan sekali, paling lambat tanggal 10 bulan

berikutnya. Laporan obat psikotropika dibuat dan ditandatangani oleh

APA. Selain sebagai arsip apotek, laporan psikotropika juga ditujukan

kepada Dinas Kesehatan Kota Depok, dengan tembusan Balai POM

Bandung.

3) Pemusnahan Obat dan Resep di Apotek Amandara

a. Pemusnahan Obat di Apotek Amandara

Pemusnahan obat di apotek Amandara dilakukan terhadap obat-obat

yang telah rusak dan kadaluarsa. Pemusnahan ini dilakukan


65

berdasarkan keputusan menteri Kesehatan RI

No:1332/MENKES/SK/X/2002 tentang Ketentuan dan Tata Cara

Pemberian Izin Apotek. Berikut adalah proses pemusnahan obat yang

rusak dan kadaluarsa yang telah dilakukan oleh Apotek Amandara:

1. APA dan AA memeriksa dan mengumpulkan semua obat yang

telah rusak, dan kadaluarsa beserta kemasannya di satu tempat agar

tidak tercampur dengan obat lain.

2. APA membuat daftar nama obat yang akan dimusnahkan, berisi

nama obat dan keterangan.

3. Pemusnahannnya dengan cara dhancurkan atau dengan cara lain

oleh APA dan dibantu oleh AA, dan disaksikan oleh pihak dari

dinas kesehatan.

4. Pada pemusnahan harus dibuat Berita Acara Pemusnahan (BAP)

obat. Berita acara tersebut ditandatangani oleh APA dan saksi-

saksi. Lembar BAP dibuat rangkap 3 dan dikirimkan kepada Dinas

Kesehatan Kota Depok, Balai Besar POM Bandung dan arsip

apotek.

b. Pemusnahan Resep di Apotek Amandara

Pemusnahan resep yang dilakukan di Apotek Amandara adalah

berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No:

1332/MENKES/SK/X/2002 tentang Ketentuan Dan Tata Cara

Pemberian Izin Apotek.

Anda mungkin juga menyukai