Anda di halaman 1dari 8

ASBABUN

(SEBAB SEBAB TURUNNYA AYAT AL QURAN)

NUZUL

KELOMPOK II
• DIAN PRATAMA
• FARIS DANIEL
• MHD MUSLIH
• ARI ANSORI
• MHD ANJAS WIRA
PENGERTIAN ASBABUN NUZUL

Ungkapan asbab an-nuzul terdiri dari dua kata yaitu asbab dan
an nuzul. Kata asbab merupakan jama dari sabab dan an nuzul dari
masdar nazala. Secara harfiah, sabab berarti sebab atau latar
belakang, maka asbab berarti sebab-sebab atau beberapa sebab atau
beberapa latar belakang, sedangkan an nuzul berarti turun. Shubhi
Al- Shalih mendefinisikannya sebagai sesuatu yang menjadi sebab
turunnya sebuah ayat atau beberapa ayat atau suatu pertanyaan
yang menjadi sebab turunnya ayat sebagai jawaban, atau sebagai
penjelas yang diturunkan pada waktu terjadi suatu peristiwa

Secara isitilah asbab an nuzul dapat di definisikan kepada “suatu ilmu yang
mengkaji tentang sebab-sebab atau hal-hal yang melatarbelakangi turunnya
ayat Al-Qur’an. Menurut Az-Zarqani, asbab an nuzul adalah peristiwa yang
menjadi sebab turunnya suatu ayat atau beberapa ayat, dimana ayat tersebut
bercerita atau menjelaskan hukum mengenai peristiwa tersebut pada waktu
terjadinya.
Cara Mengetahui Asbabun Nuzul

Asbabun Nuzul tidak bisa diketahui semata-mata


dengan akal (rasio), tidak lain mengetahuinya harus
berdasarkan riwayat yang shahih dan didengar
langsung dari orang-orang yang mengetahui
turunnya Al-Qur’an, atau dari orang-orang yang
memahami Asbabun Nuzul, lalu mereka menelitinya
dengan cermat, baik dari kalangan sahabat, tabi’in
atau lainnya dengan catatan pengetahuan mereka
diperoleh dari ulama-ulama yang dapat dipercaya
Bentuk Bentuk Asbabun
NuzulBentuk asbabun nuzul ada dua macam, yang pertama adalah dalam
bentuk peristiwa atau kejadian, misalnya terjadi suatu peristiwa dan ayat
turun untuk merespon kejadian tersebut. Yang kedua dalam bentuk
pertanyaan, misalnya para sahabat atau orang kafir yang bertanya
kepada Rasulullah kemudian turun ayat untuk menjawab pertanyaan
tersebut.
Para mufassir membagi peristiwa kepada tiga macam, yaitu
• Perdebatan (jadal) yaitu perdebatan antara sesama umat Islam atau
antara umat Islam dengan orang-orang kafir, seperti perdebatan antara
sahabat nabi dengan orang yahudi yang menyebabkan turunnya surah
Ali Imran (3) ayat 96.
• Kesalahan, yaitu peristiwa yang merupakan perbuatan salah yang
dilakukan oleh sahabat kemudian turun ayat guna meluruskan
kesalahan tersebut agar tidak terulang lagi, seperti kejadian yang
menyebabkan turunnya surah An-Nisa (4) ayat 43
• Harapan dan keinginan, seperti turunnya QS. Al- Baqarah ayat 144

Asbabun nuzul dalam bentuk pertanyaan dikategorikan kepada tiga


macam yaitu pertanyaan tentang hal-hal berkaitan dengan masa lalu,
masa yang berlangsung, dan pertanyaan yang berkaitan dengan kejadian
masa datang
a p a R i w ay a t M e n g e n a i A s b a b u n n u z u l
Ada beberapa riwayat mengenai asbāb alnuzūl, terkadang terdapat
banyak riwayat mengenai asbāb al-nuzūl suatu ayat. Ringkasnya, bila
sebab nuzūl suatu ayat itu banyak, maka terkadang semuanya tidak
tegas, terkadang pula semuanya tegas dan terkadang sebagiannya
tidak tegas, sedangkan sebagian lainnya tegas dalam menunjukkan
sebab. Dalam keadaan demikian, sikap seorang mufasir kepadanya
sebagai berikut:
• Apabila semuanya tidak tegas dalam menunjukkan sebab, maka
tidak ada salahnya untuk membawanya dan dipandang sebagai
tafsir dan kandungan ayat.
• Apabila sebagian tidak tegas dan sebagian lain tegas, maka yang
harus menjadi pegangan adalah yang tegas.
• Apabila semuanya tegas, maka tidak terlepas dari kemungkinan
bahwa adanya salah satu yang sahih atau semuanya sahih. Apabila
salah satunya sahih sedang yang lainnya tidak, maka yang sahih
itulah yang menjadi pegangan.
• Apabila semuanya sahih, maka dilakukan pentarjihan bila mungkin.
• Bila tidak mungkin dengan pilihan tersebut, maka dipadukan bila
mungkin.
• Bila tidak mungkin dipadukan, maka dipandanglah ayat
tersebutditurunkan beberapa kali dan berulang.
Banyaknya Nuzul Dengan Satu Seba
Terkadang banyak ayat yang turun, sedang sebabnya hanya satu. Dalam hal ini tidak
ada permasalahan yang cukup penting, karena itu banyak ayat yang turun di dalam
berbagai surah berkenaan dengan satu peristiwa
Contohnya adalah apa yang diriwayatkan oleh Sa'id bin Mansur, 'Abdurrazzaq, Tirmizi, Ibn Jarir, Ibnul Munzir, Ibn
Abi Hatim, Tabarani dan Hakim yang mengatakan sahih, dari Umm Salamah, ia berkata
"Rasulullah, aku tidak mendengar Allah menyebutkan kaum perempuan sedikit pun mengenai hijrah. Maka Allah
menurunkan: Maka Tuhan Mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), "Sesungguhnya Aku tidak
menyia-nyiakakan amal orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian
kamu adalah (keturunan) dari sebagian yang lain...". (Ali ‘imran ayat 195)

Diriwayatkan pula oleh Ahmad, Nasa'i, Ibn Jarir, Ibnul Mundzir, Tabarani, dan Ibn Mardawaih dari Umm Salamah yang
mengatakan
"Aku telah bertanya, Rasulullah, mengapa kami tidak disebutkan dalam Qur'an
seperti kaum laki - laki?maka pada suatu hari akan dikejutkan oleh seruan
Rasulullah di atas mimbar. Ia membacakan: Sungguh laki-laki dan perempuan
muslim.. ". Sampai akhir ayat 35 surah al-Ahzab/33.

Diriwayatkan pula oleh Hakim dari Umm Salamah yang mengatakan:

" Kaum laki-laki berperang sedang perempuan tidak. Di samping itu kami hanya
memperoleh warisan setengah bagian? Maka Allah menurunkan ayat: Dan
janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada
sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari
apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa
yang mereka usahakan... (an-Nisa'/4: 32) dan ayat: Sungguh, laki-laki dan
perempuan muslim...“

Ketiga ayat tersebut turun dikarenakan oleh satu sebab yang sama.
Faedah Mengetahui Asbabun nuzul
az-Zarkasyi dan az-Zarqani menyebutkan enam hingga tujuh macam faedah
(akseologi) dari mempelajari ilmu Asbabun Nuzul, yaitu:
• Mengenali hikmah bagaimana cara Allah swt.menerangkan
hukum-hukum yang disyariatkan-Nya dengan melibatkan sabab
nuzul.
• Sangat membantu memahami ayat dalam rangka menghidari dari
kemungkinan timbul kesulitan daripadanyam serta menolak
kemungkinan dengan pembatasan (al-hashr) dari redaksi ayat
yang secara literal mengisyaratkan pembatasan itu.
• Membatasi hukum dengan sebab tertentu bagi mereka yang
menganut kaidah ungkapan (ibarat) itu didasarkan atas
kekhususan sabab, bukan pada keumuman teks.
• Mengetahui bahwa sabab nuzul itu tidak akan keluar dari koridor
hukum ayat tatkala ditemukan pengkhususan (mukhashshishnya).
• Mengetahui secara jelas kepada siapa turunnya ayat itu ditujukan
(dialamatkan).
• Mempermudah pemahaman dan mengkokohkan lintasan wahyu
Allah ke dalam hati orang-orang yang mendengar ayat-ayat Al –
Qur’an.
• Meringankan hafalan, mempermudah pemahaman dan semakin-
makin menguatkan keberadaan wahyu Al-Qur’an di dalam hati
setiap orang yang mendengarkan ayat Al –Qur’an manakala dia
mengetahui sabab nuzulnya.
Keumuman Lafadz Dan Kekhususan Seba

Apabila sebuah ayat yang turun karena


suatu sebab yang khusus sedangkan
lafadznya umum maka hukum yang
terkandug dalam ayat tersebut dan setiap hal
yang dicakup oleh makna lafadznya karena
Al-Quran turun sebagai syari’at umum yang
menyentuh seluruh umat yang menjadi
standar adalah keumuman lafadznya
tersebut, bukan kekhususan sebabnya.

Anda mungkin juga menyukai