Anda di halaman 1dari 19

HUKUM TANAH ADAT

ASHAR PRAWITNO
Disampaikan pada Kuliah KEBIJAKAN PERTANAHAN IP UH
Secara histori, hukum yang ada di negara
Indonesia berasal dari 2 sumber,
yakni hukum yang dibawa oleh orang
asing (belanda) dan hukum yang lahir dan
tumbuh di Negara Indonesia itu sendiri.
Mr. C. Vollenhoven adalah seorang
peneliti yang kemudian berhasil
membuktikan bahwa negara Indonesia
juga memiliki hukum pribadi asli.
Pengertian Hukum adat lebih sering
diidentikkan dengan kebiasaan atau
kebudayaan masyarakat setempat di
suatu daerah.
• Menurut Prof. H. Hilman Hadikusuma
mendefinisikan hukum adat sebagai aturan
kebiasaan manusia dalam hidup
bermasyarakat. Kehidupan manusia berawal
dari berkeluarga dan mereka telah mengatur
dirinya dan anggotanya menurut kebiasaan
dan kebiasaan itu akan dibawa dalam
bermasyarakat dan negara.
• Menurut Van Vollenhoven menjelaskan
bahwa hukum adat adalah Keseluruhan
aturan tingkah laku positif yang di satu pihak
mempunyai sanksi (sebab itu disebut hukum)
dan di pihak lain dalam keadaan tidak
dikodifikasi (sebab itu disebut dengan adat).
■ Sebagian besar tidak tertulis dalam
bentuk perundangan dan tidak
dikodifikasi.
■ Sebagian besar Tidak tersusun secara
sistematis.
■ Sebagian besar Tidak dihimpun dalam
bentuk kitab perundangan.
■ Sebagian besar Tidak tertatur.
■ Sebagian besar Keputusannya tidak
memakai konsideran (pertimbangan).
■ Sebagian besar Pasal-pasal aturannya
tidak sistematis dan tidak mempunyai
penjel
• Di dalam Hukum Adat, tanah
merupakan masalah yang sangat
penting.
• Hubungan antara manusia dengan
tanah sangat erat, bahwa tanah
sebagai tempat manusia untuk
menjalani dan melanjutkan
kehidupannya. Tanah adat
merupakan milik dari masyarakat
hukum adat yang telah dikuasai
sejak dulu
UUD 1945 Pasal 18 B (2) yang berbunyi: “Negara
mengakui dan menghormati kesatuankesatuan
masyarakat hukum adat beserta hak-hak
tradisionalnya sepanjang masihhidup dan sesuai
dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip negara kesatuan
Republik Indonesia yang diatur dalam
UU”.

Pasal 28 I (3) yang merumuskan


bahwa “Identitas budaya dan hak
masyarakat tradisional dihormati selaras
dengan perkembangan zaman dan
peradaban”
UU No. 5 Tahun 1960 atau UU Pokok
Agraria (UUPA) mengakui adanya
Hak Ulayat. Pengakuan itu disertai
dengan 2 (dua) syarat yaitu
mengenai eksistensinya dan
mengenai pelaksanaannya.
Berdasarkan pasal 3 UUPA, hak
ulayat diakui “sepanjang menurut
kenyataannya masih ada”.
Hak Kepemilikan tanah di Indonesia
Hak persekutuan, yaitu hak yang dimiliki,
dikuasai, dimanfaatkan, dinikmati,
diusahakan oleh sekelompok manusia
yang hidup dalam suatu wilayah tertentu
yang disebut dengan masyarakat hukum
(persekutuan hukum).

Hak Perseorangan, yaitu hak yang


dimiliki, dikuasai, dimanfaatkan,
dinikmati, diusahakan oleh
seseorang anggota dari persekutuan
tertentu.
GAMBARAN UMUM
MASYARAKAT ADAT
Keterbatasan
Masyarakat adat

Tanah Ulayat
Hak Persekutuan Atas Tanah adalah kewenangan
persekutuan hukum adat atas setiap jengkal tanah
yang ada dalam wilayah persekutuan seperti :
1. Kewenangan persekutuan untuk memanfaatkan
bidang tanah tertentu untuk keperluan
persekutuan, kantor lembaga adat, tempat ibadah,
jalan, saluran irigasi, dsb.
2. Kewenangan persekutuan untuk mengatur
pencadangan dan pemanfaatan semua bidang
tanah dalam wilayah persekutuan.
3. Kewenangan persekutuan untuk mengizinkan
warga persekutuan
membuka/mengolah/memanfaatkan sebidang
tanah tertentu, sehingga warga itu memperoleh
hak perorangan.
4. Kewenangan persekutuan untuk mengurus dan
mengatur peralihan bidang tanah dalam wilayah
persekutuan, baik antar warga persekutuan,
maupun dengan pihak luar.
BERIKAN NARASI TENTANG TANAH ULAYAT
YANG BERADA DI TEMPAT ANDA BERDOMISILI SAAT INI,
LENGKAP DENGAN BUKTI DOKUMENTASI PADA SAAT MENCARI INFORMASI

DIBUAT DALAM BENTUK PAPER, MINIMAL 5 HALAMAN MAKSIMAL 10 HALAMAN

Anda mungkin juga menyukai