OLEH
LEO NORA VIRDIANTI
NIM : 1351910285
OLEH
LEO NORA VIRDIANTI
NIM : 1351910285
Disetujui oleh :
NIP NIDN/NUPN
Mengetahui
Direktur Akademi Farmasi Surabaya
Surabaya,
Penulis
DAFTAR ISI
1
2
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
5
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia dan merupakan salah satu
unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam UUD tahun 1945. Berdasarkan UU RI nomor 36 tahun
2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
maupun social untuk hidup produktif secara social dan ekonomis. Salah satu sarana
kesehatan untuk melaksanakan upaya kesehatan adalah apotek. Menurut Permenkes
RI No.9 tahun 2017 tentang standar pelayanan kefarmasian di apotek, apotek adalah
sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian.
Pada Praktek Kerja Lapangan kali ini dilaksanakan di Apotek Klinik Rawat
Jalan Kasih Karunia selama satu bulan. Mulai dari tanggal 27 September - 27
Oktober 2021 di jalan Raya Satelit AS -1 Surabaya.
Selama PKL di Apotek Klinik Kasih Karunia banyak sekali pelajaran yang
didapat mengenai pengolalaan apotek meliputi pengadaa, pencatatan, pemyimpanan
dan pendistribusian perbekalan farmasi, melakukan peracikan / pencampuran, serta
belajar memberikan informasi kepada pasien meliputi aturan pakai, cara penggunaan
obat, lama terapi obat dan penyimpanan obat tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Untuk mendapatkan izin Apotek, Apoteker atau Apoteker yang berkerja sama
dengan pemilik saranan yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan
tempat, perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan lainnya yang
merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.
2. Sarana Apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan
pelayanan komoditi lainya di luar sediaan farmasi.
tercapai dengan memperjelaskan tugas dan tanggung jawab dari masing - masing
bagian yang terkait, bagan organisasi adalah suatu gambaran dari struktur
organisasi yang menunjukan satuan - satuan organisasi. Berikut ini bagan struktur
organisasi dari apotek
Direktur Utama
Apoteker
Lokasi apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan
pelayanan komoditi lainya di luar sedian farmasi. Persyaratan jarak minimum
antar apotek tidak dipermasalahkan lagi, deangan mempertimbangkan segi
pemerataan dan pelayanan kesehatan, jumalah penduduk, jumlah praktek dokter,
sarana dan pelayanan kesehatan lain, sanitasi dan faktor lainya.
Fasilitas atau sarana prasaranan yang harus dimiliki oleh apotek untuk
meningkatkan kualitas pelayanan adalah ( Menkes RI, 2004):
a. Papan nama yang dapat terlihat deangan jelas, memuat nama apotek, nama
APA, nomor ijin apotek dan alamat apotek.
b. Ruangan tunggu yang nyaman bagi pasien yaitu bersih, ventilasi yang
memadahi, cahaya yang cukup tersedia tempat duduk dan ada tempat sampah.
c. Tersedia tempat untuk mendisplay obat bebas dan obat bebas terbatas serta
informasi bagi pasien berupa brosur, leaflet, poster, atau majalah kesehatan.
5
1. Alat pembuatan, pengololaan dan peracikan
2. Perlengkapan lain seperti gelas ukur, labu ukur, erlenmeyer, corong, batang
pengaduk, motir, stamfer, cawang porselen, spatel, sendok tanduk/porselen,
alat pemanans, thermometer berskala 100 C dan rak pengering alat.
Lemari pendingin
Etike warna putih untuk obat dalam dan etiket warna biru untuk obat
luar.
4. Alat adminitrasi
Buku permintaan
Buku pengiriman
Buku catatan kadaluwarsa
5. Buku standar
c. Menjaga ketersediaan
1. Obat/ bahan obat harus disimpan disimpan dalam wadah asli dari pabrik.
Dalam pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain,
maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang
jelas pada wadah baru. Wadah sekurang - kurangnya memuat nama obat,
nomer bacth dan kadaluwarsa.
2. Semua obat / bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga
terjamin keamanan dan stabilitasnya.
4. Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (first expire first out) dan FEFO
(first in first out).
Penyimpanan oabt untuk golongan tertentu maupun jenis sedian farmasi, antara
lain:
Anak kunci lemari khusus harus dipegang oleh pegawai yang diberikan
kuasa.
a. Apotek wajib melayani resep dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter
hewan. Pelayanan resep ini sepenuhnya atas dasar tanggung jawab APA
sesuai dengan keahlian profesinya yang dilandasi pada kepentingan
masyarakat.
e. Dalam hal pasien tidak mampu menebus obat yang diresepkan, apoteker
wajib berkonsultasi dengan dokter penulis resep untuk pemilihan obat yang
lebih tepat.
i. Resep harus dirahasiakan dan disimpan diapotek dengan baik dalam jangka
waktu 3 tahun.
j. Resep dan salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis
resep atau yang merawat penderita, pederita yang bersangkutan, petugas
kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut perudang-undang yang
berlaku.
k. Apoteker diizinkan menjual obat keras tanpa resep yang dinyatakan sebagai
Daftar Obat Wajib Apotek (DOWA ) tanpa resep.
iii
BAB III
iii
iv
2. Shift sore, mulai pukul 10.45 sampai dengan pukul 19.00 WIB.
Apoteker penanggung jawab dalam pengadaan obat- obatan, APA atau Aping
melihat buku defecta yang berisi catatan obat-
Direktur Utama
iv
v
klinik kasih karunia terletak didaerah surabaya barat, jl. Tangjung sari indah
no 1. pendirian klinik ini cukup strategis karna terletak ditepi jalan raya. Apotek
memiliki bangunan permanen yang sangat memadai untuk pelayanan kefarmasian
termasuk menjamin penyimpanan perbekalan farmasi yang baik. Memiliki
peneranan yang cukup terang dari sumber listrik PLN, sehingga dapat menjamin
pelaksanaan tugas dan fungsi kefarmasian, sumber air yang berasal dari PDAM,
ventilasi yang memadai, dan ruangan ber-AC sehingga sirkulasi udara terjadi
dengan baik. Juga terdapat papan nama yang memuat nama apotek, nomor ijin
apotek dan alamat apotek. Dan ruangan dapat dibagi antara lain:
b. Ruangan peracikan
c. WC/ Toilet
Klinik kasih karunia juga meyediakan berbagi fasilitas seperti: area pakir,
tempat duduk, televisi yang terletak di ruangan tunggu, meyediakan brousur, atau
majalah kesehatan.
v
vi
c. Menjaga ketersediaan
1. Obat/ bahan obat harus disimpan disimpan dalam wadah asli dari pabrik.
Dalam pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain,
maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang
jelas pada wadah baru. Wadah sekurang - kurangnya memuat nama obat,
nomer bacth dan kadaluwarsa.
2. Semua obat / bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga
terjamin keamanan dan stabilitasnya.
4. Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (first expire first out) dan FEFO
(first in first out).
Penyimpanan oabt untuk golongan tertentu maupun jenis sedian farmasi, antara
lain:
vi
vii
Anak kunci lemari khusus harus dipegang oleh pegawai yang diberikan
kuasa.
vii
viii
1. Perancanan
2. Pengarahan
3. Pengawasan
a. Pelayanan resep
viii
ix
b. Pengadaan obat
c. Penataan barang
Terdapat didalam lemari khusus yang terbuat dari kayu yang kuat. Satu
lemari terdapat dua tempat yang telah disekat untuk memisahkan antara narkotika
dan piskotropika. Dan diberi kunci rangkap dua.
Sedian luar seperti salep, tetes mata, tetes telingga di tata berdasarkan urutan
Alfabetis
d. Pengarsipan resep
Narkotika diberi tanda garis merah dibawa nama obat dan psikotropika
juga diberi tanda garis biru dibawa nama obat, kemudian dicatat dibuku
penggunaan obat
e. Stok opnam
Dilakukan setiap satu bulan sekali, dengan memeriksa nama obat, jumlah
obat, nomor batch, tanggal kadaluarsa. Memeriksa kebenaran antara fisik
obat dan jumlah stok obat.
ix
x
f. Pemusnahan
Pemusnahan
Respe yang telah disimpan selama 3 tahun dapat dimusnahkan dengan cara
dibakar atau dengan cara yang memadai, pemusnahan dilakukan oleh APA
bersama dengan beberapa seorang petugas apotek, kemudian dibuatkan berita
acara pemusnahan sesuai dengan bentuk yang telah ditentukan dalam rangkap
empat yang disebutkan hari tanggal pemusnahan, tanggal terawal dan terakhir
dari resep, berat resep yang dimusnakan dalam kilogram di tandatangani oleh
APA dan seorang petugas apotek yang ikut memusnahkan.
Pelayanan KIE dilakukan dengan sikap rahma, sabar, dana sopan sehingga
pasien yang diajak berkomunikasi merasa senang dan mau menerima informasi
yang kita sampaikan. Informasi yang kita sampaikan hendaknya menggunakan
bahasa yang mudah dimegerti oleh pasien dan tidak membingungkan. Klinik
kasih karunia mengkhususkan pelayanan KIE pada pasien yang telah menebus
resep atau membeli obat yang dilakukan pada saat penyerahan obat. Pelayanan
informasi dengan rekan kerja seperti perawat.
x
xi
BAB IV
Inscription
Pada Resep
ADA TIDAK ADA
Kelengkapan Resep
Nama Dokter √
SIP Dokter √
Tempat & tgl penulisan √
resep
Tanda resep diawal √
penulisan
Prescriptio
Pada Resep
ADA TIDAK ADA
Kelengkapan Resep
Nama Obat √
Kekuatan obat √ xi
Jumalah obat √
xii
Subscriptio
Pada Resep
ADA TIDAK ADA
Kelengkapan Resep
Tanda tangan/ Paraf dokter √
Singnatura
Pada Resep
ADA TIDAK ADA
Kelengkapan Resep
Nama pasien √
Jenis kelamin √
Umur pasien √
Berat badan √
Alamat pasien √
Aturan pakai obat √
Iter / tanda lain √
Kesusaian Farmasetis
Pada Resep
ADA TIDAK ADA
Kelengkapan Resep
Bentuk sedian √
Stabilitas obat √
xii
Cara pemberian obat √
Inkompatibilitas √
Jumlah & aturan pakai √
xiii
C. Dosis
Glimepiride 2mg
Dosis :- Dewasa: 1 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan dalam interval 1–2
minggu sesuai respons tubuh pasien.
-Lansia: 1 mg, 1 kali sehari
MEKANIS KERJA
Jangan mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan alat berat selama
menjalani pengobatan dengan glimepiride, karena obat ini dapat menyebabkan
pusing, kantuk, dan sakit kepala. Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil,
menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
Peningkatan risiko terjadinya hipoglikemia jika digunakan bersama ACE
inhibitor, antikoagulan, penghambat beta, insulin, sulfonamida, quinolone,
metformin, miconazole, NSAID, atau antidepresan, seperti selective serotonin
reuptake inhibitor (SSRI), atau MAOIs
xiii
xiv
Metformin 500mg
Dosis resep : pagi 1 tablet sebelum makan
Bentuk sedian : Tablet
Khasiat : Metformin adalah obat untuk menurunkan kadar gula darah pada
penderita diabetes tipe 2.
Dosis : Dewasa
Dosis awal 500–850 mg, 2–3 kali sehari. Dosis maksimal 2.000–3.000 mg tiap
hari, dibagi dalam 3 kali minum.
Anak-anak usia 10 tahun ke atas
Dosis awal 500–850 mg, 1 kali sehari, dosis dinaikkan secara bertahap, tergantung
kondisi pasien. Dosis maksimal 2.000 mg per har yang dibagi dalam 2–3 kali
pemberian.
Efek samping : Mual atau muntah, Sakit perut, Diare, Rasa lelah atau lemas
MEKANIS KERJA
a. Pengolaan obat
xiv
xv
Pengeluran obat memakai sistem 4. FEFO (first expire first out) dan FEFO
b. Perencanaan
resep dokter ataupun penjualan secara bebas. Perencanaan obat didasarkan atas
BAB V
PEMBAHASAN
Kehadiran Klinik Kasih karunia yang melalui sebuah visi dari Tuhan
untuk melayani masyarakat dibidang kesehatan, dan dengan misi untuk
xv
xvi
Pengadaan
Untuk obat - obatan yang habis biasanya dipesan oleh apoteker ke PBF
dan kita catat dalam buku orderan.
Pelaporan
Perencanaan
Penerimaan
Penyimpanan
xvi
xvii
BAB VI
PENUTUP
xvii