Anda di halaman 1dari 3

EVALUASI PENGELOLAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT

CITRA HUSADA PANGKALAN BUN.

SKRIPSI

FERDINANDUS GARIN CHRISTIAN ANUGRAHA

181-210-009

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BORNEO CENDEKIA MEDIKA PANGKALAN BUN
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
mengidentifikasi,mencegah, dan menyelesaikan masalah terkait obat. Tuntutan pasien dan
masyarakat akan peningkatan mutu pelayanan kefarmasian,mengharuskan adanya perluasan
dari paradigma lama yang berorientasi kepada produk (drug oriented) menjadi paradigma
baru yang berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filosofi pelayanan kefarmasian
(pharmaceutical care). Pelayanan kefarmasian di rumah sakit meliputi dua kegiatan yaitu
kegiatan bersifat manajerial berupa pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai dan kegiatan pelayanan farmasi klinik.
Pengelolaan sediaan farmasi pada dasarnya tidak terlepas dari prinsip-prinsip
manajemen logistik. Manajemen logistik di rumah sakit merupakan salah satu aspek penting
dirumah sakit, yang ketersediaannya saat ini menjadi suatu tuntutan bagi pelayanan yang
berdasarkan siklus pengelolaan. Siklus pengelolaan obat ini terdiri dari pemilihan,
perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan, pengendalian serta
administrasi berdasarkan pelaporan dan pencatatan.
Pelayanan kesehatan di rumah sakit sebagian besar menggunakan sediaan farmasi
diantaranya obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai. Kebutuhan obat di beberapa
negara berkembang dapat menyerap sekitar 40-50% biaya keseluruhan rumah sakit. Hal ini
menyebabkan, pengelolaan obat di rumah sakit harus direncanakan dengan baik. Pengelolaan
obat yang kurang baik dapat memberikan dampak yang kurang baik bagi rumah sakit seperti
terganggunya distribusi, kerusakan obat hingga terdapatnya obat kadaluwarsa. Pengelolaan
obat di rumah sakit merupakan suatu siklus kegiatan yang dimulai dari pemilihan,
perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan
dan penarikan, pengendalian, dan administrasi obat yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan
kefarmasian.fungsi obat bagi pelayanan kesehatan. Untuk memaksimalkan peran dan posisi
obat ini, pengelolaannya harus dilakukan secara efektif dan efisien untuk memberikan
manfaat sebesar-besarnya pasien dan rumah sakit. Embrey (dalam Mukhlis, 2016)
menyatakan bahwa tujuan pengelolaan obat adalah tersedianya obat esensial dan dapat
diakses oleh seluruh penduduk untuk menjamin keamanan, khasiat, dan mutu obat yang
diproduksi serta pemerataan distribusi, meningkatkan keberadaan obat esensial dalam
kesehatan fasilitas, dan penggunaan obat yang rasional oleh masyarakat.
Menurut Quik (dalam Oktaviani et al, 2017) siklus pengelolaan obat meliputi 4
tahapan yaitu:pilihan, pengadaan, distribusi, dan menggunakan. Tahapan yang saling
berkaitan dalam siklus pengelolaan obat memerlukan sistem persediaan yang terorganisir
agar kegiatan berjalan dengan baik dan saling mendukung sehingga dapat terjamin
ketersediaan obat mendukung sehingga dapat terjamin ketersediaan obat yang mendukung
pelayanan kesehatan dan menjadi sumber pendapatan rumah sakit yang potensial.
Berdasarkan penelitian T. Mukhlis (2016) yang melakukan analisis pengelolaan obat
di dinas kesehatan kota Lhokseumawe tahun 2016 disimpulkan bahwa pengelolaan obat
belum dilakukan secara efisien. Penelitian Pramukantoro (2019) yang mengevaluasi
pengelolaan obat di instalasi farmasi Dinas Kesehatan Kota Surakarta tahun 2015 juga
menyatakan bahwa meskipun pengelolaan dipilihan dan pengadaan adalah dengan standar,
yang distribusi dan menggunakan tidak sesuai berdasarkan indikator pengelolaan obat
menurut Kemenkes dan WHO.
Dari latar belakang di atas, pengelolaan obat yang tidak lancar dan tidak efisien dapat
menimbulkan kerugian bagi rumah sakit, sehingga peneliti bermaksud melakukan "Evaluasi
pengelolaan obat di Rumah Sakit Citra Husada Pangkalan Bun Kotawaringin Barat Tahun
2023" agar dapat diketahui permasalahan dan kelemahan dalam pelaksanaannya. Hal ini
dilakukan untuk peningkatan upaya peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perencanaan dan pengadaan obat di Instalasi Farmasi RSCH Pangkalan
bun tahun 2023?
2. Bagaimana penyimpanan obat di Instalasi Farmasi RSCH Pangkalan bun tahun 2023?
3. Bagaimana pendistribusian obat di Instalasi Farmasi RSCH Pangkalan bun tahun
2023?
4. Bagaimana penggunaan obat di Instalasi Farmasi RSCH Pangkalan bun tahun 2023?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui perencanaan dan pengadaan obat di Instalasi Farmasi RSCH Pangkalan
bun tahun 2023?
2. Mengetahui penyimpanan obat di Instalasi Farmasi RSCH Pangkalan bun tahun
2023?
3. Mengetahui pendistribusian obat di Instalasi Farmasi RSCH Pangkalan bun tahun
2023?
4. Mengetahui penggunaan obat di Instalasi Farmasi RSCH Pangkalan bun tahun 2023?
1.4 Manfaat Penelitian
1. Untuk menambah referensi evaluasi pengelolaan obat di rumah sakit.
2. Untuk masukan dan refrensi bagi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Citra Husada
Pangkalan Bun dalam melaksanakan pengelolaan obat yang efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai