Disusun Oleh :
FAKULTAS HUKUM
SURAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari tiap masa yang ada mempunyai kasus dan kajian tersendiri dalam
upaya pertumbuhan dan pengembangan hukum islam. Tiap tahapan-tahapan itu
pula mempunyai faktor-faktor penting yang memperngarahi pertumbuhan dan
perkembangan hukum islam di dunia.
Pada periode pembinaan, pengembangan, dan pembukuan hukum islam
ini merupakan titik dimana perlu dikajinya dan dipahami dengan baik. Karena
pada periode ini hukum islam dikembangkan lebih lanjut. Periode ini pula
muncul berbagai macam ahli hukum islam yang secara otomatis memunculkan
banyak teori dan pendapat dalam mengkaji hukum islam.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas. Menuntun penulis
untuk menulis sebuah tulisan atau paperdengan judul “Sejarah Pertumbuhan
dan Perkembangan Hukum Islam Masa Pembinaan, Pengembangan, dan
Pembukuan (Abad VII – X Masehi)”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
Dimasa ini lahir para ahli hukum Islam yang menemukan dan merumuskan
garis-garis suci islam, muncul berbagai teori yang masih dianut dan digunakan
oleh umat islam sampai sekarang. Banyak faktor yang memungkinkan
pembinaan dan pengembangan pada periode ini, yaitu :
a) Wilayah islam sudah sangat luas, tinggal berbagai suku bangsa dengan
asal usul, adat istiadat dan berbagai kepentingan yang berbeda. Untuk
dapat menentukan itu maka ditentukanlah kaidah atau norma bagi suatu
perbuatan tertentu guna memecahkan suatu masalah yang timbul dalam
masyarakat.
c) Telah ada para ahli yang mampu berijtihad memecahkan berbagai masalah
hukum dalam masyarakat. Selain Perkembangan pemikiran hukum pada
periode ini lahir penilaian mengenai baik buruknya mengenai perbuatan
yang dilakukan oleh manusia yang terkenal dengan al-ahkam al-khamsah.
inisiatif dari Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Pada masa ini juga terdapat
yaitu Basrah dan Kufah. Hijaz juga memiliki dua madzhab yaitu Makkah
Syria yang kurang populer madzhabnya. Hal inilah yang kemudian para
ulama terbagi menjadi dua aliran, Ahli Ra’yu dan Ahli Hadits. (Ibid., hlm 17,
lihat juga Musahadi, Evolusi Konsep Sunnah-Hadits dan Implikasinya
Hukum fiqih Islam sebagai salah satu aspek kebudayaan Islam mencapai
puncak perkembangannya di zaman Khalifah Abbasiyah yang memerintah
selama kurang lebih 500 tahun. Dimasa inilah lahir para ahli hukum Islam yang
menemukan dan merumuskan garis-garis hukum fiqih Islam serta muncul
berbagai teori hukum yang masih dianut dan dipergunakan oleh Ummat Islam
sampai sekarang.
Ia hidup di Kufah, Iraq yang letaknya jauh dari madinah tempat nabi
Muhammad hidup dahulu. Berbeda dengan Madinah, ditempat banyak orang
mendengar dan mengetahui sunnah nabi, di Kufah tidak banyak orang yang
mengetahui benar tentang sunnah nabi Muhammad. Selain itu keadaan
masyarakat Kufah jauh berbeda dengan keadaan masyarakat Madinah. Di
Madinah penduduknya homogen dan hidup dalam suasana agraris. Di Kufah
masyarakatnya heterogen, hidup dalam suasana kota yang terdiri dari berbagai
suku bangsa. Perbedaan diantara kedua tempat tersebut menyebabkan
perbedaan masalah yang timbul dalam masyarakat. Ini menyebabkan
pemecahan masalah hukumnya pun menjadi berbeda pula.
Ia belajar hukum fiqih dari para mujtahid mazhab Hanafi dan Malik bin Anas.
Karena itu pula ia mengenal baik tentang sumber hukum maupun mengenai
metode yang mereka pergunakan. Karena itu pula ia dapat menyatukan kedua
aliran itu dan merumuskan sumber-sumber hukum Islam.
Keempat pendiri mazhab ini yang disebut ‘imam’ ini menyatakan bahwa
sumber-sumber hukum mereka adalah Al-Quran dan Sunnah Nabi. Karena itu
pula mereka menganjurkan agar para ahli yang datang kemudian mengambil
hukum dari sumber yang sama. Sementara itu mereka menemukan juga cara
pembentukan hukum melalui Ijmak dan Qiyas yang kemudian diakui dan
dinyatakan oleh Syafi’I sebagai sumber hukum ketiga dan keempat. Dan
sebagai pendapat manusia hasil Ijmak dan Qiyas ini tidak terhindar dari
kemungkinan salah, karena itu tidak dapat dianggap sebagai pendapat yang
final dan mutlak yang tidak mungkin berubah atau diubah lagi.
Selain perkembangan pemikiran hukum, dalam periode ini pulalah lahir teori
penilaia mengenai baik buruknya suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia
yang terkenal dengan nama Al-Ahkam Al-Khamsah.
Dan sebagaimana diketahui, sumber utama hukum Islam adalah Al-Quran dan
sunnah Nabi Muhammad, dihmpun dalam satu naskah dizaman Khalifah Abu
Bakar, dua tahun setelah Nabi Muhammad meninggal dunia dan disalin serta
dibakukan dalam satu Mus-Haf Al-Quran standar di zaman Khalifah Usman.
o Kejujurannya.
o Tidak ada kejanggalan kalau dipandang dari sudut bahasa atau tata
bahasanya.
Kalau semua dipenuhi hadits itu disebut sahih, satu atau dua kurang disebut
hasan, lebih dari dua disebut da’if.
Demikianlah atas usaha para ahli, pada pertengahan abad ketiga hijriah atau
akhir abad ke-9 dan permulaan abad ke-10 M tersusunlah kitab-kitab hadits
yang terkenal dengan nama Al-Kutub As-Sittah (enam buah kitab hadits)
masing-masing karya :
Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 SARAN