Disusun oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan rahmatNya, salah
satunya berupa kesehatan dan kesempatan pada kelompok 1 untuk menyelesaikan makalah
ini yang berjudul Pendekatan Trilogi Islam sebagai Prinsip Dasar Keilmuan dengan tepat
waktu.
Makalah yang berjudul Pendekatan Trilogi Islam sebagai Prinsip Dasar Keilmuan disusun
guna memenuhi tugas Dosen Bp. Dr. Zubair, M.Ag. pada mata kuliah Islam dan Ilmu
Pengetahuan di prodi Bahasa dan Sastra Arab UIN Jakarta. Selain itu, kelompok 1 juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang dasar pokok
keilmuan untuk kaum muslim.
Kelompok 1 mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dosen Bp. Dr. Zubair,
M.Ag. selaku Dosen pengampu matakuliah Islam dan Ilmu Pengatahuan sehingga tugas
yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait matakuliah
wajib dikelas D di semester ini. Kelompok 1 juga mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Kelompok 1 menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 1
ii | I I P K e l o m p o k 1 B S A 3 D
iii | I I P K e l o m p o k 1 B S A 3 D
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerusakan ilmu saat ini sedang menimpa umat Islam, di lembaga pendidikan umum terjadi
kebodohan terhadap ilmu agama. Banyak sekali sarjana-sarjana dalam bidang ilmu
pengetahuan tertentu, tidak bisa membaca al-Qur’an atau memahami ajaran-ajaran pokok
agamanya. Padahal ilmu-ilmu agama adalah ilmu yang wajib dimiliki oleh setiap muslim.
Demikian juga, semakin bertambah ilmu semestinya semakin bertambah pula keimanan
seseorang akan Rabbnya. Akan tetapi yang banyak terjadi, semakin pintar seseorang dalam
ilmu pengetahuan alam misalnya, tidak semakin menambah keyakinannya akan Rabbnya yang
maha kaya. Bukti nyata di Nusantara ini adalah maraknya kejahatan dalam bangku
kepemimpinan atau perwakilan rakyat yang anehnya dilakukan oleh orang-orang
berpendidikan tinggi. Pemisahan nilai-nilai ketuhanan dari setiap ilmu yang dipelajari telah
menyebabkan anak didik yang sekuler dari nilai-nilai agamanya.
Sementara itu, di lembaga pendidikan Islam terjadi kekacauan dalam ilmu-ilmu agama.
Gejalanya sudah menyebar, sebagaimana Syamsyuddin Arif menyebutnya sebagai “kanker
epistemologis”. Kanker jenis ini telah melumpuhkan kemampuan menilai serta mengakibatkan
kegagalan akal yang pada gilirannya menggerogoti keyakinan dan keimanan, dan akhirnya
menyebabkan kemunduran.1 Gejala dari orang yang mengidap kanker ini, di antaranya berkata
“Di dunia ini, kita tidak pernah tahu Kebenaran Absolut. Yang kita tahu hanyalah kebenaran
dengan “k” kecil.” “Kebenaran itu relatif.” “Semua agama benar dalam posisi dan porsinya
masing-masing.” dan lain-lain.2
Mengingat realita pelajar muslim baik di lembaga pendidikan dasar maupun perguruan tinggi
sangat mendominasi di Indonesia maka perlulah untuk meningkatkan nilai moralitas dan
intregitas keilmuan yang tinggi. Hal ini tak lain untuk meningkatkan keimanan kepada sang
Rab, Allah SWT. Dengam demikian, apabila nilai keimanan seseorang sudah kuat ditambah
tingkat keilmuan yang tinggi, maka akan melahirkan seorang cendekiawan, ilmuan, dan ulama
muslim yang mampu mengayomi umat dengan penuh tanggung jawab, sehingga tidak adanya
1
Syamsyuddin Arif, “Orientalis dan Diabolisme Pemikiran” (Jakarta: Gema Insani Press, 2008), p. 140)
2
Inayah, “Tauhid Sebagai Prinsip Ilmu Pengetahuan (Ismail Raji Al-Faruqi).”
Mencermati cara pandang tersebut, kami sebagai salah satu kelompok Islam dan Ilmu
Pengetahuan terdorong untuk menyampaikan hasil diskusi kami melalui tulisan ini tentang
Pendekatan Trilogi Islam sebagai Prinsip Dasar Keilmuan, dengan tujuan memantapkan dan
menguatkan nilai Trilogi Islam untuk dasar wawasan dan keilmuan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Trilogi Islam dan bagaimana korelasinya dengan prinsip dasar
keilmuan?
2. Bagaimana pendekatan (pemahaman) Trilogi Islam berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits?
3. Bagaimana konsep Trilogi Islam terhadap prinsip dasar keilmuan menurut ilmuan muslim?
C. Tujuan
1. Menambah keimanan kepada Allah SWT
2. Mampu memahami konsep dasar Trilogi Islam dari sumber dasar Islam
3. Mengetahui hubungan Trilogi Islam dengan keilmuan
4. Mampu menerapkan dan mengamalkan nilai-nilai Trilogi Islam dalam menerapkan
keilmuan
5. Mengetahui konsep korelasi Trilogi Islam dengan kelimuan dari tokoh-tokoh ilmuan
muslim
a. Islam
Islam secara bahasa atau etimologi merupakan kata dari bahasa Arab yaitu isim
masdar lafaz aslama, yuslimu, yang akar katanya adalah salima, yaslamu, salaaman
yang berarti tunduk, patuh, berserah diri. Kata islam sendiri telah tertulis dalam Q. S
Ali -Imron ayat 19 yang artinya “Sesungguhnya agama yang diridai di sisi Allah
hanyalah islam”. Bahkan KBBI mengangkat pengertian islam itu sendiri yaitu “Agama
yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw. yang berpedoman kepada kitab suci Al-
Qur'an yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah Swt.
Sedangkan menurut istilah atau terminologi Islam adalah engkau bersaksi
bahwa tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi melainkan hanya Allah, dan
sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah, menegakkan salat, menunaikan zakat,
berpuasa di bulan Ramadan, dan engkau menunaikan haji ke Baitullah, jika engkau
telah mampu melakukannya.
Islam dan ilmu pengetahuan sangat berkaitan dengan erat, bahkan salah satu
sumber ilmu pengetahuan umat muslim yaitu Al-Qur’an ayat yang pertama kali
b. Iman
Iman menurut bahasa adalah mashdar dari ُُيِْم ُن- َآم َن yang berarti
ucapan ()قول ِبللسان, dan dipraktikkan dalam perbuatan sehari-hari )(عمل ِبألركان
(Nata, 2018).
Dewasa ini, keimanan yang dimiliki manusia pada umumnya bersifat kognitif,
hanya sekedar diucapkan tetapi tidak berpengaruh atau berdampak pada dirinya,
dengan demikian, mencerminkan bahwa seseorang itu belum menjadikan keimanan
yang bersifat transformatif dalam kehidupan. Bukti nyata, diakhir-akhir ini banyak
kejahatan dalam masyarakat indonesia mulai dari pelanggaran hukum, pelecehan,
korupsi bahkan pembunuhan. Dan anehnya dalam KTP pelaku tertulis agama Islam.
Hal ini sebagai bukti yang sangat nyata jika di Indonesia sudah tampak gejala
menurunnya pengaruh iman dalam kehidupan.
Pengaruh lemahnya keimanan dalam kehidupan, maka akan berpengaruh pula
dengan keilmuan seseorang. Keilmuan seseorang harus didasari dengan keimanan dan
didukung dengan wawasan yang luas. Memiliki iman adalah sikap yang sangat
rasional. Karena tanpa adanya iman, berbagai fenomena alam dan fenomena sosial
tidak dapat dijelaskan asal usul keberadaan dan penciptanya. Iman dapat mengatasi
kelemahan manusia. Manusia adalah makhluk yang serba terbatas. Dan itu semua
bukan masalah jika seseorang memiliki keimanan yang transformatif yang akan
berpengaruh ke cara pandang dalam kehidupan dan dalam prinsip keilmuan.
Berbicara Ilmu, Syekh Muhammad bin Shalih bin Utsman mengartikan ilmu
secara bahasa adalah menghilangkan kebodohan dan juga berarti temuan tentang
sesuatu secara pasti dan tidak meragukan (Utsman, 2003). Apabila Ilmu ini tidak
didasari dengan keimanan maka semua ilmu yang berkaitan dengan penciptaan sesuatu
akan terjadi tasalsul karena hanya dikembalikan ke akal. Berbeda jika keilmuan yang
didasari dengan keimanan, maka dengan keimanan ini akan mampu menjawab dan
menutupi kekurangan bahkan menyempurnakan keilmuan seseorang.
Adapun cara yang dapat menebalkan iman untuk menjadi dasar keilmuan yang
mantap adalah dengan mendasarkan keimanan dengan hasil kajian dan peneltian yang
intregated dengan menggunakan fisik, pancaindera, akal, dan hati nurani sebagaimana
yang dilakukan Nabi Ibrohim a.s. dengan fisik dan pancaindera Ia dapat memahami
ayat-ayat Allah yang ada di alam jagat raya. Dengan akal Ia dapat memahami firman
Allah dan mengambil hukum Allah SWT. Denga hati nurani Ia bisa mencintai dan
c. Ihsan
Secara lughowi (asal-usul kata, etimologi), ihsan adalah lawan kata dari isa’ah
(berbuat kejelekan). Ihsan dari segi bahasa berasal dari kata bahasa arab ihsanan, yang
tersusun dari huruf alif, ha, sin dan nun. Kata ini adalah masdar yang berasal dari lafadz
ahsana- yuhsinu- ihsanan, yang sifatnya muta’addi (transitif) secara mandiri atau
melibatkan unsur lain.Kata ini memiliki arti kebaikan, membaguskan, lebih
bermanfaat, lebih indah, kesenangan. Ihsan juga dapat diartikan sebagai memperbaiki
atau menjadikan baik. Sedangkan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
ihsan adalah baik.
Di dalam al-Qur‘an memuat konsep-konsep, prinsip-prinsip, aturan-aturan,
keterangan-keterangan, kaidah-kaidah serta dasar-dasar ajaran yang sifatnya
menyeluruh. Hal-hal tersebut juga memiliki sifat ijmali maupun tafsili, serta eksplisit
maupun implisit. Di dalam al-Qur‘an juga termuat mengenai ihsan.
Ihsan memiliki posisi penting sebagai representasi dari akhlak. Bahkan, posisi
ihsan sangat penting dalam kehidupan manusia. Ihsan ialah ikhlas beramal karena
mencari keridhaan semata. Sebab itulah, maka seseorang harus berkeyakinan bahwa
Allah selalu melihat dan mengawasi dirinya,sehingga akan memberi pengaruh kepada
dirinya untuk beribadah kepada Allah, dan dalam beribadah seolah-olah melihat Allah.
Jika tidak dapat demikian, maka berkeyakinan bahwa Allah selalu melihat
peribadatannya. Dan sebagaimana kita tahu bahwasannya Ihsan adalah Martabat
tertinggi didalam ibadah setelah islam dan iman Maka ketika kita ingin mendapatkan
dan memahami iman dan islam saja Kita diharuskan untuk memiliki ilmu pengetahuan
tentang keduanya.
ض طَْو ًعا َوَك ْرًها َوإِلَْي ِه يُْر َجعُو َن ِ ٱلس ٓم ٓو
ِ ت َو ْٱأل َْر ِ َِّ أَفَغَْي ِدي ِن
َ َ َّ َسلَ َم َمن ِف
ْ ٱَّلل يَْب غُو َن َولَأهُۥ أ َْ
Artinya : "Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah,
padahal kepada-Nya-lah berserah diri (aslama) segala apa yang di langit dan di bumi,
baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah-lah mereka
dikembalikan.”
Islam juga agama yang mengajarkan umatnya atau pemeluknya (kaum
Muslim/umat Islam) untuk menebarkan keselamatan dan kedamaian, antara lain
tercermin dalam bacaan shalat sebagai ibadah utama yakni ucapan doa keselamatan
“Assalamualaikum warahmatullah” semoga keselamatan dan kasih sayang Allah
dilimpahkan kepadamu.
Sementara Ihsan yang berasal dari kata h-s-n (membawa kebaikan, senang,
puas, indah dan terpuji), Di dalam al- Qur’an, kata ihsan bersama dengan berbagai
pembentukan kata dan derivasi (kata jadiannya) disebutkan secara berulangulang.
Penyebutan tersebut terdapat sebanyak 211 kali.dapat dikembangkan menjadi ilmu
tasawuf. Kesatuan antara filsafat, syariah dan tasawuf merupakan manifestasi
Menurut A. Mujab Mahali Ihsan berarti ibadah kepada Allah dengan penuh
keikhlasan, kekhusyuan, dan mengkonsetrasikan diri untuk berbakti kepada Nya.
10 | I I P K e l o m p o k 1 B S A 3 D
Menurut Thanthawi Jauhariy, ihsan dapat dibagi menjadi ihsan Allah (ihsan yang
dilakukan oleh Allah) dan ihsan manusia (ihsan yang dilakukan oleh manusia). Lebih
lanjut, ia menawarkan pembagian ihsan dalam dua jenis. Pertama, Ihsan al-shina’ah wa al-
A’mal, yang melingkupi kebaikan Allah berupa penciptaan makhluk Nya, seperti tertera
di Q.S As-Sajdah ayat 7
artinya “Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang
memulai penciptaan manusia dari tanah.”
Kedua, Ihsan al- Tha’ah, berupa ihsan yang dilakukan manusia dengan merealisasikan
kepatuhan terhadap Allah, berupa menciptakan nilai tambah dan melaksanakan ketaatan.
Dengan demikian, jika keilmuan seseorang didasari dengan trilogi Islam ini, maka akan
sangat membentuk pribadi yang berakhlak, bertanggung jawab akan keilmuannya, dan
mampu membina ummat dalam hidup beragama, berbangsa dan bernegara.
11 | I I P K e l o m p o k 1 B S A 3 D
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah ini kelompok 1 menuturkan betapa pentingnya Iman, Islam dan Ihsan.
Ketiganya adalah pondasi keilmuan menuju kehidupan yang bahagia dan abadi karena
ketiganya merupakan landasan amal dan ibadah manusia di dunia.
Ketiganya ibarat sebuah bangunan, Iman sebagai pondasi penyanggah dan penguat
suatu bangunan dan islam sebagai atap atau entitas yang ada di atasnya, sehingga bila iman
yang di ibaratkan pondasi rapuh dan mudah roboh maka islam pun yang di ibaratkan atap
akan jatuh, semua rukun-rukun islam dan kewajiban dalam islam akan di tinggalkan.
Ihsan di ibaratkan hiasan yang mempercantik dan memperindah bangunan tersebut dengan
tujuan untuk menarik perhatian sang pencipta. Karena hidup di dunia semata-semata untuk
mencari keridhoan-Nya. Dengan cara mengimplementasikan iman, islam dan ihsan dalam
kehidupan Allah akan meridhoi kita.
Dalam ranah keilmuan, Trilogi Islam harus menjadi dasar keilmuan kaum muslim. Hal
ini, akan membentengi kaum muslim dalam kedunguan-kedunguan yang menyerang
tentang ilmu penciptaan alam semesta. Dengan adanya trilogi Islam, maka apabila terjadi
tasalsul dalam ilmu pengetahuan akan otomatis dikembalikan dengan keimanan karena
mauquf. Trilogi Islam juga akan memberikan transformatif dalam akhlak kaum muslim,
dengan kekuatan nilai-nilai ihsan manusia akan dibentuk dengan moderat dalam
kehidupan.
B. Saran
Makalah ini memang diakui memiliki banyak kekurangan terkait dengan pembahasan
yang kurang mendalam dalam beberapa unit analisis. Meskipun demikian kelompok 1
sudah berusaha memaparkan hasil diskusi di dalam makalah yang sederhana ini. Kami
juga menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini akan tetapi pada
kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu kami perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan dan bahan referensi dari kelompok 1. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan
sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.
12 | I I P K e l o m p o k 1 B S A 3 D
Daftar Pustaka
13 | I I P K e l o m p o k 1 B S A 3 D