Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………i

DAFTAR ISI……………………………………..………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN………..…………………………………………….…….…1

A. Latar belakang………………………………………………….......………1
B. Rumusan masalah………………………………………………………….1
C. Tujuan masalah…………………………………………………...………..1

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………................2

A. Substansi ‘Urf……………………………………………………...…….….2
1. Pengertian Urf…………………………………………………………..2
2. Macam–macam Urf……………………………………………………..3
3. Kedudukan ‘Urf Sebagai Dalil Syara………….………………………4
B. Urgensi ‘Urf Dalam Memahami Nash Al-Quran dan Al-Hadis.…...…....5
C. Urgensi ‘Urf Dalam Memahami Kitab-kitab Turats…..…….……………5
D. Substansi Urf Tujjar..……………………………………………………….7

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………..7

Kesimpulan …………..………..…………………………………..……………7

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………8
BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG

Para ulama ushul fiqh bersepakat bahwa adat atau kebiasaan (urf) yang sah ialah yang
tidak bertentangan dengan syariat. Hukum kebiasaan di bentuk oleh lingkungan setempat
oleh karena itu dalam suatu kelompok masayarakat terdapat suatu kebiasaan yang di sepakati
atau di patuhi dalam kehidupan sehingga tercipta ketentraman.

Kebiasaan yang di maksud kebiasaan adalah berupa ucapan maupun perbuatan ,baik
yang bersifat khusus maupun yang bersifat umum yang telah berlangsung dalam suatu
kelompok masyarakat. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang eksistensi dan
substansi urf sebagai salah satu istinbath hukum di masyarakat serta urgensinya dalam
memahami nash Al Quran dan hadits serta kitab-kitab tujjar.

B.RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian substansi urf..?


2. Urgensi urf dalam memahami nash al qur‟an dan hadis..?
3. Urgensi urf dalam memahami kitab kitab turats..?
4. Pengertian urf dan Urf tujjar..?

C.TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui substansi urf


2. Untuk mengetahui urgensi urf dalam memahami nash Al Quran dan hadis
3. Untuk mengetahui urgensi urf dalam memahami kitab kitab turats
4. Untuk memahami substansi urf dan urf tujjar
BAB 2
PEMBAHASAN

A. SUBTANSI URF

Dalam dunia islam, pengambilan keputusan terhadap masalah yang baru muncul tidak
mutlak berdasarkan nash Al Quran dan hadits. Tetapi juga disesuaikan dengan kondisi pada
masa kini. Pada kenyataanya ijtihad tidak hanya terjadi pasca masa Rasulullah saw, tetapi
juga pernah terjadi ketika beliau masih hidup. Dan salah satu istinbath hukum dalam
berijtihad adalah Urf.

1) Pengertian Urf :
a) Secara bahasa :
Urf secara bahasa memiliki banyak arti. Salah satu artinya yang paling
dekat dengan Ushul Fiqih berasal dari kata „arafa-ya’rifu (‫ عرف – ي عرف‬,)
yang diartikan dengan al-ma’ruf, yaitu sesuatu yang dikenal atau berarti yang
baik.

b) Secara makna dalam ushul fiqih


Urf dalam kajian ushul fiqih adalah suatu kebiasaan masyarakat yang
dipatuhi dalam kehidupan sehingga tercipta ketentraman . kebiasaan yang
dimaksud kebiasaan adalah berupa ucapan maupun perbuatan, baik yang
bersifat khusus maupun yang bersifat umum yang telah berlangsung lama
dalam suatu kelompok masyarakat.
Para ulama ada yang berpendapat bahwasannya urf memiliki kesamaan
dengan adat tetapi ada juga yang tidak setuju dengan pendapat tersebut.
Alasan beberapa ulama menolak pendapat kesamaan antara Urf dan adat
diantaranya adalah karena secara gramatikal, kedua kata tersebut sangat
berbeda.
Secara gramatikal kata adat terbentuk dari masdar ‫ ال عود‬dan ‫ال م عاودة‬
yang berarti pengulangan kembali. Sedangkan kata „urf terbentuk dari akar
kata ‫ ال م ت عارف ة‬yang mempunyai makna saling mengetahui. Tetapi secara
istilah urf dan adat hampir tidak memiliki perbedaan.
2) Macam – Macam Urf
a) Macam Urf berdasarkan sifatnya
 Urf Qauli / perkataan
Yaitu sebuah kata atau kalimat yang sudah disepakati masyarakat
maksudnya. Misalnya, dalam bahasa arab walad bisa berarti anak laki laki atau
perempuan. Tetapi masyarakat memiliki kebiasaan menggunakan kata tersebut
untuk anak laki-laki saja.
 Urf Amali / perbuatan
Yaitu kebiasaan dalam bentuk perbuatan. Contohnya pada masyarakat
tentang sahnya jual beli antara pedagang dan pembeli tanpa mengucap shigat
akad. Padahal shigat dalam syariat adalah rukun sahnya jual beli.
b) Macam urf berdasarkan keabsahannya
 'Urf Shahih
Ialah urf yang baik dan dapat diterima karena tidak bertentangan
dengan syariat. Contohnya jual beli barang yang biasanya diukur dengan
takaran, kemudian diganti menggunakan timbangan yang lebih akurat.
 Urf Fasid
Ialah 'urf yang tidak baik dan tidak dapat diterima, karena bertentangan
dengan syariat. Contohnya kebiasaan masyarakat menyediakan sesajen di
pinggir pantai yang merupakan sebuah kesyirikan.
c) Macam Urf bedasarkan cakupannya
 Urf Amm
Yaitu yang bersifat umum baik dari segi waktu maupun kondisinya dan
berlaku luas hamper di seluruh daerah. Contohnya jual beli handphone baru
berarti sekaligus membeli charger serta kelengkapan didalamnya.
 Urf Khass
Yaitu suatu kebiasaan yang berlaku pada daerah khusus atau pada
waktu yang khusus. Seperti kebiasaan masyarakat mengadakan acara halal
bihalal setelah idul fitri.

3) Kedudukan Urf Sebagai Dalil Syariat

Para ulama telah bersepakat bahwasannya berhujjah dengan urf shahih yang
tidak bertentangan dengan syariat adalah boleh dengan dasar dari nash berikut :
1. Firman Allah SWT pada Qs. Al-„Araf (7) : 199

‫ال ا‬ ‫الع و و ر العرف ع و عر‬

“Jadilah Engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta
berpalinglah dari orang-orang yang bodoh”

Kata al urf dalam ayat tersebut oleh para ulama ushul fiqih dipahami sebagai
sesuatu yang baik dan telah menjadi kebiasaan masyarakat. Oleh karena itu ayat
ini dijadikan dasar bolehnya menjadikan urf sebagai hujjah.

2. Ucapan sahabat Rasulullah , abdullah bin mas‟ud

“Sesuatu yang di nilai baik oleh kaum muslimin adalah baik di sisi Allah, dan
sesuatu yang mereka nilai buruk maka ia buruk di sisi Allah”.

Ungkapan Abdullah bin Mas‟ud di atas, baik dari segi redaksi maupun
maksudnya, menunjukkan bahwa kebiasaan-kebiasaan baik yang berlaku di
dalam masyarakat muslim yang sejalan dengan tuntutan umum syari‟at islam,
adalah juga merupakan sesuatu yang baik di sisi Allah. Sebaiknya, hal-hal yang
bertentangan dengan kebiasaan yang dinilai baik oleh masyarakat, akan
melahirkan kesulitan dan kesempitan dalam kehidupan sehari-hari. Padahal,
dalam pada itu, Allah berfirman pada surat al-ma‟idah:6

“Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan


kamu dan menyempurnakan nikmatnya bagimu, supaya kamu bersyukur”.

Pada dasarnya, syari‟at islam dari masa awal banyak menampung dan
mengaku adat atau tradisi yang baik dalam masyarakat selama tradisi itu tidak
bertentangan dengan Al-qur‟an dan sunnah rasulullah. Kedatangan islam bukan
menghapuskan sama sekali tradisi yang telah menyatu dengan masyarakat.

Tetapi secara selektif ada yang di akui dan dilestarikan serta ada pula yang
dihapuskan. Misal adat kebiasaan yang di akui, kerja sama dagang dengan cara
berbagi untung al - mudhorobah). Praktik seperti ini sudah berkembang di
kalangan bangsa arab sebelum islam, dan kemudian diakui oleh islam sehingga
menjadi hukum islam.
B. Urgensi Urf Dalam Memahami Nash Al-Quran Dan Al- Hadits

Imam Syafi‟i menegaskan bahwa setiap peristiwa yang terjadi pada diri seorang
muslim, pasti terdapat hukum-hukum yang mengaturnya dalam wahyu Allah swt. Dalil al-
Qur‟an adalah hujjah bagi umat manusia dan hukum-hukumnya merupakan undang-
undang yang wajib diikuti. Ketika merenungkan ayat-ayat Al-Qur‟an, mengadakan
pengajian secara ilmiah tentang rahasia-rahasia alam dan hukum-hukumnya, dan
menampilkan berbagai keajaiban makhluk hidup dan makhluk yang mati, maka akan
semakin jelas pula berbagai aspek kemukjizatan Al-Qur‟an. Hal tersebut membuktikan
bahwa Al-Qur‟an berasal dari sisi Allah Swt.

Al „Urf merupakan salah satu dalil hukum islam yang tidak didasarkan atas nash,
melainkan dengan ijtihad itu sendiri. Kondisi seperti ini perlu dihadapi melalui upaya
pemberdayaan hukum Islam. Lebih jauh lagi, tentu akan ada relevansi antara konsep a l
„Urf dengan penerapan hukum syara.

Walaupun asalnya dari kebiasaan masyarakat, Al urf shahih memiliki peran penting
dalam memahami Al Quran dan sunnah. Contohnya kebiasaan baik masyarakat di beberapa
daerah mengantarkan anaknya ke TPA ketika sore untuk mempelajari Al Quran, Majelis –
mejelis ilmu yang diadakan oleh para ulama sejak dulu untuk mengkaji Al Quran hingga
muncullah ilmu tajwid, tafsir, nahwu, sharaf yang memudahkan masyarakat dalam
memahami Al Quran dan hadits.

C. Urgensi Urf Dalam Memahami Kitab Kitab Turats

Turats merupakan peninggalan para ulama dan cedekia umat islam terdahulu .
darinya kita dapat memahami al qur‟an dan sunah serta kondisi umat islam ,khususnya
bangsa arab.tidak jauh dari masa nabi muhammad SAW ,turats kemudian
berkembang.beberapa pakar sejarah memberikan batas bahwa hasil karya ulama dan cendekia
sebelum masa abbas pasha dari dinasti ali pasha di Mesir , di sebut turats dan setelah nya di
sebut kitab kitab konteporer . penyebutan tersebut tidak lain karena adanya perkembangan
pembelajaran atas keilmuan dan pemikiran islam yang telah terwarnai dengan metode berfikir
barat. Kemudian di pelajari oleh para cendekiawan umat islam.

Sejarah mencatat bahwa para pembuat kitab kuning atau turats dalam memainkan
peranya di panggung pergulatan pemikiran islam tak pernah sepi dari polemik dan hal hal
yang saling kontradiktif . karena terdiri dari berbagai disiplin ilmu yang semuanya berhulu
untuk memahami al qur‟an dan sunnah . contoh paling nyata adalah fikih yang kemudian
melahirkan ilmu ushul fiqih , kemudian ilmu kalam dan sebelumnya adalah gramatikal
bahasa arab (nahwu ,shorof,balaghoh,ilmu syair)sebagai ilmu alat yang paling fundamental
dan syarat wajib untuk memahami Al Quran dam sunnah . kitab kuning atau turats juga
merupakan kitab klasik yang di karang sebagai rujukan ,dasar dan sebagai pembanding
dengan ilmu ilmu atau teori baru . sebenar nya fungsi turats adalah menuntun kita untuk
memahami Al Quran dan sunah ,bukan sumber hukum (mashdar al hukm ). Kajian turats fiqh
tentu berbeda dengan turats sejarah.

Adapun mengenai urgensi urf dalam memahami kitab turats yaitu sebagai berikut:

1) Dalam mengajarkan kitab turats antara pesantren dulu dan sekarang berbeda .jika
dulu pesantren langsung mengajarkan kaidah gramatika kitab turats . saat ini kita
di latih penguasaan bahasa arab terlebih dahulu baru setelah itu kita di
perkenalkan membaca kitab tersebut.
2) Kitab kitab digital atau pun kitab terjemahan yang muncul saat ini bukan suatu
ancaman bagi eksistensi kitab kuning .kitab digital atau terjemahan itu bisa
melangkapi adanya kitab kuning.
3) Pembelajaran nya pun berurutan dari para pengarang kepada para murid sampai
kepada kita saat ini . setelah mempelajari matan matan tersebut ,pengajaran nya
akan memberikan sanad sanad ( silsilah keilmuan ) yang di pelajarinya dari
gurunya sampai kepada pengarang .
4) Dalam pembelajaran keilmuan saat ini ,kita menghadapi tiadanya otoritas
keilmuan oleh pihak pihak yang menyampaikan sebuah informasi atau wacana
yang disebut nya mempunyai pondasi keilmuan, tetapi sebenarnya tidak. Kondisi
yang terjadi adalah tiada rasa kepercayaan di tengah masyarakat tidak hanya
kepada pemerintah dan ulama, akan tetapi juga sesama masyarakat
sendiri.tiadanya rasa saling percaya diri ini merupakan keruntuhan pondasi rasa
bertanah air.

D. Subtansi Urf Tujjar

Urf Tujjar adalah Tradisi mayoritas suatu masyarakat baik dalam praktik bisnis
maupun keuangan. 'urf tujjar tidak boleh dilakukan jika tidak sesuai dengan hukum islam

Beberapa Contoh penerapan 'urf tujjar dalam praktek ekonomi maupun bisnis :
1) Cicilan : Dalam perbankan syariah cicilan adalah suatu hal yang biasa dilakukan.
Namun sebenernya cicilan bukanlah sistem yang digunakan dalam ekonomi islam.
Akan tetapi adanya cicilan ini menjadi motif utama bagi orang untuk bertransaksi
di bank. Praktek yang telah dilakukan oleh masyarakat tersebut kemudian menjadi
hal yang diperbolehkan dalam industri keuangan syariah setelah DSN-MUI
mengeluarkan fatwa terkait.
2) Akad-akad dalam fiqh
3) Urbun (uang muka)
4) Isthsna' paralel
5) Hukum Muwa'adah
6) Transaksi-transaksi dalan jual-beli Uang
7) Penundaan penyerahan objek jual dalam akad sharf
8) Ganti rugi
9) Rahn Tasjily
10) Jual-beli emas

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Al „Urf merupakan salah satu dalil hukum islam yang tidak didasarkan atas nash,
melainkan dengan ijtihad itu sendiri. Eksistensi urf yang shahih memiliki peran penting
dalam terciptanya masyarakat yang tentram dan dan memudahkan masyarakat dalam
memahami kitab Al Quran, sunnah nabi, maupun kitab – kitab yang dikarang para ulama.
Keberadaan urf sebagai salah satu hukum juga memudahkan masyarakat dalam menjalankan
syariat juga mendatangkan kerukunan masyarakat melalui adat kebiasaan daerah masing -
masing.
DAFTAR PUSTAKA

Adib Hamzawi. 2018. „Urf Dalam Kompilasi Hukum Islam Indonesia. 4. 1 – 27.

Effendi Satria. Ushul Fiqih. 2017. Jakarta: Prenada Media.

Fauziah. 2014. Konsep „Urf Dalam Pandangan Ulama Ushul Fiqh (Tela‟ah Historis). 14. 15 –
26.

Sahroni Oni. Ushul Fikih Muamalah. 2017. Depok: Rajawali Press.

file:///C:/Users/DELL/Downloads/Bahan%20Ajar%20Ushul%20Fiqh%20(Semester%20Gasa
l%202014-2015)%20(draft%20revisi)%20(1).pdf

Anda mungkin juga menyukai