Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Mikromeritik

Mikromeritik biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi tentang


partikel yang kecil. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara.
Ukuran diameter rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata, volume rata-rata dan
sebagainya. Pengertian ukuran partikel adalah ukuran diameter rata-rata.
Untuk memulai setiap analisis ukuran partikel harus diambil dari
umumnya jumlah bahan besar (ditandai dengan jumlah dasar) suatu contoh yang
representatif. Karenanya suatu pemisahan bahan awal dihindari oleh karena dari
suatu pemisahan, contoh yang diambil berupa bahan halus atau bahan kasar.
Untuk pembagian contoh pada jumlah awal dari 10-1000 g digunakan apa yang
disebut Pembagi Contoh piring berputar. Pada jumlah dasar yang amat besar harus
ditarik beberapa contoh dimana tempat pengambilan contoh sebaiknya dipilih
menurut program acak.
Ilmu dan teknologi partikel kecil diberi nama mikromiretik oleh Dalla
Valle. Dispersi koloid dicirikan oleh partikel yang terlalu kecil untuk dilihat
dengan mikroskop biasa, sedang partikel emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk
halus berada dalam jangkauan mikroskop optik. Partikel yang mempunyai ukuran
serbuk lebih kasar, granul tablet, dan garam granular berada dalam kisaran
ayakan.
Setiap kumpulan partikel biasanya disebut polidispersi. Karenanya perlu
untuk mengetahui tidak hanya ukuran dari suatu partikel tertentu, tapi juga berapa
banyak partikel-partikel dengan ukuran yang sama ada dalam sampel. Jadi kita
perlu suatu perkiraan kisaran ukuran tertentu yang ada dan banyaknya atau berat
fraksi dari tiap-tiap ukuran partikel, dari sini kita bisa menghitung ukuran partikel
rata-rata untuk sampel tersebut.

1
Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam
farmasi, sebab ukuran partikel mempunyai peranan besar dalam pembuatan
sediaan obat dan juga terhadap efek fisiologisnya.

2
3

Pentingnya mempelajari mikromiretik, yaitu :

1. Menghitung luas permukaan


2. Sifat kimia dan fisika dalam formulasi obat
3. Secara teknis mempelajari pelepasan obat yang diberikan secara per oral,
suntikan dan topikal
4. Pembuatan obat bentuk emulsi dan suspensi
5. Stabilitas obat (tergantung dari ukuran partikel).

B. Ukuran Partikel dan Distribusi ukuran partikel


Dalam suatu kumpulan partikel lebih dari satu ukuran (polidispers), dua
sifat penting yaitu:
1. Bentuk dan luas permukaan partikel
2. Kisaran ukuran dan banyaknya atau berat partikel-
partikel

Ukuran dari suatu bulatan dengan segera dinyatakan dalam garis


tengahnya. Tetapi, begitu derajat ketidaksimetrisan dari partikel naik, bertambah
sulit pula menyatakan ukuran dalam garis tengah yang berarti. Dalam keadaan
seperti ini, tidak ada garis tengah yang unik untuk suatu partikel.Oleh karena itu
harus dicari jalan untuk menggunakan suatu garis tengah buatan yang ekuivalen,
yang menghubungkan ukuran partikel dan garis tengah bulatan yang mempunyai
luas permukaan, volume dan garis tengah yang sama. Jadi garis tengah
permukaan / d3 adalah garis tengah suatu bulatan yang mempunyai luas
permukaan yang sama seperti partikel yang diperiksa. Garis tengah suatu bulatan
yang mempunyai volume yang sama seperti partikel adalah garis tengh volume /
dv.

Garis tengah yang diproyeksikan/dp adalah garis tengah suatu bulatan yang


mempunyai luas pengamatan yang sama seperti partikel bila dipandang tegak
lurus ke bidangnya yang paling stabil. Ukuran tersebut bisa juga dinyatakan
sebagai garis tengah  Stokes, dst, yaitu garis tengah suatu bulatan yang mengalami
sedimentasi pada laju yang sama seperti partikel tidak simetris tersebut. Selalu
4

jenis garis tengah yang digunakan mencerminkan metode yang dipakai untuk
memperoleh garis tengah tersebut. Seperti akan terlihat kemudian, garis tengah
yang diproyeksikan didapatkan dengan teknik mikroskopik, sedang garis tengah
Stokes ditentukan dari penelitian sedimentasi pada partikel-partikel tersuspensi.

Setiap kumpulan partikel biasanya disebut polidispersi. Karenanya perlu


untuk mengetahui tidak hanya ukuran dari suatu partikel tertentu, tapi juga berapa
banyak partikel-partikel dengan ukuran yang sama ada di dalam sampel. Jadi kita
perlu suatu perkiraan kisaran ukuran yang ada dan banyaknya atau berat fraksi
dari tiap-tiap ukuran partikel. Ini adalah distribusi ukuran partikel, dan dari sini
kita bisa menghitung ukuran partikel rata-rata untuk sampel tersebut.

Satuan ukuran partikel yang sering dipakai dalam mikromeritik adalah


micrometer (µm) juga disebut micron dan µ, sama dengan 10 -6 m. Partikel
merupakan fasa terdispersi dan dapat berupa padatan, misalnya serbuk.

Dalam partikel yang heterogen, ada dua sifat yang penting untuk
diketahui, yaitu:

1. Bentuk dan luas permukaan dari masing-masing partikelnya


2. Jarak ukuran dan jumlah atau bobot partikelnya
Pengetahuan dan pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran partikel sangat
penting dalam farmasi.
1. Secara klinik ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi pelepasan
zat aktif dari berbagai bentuk sediaan yang diberikan baik secara oral
(melalui mulut), parenteral (injeksi), rectal (melalui anus) maupun topical
(melalui kulit).
2. Di bidang pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran partikel
sangat penting dan banyak membantu dalam mencapai sifat aliran yang
diperlukan dan pencampuran yang benar dari granul dan serbuk.  
3. Suatu formulasi yang baik, yaitu sediaan (obat jadi) berupa suspensi,
emulsi, maupun tablet, dilihat dari segi kestabilannya secara fisik maupun
5

farmakologik (efek, khasiat obat) akan tergantung pada ukuran partikel


yang terdapat dalam obat jadi tersebut.

Dimensi partikel serbuk dapat ditentukan meenurut sifat-sifatnya, seperti


luas permukaan, volume, daerah proyeksinya atau kecepatan pengenapannya
(sedimentasi).

Untuk menyatakan dimensi partikel-partikel tersebut digunakan parameter

1. Diameter bola ekivalen, misalnya diameter permukaan (d s ) yang


dimaksud adalah diameter partikel yang berbentuk bola yang luas
permukaan partikel yang diselidiki.
2. Diameter volume (dv) diameter partikel berbentuk bola yang mempunyai
volume sama dengan volume partikel yang diselidiki.
3. Diameter terproyeksi (dp) adalah diameter partikel berbentuk bola yang
mempunyai daerah pengamatan sama dengan daerah pengamatan partikel
yang diselidiki.
4. Diameter Stokes (dst), yaitu diameter partikel berbentuk bola yang
mempunyai kecepatan sedimentasi sama dengan kecepatan sedimentasi
partikel yang diselidiki.
C. Metode untuk Mengukur ukuran Partikel
1. Mikroskop Optik
6

Pada metode ini dapat digunakan mikroskop biasa untuk pengukuran


partikel dalam jarak 0,2μ sampai kira-kira 100μ. Suatu emulsi atau suspensi,
diencerkan atau tidak diencerkan, ditempatkan dibawah mikroskop yang telah
dikalibrasi. Dimana pada bagian bawah mikroskop tempat partikel terlihat,
diletakan mikrometer dan untuk melihat ukuran partikel.

Kelemahan dari metode mikroskopi adalah diameternya diperoleh dari


dua dimensi partikel saja yaitu panjang dan lebar. Tidak ada perkiraan dari
tebal partikel. Selain itu, jumlah partikel yang harus dihitung sekitar 300-500
partikel agar diperoleh perkiraan yang baik dari distribusi membuat metode
menjadi lamban dan melelahkan.

2. Pengayakan

Metode ini menggunakan satu seri ayakan yang telah dikalibrasi oleh
National Bureau of Standards. Merupakan suatu metode yang paling
sederhana, tetapi relatif lama dari penentuan ukuran partikel. Di sini
penentunya adalah pengukuran geometrik partikel. Sampel diayak melalui
sebuah susunan menurut meningginya lebarnya jala ayakan penguji yang
disusun ke atas. Bahan yang akan diayak dibawa pada ayakan teratas dengan
lebar jala paling besar. Partikel yang ukurannya lebih kecil daripada lebar jala
yang dijumpai, berjatuhan melewatinya. Mereka membentuk bahan halus
(lolos). Partikel yang tinggal kembali pada ayakan, membentuk bahan kasar.
7

3. Dengan cara sedimentasi

Cara ini mempergunakan alat (pipet) Andreasen. Sampel serbuk yang


akan diuji disuspensikan dalam cairan pembawa dengan kadar yang kecil
(0,5% atau lebih kecil) dan dibiarkan memisah (mengendap). Suspensi encer
dalam pipet Andreasen dikocok, lalu pada rentang waktu tertentu sampel
diambil. Sampel dikeringkan dan ditimbang. Setiap sampel yang diambil pada
waktu tertentu tersebut akan mempunyai garis tengah atau jari-jari yang lebih
kecil daripada garis tengah yang dihitung berdasarkan hukum Stokes.

Ukuran partikel dalam kisaran ukuran yang terayak bisa diperoleh


dengan sedimentasi gravitasi, yang dinyatakan dalam hukum Stokes.

atau

, dengan
8

v adalah kecepatan pengendapan, h adalah jarak yang ditempuh selama


waktu t, dst adalah diameter rata-rata dari partikel didasarkan pada kecepatan
pengendapan, ρs adalah kerapatan partikel dan ρ0 adalah kerapatan dari
medium. g adalah percepatan gravitasi dan η0 adalah viskoditas medium.
Persamaan tersebut hanya berlaku untuk partikel-partikel berbentuk bola yang
dapat jatuh bebas tanpa hambatan dan pada suatu kecepatan yang konstan.
Hukum tersebut dapat diterapkan untuk partikel-partikel dengan bentuk tidak
teratur dari bermacam-macam ukuran asal ukuran partikel relatif ekivalen
dengan diameter dari sebuah bola yang jatuh pada kecepatan yang sama.
Partikel-partikel tidak boleh manggumpal, karena gumpalan akan jatuh lebih
cepat daripada jika partikel tersebut individual. Agar partikel tetap terpisah
dan bebas. Maka harus dipakai "defloculating agent" yang sesuai.

4. Pengukuran Volume Partikel

Alat yang mengukur volume partikel adalah Coulter Counter. Coulter


Counter bekerja berdasarkan prinsip bahwa jika suatu partikel disuspensikan
dalam suatu cairan yang mengkonduksi
melalui suatu lubang kecil, yang pada
kedua sisinya ada elektroda di mana akan
terjadi suatu perubahan tahanan listrik.

D. Bentuk Partikel dan Luas Permukaan


Pengetahuan mengenai bentuk
partikel dan luas pemukaan sangat
diperlukan. Bentuk partikel mempengaruhi
9

aliran dan sifat-sifat pengemasan dari suatu serbuk, juga mempunyai beberapa
pengaruh terhadap luas permukaan. Luas permukaan per satuan berat atau
volume merupakan suatu karakteristik serbuk yang penting jika kita akan
mempelajari adsorpsi permukaan dan laju disolusi.

1. Bentuk Partikel
Suatu bola mempunyai luas permukaan minimum per satuan volume.
Makin tidak simetris suatu partikel, makin besar luas permukaan per satuan
volumenya. Seperti telah dibicarakan sebelumnya, suatu partikel berbentuk
bola diberi ciri sempurna dengan garis tengahnya. Jika partikel menjadi
lebih tidak simetris, semakain sulit untuk menetapkan garis tengah yang
berarti bagi partikel tersebut. Oleh karena itu seperti telah kita lihat, perlu
sekali garis tengah bola ekuivalen dengan partikel tersebut. Adalah suatu hal
yang mudah untuk memperoleh luas permukaan atau volume dari suatu bola,
karena untuk partikel seperti itu :
 luas permukaan = πd2
 volume = 1/6 πd3

Dimana d adalah garis tengah (diameter) partikel. Oleh karena itu luas
permukaan dan volume dari partikel bulat (berbentuk bola) berbanding lurus
dengan garis tengah kuadrat (d2) dan garis tengah pangkat tiganya (d3).
Namun demikian untuk mendapatkan suatu perkiraan dari luas permukaan
atau voume suatu partikel (atau sekumpulan partikel) yang bentuknya tidak
bulat, seseorang harus memilih suatu garis tengah yang merupakan
karakteristik dari partikel tersebut dab menghubunkan garis tengah ini dengan
luas permukaan atau volumenya, dengan menggunakan suatu faktor koreksi.
Misalkan partikel-partikel tersebut dilhat di bawah mikroskop, dan diingikan
untuk menghitung luas permukaan dan voume dari garis tengah yang
diproyeksikan, dp, dari partikel tersebut. Kuadrat atau pangkat tiga dari
10

dimensi yang dipilih ini (dalam hal ini dp) berturut-turut sebanding dengan
luas permukaan dan volume. Dengan memakai konstanta perbandingan, maka
kita dapat menuliskan :

 Luas permukaan = αsdp2 = πds2


 Volume = v dp3 = 1/6  dv3

Dimana:

 αs = Faktor luas permukaan


 ds = Garis tengah ekuivalen permukaan
 v = Faktor Volume
 dv = Garis tengah ekuivalen volume
π d
v3
αv =
6d
 p3

πd
s2
αs =
d
 p2

αs
=6
 Untuk Bola : αv
αs
¿ 6¿
 Untuk partikel asimetris : α v
2. Luas Permukaan Spesifik
Luas permukaan spesifik adalah luas permukaan per satuan volume (Sv)
atau per satuan berat (Sw)
2
Lperm. partikel n αs d α
Sv = = 3
= s
Volume partikel n αs d αv d

Sv
Sw =
 ρ
11

αs
Sw =
 ρ d vs α v
3. Metode Untuk Menentukan Luas Permukaan
Luas permukaan suatu sampel serbuk dapat dihitung dari hasil distribusi
ukuran partikel yang diperoleh dengan menggunakan dua metode.

a. Metode Adsorpsi
Jumlah dari suatu zat terlarut gas/cairan yang diadsorpsikan diatas
sampel serbuk membentuk lapisan tunggal (monolayer) merupakan
fungsi langsung dari Luas permukaan sampel. Alat yang digunakan
adalah Quantasorb

b. Metode Permeabilitas Udara


Tahan terhadap aliran dari suatu cairan, melalui sumbat dari serbuk
kompak adalah Luas permukaan dari serbuk tersebut.

E. Ukuran Pori dan Sifat Turunan Serbuk


12

1. Ukuran pori
Bahan-bahan yang mempunyai luas spesifik tinggi bisa
mempunyai retakan-retakan dan pori-pori yang mengabsorpsi gas dan
uap, seperti air, ke dalam sela-selanya. Serbuk obat yang relatif tidak
larut dalam air bisa melarut lebih atau kurang cepat dalam medium air
bergantung pada absorpsinya terhadap kelembaban atau udara.

Cara untuk mengukur pori yakni :

a. Penggunaan aseton sehingga meningkatkan absorpsi air dan


jumlah tempat untuk serapan air.
b. Menggunakan alat Permeabilitas udara sehingga dapat diperoleh
garis tengah pori-pori rata-rata dari tablet.
2. Sifat – sifat turunan serbuk
a. Porisitas
Perbandingan antara volume ruang yang terdapat dalam
batuan yang berupa pori-pori terhadap volume batuan secara
keseluruhan, biasanya dinyatakan dalam fraksi. Besar-kecilnya
porositas suatu batuan akan menetukan kapasitas penyimpanan
fluida reservoir. Secara matematis porositas dapat dinyatakan
sebagai :
Vb − V p V
∈= =1− p
Vb Vb

Dimana:

 Vb = Volume batuan total (bulk volume)


 Vs = Volume padatan batuan total (volume grain)
 Vp = Volume ruang pori – pori batuan
Faktor – faktor yang mempengaruhi Porositas:
13

1) Ukuran butir
Semakin kecil ukuran butir maka rongga yang terbentuk akan
semakin kecil pula dan sebaliknya jika ukuran butir besar maka
rongga yang terbentuk juga semakin besar.
2) Bentuk butir
Batuan dengan bentuk butir jelek akan memiliki porositas yang
besar, sedangkan kalau bentuk butir baik maka akan memiliki
porositas yang kecil.

3) Susunan butir
Apabila ukuran butirnya sama maka susunan butir sama dengan
bentuk kubus dan mempunyai porositas yang lebih besar
dibandingkan dengan bentuk rhombohedral.
4) Pemilahan
Apabila butiran baik maka ada keseragaman sehingga
porositasnya akan baik pula. Pemilahan yang jelek
menyebabkan butiran yang berukuran kecil akan menempati
rongga diantara butiran yang lebih besar akibatnya porositasnya
rendah.
5) Komposisi mineral
Apabila penyusun batuan terdiri dari mineral-mineral yang
mudah larut seperti golongan karbonat maka porositasnya akan
baik karena rongga-rongga akibat proses pelarutan dari batuan
tersebut.
6) Kompaksi
Adanya kompaksi dan pemampatan akan mengurangi harga
porositas. Apabila batuan terkubur semakin dalam maka
porositasnya akan semakin kecil yang diakibatkan karena
adanya penambahan beban.
b. Kerapatan Partikel
14

Kerapatan partikel-partikel dalam suatu keadaan tertentu dapat


keras atau lunak dan dalam keadaan lain kasar atau seperti spon,
maka hendaknya hati-hati dalam menyatakan kerapatannya.
Kerapatan secara universal didefinisikan sebagai bobot per satuan
volume.
Pada umumnya dapat didefinisikan tiga tipe kerapatan yaitu :
1) kerapatan sesungguhnya dari bahan itu sendiri (kerapatan
nyata), tidak termasuk rongga – rongga dan pori – pori didalam
partikel yang lebih besar dari dimensi molekular atau dimensi
atomis dalam kisi – kisi kristal.
Kerapatan nyata = Berat Granul/Volume awal granul
2) Kerapatan mampat, berat granul dibagi dengan volume granul
yang telah diuji dengan alat uji kompresibilitas hingga volume
granul konstan.
Kerapatan mampat = Berat Granul/Volume granul konstan
3) Kerapatan curah, didefinisikan sebagai massa dari serbuk dibagi
dengan volume bulk.
Kerapatan curah = Berat Granul/Volume Bulk
c. Sifat alir Serbuk
Serbuk Bulk agak analog dengan cairan Non Newton yang
menunjukan aliran plastik dan kadang-kadang dilatasi, partikel –
partikel dipengaruhi oleh gaya tarik-menarik sampai derajat yang
bervariasi, oleh karena itu serbuk dapat mengalir bebas ataupun
melekat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat aliran dari serbuk
yakni ukuran partikel, porositas, dan kerapatan serta kehalusan
permukaan. Untuk memperbaiki karakteristik aliran dapat
ditambahkan pelincir (glidant) pada serbuk glanular seperti
Magnesium Stearat, Amilum, dan talk. Untuk mengukur serbuk
yang mengalir per satuan waktu melalui lubang corong dapat
menggunakan suatu pencatat pengukuran aliran serbuk sehingga
15

dapat diperoleh konsenterasi pelincir optimum yakni 1 % atau


kurang.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Pengertian Mikromeritik
Mikromeritik biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi
tentang partikel yang kecil. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan
berbagai cara. Ukuran diameter rata-rata, ukuran luas permukaan rata-
rata, volume rata-rata dan sebagainya. Pengertian ukuran partikel adalah
ukuran diameter rata-rata.
2. Pentingnya Mempelajari Mikromiretik
a. Menghitung luas permukaan
b. Sifat kimia dan fisika dalam formulasi obat
c. Secara teknis mempelajari pelepasan obat yang diberikan secara
per oral, suntikan dan topikal
d. Pembuatan obat bentuk emulsi dan suspensi
e. Stabilitas obat (tergantung dari ukuran partikel).
3. Metode Dalam Pengukuran Ukuran Partikel
a. Metode mikroskopi optik
b. Metode pengayakan
c. Metode sedimentasi
d. Pengukuran volume partikel
4. Metode Untuk Menentukan Luas Permukaan
a. Metode adsorbsi
b. Metode permeabilitas udara
5. Sifat – Sifat Turunan Serbuk
a. Porisitas
b. Kerapatan partikel
c. Sifat alir serbuk

16
DAFTAR PUSTAKA
Ardhaneswari. 2016. Mikromeritik. www.slideserve.co.uk/mikromeritik-jurnal
(13 November 2016)

Distantina, Sperisa. 2009. Menentukan ukuran partikel. Distantina.staff.uns.ac.id


(13 November 2016)

http://www.library.usd.ac.id/Data%20PDF/F.
%20Farmasi/Farmasi/078114067_full.pdf (13 November 2016)

Sumardjo, damin. 2010. Pengantar kimia buku panduan kuliah. Jakarta: EGC

17

Anda mungkin juga menyukai