( Generic Formulation)
2. R/ Karbamazepin
PEG 4000
Monohydrate laktosa
Crospovidone
(http://www.sciencedirect.com/science?_ob=ArticleURL&_udi
b. Usulan formula
R/ Karbamazepin 200 mg
Amilum 10%
Laktosa monohidrat
PVP 5%
Talk 3%
Explotab 4%
Mg stearat 1%
c. Metode pembuatan
Metode yang digunakan adalah metode granulasi kering. Hal ini di karenakan zat aktif
yang digunakan ( karbamazepin) merupakan zat yang OTT terhadap lembab.
1. Povidon (PVP)
1-Ethenyl-2-pyrrolidinone homopolymer.
(C6H9NO)n BM = 2500 3 juta.
Pemerian : serbuk sangat halus, berwarna putih sampai krem, tidak atau hampir tidak
berbau, higroskopik.
Kegunaan : pensuspensi, pengikat tablet, disintegrant, .
Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal :
biasa digunakan pada sediaan padat. Larutan povidon dapat digunakan sebagai coating agent.
Pemakaian :
Pembawa obat : 10 25 %
Pendispersi : sampai 5%
Suspending agent : sampai 5%
Pengikat, pengisi, atau penyalut tablet : 0,5 5%
pH : 3,0 7,0 untuk larutan 5% b/v
Densitas : 1,17-1,18 g/cm3
Higroskopisitas : sangat higroskopis, sejumlah lembab yang nyata terabsobsi pada
kelembaban relatif yang rendah.
Titik leleh : 150C.
Indeks refraksi : nD = 1,54 1,59
Kelarutan : larut dalam asam, kloroform, etanol (95%), keton, metanol, dan air.
Praktis tidak larut dalam eter, hidrokarbon dan minyak mineral.
Stabilitas : Povidone stabil dalam siklus pemanasan yang pendek sekitar 110-
130C.
Penyimpanan : disimpan dalam wadah tertutup, sejuk, dan kering.
Inkompatibilitas : dengan senyawa amonium kuarterner, garam anorganik, resin sintetik
dan alam.
Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, 1994, hal.519.
2. Laktosa monohidrat
C12H22O11.H2O BM = 360.31
Pemerian : Kristal putih,rasa manis
Kegunaan : Pengisi
Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal :
digunakan sebagai pengisi atau pengencer di tablet dan kapsul.
Kelarutan :
Pada suhu 25C praktis tidak larut dalam kloroform, etanol dan eter.
Larut dalam 4,63 bagian air (40C)
Densitas : 1.545 g/cm3
Titik leleh : 201-202C
Kelembaban : Laktosa monohidrat mengandung air hampir 5% b/b.
Stabilitas : pada penyimpanan, laktosa dapat berubah warna menjadi coklat.
Inkompatibilitas : reaksi kondensasi antara laktosa dengan gugus amin primer dapat
menghasilkan produk berwarna coklat. Reaksi ini terjadi lebih cepat
dengan bentuk amorf dibandingkan laktosa kristal.
Penyimpanan : disimpan pada wadah sejuk dan kering, tertutup.
Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, 1994, hal.389.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Total : 11,4kg
Bobot/tablet = mg/tablet
= 0,4 mg/tab
VII. Prosedur
a. Karbamazepin dan zat-zat tambahan lainnya di ayak kemudian di timbang.
b. Fase dalam ( kalium diklofenak, amilum, dan laktosa) yang telah ditimbang di campur hingga
homogen.
c. Kemudian campuran zat tersebut di slug sehingga terbentuk bongkahan.
d. Bongkahan-bongkahan yang telah diperoleh kemudian dibentuk menjadi granul dengan
menggunakan ayakan no 14
e. Dilakukan evaluasi ( daya alir, BJ nyata dan BJ mampat, sudut istirahat)
f. Fasa luar ( Mg stearat, Talk, explotab)dicampurkan kedalam granul yang diperoleh
g. Dilakukan pencetakan tablet
h. Dilakukan evaluasi terhadap tablet yang diperoleh.
VIII. Evaluasi
A. Evaluasi Masa siap cetak
Pada tablet yang dicetak secara langung dibutuhkan kecepatan alir yang sangat baik hal ini untuk
memudahkan proses pencetakan.
a. Pengukuran kecepatan alir
Pengukuran kecepatan alir dilakukan dengan cara: Ditimbang 100g serbuk, dimasukkan dalam
corong yang lubang corong bagian bawah ditutup sebelumnya. Waktu diamati dengan
stopwatch dari mulai pada saat dibukanya lubang corong hingga seluruh granul melewati lubang
corong. Kecepatan alir dinyatakan dalam gram / detik.
b. Pengukuran sudut istirahat
Diukur pada tinggi dan jari-jari lingkaran alas kerucut serbuk setelah serbuk mengalir bebas
melalui corong.
Tg = h/r
dimana :
= sudut diam
r = jari jari lingkaran alas kerucut
h = tinggi kerucut granul
pengukuran sudut istirahat ini dilakukan untuk mengetahui keruahan dari serbuk.
3. Pengujian kompresibilitas
a. Penetapan bobot jenis sejati
Penetapan ditentukan dalam piknometer 10 ml dengan menambahkan cairan pendisfersi yang
tidak melarutkan serbuk. Penetapan ini dilakukan untuk mengetahui kelarutan zat aktif.
b. Penetapan Bobot Jenis Mampat, bobot jenis nyata , Kadar Pemampatan dan
porositas.
Sebanyak 100 g (B) granul atau serbuk dimasukkan ke dalam gelas ukur 250 mL, catat volumenya
(V0). Selanjutnya dilakukan pengetukan dengan alat. Volume pada ketukan ke 10, 50, dan 500
diukur, lalu dilakukan perhitungan sebagai berikut :
BJ nyata = B gr/ml
VO
B
BJ mampat = V g/mL
mampat
V0 Vmampat
Kadar Pemampatan = 100 0 0
V0
Porositas = (1-BJmampat) x 100%
BJ sejati
Kompresibilitas (%) = [(volume cerah volume mampat)/volume curah] x 100%
Penafsiran nilai kompresibilitas terhadap sifat aliran serbuk :
B. Evaluasi Tablet
26 mg 150 mg 10 20
Jumlah bahan yang diisikan didalam cetakan yang akan dimasukan akan ditekan
menentukan berat tablet yang dihasilkan. Volume bahan yang diisikan (granul/serbuk) yang
mungkin masuk dalam cetakan harus disesuaikan beberapa tablet yang diharapkan.
Sebenarnya ukuran tablet yang diproduksi tidak hanya tergantung volume dan berat bahan
yang diisikan tapi juga tergantung pada garis tengah cetakan dan tekanan pada bahan yang
diisikan waktu ditekan (kompresi).
Uji kekerasan tablet
Pemeriksaan kekerasan tablet dilakukan dengan cara: Diambil sebanyak 20 tablet secara acak,
skala yang tertera pada alat dibuat nol dan tablet diletakan pada tempat yang tersedia pada
posisi tegak, kemudian penekan diputar perlahan-lahan dan tepat pada saat pecah
penekanan dihentikan, angka yang ditunjukan pada skala tersebut menunjukan kekerasan
tablet dalam satuan kilogram. Menurut Parrot (1971), tablet yang mempunyai kekerasan 4
8 kg atau 3,5 7 kg (Dekay, 1955). Alat yang digunakan adalah hardnertaster.
Tujuan dari uji kekerasan ini :
1) Menjamin agar tablet tidak hancur mulai dari pengemasan, pengangkutan, penyimpanan dan
sampai ketangan konsumen.
2) Menjamin agar tablet hancur pada saat pemakaian
Kekerasan tablet dan ketebalannya berhubungan denagn isi die dan gaya kompresi yang
diberikan. Bila tekanan ditambah, maka kekerasan tablet meningkat sedangkan ketebalan
tablet berkurang. Selain itu, terdapat persyaratan apabola bobot tablet sampai 300 mg maka
kekerasan 4-7 kg/cm2, dan apabila bobot tablet 400-700 mg maka kekerasan tablet 5-12
kg/cm2.
o Evaluasi Sediaan Tablet
Friabilitas
Friabilitas adalah parameter untuk menguji ketahanan tablet bila dijatuhkan pada suatu
ketinggian tertentu.
Tujuannya : untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya
sewaktu pengemasan dan pengiriman.
Pada prinsipnya, tablet sering terguling atau terbanting selama proses manufaktur, dedusting
(menghilangkan debu), penyalutan, penanganan transfor dan pengemasan, dan barang tentu
sudah ditangan pasien juga.
Pemeriksaan friabilitas dilakukan dengan cara: Diambil sebanyak 20 tablet secara acak,
dibersihkan dari serbuk yang menempel, kemudian ditimbang seluruhnya dengan seksama.
Dimasukan ke dalam alat putar dengan kecepatan 25 rpm selama 4 menit. Setelah itu tablet
dikeluarkan, dibersihkan dengan kuas dan ditimbang kembali. Selisih bobot yang diperoleh
menyatakan nilai kerapuhan dari tablet yang dinyatakan dalam %. Kerapuhan tablet yang
diperoleh sekitar 0,5 1 % atau kurang dari 0,8 % (Lachman dkk, 1986).
Friksibilitas
Friksibilitas adalah parameter untuk menguji ketahanan tablet bila tablet mengalami gesekan
antar sesama.
Pemeriksaan friksibilitas hampir sama dengan friabilitas, hanya saja alatnya yang berbeda.
Uji waktu hancur dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang
tertera dalam masing-masing monografi, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet
digunakan sebagai tablet hisap atau kunyah atau lepas lambat. Serta untuk komponen obat
sepenuhnya tersedia untuk di absorpsi dalam saluran pencernaan, maka tablet harus hancur
dan melepaskan obatnya kedalam cairan tubuh untuk dilarutkan. Daya hancur tablet juga
penting untuk tablet yang mengandung bahan obat (seperti antasida dan antidiare) yang dapat
dimaksudkan untuk di absorpsi tetapi lebih banyak bekerja setempat dalam saluran cerna,
dalam hal ini daya hancur tablet memungkinkan partikel obat jadi lebih luas untuk bekerja
secara lokal didalam tubuh. Uji waktu hancur tidak menyatakan jika zat aktif / komponen lain
harus larut sempurna. Tablet dinyatakan hancur sempurna bila sisa yang tertinggal pada kasa
alat uji merupakan masa lunak yang tidak mempunyai inti jelas.
Prosedur uji waktu hancur adalah :
Masukkan 1 tablet pada masing masing tabung dari keranjang, masukkan 1 cakram
pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan air bersuhu 37 0 sebagai media kecuali dinyatakan
menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi, angkat keranjang dan amati semua
tablet : semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur
sempurna, ulangi pegujian dengan 12 tablet lainnya : tidak kurang 16 dari 18 tablet yang di uji
harus hancur sempurna.
Uji disolusi
Uji ini dilakukan untuk menentukan kesesuaian persyaratan dengan persyaratan
disolusi yang tertera pada masing-masing monografi.
Dalam USP cara pengujian disolusi tablet dan kapsul dinyatakan dalam masing masing
monografi obat. Pengujiaan merupakan alat yang objektif dalam menentukan sifat disolusi
suatu obat yang berada dalam sediaan padat. Karena absoropsi dan kemampuan obat berada
dalam tubuh dan tergantung pada adanya obat dalam keadaan melarut, karakteristik disolusi
biasa merupakan sifat yang penting dari produk obat yang memuaskan. Dengan bertambahnya
perhatian dan pengujiannya disolusi dan penetuanya bioavaibilitas dari obat dengan bentuk
sediaan padat menuju pada pendahuluan dari sistem yang sempurna bagi analisis dan
pengujian disolusi tablet.
Masukkan sejumlah volume media disolusi seperti yang tertera dalam masing-masing
monografi ke dalam wadah, pasang alat, biarkan media disolusi hingga suhu 37 derajat dan
angkat thermometer. Masukkan satu tablet kedalam alat, hilangkan gelembung udara dari
permukaan sediaan yang di uji dan segera jalankan alat pada laju kecepatan seperti yang
tertera dalam masing-masing monografi. Dalam interval waktu yang ditetapkan atai pada tiap
waktu yang dinyatakan, ambil cuplikan pada daerah pertengahan antara permukaan. Media
disolusi dan bagian atas dari keranjang berputar ataupun daun dari alat dayung, tidak kurang 1
cm dari dinding wadah. Lakukan penetapan seperti yang tertera dalam masing-masing
monografi.
Indikasi :
karbamazepin merupakan antiepilepsi yang utama. Selain mengurangi kejang, efeknya nyata
pada perbaikan psikis yaitu perbaikan kewaspadaan dan perasaan, sehingga di pakai juga untuk
mengobati kelainan psikiatri seperti mania-bipolar.
Kontra indikasi :
Pada gangguan fungsi hati yang parah serta blokade AV. Sebagai pengimbas enzim, senyawa ini
memperkecil kerja berbagai senyawa yang mengalami biotransformasi oksidatif, misalnya
hormon kelamin wanita. (dinamika obat hal, 261)
Efek samping :
Efek samping yang terjadi setelah pemberian obat jangka lama berupa pusing, vertigo, ataksia,
diplopia, dan penglihatan kabur.
ADME :
Karbamazepin selain bekerja antikonvulsif, juga berkhasiat anti depresif dan antidiuretik,
mungkin berdasarkan penigkatan sekresi di hipofisa atau penghambatan perombakannya.
Reabsorpsinya lambat dan kadar maksimum dalam plasma dapat tercapai setelah 4-24 jam.
Penigkatan proteinnya tinggi, lebih kurang 80%, sedangkan plasma t nya sangat variabel (7-30
jam). Di dalam hati, karbamazepin dioksidasi menjadi metabolit epoksida yang juga berdaya anti
konvulsif. (obat-obat penting, hal399)
Karbamazepin terutama di gunakan pada serangan psikomotorik dan grand-mal untuk serangan
campuran, maka senyawa ini dapat bertindak sebagai basis teurapetika. Efek psikotropik
senyawa ini ditunjukan dengan adanya perubahan sikap yang diakibatkan oleh epilepsi.
Interaksi obat :
Karbamazepin menurunkan kadar asam valporat, fenobarbital, dan fenitonin. Fenobarbital dan
fenitonin dapat meningkatkan metabolisme karbamazepin, dan biotransformasi karbamazepin
dapat dihambat oleh eritromisin. Konversi primidon menjadi fenobarbital di tingkatkan oleh
karbamazepin, sedangkan pemberian karbamazepin bersama asam valproat akan menurunkan
kadar asam valproat. (gunawan 2007hal,188)
X. Penyimpanan
Simpan di tempat sejuk (15 250C) dan kering.
XI. Etiket
Indikasi : Carbamazepine Tiap tablet mengandung :
200mg
Sebagai antiepilepsi, mengurangi
Carbamazepine 200mg
kejang. Dipakai juga untuk
mengobati kelainan psikiatri seperti
mania-bipolar.
Efek samping :
Dosis :
Dosis Anak : 15-25 mg/kgBB/hari
Dosis Dewasa : 1000-2000 mg/hari Tgl Produksi : Feb 12
HARUS DENGAN RESEP PT. ASIAN FARMA Tgl kadaluarsa : Feb 14
Bandung - Indonesia No Reg : GKL 1200787610A1
DOKTER
No Batch : 021202
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.1979.Farmakope Indonesia. Edisi 3. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Anonim. 2009. Farmakope Indonesi. Edisi 4. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Anonim. 2007. The United States Pharmacopeia. Vol 2. Port City Press, Baltimore
Buhler, Volker. 1998. Generic Drug Formulation.Fine Chemicals 2nd Ed. BASF.
Reynolds, James E. F. 1982. Martindale The Extra Pharmacopoiea. Twenty-eighth
Edition. Pharmaceutical Press : London.
Rowe, Raymond. C, Sheskey, Paul J, and Owen Sian C. 2006. Handbook of
Pharmaceutical Excipient. Fifth edition. Pharmaceutical Press : London.
Gunawan, G. 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta : UI Press