PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekonomi Islam saat ini telah berkembang dengan pesat. Hal ini dapat dilihat dari
maraknya lembaga-lembaga perekonomian baik bisnis maupun keuangan yang melaksanakan
usahanya dengan berdasarkan syariat Islam. Beberapa lembaga tersebut antara lain bank
syariah, asuransi syariah, hotel syariah, dll.
Ekonomi Islam pun telah terbukti mampu memajukan perekonomian, sebagaimana
telah dibuktikan pada kekhalifahan Islam, dimana pada saat itu negara-negara barat sedang
mengalami zaman kegelapan (dark ages). Zaman keemasan tersebut mengalami kemunduran
seiring terjadinya distorsi dari syariah Islam yang nilai-nilainya sangat universal. Karena itu
penggalian nilai-nilai dan metode serta cara mengelola perekonomian secara syariah menjadi
penting adanya. Apalagi permintaan terhadap metode ini merupakan kebutuhan umat dan
masyarakat.
Kehandalan perekonomian Islam juga telah terbukti di Indonesia, setidaknya pada
saat terjadinya krisis moteter yang membawa pada krisis perekonomian dan multidimensional
(1998), bank-bank syariah mampu survive dan terhindar dari krisis perbankan dan
rekapitalisasi perbankan. Hal ini dikarenakan sistem syariah yang tidak memungkinkan
adanya negative spread.
BAB II
Pendidikan Agama Islam Marketing Management
Page 1
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Ekonomi Islam
Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang
perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana
dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.
Kata Islam setelah Ekonomi dalam ungkapan Ekonomi Islam berfungsi sebagai
identitas tanpa mempengaruhi makna atau definisi ekonomi itu sendiri. Karena definisinya
lebih ditentukan oleh perspektif atau lebih tepat lagi yang digunakan sebagai landasan nilai.
Sedang ekonomi adalah masalah menjamin berputarnya harta diantara manusia,
sehingga manusia dapat memaksimalkan fungsi hidupnya sebagai hamba Allah untuk
mencapai falah di dunia dan akherat.
Islam merupakan agama yang syamil (menyeluruh). Dan mengatur semua aspek
kehidupan manusia. Namun dalam masalah-masalah yang selalu mengalami perubahanperubahan, Islam hanya mengaturnya secara garis besar / global. Masalah-masalah ekonomi
(bisnis) merupakan bidang yang mengalami banyak perubahan. Dalam hal ini ada tiga hal
yang dapat dijadikan dasar rujukan:
1) Hadist yang berbunyi: Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian( HR Muslim,
dari Siti Aisyah dan Anas.
Ini berarti untuk urusan teknis yang tidak diatur dalam al-Quran dan Hadis, manusia
dipersilahkan untuk melaksanakan dengan caranya sendiri, sesuai dengan kaidah : pada
dasarnya semua diperbolehkan, kecuali yang dilarang.
2) Keumuman dan kekekalan risalah Islamiyah
Dalam konsep ekonomi Islam, dua macam ajaran dan hukum:
a. hal-hal yang bersifat tetap dan mengikat dari waktu ke waktu selamanya, seperti
golongan yang berhak menerima zakat, ahli waris, dan haramnya riba.
b. hal-hal yang menerima perubahan dan tunduk pada perkembangan zaman.
Disinilah terbukanya pintu ijtihad dan perbedaan pendapat para mujtahid.
3) Perbedaan pendapat para ulama dan pemimpin.
Page 2
Perbedaan ini harus disikapi sebagai rahmat, karena kita dapat memilih diantara
pendapat tersebut yang paling sesuai dengan kondisi dan kemaslahatan umat.
Berikut ini definisi Ekonomi dalam Islam menurut Para Ahli :
S.M. Hasanuzzaman, ilmu ekonomi Islam adalah pengetahuan dan aplikasi ajaranajaran dan aturan-aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam pencarian dan
pengeluaran sumber-sumber daya, guna memberikan kepuasan bagi manusia dan
memungkinkan mereka melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka terhadap Allah dan
masyarakat.
M.A. Mannan, ilmu ekonomi Islam adalah suatu ilmu pengetahuan social yang
mempelajari permasalahan ekonomi dari orang-orang memiliki nilai-nilai Islam.
Louis Cantori, ilmu ekonomi Islam tidak lain merupakan upaya untuk merumuskan
ilmu ekonomi yang berorientasi manusia dan berorientasi masyarakat yang menolak
ekses individualisme dalam ilmu ekonomi klasik.
Kesatuan (unity)
Keseimbangan (equilibrium)
Tanggungjawab (responsibility)
Page 3
Page 4
Kewajiban zakat.
Larangan riba.
Kerjasama ekonomi.
Jaminan sosial.
Peranan negara.
Landasan aqidah.
Landasan akhlaq.
Landasan syari'ah.
Al-Qur'anul Karim.
Ijtihad (Ra'yu), meliputi qiyas, masalah mursalah, istihsan, istishab, dan urf.
Prinsip ekonomi Islam adalah penerapan asas efisiensi dan produktifitas, serta asas
manfaat dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan alam. Motif ekonomi Islam adalah
mencari keberuntungan di dunia dan di akhirat selaku khalifatullah dengan jalan beribadah
dalam arti yang luas.
Berbicara tentang sistem ekonomi Islam dan sistem ekonomi kapitalis tidak bisa
dilepaskan dari perbedaan pendapat mengenai halal-haramnya bunga yang oleh sebagian
ulama dianggap sebagai riba yang diharamkan oleh al-Qur'an. Manfaat uang dalam berbagai
fungsi baik sebagai alat penukar, alat penyimpan kekayaan dan pendukung peralihan dari
sistem barter ke sistem perekonomian uang, oleh para penulis Islam telah diakui, tetapi riba
mereka sepakati sebagai konsep yang harus dihindari dalam perekonomian. Sistem bunga
dalam perbankan (rente stelsel) mulai diyakini oleh sebagian ahli sebagai faktor yang
mengakibatkan semakin buruknya situasi perekonomian dan sistem bunga sebagai faktor
penggerak investasi dan tabungan dalam perekonomian Indonesia, sudah teruji bukan satusatunya cara terbaik mengatasi lemahnya ekonomi rakyat.
Pendidikan Agama Islam Marketing Management
Page 5
Page 6
Page 7
Page 8
3. Ijma'
Ijma' adalah sumber hukum yang ketiga, yang mana merupakan konsensus baik dari
masyarakat maupun cara cendekiawan Agama, yang tidak terlepas dari Alquran dan Hadis.
4. Ijtihad atau Qiyas
Ijtihad merupakan usaha meneruskan setiap usaha untuk menemukan sedikit
banyaknya kemungkinan suatu persoalan syariat. Sedangkan qiyas adalah pendapat yang
merupakan alat pokok ijtihad yang dihasilkan melalui penalaran analogi.
5. Istihsan, Istislah dan Istishab
Istihsan, Istislah dan Istishab adalah bagian dari pada sumber hukum yang lainnya dan
telah diterima oleh sebahagian kecil oleh keempat mazhab.
Semua harta baik benda maupun alat-alat produksi adalah milik Allah SWT. Seperti
tercantum dalam QS. Al-Baqarah ayat 284.
Artinya :
Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika
kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah
akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni
siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu.
Manusia adalah khalifah atas harta miliknya. Seperti tercantum dalam surat al-Hadiid
ayat 7. Terdapat pula sabda Rasulullah yang juga menjelaskan bahwa segala bentuk harta
yang dimiliki manusia pda hakikatnya adalah milik Allah SWT semata dan manusia
diciptakan untuk menjadi khalifah Dunia ini hijau dan manis. Allah telah menjadikan kamu
khalifah (penguasa) di dunia. Karena itu hendaklah kamu membahas cara berbuat mengenai
harta di dunia ini.
B. Ekonomi Terikat dengan akidah, Syariah (Hukum), dan Moral
Bukti-bukti hubungan ekonomi dan moral dalam islam:
-
Page 9
Larangan menimbun emas, perak atau sarana moneter lainnya sehingga dapat
mencegah peredaran uang dan menghambat fungsinya dalam memperluas
lapangan produksi. Hal ini sperti tercantum dalam QS 9:34.
Larangan melakukan pemborosan karena dapat menghancurkan individu dalam
masyarakat.
Page 10
H. Petunjuk investasi
Kriteria yag sesuai dalam melakukan investasi ada 5:
-
I. Zakat
Adalah karakteristik khusus yang tidak terdapat daalm system ekonomi lainnya
manapun, penggunaannya sangat efektif guna melakukan distribusi kekayaan di masyarakat.
Zakat merupakan dasar prinsipil untuk menegakkan struktur social Islam. Zakat bukanlah
derma atau sedekah biasa, ia adalah sedekah wajib. Setiap muslim yang memenuhi syarat
tertentu, berdasarkan dalil :
Surat at-Taubah 103 Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan
zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.
J. Larangan riba
Islam sangat melarang munculnya riba (bunga) karena itu merupakan salah satu
penyelewengan uang dari bidangnya. Seperi tercermin dalam surat al-baqarah ayat 275.
Artinya : Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka
yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli
itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti
(dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba),
maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
Larangan riba dalam islam bertujuan membina suatu bangunan ekonomi yang
menetapkan bahwa modal itu tidak dapat bekerja dengan sendirinya, dan tidak ada
keuntungan bagi modal tanpa kerja dan tanpa penempatan diri pada resiko sama sekali.
Karena itu Islam secara tegas menyatakan perang terhadap riba dan umat islam wajib
meninggalkannya, akan tetapi islam menghalalkan mencari keuntungan lewat perniagaan
(QS. 83:1-6).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan Agama Islam Marketing Management
Page 11
DAFTAR PUSTAKA
http://suraya-atika.blogspot.co.id/2014/11/makalah-ekonomi-islam.html
Page 12
http://fahmyzone.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-ekonomiislam.html#sthash.in5BQ4ci.dpuf
https://www.academia.edu/8443798/KONSEP_DASAR_EKONOMI_ISLAM
Page 13