Anda di halaman 1dari 54

UJI KUALITAS TABLET

1
PENGAWASAN MUTU TABLET
• Pengawasan dalam proses (IPC)
• Pemeriksaan produk ruahan/obat jadi
(QC)

2
Pengawasan dalam proses (IPC)
• Granul:
– Kadar air granul
– Analisis ayakan
• Tablet : Tiap 15 menit:
– Bobot tablet (rata-rata, min, standar, maksimum)
– Ketebalan
– Waktu hancur
– Kekerasan
– Kerenyahan
• Defek fisik yang dapat dideteksi secara visual, misalnya
kontaminasi, capping, berbintik atau warna yang tak
merata
• Tablet salut
– Kerataan warna dan penyalut
3
Pemeriksaan produk ruahan/obat jadi (QC)

• Uji kualitas fisik


– Keseragaman bobot (FI III)
– Keragaman bobot (FI IV)
– Waktu hancur (FI)
– Kekerasan
– Kerenyahan
– Pemeriaan, diameter dan tebal tablet
• Uji kualitas kimia
– Disolusi (FI)
– Keseragaman kandungan (FI IV)

4
Uji Disolusi Menurut FI IV
• Uji disolusi digunakan untuk menentukan
kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang
tertera dalam masing-masing monografi untuk
sediaan tablet dan kapsul, kecuali pada etiket
dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah.
• Persyaratan disolusi tidak berlaku untuk kapsul
gelatin lunak kecuali bila dinyatakan dalam
masing-masing monografi.

5
Uji Disolusi Menurut FI IV
• Bila pada etiket dinyatakan bahwa sediaan
bersalut enterik, sedangkan dalam
masing-masing monografi, uji disolusi atau
uji waktu hancur tidak secara khusus
dinyatakan untuk sediaan bersalut enterik,
maka digunakan cara pengujian untuk
sediaan lepas lambat seperti yang tertera
pada uji pelepasan obat, kecuali
dinyatakan lain dalam masing-masing
monografi.
6
1. Alat Uji Disolusi

7
1. Alat Uji Disolusi

Alat 1 : Basket / Keranjang Alat 2 : Padle / dayung 8


2. Uji Kesesuaian Alat

• Lakukan pengujian masing-masing alat


menggunakan :
– 1 tablet kalibrator disolusi FI jenis disintegrasi
– 1 tablet kalibrator disolusi FI jenis bukan
disintegrasi
sesuai dengan kondisi percobaan yang tertera.
• Alat dianggap sesuai bila hasil yang
diperoleh berada dalam rentang yang
diperbolehkan seperti yang tertera dalam
sertifikat dari kalibrator yang bersangkutan.
9
3. Media Disolusi
• Gunakan pelarut seperti yang tertera dalam
masing-masing monografi.
• Bila Media disolusi adalah suatu larutan
dapar, atur pH larutan sedemikian hingga
berada dalam batas 0,05 satuan pH yang
tertera pada masing-masing monografi.
• Gas terlarut dapat membentuk gelembung
yang dapat merubah hasil pengujian. Oleh
karena itu, gas terlarut harus dihilangkan
terlebih dahulu sebelum pengujian dimulai.
10
4. Waktu

• Bila dalam spesifikasi hanya terdapat


satu waktu, pengujian dapat diakhiri
dalam waktu yang lebih singkat bila
persyaratan jumlah minimum yang
terlarut telah dipenuhi.
• Bila dinyatakan dua waktu atau lebih,
cuplikan dapat diambil hanya pada
waktu yang ditentukan dengan toleransi
 2%.
11
5. Prosedur (1)

• Untuk kapsul, tablet tidak bersalut dan tablet


bersalut bukan enterik, masukkan sejumlah
volume media disolusi seperti yang tertera dalam
masing-masing monografi ke dalam wadah,
pasang alat, biarkan media disolusi hingga suhu
37  0,5 °C, dan angkat termometer.
• Masukkan 1 tablet atau 1 kapsul ke dalam alat,
hilangkan gelembung udara dari permukaan
sediaan yang diuji dan segera jalankan alat pada
laju kecepatan seperti yang tertera dalam masing-
masing monografi.

12
5. Prosedur (2)

• Dalam interfal waktu yang ditetapkan atau


pada tiap waktu yang dinyatakan, ambil
cuplikan pada daerah pertengahan antara
permukaan media disolusi dan bagian atas
dari keranjang berputar atau daun dari alat
dayung, tidak kurang 1 cm dari dinding
wadah.
• Lakukan penetapan seperti yang tertera
dalam masing-masing monografi. Lanjutkan
pengujian terhadap bentuk sediaan
tambahan. 13
5. Prosedur (3)

• Bila cangkang kapsul mengganggu


penetapan, keluarkan isi tidak kurang dari 6
kapsul sesempurna mungklin, larutkan
cangkang kapsul dalam sejumlah volume
media disolusi seperti yang dinyatakan.
• Lakukan penetapan seperti yang tertera
dalam masing-masing monografi. Buat
koreksi seperlunya. Faktor koreksi lebih
besar 25% dari kadar pada etiket tidak dapat
diterima.
14
6. Interprestasi

• Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi,


persyaratan dipenuhi bila jumlah zat aktif yang terlarut dari
sediaan yang diuji sesuai dengan tabel penerimaan.
• Lanjutkan pengujian sampai tiga tahap kecuali bila hasil
pengujian memenuhi tahap S1 atau S2.
• Harga Q adalah jumlah zat aktif yang terlarut seperti yang
tertera dalam masing-masing monografi, dinyatakan dalam
persentase kadar pada etiket, angka 5% dan 15% dalam tabel
adalah persentase kadar pada etiket, dengan demikian
mempunyai arti yang sama dengan Q.

15
TABEL PENERIMAAN
Tahap Jumlah satuan Kriteria Penerimaan
Pengujian yang diuji
S1 6 Tiap unit sediaan tidak kurang dari
Q+5%

Rata-rata dari 12 unit (S1 + S2) adalah


S2 6 sama dengan atau lebih besar dari Q
dan tidak satu unit sediaan yang lebih
kecil dari Q – 15%

Rata-rata dari 24 unit (S1 + S2 + S3)


adalah sama dengan atau lebih besar
S3 12 dari Q, tidak lebih dari 2 unit sediaan
yang lebih kecil dari Q – 15% dan tidak
satu unitpun yang lebih kecil dari Q –
25%
16
Contoh Uji Disolusi (Type 1) - Tablet Ampisilin
• Media disolusi : 900 ml air
• Alat tpe 1 : 100 rpm
• Waktu : 45 menit
• Prosedur :
– Lakukan penetapan jumlah C16H19N3O4S yang
terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan uji
secara spektrofotometri, jika perlu diencerkan dengan
media disolusi dan bandingkan dengan serapan larutan
baku ampisilin BPFI yang diketahui kadarnya dalam
media yang sama.
• Toleransi :
– Dalam waktu 45 menit harus larut tidak kurang dari 75%
(Q) C16H19N3O4S dari jumlah yang tertera pada etiket
17
Contoh Uji Disolusi (Tipe 2) - Tablet Parasetamol

• Media disolusi : 900 ml larutan dapat posfat pH 5,8air


• Alat tipe 1 : 50 rpm
• Waktu : 30 menit
• Prosedur :
– Lakukan penetapan jumlah C8H9NO2 yang terlarut
dengan mengukur serapan filtrat larutan uji secara
spektrofotometri, jika perlu diencerkan dengan media
disolusi dan serapan larutan baku parasetamol BPFI
dalam media yang sama pada panjang gelombang
serapan maksimum lebih kurang 243 nm.
• Toleransi :
– Dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari
80% (Q) C8H9NO2 dari jumlah yang tertera pada etiket 18
Profil Disolusi
• Untuk melihat gambaran disolusi zat tiap
satuan waktu tertentu sehingga dapat
digunakan untuk membandingkan disolusi
antar produk
• Dapat dianalisis dengan beberapa
persamaan, diantaranya:
– Khans & Rhodes (Efisiensi Disolusi, ED)
– Lungen Bucher (Waktu terdisolusi 63,2%, Td)

19
Khans & Rhodes (Efisiensi Disolusi, ED)

• ED 30 = jumlah total zat terlarut sampai


waktu 30 menit
• ED 60 = jumlah total zat terlarut sampai
waktu 60 menit
• ED t = jumlah total zat terlarut sampai
waktu t menit
• ED t = ( Luas daerah dibawah kurva) :
(Luas total daerah segiempat, t x 100%)
20
Lungen Bucher
(Waktu terdisolusi 63,2%, Td)
• log[ -ln (1-m) ]= b log t - log a
Y = B X - A
m = jumlah zat terlarut dalam waktu t

• Terlarut 30% = m = 0.3, sehingga 1-m = 0.7


• Terlarut 50% = m = 0.5, sehingga 1-m = 0.5

• Td = waktu terdisolusi, yaitu a = Td^b


• Td dibaca dari grafik saat waktu berhubungan dengan
ordinat - ln(1-m) = 1, sehingga diperolah m = 0.632
• Jadi Td, menggambarkan waktu dimana obat terlarut
63,2%
21
KESERAGAMAN SEDIAAN (FI IV)
• Salah satu dari 2 metode:
– Keragaman bobot
• Sediaan yang mengandung zat aktif 50 mg atau
lebih yang merupakan 50% atau lebih dari bobot
– Keseragaman kandungan
• Jumlah yang lebih kecil

22
Keragaman bobot (FI IV)
• Pilih tidak kurang dari 30 tablet
• Timbang seksama 10 tablet satu persatu
• Hitung bobot rata-ratanya
• Dari hasil penetapan kadar zat aktif yang
diperoleh seperti yang tertera dalam
masing-masing monografi, hitung jumlah
zat aktif dari masing-masing dari 10 tablet
dengan anggapan zat aktif terdistribusi
homogen
23
Contoh cara perhitungan
Keragaman bobot
• Misalkan:
– Bobot tablet 1 = w1, tab 2 = w2, dst sp w10
– Bobot rata-rata 10 tablet = Σ w / 10, mis. = A
– Hasil PK zat aktif = B %
• Maka kadar zat aktif dalam masing tablet
(X):
– Tablet 1 = w1/A x B% = X1 %
– Tablet 2 = w2/A x B% = X2 %, dst

24
Keseragaman kandungan
• Pilih tidak kurang dari 30 tablet
• Tetapkan kadar 10 tablet satu persatu seperti
tertera pada PK dalam masing-masing
monografi
• Jika jumlah zat aktif dalam tiap tablet kurang dari
yang dibutuhkan dalam PK, atur derajat
pengenceran dari larutan dan atau volume
alikot, sehingga kadar zat aktif dalam larutan
akhir lebih kurang sama seperti yang tertera
pada prosedur PK

25
Kriterian penerimaan (1)
• Kecuali dinyatakan lain dalam masing-
masing monografi, persyaratan
keseragaman dosis dipenuhi jika jumlah
zat aktif dalam masing-masing dari 10
tablet seperti yang ditetapkan dari cara
keragaman bobot dan keseragaman
kandungan tertetak antara 85-115% dari
yang tertera pada etiket dan simpangan
baku relatif ≤ 6,0%
26
Kriterian penerimaan (2)
• Jika 1 tablet terletak diluar rentang 85-
115% seperti yang tertera pada etiket dan
tidak ada tablet terletak antara 75-125%
dari yang tertera pada etiket atau jumlah
simpangan baku relatif > 6,0% atau jika
kedua kondisi tidak dipenuhi, lakukan uji
20 tablet tambahan.

27
Kriterian penerimaan (3)
• Persyaratan dipenuhi jika tidak lebih dari 1
tablet dari 30 tablet terletak diluar rentang
85-115% dari yang tertera pada etiket dan
tidak ada tablet yang terletak diluar
rentang 75-125% dari yang tertera pada
etiket dan simpangan baku relatif dari 30
tablet tidak lebih dari 7,8%

28
Contoh soal
• Diketahui pada etiket :tiap tablet
mengandung amoksisilin 500 mg. Hasil
pemeriksaan bobot tablet (mg) diperoleh
hasil sebagai berikut: 697,701, 699, 698,
695, 694, 700, 702, 694, 697. Jika pada
PK amoksisilin diperoleh hasil 101,15%,
apakah tablet tersebut Memenuhi Syarat
keragaman bobot?
• Catt. SBR = √ Σ(Xi –Xrata)² / n-1

29
Uji Waktu Hancur (FI IV)
• Uji dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian
batas waktu hancur yang tertera dalam masing-
masing monografi, kecuali :
– pada etiket dinyatakan bahwa tablet atau kapsul
digunakan sebagai tablet hisap atau
– dikunyah atau
– dirancang untuk pelepasan kandungan obat secara
bertahap dalam jangka waktu tertentu atau
– melepaskan obat dalam dalam 2 periode berbeda
atau lebih dengan jarak waktu yang jelas di antara
periode pelepasan tersebut

30
31
Uji Waktu Hancur (FI IV)
• Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa
sediaan atau bahan aktifnya terlarut
sempurna
• Sediaan dinyatakan hancur jika sisa
sediaan yang tertinggal pada kasa alat uji
merupakan masa lunak yang tidak
mempunyai inti yang jelas, kecuali bagian
dari penyalut atau cangkang kapsul yang
tidak larut

32
Alat uji waktu hancur
• Alat terdiri atas suatu rangkaian keranjang, gelas piala
ukuran 1000 ml, termostat untuk memanaskan cairan
media antara 35-39 °C dan alat untuk menaikturunkan
keranjang dalam cairan media pada frekuensi tetap
antara 29-32 kali per menit.
• Volume cairan dalam wadah sedemikian shingga pada
titik tertinggi gerakan ke atas, kawat kasa berada paling
sedikit 2,5 cm di bawah permukaan cairan dan pada
gerakan ke bawah berjarak tidak kurang dari 2,5 cm dari
dasar wadah
• Waktu yang diperlukan bergerak ke atas adalah sama
dengan waktu yang diperlukan untuk bergerak ke bawah
• Tiap tabung mempunyai cakram berbentuk silinder
dengan seluruh permukaan licin

33
34
Prosedur - Tablet tidak bersalut
• Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung
(6 tabung) dari keranjang, masukkan 1 cakram
pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan air
bersuhu 37±2 °C sebagai media kecuali
dinyatakan menggunakan cairan lain dalam
masing-masing monografi.
• Pada akhir batas waktu seperti yang tertera
dalam monografi, angkat keranjang dan amati
semua tablet
• Semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1
atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi
pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang
16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur
sempurna
35
Prosedur - Tablet bersalut bukan enterik (1)
• Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung
(6 tabung) dari keranjang, bila tablet mempunyai
penyalut luar yang dapat larut, celupkan
keranjang dalam air pada suhu kamar selama 5
menit.
• Kemudian masukkan cakram pada tiap tabung
dan jalankan alat, gunakan cairan lambiung
buatan LP bersuhu 37±2 °C sebagai media.
• Setelah alat dijalankan selama 30 menit, angkat
keranjang dan amati semua tablet
36
Prosedur - Tablet bersalut bukan enterik (2)
• Bila tablet tidak hancur sempurna, ganti dengan cairan
usus buatan LP bersuhu 37±2 °C dan teruskan
pengujian hingga jangka waktu keseluruhan; termasuk
pencelupan dalam air dan cairan lambung buatan LP
adalah sama dengan batas waktu yang dinyatakan
dalam masing-masing monografi ditambah 30 menit
• Angkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet
harus hancur sempurna.
• Bila 1 atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi
pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari
18 tablet yang diuji harus hancur sempurna

37
Prosedur – Tablet salut enterik (1)
• Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung
(6 tabung) dari keranjang, bila tablet mempunyai
penyalut luar yang dapat larut, celupkan
keranjang dalam air pada suhu kamar selama 5
menit.
• Tanpa menggunakan cakram, jalankan alat,
gunakan cairan lambiung buatan LP bersuhu
37±2 °C sebagai media. Setelah alat dijalankan
selama 1 jam, angkat keranjang dan amati
semua tablet: tablet tidak hancur, retak atau
menjadi lunak.
38
Prosedur – Tablet salut enterik (2)
• Kemudian masukkan 1 cakram pada tiap tabung dan
jalankan alat, gunakan cairan usus buatan LP bersuhu
37±2 °C sebagai media selama jangka waktu 2 jam
ditambah dengan batas waktu yang dinyatakan dalam
masing-masing monografi atau bila dalam monografi
dinyatakan nhanya tablet salut enterik, maka hanya
selama batas waktu yang dinyatakan dalam monografi.
Angkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet
harus hancur sempurna.
• Bila 1 atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi
pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari
18 tablet yang diuji harus hancur sempurna

39
Prosedur – Tablet bukal

• Lakukan pengujian dengan prosedur seperti


yang tertera pada tablet tidak bersalut tanpa
menggunakan cakram
• Setalah 4 jam, angkat keranjang dan amati
semua tablet: semua tablet harus hancur.
• Bila 1 atau 2 tablet tidak hancur sempurna,
ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak
kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur
sempurna

40
Prosedur – Tablet sublingual
• Lakukan pengujian dengan prosedur seperti
yang tertera pada tablet tidak bersalut tanpa
menggunakan cakram
• Amati tablet dalam batas waktu yang dinyatakan
dalam masing-masing monografi: semua tablet
harus hancur.
• Bila 1 atau 2 tablet tidak hancur sempurna,
ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak
kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur
sempurna

41
Keseragaman bobot (FI III)
• Sebanyak 20 tablet diambil secara acak,
ditimbang satu per satu dan dihitung bobot rata-
rata tablet.
• Persyaratan yang diberikan adalah tidak boleh
lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya
menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari
harga yang ditetapkan pada kolom A dan tidak
boleh satupun yang bobotnya menyimpang dari
bobot rata-rata lebih besar dari harga yang
ditetapkan kolom B
42
Tabel keseragaman bobot
Bobot rata-rata Penyimpangan bobot rata-rata

A B

25 mg atau 15 30
kurang
26 – 150 mg 10 20

151 – 300 mg 7,5 15

Lebih dari 300 5 10


mg 43
Contoh perhitungan
• Misalkan
– Bobot tablet 1 = w1, tablet 2 = w2, dst sp w20
– Bobot rata-rata 20 tablet = Σ w / 20, mis. = A

• Penyimpangan masing-masing bobot tablet


terhadap bobot rata-rata:
– Tablet 1 = (w1-A)/A x 100%, tablet 2 = (w2-A)/A x
100%, dst sampai tablet 20 = (w20-A)/A x 100%

• Dari contoh soal keragaman bobot amoksisilin,


tentukan penyimpangan tablet untuk 10 tablet
tsb.
44
Keseragaman ukuran FI III
• Untuk tujuan mudah digunakan dan
estetik, kecuali dinyatakan lain, diameter
tablet tidak boleh lebih dari 3 kali dan tidak
kurang 1 1/3 kali tebal tablet
• Pemeriksaan dilakukan terhadap 10 tablet
yang diambil secara acak, diukur satu per
satu dan dihitung rata-ratanya

45
KEKUATAN TABLET
• Kekerasan
– Kekuatan pemecahan : gaya kompresi yang
jika diterapkan secara diameter terhadap
tablet, akan memecahkannya
• Kerapuhan (kerenyahan)
– Ketahanan terhadap abrasi permukaan
– Tolok ukur yang lebih tepat terhadap sifat
potensi tablet selama penanganan dan
pengemasan
46
Kekerasan tablet
• Tablet pecah:
– Sepanjang perbatasan masing-masing granul
– Granul sendiri pecah
• Hal ini tergantung apakah ikatan granul lemah atau kuat
daripada ikatan antara partikel-partikel yang
membentuknya
• Jika pecahan cenderung terjadi terhadap granul, ukuran
granul mempengaruhi kekerasan tablet. Ukuran lebih
kecil, merupakan kekuatan terbesar
• Jika pecahan sepanjang perbatasan granul lebih banyak:
ukuran granul, kecil pengaruhnya pada kekuatan tablet

47
Kerapuhan tablet
• Dengan mengukur kehilangan berat, pada pengenaan
tablet pada prosedur gerakan yang terstandarisasi
• Kekuatan dan ketebalan tablet merupakan fungsi dari isi
die dan gaya kompresi
• Tekanan kompresi meningkat, kekerasan meningkat,
ketebalan menurun sampai tercapai kekerasan maksimal
dan ketebalan minimal
• Jika setelah itu, tekanan terus ditingkatkan, tablet
berlapis-lapis/terjadi capping, sehingga integritas tablet
hilang
• Pada tekanan kompresi yang tetap (jarak terhadap
punch atas dan bawah), kekerasan tablet: meningkat
dengan meningkatkan isi die, berkurang dengan
mengurangi isi die.
48
Kekerasan tablet
• Kekerasan tablet diukur terhadap luar
permukaan tablet dengan beban yang
dinyatakan dalam kg. Satuannya adalah kg/cm2
atau kP
• Tablet yang keras diperlukan untuk mencegah
kerusakan fisik selama transportasi dan
penyimpanan
• Pengujian dilakukan sebanyak 10 tablet:
letakkan tablet pada tempatnya di alat, tekan
tombol penggerak alat sehingga tablet akan
pecah. Catat angka yang ditunjukkan oleh alat
49
50
Hardness tester

51
Kerenyahan tablet
• Parameter yang diuji adalah kerapuhan tablet
terhadap gesekan atau bantingan selama waktu
tertentu. Atau ketahanan permukaan tablet
terhadap gosokan yang dialaminya sewaktu
pengemasan, pengiriman/transpor dan sewaktu
meraciknya
• Pemeriksaan dilakukan terhadap 20 tablet,
misalnya dengan kecepatan 25 putaran selama
4 menit dengan mencari persentase perbedaan
berat sebelum dan sesudah pengujian terhadap
bobot total tablet
• Persyaratan yang diberikan: maksimal 0,8 – 1%

52
53
Friabilator tester

54

Anda mungkin juga menyukai