Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN HASIL

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

KLINIK UTAMA RAWAT JALAN KASIH KARUNIA


SURABAYA
( 27 September - 27 Oktober 2021)

OLEH
LEO NORA VIRDIANTI
NIM : 1351910285

PROGRAM PENDIDIKAN D-III FARMASI


AKADEMI FARMASI SURABAYA
SURABAYA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTEK KERJA LAPANGN


KLINIK UTAMA RAWAT JALAN KASIH KARUNIA
SURABAYA
(27 September - 27 Oktober)

OLEH
LEO NORA VIRDIANTI
NIM : 1351910285

Disetujui oleh :

Pembimbing lahan Pembimbing Institusi


Klinik kasih karunia Akademi Farmasi Surabaya

NIP NIDN/NUPN
Mengetahui
Direktur Akademi Farmasi Surabaya

Ninik Mas Ulfa, S. Si., Apt., Sp.FRS


NIDN. 0701027504
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat


dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN KLINIK UTAMA RAWAT
JALAN KASIH KARUNIA JL. SURABAYA (27 SEPTEMBER - 27
OKTOBER ) dengan tepat waktu.

Penyusunan laporan ini tentu tidak lepas dari bantuan berbagai


pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan banyak
terima kasih kepada ;
1. Saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Ninik Mas Ulfa, S.Si., Apt., Sp.FRS.,
selaku Direktur Akademi Farmasi Surabaya yang telah menerima dan
memberikan kesempatan untuk studi di lembaga yang beliau pimpin.
2. Saya ucapkan terima kasih kepada jajaran akademisi Bapak MA. Hanny Ferry
Fernanda, M.Farm., Apt. selaku Wakil Direktur I Bidang Akademik dan
Kemahasiswaan dan Bapak Umarudin, M.Si., selaku Wakil Direktur II
Bidang Umum, Humas dan Kerja sama.
3. Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Andhika Dwi Aristyawan, S.Farm.,
Apt. Selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia untuk meluangkan waktu
untuk membimbing, memberi saran, dan arahan selama penyelesaian laporan
Praktek Kerja Lapangan.
4. Saya ucapkan terima kasih kepada Apoteker Ibu Dwi Rahma Suci L.,
S.Farm., Apt. Bersedia untuk meluangkan waktu untuk membimbing,
memberi saran, dan arahan selama penyelesaian laporan Praktek Kerja
Lapangan.
5. Seluruh Staff dan Karyawan di klinik Utama Rawat Jalan Kasih Karunia
yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan.

Penulis berusahan untuk menjadikan laporan Praktek Kerja Lapangan ini


dengan rapi, dan sistematik sehingga dapat dipahami oleh pembaca. Penulis
menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan
kerendahan hati dan tangan terbuka penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak, serta menambah wawasan bagi penulis maupun pembaca.

Surabaya,

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...............................................Error! Bookmark not defined.


KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN....................................................................................................3
1.1. Latar Belakang............................................................Error! Bookmark not defined.
1.2. Tujuan Praktek Kerja Lapangan.................................Error! Bookmark not defined.
1.2.1. Tujuan umum...........................................................Error! Bookmark not defined.
1.2.2 Tujuan khusus...........................................................Error! Bookmark not defined.
1.3. Manfaat Praktek Kerja Lapangan ..............................Error! Bookmark not defined.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................5
2.1 Tinjuan Tentang Apotek ...................................................................................5
2.1.1 PengertianApotek ...............................................................................5
2.1.2 Tugas Dan Fungsi Apotek ..................................................................6
2.1.3 Persyaratan Apotek ............................................................................6
2.2 Struktur Organisasi.............................................................................................8
2.3 Lokasi, Bangunan, dan fasilitas.......................................................................
2.4 Penyimpanan Obat, alkes, dan perbekalan farmasi lainnya...............................
2.5 Prinsip Manajerial Apotek .....................................................................
BAB III HASIL PKL..................................................................................
3.1 Uraian Kegiatan Selama PKL.........................................................
3.2 Analis Tentang Kegiatan Yang Dilakukan Selama PKL..............
3.2.1 Struktur Organisasi..................................
3.2.2 Lokasi, Bangunan Dan Fasilitas.....................
3.2.3 Penyimpanan Obat, alkes, dan perbekalan farmasi lainnya
3.2.4 Sistem Manajerial klinik kasih karunia
3.2.5 Sistem Pelayanan Kefarmasian Apotek Klinik Kasih Karunia
BAB IV TUGAS KHUSUS SELAMA PKL......................................

1
2

4.1 Uraian Dan Hasil Tugas.........................................................


BAB V PEMBAHASAN...................................
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpilan ...............................................
6.2 Saran.................................................................
DAFAR PUSTAKA..................................................
3

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Stuktur organisasi................................................................


Gambar 3.1 Struktur Organisasi Klinik Kasih karunia
4

DAFTAR TABEL
5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum yang harus
diwujudkan melalui pembangunan yang berkesinambungan. Pembangunan kesehatan
diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, maka perlu
dilakukan suatu upaya kesehatan misalnya dengan cara peningkatan kualitas tenaga
kesehatan, adanya sistem pelayanan yang teroganisir dengan baik dan ditunjang oleh
sarana kesehatan yang memadai (Depkes RI, 2009).

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang


dilakukan secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh
pemerintah dan/atau masyarakat (Depkes RI, 2009).

Kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia dan merupakan salah satu
unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam UUD tahun 1945. Berdasarkan UU RI nomor 36 tahun
2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
maupun social untuk hidup produktif secara social dan ekonomis. Salah satu sarana
kesehatan untuk melaksanakan upaya kesehatan adalah apotek. Menurut Permenkes
RI No.9 tahun 2017 tentang standar pelayanan kefarmasian di apotek, apotek adalah
sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian.

Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukannya pekerjaan


kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada
masyarakat (DepKes RI, 2017).
6

Berdasarkan Undang - Undang No.36/2009 tentang kesehatan, apotek


merupakan salah satu kesehatan yang berkewajiban meyediakan dan menyalurkan
obat dan perbekalan farmasi kepada masyarakat. Apotek adalah suatu tempat atau
terminal distribusi obat dan perbekalan farmasi yang dikelola oleh apoteker dan
menjadi tempat pengabdian profesi apoteker sesuai dengan standard dan etika
kefarmasian. (PP No.51 tahun 2009)

Pelaksanaan Pengantar Praktek Kerja Lapangan di apotek bagi mahasiswa


sangat di perlukan untuk mempersiapkan diri berperan langsung pengelolaan farmasi
di apotek dan juga sebagai wadah mengaplikasikan ilmu yang selama ini didapat
secara nyata dengan sifat profesional sesuai profesinya, sehingga lulusan dari
Akademi Farmasi Surabaya dapat langsung terjun ke masyarakat nantinya dengan
baik atau menciptakan lapamgan kerja terutama di bidang kefarmasian. Dengan
adanya tenaga farmasi yang profesional dan bermutu, maka hal ini merupakan salah
satu faktor pendorong terwujudnya visi pembangunan Kesehatan Indonesia Sehat
2020.

Pada Praktek Kerja Lapangan kali ini dilaksanakan di Apotek Klinik Rawat
Jalan Kasih Karunia selama satu bulan. Mulai dari tanggal 27 September - 27
Oktober 2021 di jalan Raya Satelit AS -1 Surabaya.

Selama PKL di Apotek Klinik Kasih Karunia banyak sekali pelajaran yang
didapat mengenai pengolalaan apotek meliputi pengadaa, pencatatan, pemyimpanan
dan pendistribusian perbekalan farmasi, melakukan peracikan / pencampuran, serta
belajar memberikan informasi kepada pasien meliputi aturan pakai, cara penggunaan
obat, lama terapi obat dan penyimpanan obat tersebut.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan


1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mempummemahami dan mempraktekkan secara lansung


standart pelayanan kefarmasian di apotek.
7

1.2.2 Tujuan Khusus


a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional

b. Memperkuat hubungan antara lembaga pendidikan dengan instanai dan


dunia kerja

c. Untuk mengetahui dan dapat memberikan pelayanan kefarmasian


meliputi pelayanan resep obat dan pelayanan obat bebas.

d. Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai tugas dan


tanggung jawab sebagai asisten apoteker

1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan


a. Mahasiswa mampu memahami standar pelayanan diapotek

b. Mahasiswa dapat menjadikan salah satu bentuk pendidikan yang berupa


pengalaman belajar secara komprehensif yang sangat penting dan
bermanfaat untuk mencapai keberhasilan pendidikan, sehingga nantinya
mahasiswa dapat lebih siap dan mandiri dalam menghadapi dunia kerja.

c. Mahasiswa dapat mengetahui dan mengenal berbagi macam sedian obat


dan alat kesehatan yang tersedian di apotek.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan tentang Apotek

2.1.1 Pengertian Apotek

Berdasarkan peraturan Mentri Kesehatan Nomer


922/MENKES/PER/X/1993 tentang ketentuan tata cara pembeian ijin Apotek,
yang dimaksud dengan Apotek adalah suatu tempat dilakukan pekerjaan
kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat. Perbekalan
farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli Indonesia ( Obat Tradisional), bahan
obat, asli indonesia ( bahan obat tradisional), alat kesehatan dan kosmetika,
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tahun 2009 tentang
pekerjaan kefarmasian Bab 1 pasal 1 pengertian Pekerjaan kefarmasian adalah
pembuatan termasuk pengendalian mutu sedian farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyipanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat, pengolalaan obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan,
bahan obat dan obat tradisional.

Dalam hal ini seorang Apoteker bertanggung jawab penuh terhadap


pengelolaan suatu Apotek. Supaya pelayanan terhadap obat -obatan
dalammasyarakat lebih terjamin baik dalam segi keamanan maupun dalam segi
kualitas dan kuantitasnya.

2.1.2 Tugas dan Fungsi Apotek

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tahun


2009, tugas dan fungsi Apotek adalah:

a. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan


sumpah jabatan apoteker.
6

b. Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.

c. Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan distribusi sedian farmasi


antara lain obat, bahan baku obat, obat tradisional, dan kosmetik.

d. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu Sediaan Farmasi,pengamanan,


pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusi atau penyaluran obat, pengolaan
obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.

e. Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang


diperlukan masyarakat secara mulus dan merata.

2.13 Persyaratan Apotek


Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 922/Menkes/Per/X/1993.
tentang ketentuan dan tata cara pemberian Izin Apotek Bab IV Pasal 6 Persyaratan
Apotek meliputi:

1. Untuk mendapatkan izin Apotek, Apoteker atau Apoteker yang berkerja sama
dengan pemilik saranan yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan
tempat, perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan lainnya yang
merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.

2. Sarana Apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan
pelayanan komoditi lainya di luar sediaan farmasi.

3. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi lainya di luar edian


farmasi.

2.2 Struktur Organisasi di Apotek

Struktur Organisasi adalah Susunan hubungan antara atasan dengan para


staf dan aktifitas satu sama lain serta terhadap ke seluruh pertanggung jawaban,
wewenang melalui tujuan perusahaan pada pencapaian sasarannya, struktur
organisasi atau perusahaan di buat agar tujuan yang telah di tetapkan dapat
7

tercapai dengan memperjelaskan tugas dan tanggung jawab dari masing - masing
bagian yang terkait, bagan organisasi adalah suatu gambaran dari struktur
organisasi yang menunjukan satuan - satuan organisasi. Berikut ini bagan struktur
organisasi dari apotek

Direktur Utama

Apoteker

Tenaga Teknik Administrasi kasir


Kefarmasian (TTK)

Gambar 2.2 Struktur Organisasi di Apotek

Dalam struktur diatas dijelaskan adanya pembagian tugas dan tanggung


jawab secara bertingkat sebagai berikut:

A. Pimpinan yang mempunyai apotek yang memberikan perlindungan


baik secara hukum maupun secara teknik.
B. Apoteker bertugas sebagai penanggung jawab segala hubungan dengan obat-
obatan dan segala kegiatan di apotek.
C. Tenaga Teknis Kefarmasian ( TTK ) bertugas menarik obat-obatan yang di
pesan melalui resep dan penanggung jawab yang berhubungan dengan obat.
D. Administrasi bertugas mengolah seluruh kegiatan menejemen di apotek dan
membuat laporan penjualan bulanan, laporan keuangan, melakukan pembelian
obat dan mengelola tagihan obat.
E. Kasir bertugas melayani pembayaran dari pembeli pasien dan juga melayani
pembeli dari luar.
2.3 Lokasi, Bangunang, dan Fasilitas
Menurut keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No.
1332/MENKES/SK/X/2002, disebut bahwa persyaratan - persyaratan apotek
adalah sebagai berikut:

Lokasi apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan
pelayanan komoditi lainya di luar sedian farmasi. Persyaratan jarak minimum
antar apotek tidak dipermasalahkan lagi, deangan mempertimbangkan segi
pemerataan dan pelayanan kesehatan, jumalah penduduk, jumlah praktek dokter,
sarana dan pelayanan kesehatan lain, sanitasi dan faktor lainya.

Fasilitas atau sarana prasaranan yang harus dimiliki oleh apotek untuk
meningkatkan kualitas pelayanan adalah ( Menkes RI, 2004):

a. Papan nama yang dapat terlihat deangan jelas, memuat nama apotek, nama
APA, nomor ijin apotek dan alamat apotek.

b. Ruangan tunggu yang nyaman bagi pasien yaitu bersih, ventilasi yang
memadahi, cahaya yang cukup tersedia tempat duduk dan ada tempat sampah.

c. Tersedia tempat untuk mendisplay obat bebas dan obat bebas terbatas serta
informasi bagi pasien berupa brosur, leaflet, poster, atau majalah kesehatan.

d. Ruang untuk memberikan konseling bagi pasien.

e. Terdapat ruang meracik.

f. Ruang atau tempat penyimpanan sedian farmasi dan perbekalan kesehatan


lainya.

g. Tempat pencucian alat.

h. Peralatan penunjang kebersihan apotek.

Peralatan dan perlengkapan Apotek:

Disamping sebagai penunjang kelancaran pelayanan kepada masyarakat,


apotek mempunyai beberapa antara lain:

5
1. Alat pembuatan, pengololaan dan peracikan

 Timbangan miligram dengan anak timbangan yang sudah ditera


sebanyak satu set.

 Timbangan gram deangan anak timbangan yang sudah ditera sebayank


satu set.

2. Perlengkapan lain seperti gelas ukur, labu ukur, erlenmeyer, corong, batang
pengaduk, motir, stamfer, cawang porselen, spatel, sendok tanduk/porselen,
alat pemanans, thermometer berskala 100 C dan rak pengering alat.

3. Alat penyimpan perbekalan farmasi :

 Lemari dan rak

 Lemari pendingin

 Lemari penyimpanan Psikotropika

 Lemari penyimpanan Narkotika

 Wadah pengemasan dan pembungkus

 Etike warna putih untuk obat dalam dan etiket warna biru untuk obat
luar.

 Wadah pengemasan ( pot, plastik, botol)

4. Alat adminitrasi

 Blangko pemesanan obat

 Blangko kartu stok obat

 Blangko salinan resep

 Buku pencatatan Narkotika dan Psikotropika

 Buku pememsanan Narkotika dan Psikotropika

 Buku laporan Narkotika dan Psikotropika

 Buku permintaan

 Buku pengiriman
 Buku catatan kadaluwarsa

5. Buku standar

 Farmakope Indonesia edisi IV

 ISO, MMS, IONI, DOI

 BNF dan buku perundang - undangan yang berhubungan dengan apotek.

2.4 Penyimpanan Obat, Alkes, dan Perbekalan Farmasi

Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan


cara menempatan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilia
aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat.

Tujuan penyimpanan adalah :

a. Memelihara mutu sedian farmasi

b. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab

c. Menjaga ketersediaan

d. Memudah pencarian dan pengawasan.

Penyimpanan obat harus memperhatikan hal - hal berikut:

1. Obat/ bahan obat harus disimpan disimpan dalam wadah asli dari pabrik.
Dalam pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain,
maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang
jelas pada wadah baru. Wadah sekurang - kurangnya memuat nama obat,
nomer bacth dan kadaluwarsa.

2. Semua obat / bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga
terjamin keamanan dan stabilitasnya.

3. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk sedian dan


kelas terapi obat serta disusun secara alfabetis.

4. Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (first expire first out) dan FEFO
(first in first out).
Penyimpanan oabt untuk golongan tertentu maupun jenis sedian farmasi, antara
lain:

a. Obat golongan narkotika disamping diruang peracikan, dilemari khusus


narkotika.

Menurut Peraturan Mentri Kesehatan RI No.28/Menkes/Per/1978:

 Ukuran lemari 40x80x100

 Bahan kayu atau bahan lain yang kuat.

 Lemari tersebut mempunyai kunci ganda yang berlainan.

 Anak kunci lemari khusus harus dipegang oleh pegawai yang diberikan
kuasa.

 Lemari khusus narkotika ditempatkan pada dinding tembok atau lantai,


tidak boleh digunakan untuk keperluan lain, tidak boleh di lihat oleh
umum.

b. Obat golongan piskotropika disimpan di ruangan peracikan, dilemari khusus,


terpisah dengan sedian farmasi yang lain.

c. Obat golongan keras, disimpan diruang peracikan yang dikelompokkan:

 Obat bentuk pada ( tablet, kaplet, kaspsul, pil)

 Obat bentuk semi padat ( salem, cream, pasta, jelly)

 Obat bentuk cair ( sirup)

 Obat injeksi ( vial, ampil, infus)

 Lemari pedingin ( vaksin, suppositoria, ovula, injeksi)

 Oabt bebas disimpang diruang penjualan obat beas, dibagian depan.


Yang perlu diperhatikan : desain lemari ( fungsional atau estika ), tanda
letak/layout, tanda ( petunjuk tempat golongan obat sesuai fungsinya).
2.5 Prinsip Manajerial di Apotek

Dalam mengelola sebuah apotek, berlaku juga cara mengelola fungsi -


fungsi manajemen dalam menyusun rencana kerja (planning) untuk mencapai
suatu tujuan. karena untuk melaksanakan rencana kerja tidak mungkin dilakukan
oleh suatu fungsi, maka organisasi ( apotek) membagi - bagi perkerjaan (
organization ) yang ada di apotek deangan tugas, wewenang, dan tanggun jawab
pada setiap fungsi.

Kemudian masing - masing fungsi melaksanakan rencana kerja ( actuating


) sesuai dengan fungsi pekerjaan dan sasaran yang akan dicapainya. Umumnya
yang melakukan pengawasan adalah pencatatan (accounting),karena tidak terlibat
langsung dengan transaksi barang atau uang.

2.6 Prinsip Pelayanan Kefarmasian


Pelayanan kefarmasian adalah bentuk pelayanan dan tanggung jawab
langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien ( Menkes RI 2004). Menurut PP 51 tahun 2009 pelayanan
kefarmasian adalah suatu pelayanan lansung dan bertanggung jawab kepada
pasien yang berkaitan dengan sedian farmasi dengan maksud mencapai hasil yang
pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.

Menurut Permenkes No. 922/Menkes/Per/X1993, pelayanan meliputi:

a. Apotek wajib melayani resep dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter
hewan. Pelayanan resep ini sepenuhnya atas dasar tanggung jawab APA
sesuai dengan keahlian profesinya yang dilandasi pada kepentingan
masyarakat.

b. Apotek wajib menyediakan, meyimpan dan meyerahkan perbekalan farmasi


yang mutu baik dan absah
c. Apotek tidak diizinkan menganti obat generik yang ditulis dalam resep
deangan obat bermerck dagang. Namun resep dengan obat bermerek dagan
atau obat paten boleh diganti dengan obat generik.

d. Apotek wajib memusnahkan perbekalan farmasi yang tidak memenuhi syarat


mengikuti ketentuan yang berlaku, dengan membuat berita acara.
Pemusnahan ini dilakukan dengan cara dibakar atau dengan ditanam atau
dengan cara lain yang ditetapkan oleh Badan POM.

e. Dalam hal pasien tidak mampu menebus obat yang diresepkan, apoteker
wajib berkonsultasi dengan dokter penulis resep untuk pemilihan obat yang
lebih tepat.

f. Apoteker wajib memberikan informasi yang berkaitan dengan penggunaan


obat secara tepat, aman dan rasional atas permintaan masyarakat.

g. Apabila apoteker menggap bahwa dalam resep terdapat kekeliruan atau


penulisan resep yang tidak tepat, apoteker harus memberitahukan kepada
dokter penulis resep. Apabila atas pertimbangan tertentu dokter penulis resep
tetap pada pendiriannya. Dokter wajib melaksanankan secara tertulis atau
membutuhkan tanda tangan yang lazim di atas resep.

h. Salinan resep harus ditanda tangani oleh apoteker.

i. Resep harus dirahasiakan dan disimpan diapotek dengan baik dalam jangka
waktu 3 tahun.

j. Resep dan salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis
resep atau yang merawat penderita, pederita yang bersangkutan, petugas
kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut perudang-undang yang
berlaku.

k. Apoteker diizinkan menjual obat keras tanpa resep yang dinyatakan sebagai
Daftar Obat Wajib Apotek (DOWA ) tanpa resep.
iii

BAB III

HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.1 Uraian Kegiatan Selama PKL

3.1.1 Sejarah Apotek


klinik kasih karunia terletak didaerah surabaya barat, jl. Tangjung sari
indah no 1. pendirian klinik ini cukup strategis karna terletak ditepi jalan raya
yang sering dilalui kendaraan umum, dekat dengan fasilitas umum lainya, seperti
supermarket, perkantoran, dan perumahan serta lahan pakir yang cukup memadai
sehingga memudahkan konsumen untuk membeli obat ataupun periksa kedokter.

Apoteker Penanggung Jawab Apotek Klinik kasih karunia sekaran adalah


Ibu Dwi Rahma Suci Lestari S.Farm.,Apt menyediakan obat -obatan sesuai
peraturan Depertemen Kesehatan RI, deangan harga yang efisien.

3.2.1 Struktur Organisasi

Apotek Klinik kasih karunia dijalankan oleh 26 orang karyawan yang


berkompeten, terdiri darisatu orang direktur utama, satu orang direktur
operasional, tiga admint, tiga analisis laboratorium, empat perawat umum, 2
perawat gigi, dua dokter umum, dua dokter gigi, satu dokter tamu satu orang
Apoteker Pengelola Apoteker, tiga orang Asisten Apoteker bagian pengadaan dan
penjualan, dua orang cleaning service, dua stapam 1 driver, dengan adanya
karyawan yang berkompeten didukung dengan adanya sarana dan prasarana yang
memadahi, klinik kasih karunia mampu memberikan pelayanan kepada pelanggan
dengan maksimal sesuai prosedur pelayanan klinik kasih karunia yang telah
dtentukan. Klinik kasih karunia adalah apotek yang melayani pelanggan selama
12jam 6 hari, hari minggu dan tanggal merah tutup.

iii
iv

Pembagian shift kerja diklinik kasih karunia adalah sebagai berikut :

1. Shift pagi, mulai pukul 06.300 sampai dengan pukul15.00 WIB.

2. Shift sore, mulai pukul 10.45 sampai dengan pukul 19.00 WIB.

Apoteker penanggung jawab dalam pengadaan obat- obatan, APA atau Aping
melihat buku defecta yang berisi catatan obat-

obatan yang hampir habis/sudah habis. Pemesanan di Apotek, dilakukan


menggunakan SP (Surat Pesanan) yang ditandatangani oleh Apoteker yang
memiliki SIPA.

Direktur Utama

Administrasi Penanggung jawab Pengawas Klinik

Kordinator Kordinator Kordinator Apoteker


laboratorium Perawat Dokter

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Klinik Kasih karunia

iv
v

3.2.2 Lokasi, Bangunang, dan Fasilitas

klinik kasih karunia terletak didaerah surabaya barat, jl. Tangjung sari indah
no 1. pendirian klinik ini cukup strategis karna terletak ditepi jalan raya. Apotek
memiliki bangunan permanen yang sangat memadai untuk pelayanan kefarmasian
termasuk menjamin penyimpanan perbekalan farmasi yang baik. Memiliki
peneranan yang cukup terang dari sumber listrik PLN, sehingga dapat menjamin
pelaksanaan tugas dan fungsi kefarmasian, sumber air yang berasal dari PDAM,
ventilasi yang memadai, dan ruangan ber-AC sehingga sirkulasi udara terjadi
dengan baik. Juga terdapat papan nama yang memuat nama apotek, nomor ijin
apotek dan alamat apotek. Dan ruangan dapat dibagi antara lain:

a. Ruangan yang dieruntukan untuk pasien yang menunggu peracikan obat,


pengambilan obat.

b. Ruangan peracikan

c. WC/ Toilet

d. Gudang penyimpanan obat

e. Lemari penyimpanan obat

f. Lemari pedingin ( kulkas)

g. Ruangan praktek dokter

h. Ruangan kerja apoteker

i. Ruangan pencucian alat

j. Ruangan penerimaan dan penyerahan resep

Klinik kasih karunia juga meyediakan berbagi fasilitas seperti: area pakir,
tempat duduk, televisi yang terletak di ruangan tunggu, meyediakan brousur, atau
majalah kesehatan.

v
vi

3.2.3 Penyimpanan Obat,Alkes dan Perbekalan Farmasi

`Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan


cara menempatan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilia
aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat.

Tujuan penyimpanan adalah :

a. Memelihara mutu sedian farmasi

b. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab

c. Menjaga ketersediaan

d. Memudah pencarian dan pengawasan.

Penyimpanan obat harus memperhatikan hal - hal berikut:

1. Obat/ bahan obat harus disimpan disimpan dalam wadah asli dari pabrik.
Dalam pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain,
maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang
jelas pada wadah baru. Wadah sekurang - kurangnya memuat nama obat,
nomer bacth dan kadaluwarsa.

2. Semua obat / bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga
terjamin keamanan dan stabilitasnya.

3. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk sedian dan


kelas terapi obat serta disusun secara alfabetis.

4. Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (first expire first out) dan FEFO
(first in first out).

Penyimpanan oabt untuk golongan tertentu maupun jenis sedian farmasi, antara
lain:

a. Obat golongan narkotika disamping diruang peracikan, dilemari khusus


narkotika.

vi
vii

Menurut Peraturan Mentri Kesehatan RI No.28/Menkes/Per/1978:

 Ukuran lemari 40x80x100

 Bahan kayu atau bahan lain yang kuat.

 Lemari tersebut mempunyai kunci ganda yang berlainan.

 Anak kunci lemari khusus harus dipegang oleh pegawai yang diberikan
kuasa.

 Lemari khusus narkotika ditempatkan pada dinding tembok atau lantai,


tidak boleh digunakan untuk keperluan lain, tidak boleh di lihat oleh
umum.

b. Obat golongan piskotropika disimpan di ruangan peracikan, dilemari khusus,


terpisah dengan sedian farmasi yang lain.

c. Obat golongan keras, disimpan diruang peracikan yang dikelompokkan:

 Obat bentuk pada ( tablet, kaplet, kaspsul, pil)

 Obat bentuk semi padat ( salem, cream, pasta, jelly)

 Obat bentuk cair ( sirup)

 Obat injeksi ( vial, ampil, infus)

 Lemari pedingin ( vaksin, suppositoria, ovula, injeksi)

 Oabt bebas disimpang diruang penjualan obat beas, dibagian depan.


Yang perlu diperhatikan : desain lemari ( fungsional atau estika ),
tanda letak/layout, tanda ( petunjuk tempat golongan obat sesuai
fungsinya.

vii
viii

3.2.4 Sistem Manajerial Apotek Klinik Kasih Karunia

Manajemen merupakan cara bagai mana mencapai tujuan di apotek secara


efektif dan efisien, baik dengan menggunakan bantuan orang lain atau melalui
orang lain. APA sebagai manajer dalam kelangsungan pelayanan diapotek harus
memiliki kemampuan melaksankan fungsi - fungsi manajemen yaitu:

1. Perancanan

Perancanaan merupakan proses yang melibatkan penentuan tujuan atau


sasaran organisasi, menentukan strategi untuk mencapai tujuan tersebut,
menyususn rencana atau mengkordinasikan aktivitas. Kepadatan populasi
masyarakat sekitar beserta sosial ekonominya, perancanaan studi kelayakan
apotek penyususn biaya yang di anggarkan, serta merencanakan modal yang akan
ditanamkan.

2. Pengarahan

Dilakukan untuk menggerakkan personal klinik kasih karunia sehingga


personil dapat berkerja dengan sungguh - sungguh demi kemajuan apotek.
Sasarannya adalah mendapat ketaatan dan loyalitas dalam mengerjakan tugas
dengan sebaik baiknya.

3. Pengawasan

Pengawasan merupakan kemampuan melakukan pengawasan dan


pengecekan, standar tertentu yang pada akhirnya akan dilakukan tindakan
pengkoreksian dan perbaikan. Didalam melaksanankan fungsi- fungsi
mananjem dalam pelayanan di klinik kasih karunia melakukan kegiatan -
kegiatan sebagai berikut :

a. Pelayanan resep

 Pemeriksaan keabsahan resep

 Menghitung dosis dan harga resep

 Menyiapkan jumlah dan nama obat

 Pemeriksaan oleh apoteker / asisten apoteker

viii
ix

 Peracik bila ada

 Pembuatan etiket obat

 Pemberian KIE dan penyerahan obat

b. Pengadaan obat

 Menulis dibuku defecta

 Membuat surat pesanan obat ke distributor/ PBF

 Penerimaan barang dengan memeriksa nama dan jumlah obat, nomor


bacth dan tanggal kadaluarsa.

c. Penataan barang

 Psikotropika dan Narkotika

Terdapat didalam lemari khusus yang terbuat dari kayu yang kuat. Satu
lemari terdapat dua tempat yang telah disekat untuk memisahkan antara narkotika
dan piskotropika. Dan diberi kunci rangkap dua.

 Tablet atau kapsul ditata berdasarkan efek terapi

 Sedian luar seperti salep, tetes mata, tetes telingga di tata berdasarkan urutan
Alfabetis

 Sirup ditata berdasarkan efek terapi

d. Pengarsipan resep

 Narkotika diberi tanda garis merah dibawa nama obat dan psikotropika
juga diberi tanda garis biru dibawa nama obat, kemudian dicatat dibuku
penggunaan obat

 Dikelompokkan menjadi 3 bagian golongan yaitu narkotika,


psikotropika, serta non narkotika dan non piskotropika

e. Stok opnam

 Dilakukan setiap satu bulan sekali, dengan memeriksa nama obat, jumlah
obat, nomor batch, tanggal kadaluarsa. Memeriksa kebenaran antara fisik
obat dan jumlah stok obat.

ix
x

f. Pemusnahan

 Pemusnahan

Respe yang telah disimpan selama 3 tahun dapat dimusnahkan dengan cara
dibakar atau dengan cara yang memadai, pemusnahan dilakukan oleh APA
bersama dengan beberapa seorang petugas apotek, kemudian dibuatkan berita
acara pemusnahan sesuai dengan bentuk yang telah ditentukan dalam rangkap
empat yang disebutkan hari tanggal pemusnahan, tanggal terawal dan terakhir
dari resep, berat resep yang dimusnakan dalam kilogram di tandatangani oleh
APA dan seorang petugas apotek yang ikut memusnahkan.

3.2.5 Sistem Pelayanan Kefarmasisan

Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) mengenai obat dan


perbekalan farmasi kepada pasien menjadi tanggung jawab APA sepenuhnnya.
Pelayanan dilakukan pada saat pembelian dan peyerahan obat, baik dengan resep
maupun tanpa resep.

Tujuan pelayanan KIE untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat


tentang penggunaan obat secara tepat,a aman, dan rasional, serta menghindarkan
kesalahan dan penyalagunaan obat. Selain itu pelayanan KIE juga dapat
meningkatkan hubungan baik antara pasien dengan apoteker atau asisten apoteker.

Pelayanan KIE dilakukan dengan sikap rahma, sabar, dana sopan sehingga
pasien yang diajak berkomunikasi merasa senang dan mau menerima informasi
yang kita sampaikan. Informasi yang kita sampaikan hendaknya menggunakan
bahasa yang mudah dimegerti oleh pasien dan tidak membingungkan. Klinik
kasih karunia mengkhususkan pelayanan KIE pada pasien yang telah menebus
resep atau membeli obat yang dilakukan pada saat penyerahan obat. Pelayanan
informasi dengan rekan kerja seperti perawat.

x
xi

BAB IV

TUGAS KHUSUS SELAMA PKL

4.1 Uraian dan Hasil Tugas

Selama Kegiatan Praktek kerja Lapangan (PKL) di klinik kasih karunia


Surabaya terdapat beberapa tugas yaitu :

a. Pelayanan pengkajian resep

b. Pembuatan pengelolaan perbekalan farmasi yang meliputi perancanaan,


pengadaan, penyimpanan obat dan pencatatan pelaporan

4.2 Pembuatan Laporan Tugas


1. pelayanan resep

 Inscription

Pada Resep
ADA TIDAK ADA
Kelengkapan Resep
Nama Dokter √
 SIP Dokter √
Tempat & tgl penulisan √
resep
Tanda resep diawal √
penulisan

Prescriptio

Pada Resep
ADA TIDAK ADA
Kelengkapan Resep
Nama Obat √
Kekuatan obat √ xi
Jumalah obat √
xii

 Subscriptio

Pada Resep
ADA TIDAK ADA
Kelengkapan Resep
Tanda tangan/ Paraf dokter √

 Singnatura

Pada Resep
ADA TIDAK ADA
Kelengkapan Resep
Nama pasien √
Jenis kelamin √
Umur pasien √
Berat badan √
Alamat pasien √
Aturan pakai obat √
Iter / tanda lain √

 Kesusaian Farmasetis

Pada Resep
ADA TIDAK ADA
Kelengkapan Resep
Bentuk sedian √
Stabilitas obat √
xii
Cara pemberian obat √
Inkompatibilitas √
Jumlah & aturan pakai √
xiii

Kesimpulan : Resep tersebut kurang lengkap.


Alasan : Tidak mencantumkan indetitas pasien seperti, berat badan dan
alamat pasien secara lengkap.

C. Dosis
 Glimepiride 2mg

Dosis resep : pagi 1 tablet dan sore 1 tablet sebelum makan

Bentuk sedian : Tablet

Khasiat : Glimepiride adalah obat untuk mengendalikan kadar gula darah yang


tinggi pada penderita diabetes tipe 2. 

Dosis :- Dewasa: 1 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan dalam interval 1–2
minggu sesuai respons tubuh pasien.
-Lansia: 1 mg, 1 kali sehari

Efek samping : sakit kepala, muntah mual, sakit perut, atau diare.

MEKANIS KERJA
Jangan mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan alat berat selama
menjalani pengobatan dengan glimepiride, karena obat ini dapat menyebabkan
pusing, kantuk, dan sakit kepala. Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil,
menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
Peningkatan risiko terjadinya hipoglikemia jika digunakan bersama ACE
inhibitor, antikoagulan, penghambat beta, insulin, sulfonamida, quinolone,
metformin, miconazole, NSAID, atau antidepresan, seperti selective serotonin
reuptake inhibitor (SSRI), atau MAOIs

xiii
xiv

 Metformin 500mg
Dosis resep : pagi 1 tablet sebelum makan
Bentuk sedian : Tablet
Khasiat : Metformin adalah obat untuk menurunkan kadar gula darah pada
penderita diabetes tipe 2. 
Dosis : Dewasa
Dosis awal 500–850 mg, 2–3 kali sehari. Dosis maksimal 2.000–3.000 mg tiap
hari, dibagi dalam 3 kali minum.
Anak-anak usia 10 tahun ke atas
Dosis awal 500–850 mg, 1 kali sehari, dosis dinaikkan secara bertahap, tergantung
kondisi pasien. Dosis maksimal 2.000 mg per har yang dibagi dalam 2–3 kali
pemberian.
Efek samping : Mual atau muntah, Sakit perut, Diare, Rasa lelah atau lemas

MEKANIS KERJA

Beri tahu dokter jika Anda menderita gagal jantung kongestif, penyakit


kelenjar adrenal, malnutrisi, cedera, penyakit infeksi, anemia, atau baru saja
menjalani operasi tertentu.
Metformin tidak ditujukan untuk penderita diabetes tipe 1 atau pasien yang
mengalami ketoasidosis diabetik
Meningkatan kadar metformin di dalam darah jika digunakan dengan
cimetidine, amiloride, dolutegravir, ranolazine, trimethoprim, isavuconazole, atau
vandetanib

Penurunan efektivitas metformin jika digunakan dengan pil KB atau obat


yang mengandung hormone esterogen, seperti estradiol.

2. Pengelolaan Perbekalan Farmasi

a. Pengolaan obat

xiv
xv

Pengelolaan sedian farmasi dan perbekalan kesehatan lain nya dilakukan

sesuai ketentuan perundang- undang yang berlaku meliputi perencanaan,

permintaan atau pengadaan, jumlah persediaan obat dan pelayanan.

Pengeluran obat memakai sistem 4. FEFO (first expire first out) dan FEFO

(first in first out).

b. Perencanaan

Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan perbeklan

kesehatan menetukan jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan.

Perencanaan obat di apotek umumnya dibuat untuk mengadakan dan mencukupi

persedian obat di apotek, sehingga dapat mencukupi permintaan obat melalui

resep dokter ataupun penjualan secara bebas. Perencanaan obat didasarkan atas

beberapa faktor antara lain:

 Obat yang paling banyak dipakai

 Persediaan terakhir stok barang

 Berdasarkan jenis penyakit yang sedang mewabah

 Berdasrkan musim dan cuaca

BAB V

PEMBAHASAN

Kehadiran Klinik Kasih karunia yang melalui sebuah visi dari Tuhan
untuk melayani masyarakat dibidang kesehatan, dan dengan misi untuk
xv
xvi

memuliakan tuhan melalui pengobatan bagi masyarakat. Apoteker penanggung


jawab di klinik kasih karunia adalah Ibu Dwi Rahma Suci L., S.Farm.,Apt
menyediakan obat obatan sesuai peraturan dan ketentuan Departemen Kesehatan
RI, dengan harga yang efisien. Kegiatan yang dilakukan di klinik kasih karunia
adalah pengadaan, pelaporan, perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pelayanan,
pencatatan.

 Pengadaan

Untuk obat - obatan yang habis biasanya dipesan oleh apoteker ke PBF
dan kita catat dalam buku orderan.

 Pelaporan

Pelaporan hanya untuk obat obatan golongan narkotika dan psikotropika


dengan penggunaan format tertentu, pelaporan dilakukan setiap bulannya
yang ditunjukan kepada Kepala Dinkes Surabaya.

 Perencanaan

Perencananaan perbekalan farmasi dilakukan dengan baik dan


sistematis karena dilakukan oleh petugas di apotek dengan metode
formularium.

 Penerimaan

Penerimanan obat dari PBF yang dibawa oleh pengirimnya


diterima oleh pihak gudang lalu dicek berdasarkan faktur penjualan dan
pengirim obat meminta SP ke apotek. Barang yang diterima dicek nomor
bacth dan tanggal kadaluarsa serta jumlah obat apakah sesuai faktur apa tidak.

 Penyimpanan

Barang yang telat diterima kemudian disimpan ketempat


penyimpanan seperti lemari/ rak masing -masing, berdasarkan efek terapi dan
jenis sediaannya. Untuk tiap -tiap item obat terdapat kartu stok obatnya
masing-masing.

xvi
xvii

BAB VI

PENUTUP

xvii

Anda mungkin juga menyukai