Anda di halaman 1dari 12

SISTEM KEPARTAIAN DAN PEMILU DI

INDONESIA

KELOMPOK 8
1. RIZKY FAUZIAH NUR A./E051191055
2. HAERUN NISA/E051191035
3. NUR ZAKIAH AWALIAH/E051191003
4. JHODY IBNU FERIAL/E051191065
5. RAFLY RHAMADANI/E051191045
6. AMIRUL MUKMIN/E051191025
7. ANDI FITRAH REZKYAH R. F/E051191015
8. ADAM INDRAWAN/E051191074
LATAR BELAKANG
Ideologi merupakan sebuah konsep yang fundamental dan aktual
dalam sebuah negara. Fundamental karena hampir semua bangsa
dalam kehidupannya tidak dapat dilepaskan dari pengaruh
ideologi. Aktual, karena kajian ideologi tidak pernah usang dan
ketinggalan jaman. Harus disadari bahwa tanpa ideologi yang
mantap dan berakar pada nilai-nilai budaya sendiri, suatu bangsa
akan mengalami hambatan dalam mencapai cita-citanya. Menurut
Syafiie (2001:61), ideologi adalah “sistem pedoman hidup yang
menjadi cita-cita untuk dicapai oleh sebagian besar individu dalam
masyarakat yang bersifat khusus, disusun secara sadar oleh tokoh
pemikir negara serta kemudian menyebarluaskannya dengan
resmi”.
PEMBAHASAN
Konsep Ideologi Partai
Salah satu fenomena anomali di tengah konstelasi partai politik di
dalam proses demokrasi yang telah berusia dua dasawarsa adalah
kecenderungan krisis ideologi politik di partai politik.
Membincangkan ideologi tentu tak lepas dari bagaimana
bangunan sebuah ide dan narasi politik yang di serap dari nilai-
nilai dan prinsip politik yang visioner dan filosofis (ontologi)
dikembangkan melalui sistem dan metode yang konsisten
(epistemologi) serta mampu menginternalisasinya menjadi pola
dan tindakan politik dalam kehidupan masyarakat (aksiologi).
Namun demikian, seiring rendahnya derajat ideologisasi
partai, dapat dikatakan bahwa partai politik hari ini
tidak lebih daripada kendaraan politik bagi sekelompok
elite yang berkuasa atau berniat memuaskan ‘nafsu
birahi’ kekuasaannya sendiri. Partai politik hanya lah
berfungsi sebagai alat bagi segelintir orang yang
kebetulan beruntung yang berhasil memenangkan suara
rakyat yang mudah dikelabui, untuk memaksakan
berlakunya kebijakankebijakan publik tertentu ‘at the
expense of the general will’ atau kepentingan umum.
Realita, Ideologi Partai Politik di Indonesia
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa ideologi merupakan
hal wajib bagi partai politik, dengan ideologinya sebuah partai politik
akan terlihat bentuknya. Bentuk disini adalah kemana arah partai
politik ini akan memainkan fungsinya, apa yang akan disosialisaskan
ke masyarakat, sikap dan orientasi politik seperti apa yang akan
dibentuk, masyarakat seperti apa yang menjadi basis perjuangan
partai, dengan nilai-nilai seperti apa perjuangan itu akan dilakukan,
bentuk masyarakat seperti apa yang akan dibentuk dan lain
sebagainya. dengan dasar ideologilah partai itu akan begerak melalui
program kebijakan partai yang kemudian akan menjadi program kerja
nyata yang bisa dirasakan dan dinikmati oleh masyarakat .
 Penggolongan partai politik berdasarkan ideologinya
:
1. Partai yang berlandaskan Islam, Seperti P3, NU, PKS.
2. Partai yang berlandaskan nasional religius, Seperti
PKB, PAN, Golkar.
3. Partai yang berlandaskan nasional sekuler, seperti
PDI-P .
4. Partai yang berlandaskan Kristen, seperti Partai
Damai Sejahtera.
Masalah dan Alternatif Solusi
KORUPSI BISNIS DAN POLITIK: TANTANGAN UTAMA DAN SOLUSI
PERMASALAHAN DAN KEPRIHATINAN BERSAMA
Korupsi dalam beberapa tahun ini telah memperlihatkan kepada masyarakat
Indonesia akan kesistematikan dan tingkat keparahan yang sangat tinggi,
sehingga diperlukan upaya-upaya yang serius dan signifikan terhadap
pemberantasannya, Keseriusan Aparat Penegak Hukum dan Penyelenggara
Negara dalam pemberantasan korupsi harus diperlihatkan dengan pembenahan
yang sistemik, yang didasari atas fakta dan kondisi nyata dilapangan. Tidak
serta merta apa yang ada dalam peraturan perundangundangan tercermin dalam
praktek dilapangan, ataupun apa yang ada dilapangan merupakan buah yang
baik dari sistem peraturan perudang-undangan kita. Harus ada sinergi dalam
kerja penegak hukum dan penyelenggara negara dengan peraturan
perundangundangan yang ada.
POLITIK DAN BISNIS
Indonesia berada dalam bayang-bayang kegagalan
perkembangan demokrasi karena merosotnya integritas
para politisi yang dalam upaya mencapai tujuan
menghalalkan segala cara. Ini terlihat dari banyaknya
korupsi sebagai akibat mahalnya biaya politik, banyak
proses politik yang diwarnai money politics dan politik
transaksional, serta berbagai penyalahgunaan wewenang.
Hal ini terjadi di lembaga-lembaga negara baik legislatif,
Eksekutif maupun Yudikatif.
Dasar Hukum MKD
1. UU MD 3 No.17/2014 diubah UU No.42/2014
2. Peraturan DPR RI No. 01/2014 tentang
TataTertib
3. Peraturan DPR RI No. 01/2015 tentang Kode
Etik DPR
4. Peraturan DPR RI No. 02/2015 tentang
tentangTata Beracara MK DPR RI.
Rekomendasi dan Saran:
1. Pendidikan etika politik dan mendahulukan kepentingan umum dan
integrtas menjadi isu sentral yang harus disosialisasikan oleh fraksi dan
partai politik kepada anggotanya yang duduk di DPR RI.
2. Perlu adanya Kemauan dan tindakan yang nyata dari fraksi dan partai
politik dalam membangun lembaga-lembaga Negara yang kredibel
dengan menempatkan wakilnya di DPR RI yang mempunyai integritas
tinggi sebagai prasyarat mutlak untuk meningkatkan integritas individu
dan lembaga DPR RI. Lebih-lebih pada waktu ini, menjelang penetapan
Calon untuk Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres) .
3. Perlunya memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai
Konflik Kepentingan, terutama jika berhubungan dengan pelaku bisnis.
PENUTUP
Kesimpulan
Krisis ideologi dalam dinamika partai politik paska reformasi (democratization)
menjadi hal yang sangat anomali, mengingat demokrasi mensyaratkan adanya
kebebasan dialektika ide-ide politik dan ruang publik yang simetris. Pertarungan
partai politik secara elektoral maupun di dalam sistem politik yang kompleks
rupanya hanya mengedepankan hal-hal yang sifatnya simbolik dan artifisial.
 Kritik antar elit, perpindahan kader antar partai dan mati lahirnya partai politik
bukan semata-semata pertarungan politik yang ideologis-filosofis. Politik
terdegradasi menjadi  komodifkasi antar elit maupun elit dengan masyarakat.
Untuk membongkar asumsi-asumsi di atas, peneliti mengangkat tiga partai
politik sebagi objek penelitian yaitu PDIP, PSI dan PKS karena ketiganya
dianggap memiliki diferensiasi ide dan nilai serta gagasan politik yang khas,
dari latar belakang sejarah terbentuknya sampai keputusan-keputusan politik di
dalam ruang publik demokrasi.
SEKIAN DARI KELOMPOK
KAMI
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai