Disusun Oleh:
Sopiah 1238.21.1285
Sri Nursyahwira 1238.21.1287
Tika Wulandari 1238.22.1485
Titi Susanti 1238.21.1294
Uswatun Hasanah Lubis 1238.21.1296
Via Eka Fernanda 1238.22.1488
Wagiya 1238.21.1297
Welly Selvia Yeni 1238.23.1493
Hafidzatul Ilma 1238.21.1162
Wahyu Lesmana
Dosen Pembimbing:
Prodi
STIT AL - KIFAYAH
RIAU 2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt atas karunia-Nya
yang dilimpahkan kepada kami selaku hamba-Nya yang lemah hingga kami
akhirnya memperoleh kekuatan/kemampuan untuk dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul “SEJARAH ISLAM DI TIMOR LESTE”
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah sederhana ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna baik isi maupun tata letak
desainnya, karena kami masih dalam proses tahap pembelajaran. Oleh karena itu
kritik dan saran dari dosen serta teman-teman sangatlah kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Kepada dosen pembimbing yang telah membantu dan memberikan ide-ide
serta dukungan dalam proses penyusunan makalah ini, kami ucapkan terimakasih
sebesar-besarnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................3
BAB PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................4
C. Tujuan Penulisan............................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Kondisi Masyarakat Sebelum Masuknya Islam Di Timur Leste....6
B. Masuk dan Berkembangnya Islam di Timor Leste...................................8
C. Keadaan Muslim Pada Massa Indonesia (puncak kejayaan muslim
Timor Leste)....................................................................................9
D. Keadaan Muslim Pasca-Kemerdekaan (Kemunduran Islam Di Timor
Leste).............................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUA
N
A. Latar Belakang
Timor Leste dahulu adalah salah satu Provinsi di Indonesia, Timor Leste
secara resmi merdeka pada tanggal 20 Mei 2002. Sebelumnya, negara ini bernama
Timor Timur dan setelah menjadi anggota PBB, mereka memutuskan untuk
memakai nama Portugis yaitu Timor Leste sebagai nama resmi negara mereka.
Meski dari dulu di daerah ini umat Islam menjadi minoritas, saat masih menjadi
bagian Indonesia, banyak perhatian dan peningkatan aktivitas dakwah di sana.
Timor Leste, yang dahulunya bernama Timor Timur, juga sebagian daerah Nusa
Tenggara Timur lainnya mayoritas penduduknya adalah Nasrani. Hal ini
disebabkan karena daerah ini lama dikuasai Portugis. Padahal, kedatangan Islam
di daerah ini lebih dulu tiba. Namun sayangnya Islam banyak terkikis oleh agama
Nasrani yang dibawa Portugis dengan semboyan Gospelnya, yaitu menyebarkan
agama Nasrani di wilayah kolonialnya. Islam masuk kewilayah Asia Tenggara
melalui berbagai macam cara, terutama melalui jalur perdagangan. Dimana islam
masuk melalui pesisir sebagai basis dari para niagawan untuk singgah dan
melakukan transaksi disana.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kondisi Masyarakat Sebelum Masuknya Islam Di Timur
Leste?
2. Bagaimana Masuk dan Berkembangnya Islam di Timor Leste?
3. Bagaimana Keadaan Muslim Pada Massa Indonesia (puncak
kejayaan muslim Timor Leste)?
4
C. Tujuan Penulisan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Budaya dan kultur Timor Timur yang brkembang sesuai dengan kondisi alamnya
yang terpisah oleh pegunungan dan dataran tinggi,sehingga masyarakat terpisah dan
terbagi menjadi beberapa suku dan etnis. Setiap etnis dan suku diperintah oleh seorang
raja yang disebut Liurai dan memiliki bahasa dan dialek yang berbeda.Selain bahasa tetun
merupakan Lingua Franca seluruh suku, terdapat 35 bahasa dan dialek yang digunakan
secara local, bahasa local itu antara lain bahasa
Galole,Mambae,Takodade,Bunak,Kemak,Makase,Dagada,Idate,Kairul,Madiki,,dan
Beikenu. Bahasa Tetun sebagai bahasa persatuan yang digunakan seluruh masyarakat
merupakan bahsa yang digunakan bahkan sampai ke Atambua di wilayah Indonesia.
Ternyata sejak lama bahasa Indonesia juga dikenal dan digunakan dalam pergaulan
sahari-hari.
Dari segi sosial politik,diperkirakan daerah Timor Leste pernah menjadi wilayah
pengaruh Kesultanan Malaka. Bukti tentang pengaruh malaka ini dapat kita lihat dari
pantun Malaka yang menerangkan bahwa di timor terdapat kerajaan yang takluk pada
kekuasaan kesultanan malaka. Dikatakan bahwa di Timor ada tiga kerajaan yang
dipimpin oleh 3 orang Liurai(raja), yaitu Liurai Lorosa’e(Raja besar di wilayah Timor
bagian timur) yang berkedudukan di liquisa,Liurai Laromanu(Raja Besar di Timor
Bagian Barat) yang berkedudukan di Molo Fatumenutu, dan Liurai Waihale (raja besar di
Timor Bagian Tengah) yang berkedudukan di Waihale,Kamnasa Betun (Atambua
Sekarang).
Sekitar abad XIV, di Laran Belu tercetus sebuah kesepakatan antara raja-raja
Timor dan kesultanan malaka yang kemudian dikenal dengan “Kesepakatan Malaka
Timor”,yang menyepakati kesetiakawanan antara Malaka dan timor.Kesepakatan tersebut
lenyap bersamaan dengan lenyapnya kesultanan Malaka oleh serbuan portugis pada 1511.
Timor Leste, negara yang berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur itu,
memiliki sejarahnya sendiri dalam mempertahankan Islam. Di negara yang hanya seluas
15,410 Km2 itu, meski minoritas, Islam tumbuh dan terus berkembang. Dari hampir satu
6
juta penduduknya, hanya tiga persen yang beragama Islam. Kendati demikian, di negara
itu Muslim terus mempertahankan identitasnya terhindar dari diskriminasi dan
perselisihan.
Masuk dan berkembangnya Islam dan Timor Timur tidak bisa dipisahkan dari
kedatangan pedagang-pedagang dari yaman dan Hadramaut ke Wilayah Nusantara.
Terdapat pemukiman pedagang Arab di banyak kota pelabuhan Nusantara,mulai dari
Aceh sampai ke Ternate dan Tidore. Menurut catatan, kedatangan pedagang Arab yang
pertama di Timor Timur adalah Abdullah Afif,yang diperkirakan menetap di Dili
sebelum 1512.
Menurut keterangan dari H.Abdullah Basyarewan (ketua MUI Timor Timur),
Ketika portugis datang di Dili pada 1512, kedatangannya di pelabuhan di sambut pemuka
masyarakat Dili, antara lain pemuka Arab bernama Abdullah Afif. Artinya, Abdullah Afif
sudah datang sebelum tahun 1512. Kemudian diikuti oleh Habib Umar Muhdlar yang
wafat di Dili dan dikebumikan di Lereng bukit Taibesi. Pada titik inilah diperkirakan
Islam mulai masuk di Timor timur, bersamaan dengan gelombang perdagangan dari
wilayah Nusantara lainnya di sebelah barat dan Utara.
Menurut beberapa catatan, para pedagang Arab datang melalui selat
Malaka,Aceh,Pulau Jawa, terus ke kepulawan Maluku,kemudian ke Sorong,Kepala
burung,(Irian Barat),selanjutnya ke Morotai dan akhirnya ke Timor. Di Kawasan Timor
mereka masuk ke pulau Alor,Solor,dan kepulawan Maluku.
Diperkirakan sejak itu penduduk Timor suda ada yang memeluk islam. Hal itu
dibuktikan dengan penemuan benda-benda keramat (lulik) penduduk asli yang berasal
dari benda-benda keagamaan (bahkan ada al-Qur’an yang berukuran mini 2,5 x 2 cm)
atau dapat dilihat dari upacara tradisional yang berasal dari tradisi orang-orang islam.
Artinya sudah sejak lama Islam datang dan dikenal masyarakat Timor, baik melalui
pedagang-pedagang Arab Yaman Hadramaut yang datang lebih awal maupun melalui
pedagang dan para Da’I yang berasal dari Indonesia Bugis Makassar dan Jawa yang
datang belakangan. Dari uraiyan diatas dapat disimpulkan bahwa masuknya Islam di
Timor Leste tidak jauh jarak masanya dengan masuknya islam di Nusantara lainnya,atau
ter jadi sebelum masuk dan berkuasanya penjajah Barat.Namun sebuah kenyataan yang
tidak dapat dibantah adalah bahwa Islamisasi periode awal ini kurang mendapat
perawatan sehingga banyak yang kembali ke agama animism ataupun masuk Kristen.
7
C. Keadaan Muslim Pada Massa Indonesia (puncak kejayaan muslim Timor
Leste)
a) Sarana Peribadatan
Mesjid adalah sarana peribadatan yang paling penting. Salah satu mesjid
tertua dan terbesar adalah mesjid An-Nur,yang sudah dimulai
pembangunannya pada 1955. Sejak kehadiran pemerintah Indonesia di
Timor (mulai saat itu dinamai Timor Timur), pembangunan mesjid An-
Nur mengalami peningkatan yang cukup siknifikan mulai sejak itu mesjid
ini kubahnya dibangun dengan cukup megah dan diperluas menjadi 2
lantai. Pada tahun 1993 terdapat 13 buah masjid (masjid An-Nur Kampung
Alor, Nurul Huda Mantuto, Al-Amla Baucau, Al-Amin Baguia, Al-Ikhlas
Quelicai, At-Taqwa Lospalos, Al-Ikhlas Luro,Nurul Huda Ainaro, Al-
Ihsan same, Nurusy-Syuhada Liquisa)dan 37 buah mushala yang juga
tersebar di seluruh wilayah Timor Timur.
b) Sarana Pendidikan Keagamaan
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, pendidikan islam di Timor
Leste sudah berjalan sejak lama, bermula dari pendidikan di masjid,
kemudian berkembang menjadi pendidikan di sekolah khusus agama. Pada
3 oktober 1977 dimulai pembangunan lembaga pendidikan,yang kemudian
berkembang menjadi Taman kanak-kanak (1978), Madrasah Diniyah
(1976), Madrasah Tsanawiyah,dan Madrasah Aliyah An-Nur(1979).
c) Institusi Dan Lembaga Keagamaan
Pada 1981, didirikan Baitul Mal Dili, dengan ketuanya H. Abdullah
Basyarewan, didirikan Oleh Majelis Ulama Provinsi TimTim,yang pada
waktu itu Diketuai oleh Salim Musallam Syagram(28 februari 1982).
Puncak tertinggi pencapaian syiar Islam di Timor Timur adalah
tumbuhnya 22 Lembaga Dakwah,37 Remaja Mesjid,2 kelompok
kasidah/gambus, 1 radio dakwah,6lembaga penerbit bacaan keagamaan.
d) Kebebasan Menjalankan Ibadah dan Kebanggaan Menjadi Umat
Muslim
Sejak 1978 masyarakat Islam mulai mengikuti kegiatan keagamaan secara
Nasional,seperti jmbore pramuka,MTQ. Selain itu juga rajin
mendatangkan guru,da’I dari Jakarta dan Surabaya,baik yang menetap di
Timor Timur maupun yang datang secara berkalamasyarakat merasakan
8
kenikmatan dalam menjalankan keyakinan dan ritual keagamaan Islam
dan bangga menjadi bagian dari umat islam.
1
0
BAB III
PENUTU
P
A. Kesimpulan
Budaya dan kultur Timor Timur yang brkembang sesuai dengan kondisi
alamnya yang terpisah oleh pegunungan dan dataran tinggi,sehingga
masyarakat terpisah dan terbagi menjadi beberapa suku dan etnis. Setiap etnis
dan suku diperintah oleh seorang raja yang disebut Liurai dan memiliki bahasa
dan dialek yang berbeda
Dari segi sosial politik,diperkirakan daerah Timor Leste pernah menjadi
wilayah pengaruh Kesultanan Malaka. Bukti tentang pengaruh malaka ini
dapat kita lihat dari pantun Malaka yang menerangkan bahwa di timor
terdapat kerajaan yang takluk pada kekuasaan kesultanan malaka
Sekitar abad XIV, di Laran Belu tercetus sebuah kesepakatan antara raja-raja
Timor dan kesultanan malaka yang kemudian dikenal dengan “Kesepakatan
Malaka Timor”,yang menyepakati kesetiakawanan antara Malaka dan
timor.Kesepakatan tersebut lenyap bersamaan dengan lenyapnya kesultanan
Malaka oleh serbuan portugis pada 1511
Masuk dan berkembangnya Islam dan Timor Timur tidak bisa dipisahkan dari
kedatangan pedagang-pedagang dari yaman dan Hadramaut ke Wilayah
Nusantara. Terdapat pemukiman pedagang Arab di banyak kota pelabuhan
Nusantara,mulai dari Aceh sampai ke Ternate dan Tidore. Menurut catatan,
kedatangan pedagang Arab yang pertama di Timor Timur adalah Abdullah
Afif,yang diperkirakan menetap di Dili sebelum 1512.
Menurut beberapa catatan, para pedagang Arab datang melalui selat
Malaka,Aceh,Pulau Jawa, terus ke kepulawan Maluku,kemudian ke
Sorong,Kepala burung,(Irian Barat),selanjutnya ke Morotai dan akhirnya ke
Timor. Di Kawasan Timor mereka masuk ke pulau Alor,Solor,dan kepulawan
Maluku. Diperkirakan sejak itu penduduk Timor suda ada yang memeluk
islam. Hal itu dibuktikan dengan penemuan benda-benda keramat (lulik)
penduduk asli yang berasal dari benda-benda keagamaan (bahkan ada al-
Qur’an yang berukuran mini 2,5 x 2 cm) atau dapat dilihat dari upacara
tradisional yang berasal dari tradisi orang-orang islam
B. Saran
1
1
Sebaiknya kita dapat mengetahui sejarah sejarah perkembangan islam di wilayah
manapun
1
2
DAFTAR PUSTAKA
http://www.mirajnews.com/2014/04/cahaya-islam-di-timor-leste.html, diakses
pada tgl 5/12/2017.
http://wartasejarah.blogspot.co.id/2014/07/sejarah-islam-di-timor-leste.html,
diakses pada tgl 5/12/2017.
Dr. H. Saifullah,SA.MA. Sejarah dan kebudayaan Islam di Asia Tenggara.
13
14