Anda di halaman 1dari 71

FARMAKOLOGI DAN

TOKSIKOLOGI II
Fajrin Noviyanto, M.Sc., Apt.

Divisi Farmakologi dan Farmasi Klinik Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang
E-mail: fanosalam@gmail.com
Website: jawarapreneur.com
Hp/WA. 081282225758
Obat-obat Sistem Saraf Pusat
cara kerja dan efek obat sistem saraf pusat meliputi psikotropika,
antikonvulsi, dan antiparkinson serta kegunaan dan cara penggunaanya
secara klinis
Penggunaan Obat

• Drug misuse Drug abuse


• pengguna-salahan obat • Penyalah-gunaan obat
• Obat digunakan secara tidak • Obat digunakan tanpa
tepat  termasuk penggunaan tujuan medik tertentu 
obat di luar indikasinya, untuk mendapatkan efek
digunakan dengan dosis atau menyenangkan
cara di luar yang ditetapkan • Pengguna tahu bahwa itu
• Mengharapkan efek yang lebih salah/berisiko, tapi tidak
besar atau efek tertentu bisa/mau menghindarinya

5/11/2018
Obat-obat yang sering
disalahgunakan
Berdasarkan mekanismenya ada beberapa golongan obat:
• Golongan opiat
Merupakan analgetik yang kuat dengan efek sedatif dan euphoria
Contoh : heroin, opium, kodein, meperidin, hidromorfon
• Stimulan sistem saraf pusat
Menimbulkan efek stimulan dan toleransi
Contoh : amfetamin, dekstroamfetamin, metamfetamin, kafein,
nikotin, ecstasy, kokain
• Depresan sistem saraf pusat
Menimbulkan efek sedative, anti anxietas, dan menyebabkan
ketergantungan
Contoh : barbiturat, benzodiazepin (flunitrazepam, klonazepam),
alkohol
Obat-obat yang sering disalahgunakan
• Halusinogen
Menimbulkan efek halusinasi dan ketergantungan psikik
Contoh : LSD (Lysergic acid diethylamide), mescaline, psilocybin,
and phencyclidine
• Tetrahidrokanabinol
Merupakan bahan aktif dari cannabis (ganja), marijuana dan
hashish. Digunakan untuk relaks, tapi dapat juga
menyebabkan paranoia dan anxietas

Obat-obat ini menyebabkan


ADIKSI – KECANDUAN
Sekali kecanduan, orang akan sulit keluar dari
jerat narkoba
Bagaimana Mekanisme Adiksi ?
• Faktor utama terjadinya adiksi adalah adanya
neurophysiologic reinforcement (reward)
• Sifat reinforcement = menyebabkan efek-efek yang
“menyenangkan” sehingga menyebabkan keinginan untuk
menggunakannya kembali
• Peristiwa ini melibatkan mesolimbic reward pathway  yaitu
jalur terdiri atas neuron dopaminergik yang berasal dari
Ventral Tegmental Area (VTA) menuju ke nucleus
accumbens (NA) dan diteruskan ke prefrontal cortex
• Pelepasan dopamin dari saraf dopaminergik menuju
reseptornya di NA menyebabkan reinforcement positif
Mekanisme Adiksi

Jalur dopaminergik yang terlibat dalam sistem reward

Reward alami adalah sex, makan, minum, kasih sayang, asuhan


Obat-obat menyebabkan adiksi karena mempengaruhi sistim
stimulan-reward  reinforcement positif

• Kokain & amfetamin:


langsung mempengaruhi
sistem dopamin
• Cocaine menghambat
mekanisme reuptake
dopamin
• Amphetamine memicu
pelepasan dopamine
dan norepinephrine dan
memblok reuptake-nya

Re-uptake = pengambilan kembali NT ke dalam ujung presinaptik


Obat-obat menyebabkan adiksi karena mempengaruhi sistim
stimulan-reward  reinforcement positif

Obat-obat opiat : mempengaruhi


melalui sistem opiat  menuju
VTA  nucleus accumbens
• Aktivasi reseptor opiat di nucleus
accumbens memicu pelepasan
dopamin
Obat-obat depresan sistem syaraf
pusat (alkohol, benzodiazepin) 
mempengaruhi melalui sistem
GABA
Kecanduan = penyakit otak

• Kecanduan obat  mempengaruhi struktur dan fungsi otak.


• Penggunaan NAPZA pertama kali adalah sukarela  selanjutnya
pengguna akan kehilangan kontrol diri dan kemampuan membuat
keputusan dalam hal menggunakan NAPZA  bahkan otak akan
membuat dorongan yang kuat untuk menggunakan NAPZA
• Pada penggunaan NAPZA terus menerus  otak akan beradaptasi
terhadap keberadaan dopamin yang tinggi dengan cara mengurangi
produksi dopamin atau mengurangi reseptor dopamin
• Pengguna NAPZA berusaha untuk terus menggunakan NAPZA untuk
menjaga agar fungsi dopamin kembali ke “normal”, atau berusaha
menambah dosis NAPZA untuk mencapai kadar dopamin yang tinggi
untuk mencapai “tingkat kesenangan” yang diinginkan.
Trend penyalahgunaan obat saat ini :
Tramadol, Amitriptilin, Haloperidol, Klorpromazin,
Triheksifenidil
Psikotropika
DEFENISI PSIKOTROPIKA
 Psikotropika adalah obat yang bekerja pada atau mempengaruhi fungsi psikis,
kelakuan atau pengalaman (Hari Sasangka, 2003: 63).

 Sebenarnya psikotropika baru diperkenalkan sejak lahirnya suatu cabang ilmu


farmakologi yakni psikofarmakologi yang khusus mempelajari psikofarma atau
psikotropik
 Istilah psikotropik mulai banyak dipergunakan pada tahun
1971 sejak dikeluarkannya convention on psycotropic
substance oleh General Assembly yang menempatkan
zat-zat tersebut di bawah kontrol internasional.

 Dalam United Nation Conference for Adoption of


Protocol on Psychotropic Substance disebutkan batasan-
batasan zat psikotropik adalah bentuk bahan-bahan yang
memiliki kapasitas menyebabkan:
1.Keadaan ketergantungan;
2.Depresi dan stimulan susunan saraf pusat (SSP);
3.Menyebabkan halusinasi;
4.Menyebabkan gangguan fungsi motorik atau
persepsi
• Menurut undang-undang nomor 5 tahun 1997 tentang
Psikotropika, dalam pasal 1 butir 1 disebutkan, bahwa
Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis
bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas mental dan prilaku
PENGGOLONGAN PSIKOTROPIKA

 Menurut UU nomor 5 tahun 1997

Sebagaimana Narkotika, Psikotropika terbagi dalam empat golongan yaitu Psikotropika gol. I,
Psikotropika gol. II, Psikotropika Gol. III dan Psikotropik Gol IV. Psikotropika yang sekarang
sedang populer dan banyak disalahgunakan adalah psikotropika Gol I, diantaranya yang dikenal
dengan Ekstasi dan psikotropik Gol II yang dikenal dengan nama Shabu-shabu.
Psikotropika Golongan I

 Psikotropika golongan 1 adalah psikotropika yang hanya dapat


digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan.
 contoh: Ecstasy (MDMA), psilosin (jamur meksiko)/jamur tahi sapi,
LSD (lisergik deitilamid), meskalin (kaktus amerika)
 Pasal 4 ayat 2
Psikotropika golongan I hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan.

 Pasal 6
Psikotropika golongan I dilarang diproduksi dan/atau digunakan dalam proses
produksi.

 Pasal 12 ayat 3
Psikotropika golongan I hanya dapat disalurkan oleh pabrik obat dan pedagang besar
farmasi kepada lembaga penelitian dan/atau lembaga pendidikan guna kepentingan
ilmu pengetahuan.
Psikotropika Golongan II

 Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat


pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan.
 Eks : amphetamin, metakualon, metilfenidat
Psikotropika golongan III

 Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang


berkhasiatpengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau
untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
mengakibatkansindroma ketergantungan.
 contoh : Amorbarbital, flunitrazepam, kastina dll
Psikotropika Golongan IV

 Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang


berkhasiatpengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi
dan/atau untuktujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkansindroma ketergantungan.
 Contoh: Barbital, bromazepam, diazepam, estazolam, fenorbarbital,
klobazam, klorazepam, dll
Perbedaan psikotropika dan
narkotika
 Obat psikotropik= Psikotropika= Psikotropika adalah obat yang bekerja
secara selektif pada susunan saraf pusat (SSP) dan mempunyai efek
terhadap aktifitas mental prilaku ( Mind and behavior acting drugs) di
gunakan untuk terapi gangguan psikiatri.

Zat psiko aktif Meliputi : Alkohol, Kanabinoida, Sadativa atau hipnotika,


Kokain,Stimulansia, Halusinogenika, Tembakau, Pelarut yang mudan
menguap, dan ZatPsikoaktif lainnya

 narkotik adalah obat yang bekerja secara selektif pada SSP dan mempunyai
efek utama terhadap penurunan/ perubahan kesadaran, hilangnya rasa
dan mengurangi ,sampai menghilangkan rasa nyeri, digunakan sebagai
analgesik, antitusif, antispasmodik dan premedikasi anastesi
Antikonvulsi

• Anti Konvulsi merupakan golongan obat yang identik dan sering hanya digunakan
pada kasus- kasus kejang karena Epileptik.
• Golongan obat ini lebih tepat dinamakan ANTI EPILEPSI, sebab obat ini jarang
digunakan untuk gejala konvulsi penyakit lain.
• Epilepsi adalah nama umum untuk sekelompok gangguan atau penyakit susunan
saraf pusat yang timbul spontan dengan episode singkat (disebut Bangkitan atau
Seizure), dengan gejala utama kesadaran menurun sampai hilang.
Antikejang (antikonvulsi)
- Sekitar 1 % penduduk didunia menyandang epilepsi
yang merupakan gangguan neurologik kedua tersering
setelah stroke
• Bangkitan ini biasanya disertai kejang (Konvulsi), hiperaktifitas
otonomik, gangguan sensorik atau psikis dan selalu disertai gambaran
letupan EEG obnormal dan eksesif. Berdasarkan gambaran EEG,
epilepsi dapat dinamakan disritmia serebral yang bersifat paroksimal.
Obat-obat anti epilepsi

Obat-obat yang menurunkan eksitasi saraf


• Inaktivasi kanal Na  menurunkan kemampuan syaraf untuk menghantarkan muatan listrik
• Contoh: fenitoin, karbamazepin, lamotrigin, okskarbazepin, valproat

Obat-obat yang meningkatkan transmisi inhibitori GABAergik:


• agonis reseptor GABA  meningkatkan transmisi inhibitori dg mengaktifkan kerja reseptor GABA
 contoh: benzodiazepin, barbiturat
• menghambat GABA transaminase  konsentrasi GABA meningkat  contoh: Vigabatrin
• menghambat GABA transporter  memperlama aksi GABA  contoh: Tiagabin
• meningkatkan konsentrasi GABA pada cairan cerebrospinal pasien  mungkin dg menstimulasi
pelepasan GABA dari non-vesikular pool  contoh: Gabapentin
Beberpa Obat Golongan
Antikonvulsi/Antiepilepsi

a. Golongan Hidantoin
Pada golongan ini terdapat 3 senyawa yaitu Fenitoin, mefentoin dan etotoin, dari
ketiga jenis itu yang tersering digunakan adalan Fenitoin dan digunakan untuk
semua jenis bangkitan, kecuali bangkitan Lena. Fenitoin merupakan antikonvulsi
tanpa efek depresi umum SSP, sifat antikonvulsinya penghambatan penjalaran
rangsang dari focus ke bagian lain di otak.
Beberpa Obat Golongan
Antikonvulsi/Antiepilepsi
b. Golongan Barbiturat
Golongan obat ini sebagai hipnotik- sedative dan efektif sebagai antikonvulsi, yang
sering digunakan adalah barbiturate kerja lama ( Long Acting Barbiturates).Jenis
obat golongan ini antara lain fenobarbital dan primidon, kedua obat ini dapat
menekan letupan di focus epilepsy.
Beberpa Obat Golongan
Antikonvulsi/Antiepilepsi
c. Golongan Oksazolidindion
Salah satu jenis obatnya adalah trimetadion yang mempunyai efek memperkuat
depresi pascatransmisi, sehingga transmisi impuls berurutan dihambat, trimetadion
juga dalam sediaan oral mudah diabsorpsi dari saluran cerna dan didistribusikan ke
berbagai cairan tubuh.
Beberpa Obat Golongan
Antikonvulsi/Antiepilepsi
d. Golongan Suksinimid
Yang sering digunakan di klinik adalah jenis etosuksimid dan fensuksimid yang
mempunyai efek sama dengan trimetadion. Etosuksimid diabsorpsi lengkap melalui
saluran cerna, distribusi lengkap keseluruh jaringan dan kadar cairan liquor sama
dengan kadar plasma. Etosuksimid merupakan obat pilihan untuk bangkitan lena.
Beberpa Obat Golongan
Antikonvulsi/Antiepilepsi

e. Golongan Karbamazepin
Obat ini efektif terhadap bangkitan parsial kompleks dan bangkitan tonik klonik dan
merupakan obat pilihan pertama di Amerika Serikat untuk mengatasi semua bangkitan
kecuali lena.
Karbamazepin merupakan efek analgesic selektif terutama pada kasus neuropati dan
tabes dorsalis, namun mempunyai efek samping bila digunakan dalam jangka lama,
yaitu pusing, vertigo, ataksia, dan diplopia.
Beberpa Obat Golongan
Antikonvulsi/Antiepilepsi

f. Golongan Benzodiazepin
Salah satu jenisnya adalah diazepam, disamping sebagai anti konvulsi juga mempunyai
efek antiensietas dan merupakan obat pilihan untuk status epileptikus.
Drugs of Anti-Parkinson’s disease
Pathogenesis of Parkinson’s disease

• Parkinson’s disease (PD) is a progressive disorder


of movement that occurs mainly in the elderly.
The chief symptoms are:

• Tremor at rest, usually starting in the hands (‘pill-


rolling’ tremor), which tend to diminish during
voluntary activity
Pathogenesis of Parkinson’s disease

• Muscle rigidity, detectable as an increased resistance


in passive limb movement

--Bradykinesia

• Suppression of voluntary movements (hypokinesis),


due partly to an inherent inertia of the motor system,
which means that motor activity is difficult to stop as
well as to initiate.
Action of MPTP
• 1-methyl 4-phenyl 1,2,3,6-tetrahydropyridine
(MPTP) causes irreversible destruction of
nigrostriatal dopaminergic neurons in various
species, and produces a PD-like state in primates.

MPP+ is taken up by the


MAO-B dopaminergic neurons, selective in
MPTP MPP+ destroying nigrostriatal neurons. It
inhibits mitochondrial oxidation
inhibit reactions, producing oxidative
stress.

Selegiline
Parkinson’s Disease

• Degenerative disease of the basal


ganglia causing tremor at rest, muscle
rigidity hypokinesia, often with
dementia.

• Often idiopathic, but may follow stroke,


virus infection, can be drug-induced
(neuroleptic drugs).
Parkinson’s Disease

• Associated with marked loss of dopamine from


basal ganglia.

• Can be induced by MPTP, a neurotoxin affecting


dopamine neurons in the corpus striatum.
Drugs Treatment of Parkinson’s Disease

• Drugs that replace dopamine (e.g. levodopa, usually used


concomitantly with peripherally acting dopa decarboxylase
inhibitor, e.g. carbidopa)

• Drugs that mimic the action of dopamine (e.g.


bromocriptine, pergolide and others in development)
Drugs Treatment of Parkinson’s Disease

• MAO-B inhibitors (e.g. selegiline)


• Drugs that release dopamine (e.g. amantadine)
• Acetylcholine antagonists (e.g. artane)
Levodopa

• Mechanism:
(1) Because dopamine does not cross the blood-brain barrier levodopa,
the precursor of dopamine, is given instead.
(2) Levodopa is formed L-tyrosine and is an intermediate in the synthesis
of catecholamines.
Levodopa
• Mechanism:
(3) Levodopa itself has minimal pharmacologic activity, in
contrast to its decarboxylated product, dopamine.

(4) Levodopa is rapidly decarboxylated in the gastrointestinal


tract. Prior to the advent of decarboxylase inhibitors
(carbidopa), large oral doses of levodopa were required; thus,
toxicity from dopamine was a limiting factor.
Levodopa
• Pharmacokinetics:
(1) Levodopa is well absorbed from the small bowel; however, 95% is
rapidly decarboxylated in periphery.

(2) Peripheral dopamine is metabolized in the liver to


dihydroxyphenylacetic acid (DOPAC) and homovanillic acid (HVA),
which are then excreted in urine.
Levodopa
• Pharmacologic effects:
(1) The effects on bradykinesia and rigidity are more rapid and
complete than the effects on tremor. Other motor defects in PD
improve. The psychological well-being of patient is also improved.
Levodopa
• Pharmacologic effects:
(2) Tolerance to both beneficial and adverse effects occurs with time.
Levodopa is most effective in the first 2-5 years of treatment. After
5 years of therapy, patients have dose-related dyskinesia,
inadequate response, or toxicity.
Levodopa
• Adverse effect:
Principal adverse effects include:
(1) Anorexia, nausea, and vomiting upon initial
administration, which often limit the initial dosage.
(2) Cardiovascular effects, including tachycardia,
arrhythmias, and orthostatic hypotension.
Levodopa

• Adverse effect:
(3) Mental disturbances, including vivid dreams,
delusions, and hallucination.
(4) Hyperkinesia
(5) On-off phenomena
Levodopa

• Adverse effect:

Sudden discontinuation can result in fever, rigidity, and


confusion. The drug should be withdrawn gradually over 4
days.
Levodopa

Drug interactions:
• Vit B6 reduces the beneficial effects of Levodopa
by enhancing its extracerebral metabolism.

• Therapy with MAO inhibitors must be stopped 14


days prior to the initiation of levodopa therapy.

• Phenothiazines, reserpine, and butyrophenones


antagonize the effects of levodopa because they
lead to a junctional blockade of dopamine action.
Carbidopa
• Carbidopa is an inhibitor of dopa decarboxylase. Because it is
unable to penetrate the blood-brain barrier, it acts to reduce
the peripheral conversion of levodopa to dopamine. As a
result, when carbidopa and levodopa are given
concomitantly.
Carbidopa

Virtue:
a. It can decrease the dosage of
levodopa.
b. It can reduce toxic side effects of
levodopa.
c. A shorter latency period precedes
the occurrence of beneficial effects.
Selegiline
• A selective inhibitor of MAO-B, which predominates in DA-containing
regions of the CNS and lacks unwanted peripheral effects of non-
selective MAO inhibitors.
• It enhances and prolongs the antiparkinsonism effect of levodopa.
• It may reduce mild on-off or wearing-off phenomena.
Selegiline

• Long-term trials showed that the


combination of selegiline and
levodopa was more effective than
levodopa along in relieving
symptoms and prolonging life.
Amantadine
Therapeutic uses and mechanism of action
• Amantadine is an antiviral agent used in the prophylaxis of influenza
A2 . It was found to improve parkinsonian symptoms by stimulating
the release of dopamine from dopaminergic nerve terminals in the
nigrostriatum and delaying its reuptake.
Amantadine

Therapeutic uses and


mechanism of action
• Amantadine may be more efficacious in
Parkinsonism than the anticholinergic atropine
derivatives but is less effective than levodopa. It
has been used alone to treat early PD and as an
adjunct in later stages.
Anticholinergic agents: artane

Mechanism:
• Since the deficiency of dopamine in the
triatum augments the excitatory
cholinergic system in the striatum, the
blockade of this system by anticholinergic
agents, such as artane, helps to alleviate
the motor dysfunction.

• Improvement in the parkinsonian tremor


is more pronounced than improvement
in bradykinesia and rigidity.
Artane

Therapeutic uses:
• Although not as effectives as levodopa or bromocriptine,
it may have an additive therapeutic effect at any stage of
the disease when taken concurrently.
Adverse effects:
• Mental confusion and hallucinations.
• It can occur as can peripheral atropine-like toxicity (e.g.
cycloplegia, urinary retention, constipation)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai