Anda di halaman 1dari 7

DASAR HUKUM,KEDUDUKAN,HIKMAH,DAN ANCAMAN

MENINGGALKAN SHALAT FARDHU


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah : AL-Islam Kemuhammadiyahan 2
Dosen Pengajar : Gradus,M.Pd

Di susun oleh:
Nama : M.Dani Saputra
NIM/NRP : 142020018

KELAS A
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya
dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni
Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini di susun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Dasar Hukum,Hikmah,Dan
Ancaman Meninggalkan Shalat Fradhu “,yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber .makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan.Baik itu datang
dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari tuhan akhirnya makalah ini dapat diselesaikam.

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari
pembaca yang membangun.Terimakasih

Palembang,April 2021
Dasar Hukum Sholat fardhu (wajib)
Salat Fardu adalah salat dengan status hukum Fardu, yakni wajib dilaksanakan. Salat
Fardhu sendiri menurut hukumnya terdiri atas dua golongan yakni:

1. Fardhu Ain

Fardhu ain merupakan kewajiban dari setiap orang muslim di mana amalan atau ibadah
yang harus dilakukan tidak dapat diwakilkan. Kewajiban ini diemban setiap muslim
apabila ia telah memenuhi syarat yang telah ditentukan secara syariat di antaranya
baligh dan berakal.

Contoh ibadah atau amalan yang hukumnya fardhu ain dan tidak bisa diwakilkan itu
seperti salat lima waktu, puasa di bulan Ramadan, zakat dan lain-lain.

2. Fardhu kifayah

Fardhu kifayah merupakan suatu amalan wajib yang dibebankan kepada umat Islam
tetapi bisa diwakilkan. Maksudnya, jika amalan atau ibadah itu sudah ada yang
mengerjakan meski hanya satu orang, maka gugurlah kewajiban orang lain untuk
melakukan amalan tersebut.

Contoh amalan yang hukumnya fardhu kifayah adalah pengurusan jenazah. Apabila
ada seorang muslim yang meninggal dunia, maka harus ada yang mengurusnya mulai
dari memandikan, mengkafani, mensalati, hingga dimakamkan.

KEDUDUKAN SHALAT FARDHU DALAM ISLAM

Shalat memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam. Shalat adalah tiang agama
juga batas pemisah antara keislaman dengan kekufuran dan kemunafikan. Seluruh
ummat Islam sepakat bahwa orang yang mengingkari wajibnya shalat, maka dia kafir
dan keluar dari Islam. Tetapi mereka berselisih tentang orang yang meninggalkan
shalat dengan tetap meyakini kewajiban hukumnya. Sebab perselisihan mereka adalah
adanya sejumlah hadits Nabi ‫ ﷺ‬yang menamakan orang yang
meninggalkan shalat sebagai orang kafir, tanpa membedakan antara orang yang
mengingkari dan yang bermalas-malasan mengerjakannya.

Di antara perkara yang membuat shalat sangat penting dalam agama islam adalah:

• Shalat adalah rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim dan muslimah.

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda: “Islam dibangun di atas lima tiang: Syahadat Laa


ilaaha illallah dan Muhammad Rasulullah, menegakkan shalat, memberikan zakat, haji,
dan puasa Ramadhan.” [HR. Bukhari no. 8, Muslim no. 16]
• Shalat merupakan tiang agama yang wajib ditegakkan dan dikokohkan.

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda: “Pokok urusan (agama) itu adalah Islam (yakni:


syahadatain), tiangnya shalat, dan puncak ketinggiannya adalah jihad.” [HR. Tirmidzi,
no. 2616, dll. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani]

• Shalat bisa membersihkan dosa-dosa.

Dari Jabir radhiallahu ‘anhu, dia mengatakan bahwa Rasulullah ‫ﷺ‬


bersabda: “Shalat (fardhu) yang lima waktu itu seperti sebuah sungai yang airnya
mengalir melimpah di depan pintu rumah salah seorang di antara kalian. Ia mandi dari
air sungai itu setiap hari lima kali.” [HR. Muslim]

• Shalat adalah sebaik-baik amal.

Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda: “Beristiqamahlah kalian


dan sekali-kali kalian tidak dapat istiqamah dengan sempurna. Ketahuilah,
sesungguhnya amalan kalian yang paling utama adalah shalat. Tidak ada yang
menjaga wudhu melainkan ia adalah seorang mukmin.” [HR. Ibnu Majah no. 277, dan
Ahmad 5: 276. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih]

• Shalat adalah cahaya kehidupan seorang mukmin.

Dalam hadits Burairah radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau
‫ ﷺ‬bersabda: “Berilah kabar gembira bagi orang yang berjalan ke masjid
dalam keadaan gelap, bahwa ia akan mendapatkan cahaya yang sempurna pada hari
kiamat.” [HR. Abu Dawud]

• Shalat adalah amal yang membawa keselamatan di dunia dan akhirat.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiallahu ‘anhuma, diriwayatkan bahwa suatu hari Rasulullah
‫ ﷺ‬membicarakan tentang shalat lalu Beliau ‫ ﷺ‬bersabda:
“Barang siapa yang menjaga shalat lima waktu, maka shalat itu akan menjadi cahaya,
bukti dan keselamatan baginya pada hari kiamat. Dan barang siapa yang tidak
menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, bukti, dan juga tidak mendapat
keselamatan. Dan pada hari kiamat, orang yang tidak menjaga shalatnya itu akan
bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.”

• Shalat merupakan jalan menuju surga.

Dari Rabi’ah bin Ka’ab al-Aslami radhiallahu ‘anhu, ia berkata: Aku pernah bermalam
bersama Rasulullah ‫ﷺ‬. Aku mendatangi Beliau ‫ ﷺ‬dengan
membawakan air wudhu dan keperluan Beliau ‫ﷺ‬, lalu Beliau ‫ﷺ‬
bersabda, “Mintalah!” Aku berkata, “Aku meminta kepadamu supaya dapat bersamamu
di surga.” Beliau ‫ ﷺ‬berkata, “Atau ada permintaan selain itu?” Aku
menjawab, “Itu saja yang aku minta.” Beliau ‫ ﷺ‬bersabda, “Tolonglah aku
untuk mewujudkan keinginanmu itu dengan engkau memperbanyak sujud.” [HR. Muslim
no. 489]
HIKMAH SHOLAT FARDHU

Salat merupakan ibadah wajib yang harus dilakukan tiap muslim yang sudah balig dan
berakal. Banyak keutamaan yang akan diperoleh tiap orang yang menjalankan ibadah
salat namun tidak banyak yang menyadarinya. Salat bukan hanya menjalankan rutinitas
dan ritual semata atau menggugurkan kewajiban, namun salat jika dilaksanakan
dengan benar dan bersungguh-sungguh akan mendatangkan ketenangan hati dan
keselamatan dalam hidup di dunia maupun di akhirat nanti. Syeikh Imam Nawawi al-
Bantani dalam kitabnya Nashoihul 'ibad menyebutkan ada 10 Hikmah salat
sebagaimana hadis yang diriwayatkanAbuHurairah.
Berikut 6 hikmah yang terkandung dalam salat:
1. Dapat mencerahkan wajah Sebelum menjalankan salat, kita diwajibkan untuk
berwudhu. Secara lahir, wudu ini membersihkan wajah kita dari kotoran yang melekat.
Orang yang menjalankan salat dengan catatan khusyuk dan bersungguh-sungguh
wajahnya akan cerah.
2. Menerangi hati Orang yang menjalankan salat hatinya akan merasa lebih tenang.
Kita hanya fokus mengingat Allah.
3. Menyehatkan badan Menjalankan ibadah salat juga akan membuat badan sehat.
Sebab, ritual dan gerakan salat seperti halnya orang yang sedang berolahraga mulai
dari kepala hingga kaki semua kita gerakkan.
4. Menjadi faktor ketenangan dalam kubur Salat merupakan salah satu bekal amal
ibadah yang akan menolong kita kelak di akhirat nanti. Dalam sebuah hadis disebutkan,
amal ibadah pertama yang ditanya di akhirat nanti adalah salat. Karena itu, bagi orang
yang menjalankan salat insyaallah akan merasa tenang saat di alam kubur karena akan
diterangi dari amal ibadah salat.
5. Menjadi sebab turunnya rahmat Allah akan membukakan pintu rahmat-Nya kepada
hamba-Nya yang melaksanakan perintah-Nya dengan menjalankan salat.
6. kunci membuka pintu langit

ANCAMAN MENINGGALKAN SHOLAT FARDHU


Amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba di hari kiamat adalah shalatnya .
Saking pentingnya shalat , Islam menjadikannya sebagai rukun kedua setelah
syahadat.

Ketahuilah kemungkaran dan dosa terbesar sebagian umat Islam adalah


meninggalkan shalat fardhu lima waktu. Tak sedikit di antara kaum muslimin berani
meninggalkan shalat hanya karena sibuk dengan urusan duniawi. Na'udzubillahi min
dzalik.

Ulama besar Tarim Yaman, Imam Al-Habib Abdullah bin 'Alawi Al-Haddad (1634-1720) dalam
nasihatnya menukil beberapa hadis shahih terkait ancaman bagi orang-orang yang
meninggalkan shalat dengan sengaja. Dalam hal ini Baginda Nabi Mhammad SAW. bersabda
yang artinya:
"Perjanjian antara kami dan mereka adalah shalat, barangsiapa yang meninggalkannya berarti ia
telah kafir."
Dalam riwayat lain, Nabi Mhammad SAW. bersabda yang artinya: "Barang siapa yang sengaja
meninggalkan shalat , berarti ia telah kafir secara terang-terangan".

Dalam hadis lain disebutkan:


"Barangsiapa yang sengaja meninggalkan shalat berarti telah lepas darinya perlindungan Allah
dan Rasul-Nya."

Beliau Nabi Mhammad SAW juga bersabda:


"Barang siapa yang memelihara shalat, maka shalat akan menjadi cahaya baginya, bukti dan
keselamatan kelak di hari kiamat, dan barangsiapa yang tidak memeliharanya shalat itu tidak
akan menjadi cahaya, bukti maupun keselamatan baginya sedangkan di hari kiamat ia akan
dikumpulkan bersama Fir'aun, Qarun, Haman, dan Ubay bin Khalaf."

Baginda Rasulullah Nabi Mhammad SAW telah menjelaskan kekafiran orang yang


meninggalkan shalat dengan sengaja. Begitu juga yang telah diriwayatkan dari para Sahabat dan
para salafushalihin hingga salah seorang dari mereka berkata: "Aku tidak pernah mendengar
salah seorang sahabat Rasulullah mengomentari mengenai suatu amalan bahwa orang yang
meninggalkannya itu kafir, kecuali shalat ."
Allah Ta'ala juga berfirman dalam Al-Qur'an:

"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)? Mereka menjawab: "Kami dahulu
tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat ." (QS. Al-Mudatsir: 42-43).

Karena itu, Imam Al-Haddad berwasiat janganlah sekali-kali engkau meninggalkan shalat lima


waktu atau sebagiannya saja. Karena apabila dirimu melakukannya, maka berarti engkau akan
celaka bersama mereka yang celaka dan mereka yang merugi di dunia dan akhirat.

Sebagaimana engkau diwajibkan untuk memelihara shalat dan haram atasmu untuk


meninggalkannya, begitu juga engkau diwajibkan untuk mendidik anak istrimu dan orang-orang
yang di bawah tanggunganmu untuk menegakkan shalat. Janganlah engkau mentolelir alasan
bagi mereka untuk meninggalkannya.
Barangsiapa yang tidak mendengar dan tidak mentaatimu, maka berilah peringatan. Hukum dan
marahilah ia melebihi kemarahanmu saat ia merusak hartamu. Jikalau engkau tidak
melakukannya, maka berarti engkau tergolong orang-orang yang meremehkan agama dan hak-
hak Allah Ta'ala.

Bagaimana bisa diuzurkan sedangkan apabila ia mengakhirkan shalat sampai keluar waktu saja


sudah termasuk dosa besar meskipun ia segera mengqada'nya. Maka sudah menjadi kewajiban
bagi para pemimpin untuk mendorong kalangan awam menegakkan shalat lima waktu.

Anda mungkin juga menyukai