DINAMIKA DAN TANTANGAN PARTAI POITIK DALAM KETATANEGARAAN INDONESIA
1.PERAN PARTAI POLITIK
2.TUJUAN PARTAI POLITIK
Tujuan partai politik menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 yaitu: 1. Tujuan Umum Secara umum, tujuan partai politik di Indonesia adalah: mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; menjaga dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dengan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan RepublikIndonesia; dan mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. 2. Tujuan Khusus Secara khusus, tujuan partai politik adalah: meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan; memperjuangkan cita-cita Partai Politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; dan membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3.MANFAAT DAN FUNGSI PARTAI POLITIK DALAM KETATANEGARAAN INDONESIA
a) Sebagai sarana Komunikasi Politik Partai politik mempunyai tugas adalah menyalurkan aneka ragam pendapat dan inspirasi masyarakat dan mengatur daripada kesimpangsiuran pendapat dari masyarakat berkurang. Pendapat yang telah disalurkan akan ditampung dan disatuikan agar tercipta kesamaan tujuan. Proses penggabungan pendapat dan inspirasi tersebut dinamakan penggabungan kepentingan (interest aggregation). Sesudah penggabungan tersebut Di sisi lain partai politik juga sebagai bahan perbincangan dalam menyebarluaskan kebijakan- kebijakan pemerintah. Di sisi ini politik sebagai wahana perantara anatara pemerintah dengan warga negara. Dimana wahana ini berfungsi sebagai pendengar bagi pemerinytah dan sebagai pengeras suara bagi masyarakat. b) Sebagai sarana Sosialisasi Politik Partai politik memiliki peranan yaitu sebagai sarana sosialisasi politik (Political Sosialization). Di dalam ilmu poltik, Sosialisasi Politik diartikan sebagai proses melalaui mana seseorang memperoleh sikap dan orientsi terhadap fenomena politik, yang umumnya berlaku dalam masyarakat di mana ia berada. Biasanya proses sosialisasi berjalan secara berangsur-angsur dari mssa kanak-kanak sampai dewasa. Dalam hal ini partai politik sebagai salah satu sarana sosialisasi politik. Dalam menguasai pemerintah melalui kemenangan dalam pemilihan umum, dan partai harus mendapat dukungan secara seluas-luasnya. c) Sebagai sarana Rekrutment Politik Partai politik juga berfungsi untuk mencari dan mengajak orang yang berbakat untuk turut dalam kegiatan politik sebagai anggota partai (political recruitment). Dengan demikian partai turut memperluas partisipasi politik. Caranya dengan melalui kotak pribadi, persuasi dan lain- lain. Dan partai politik juga, berfungsi juga dalam mendidik kader-kader muda untuk menggantikan kader yang lama. d) Sebagai sarana Pengatur Konflik Fungsi Partai politik yang terakhir adalah sebagai sarana pengatur konflik (Conflical Management). Dalam suasana demokrasi, persaingan dan perbedaan pendapat dalam masyarakat merupakan soal yang wajar. Jika terjadi suatu konflik dalam pemerintahan, maka partai politik berusaha untuk mengatasinya dengan jalan pendekatan ataupun cara-cara yang dilakukan oleh partai, seperti sering mengadakan rapat-rapat mulai dari sifatnya biasa sampai luar biasa, dari yang rapat berskala kecil sampai yang berskala besar ataupun konsolidasi dengan kader-kader partai atau dengan pemerintah.
4.TANTANGAN PARTAI POLITIK
1) Lemahnya ldeologi Partai Politik Ideologi memegang peranan penting dalam dunia perpolitikan karena ideologi merupakan ciri paling utama yang membedakan suatu partai dengan partai lain karena setiap partai memiliki ideologi yang berbeda-beda. Ideologi yang berasal dari dua kata idea yang berarti gagasan atau ide dan logos yang berarti ilmu dapat kita artikan secara istilah sebagai suatu sistem sebaran ide, kepercayaan ,yang membentuk sistem nilai dan norma serta sistem peraturan (regulation) ideal yang diterima sebagai fakta dan kebenaran oleh kelompok tertentu (Steger: 2002). Prasetya mengatakan bahwa ideologi digunakan sebagai arah ataupun ukuran kemudian ketika menyikapi persoalan yang ada di dalam masyarakat.Namun arah dan ukuran tersebut masih bersifat abstrak dan konseptual. Untuk mengkonkretkan ideologi tersebut, maka arah dan tujuan tersebut diterjemahkan dalam suatu bentuk yang disebut dengan Platform. Menurut Firmanzah, Platform partai politik berisikan panduan umum dan garis besar arah kebijakan partai dalam kontribusinya terhadap permasalahan bangsa dan negan.Platform partai sangat diperlukan karena ideologi yang bersifat abstrak akan menimbulkan kebingungan dan beragam interpretasi masyarakat. 2) Lemahnya Sistem Rekrutmen dan Pola Kaderisasi Anggota Partai Politik Lemahnya sistem rekrutmen dan pola kaderisasi anggota partai politik memang tak pernah berhenti menjadi isu yang selalu hangat diperbincangkan di tengah maraknya fenomena "naturalisasi" kader partai politik dari satu panai ke partai lain. Ini menandakan bahwa lemahnya sistem rekrutmen dan pola kaderisasi tersebut masih cukup memprihatinkan.Jika ditelusuri lebih dalam, maka kita akan menemukan garis merah antara lunturnya ideologi partai politik dengan permasalahan ini. Idealnya, jika sistem rekrutmen dan pola kaderisasi keder dilakukan dengan baik oleh setiap partai politik maka kita tidak akan menemukan lagi fenomena "berkhianat" dari partai politik asalnya. Karena partai politik yang berfungsi sebagai kawah candradimuka yang digunakan untuk menempa dan menggembleng para kadernya untuk kemudian diproyeksikan sebagai pengisi jabatan-jabatan politik di pemerintahan telah mempunyai keterikatan emosional dan ideologi dengan para kadernya tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa fenomena "naturalisasi" tersebut telah menunjukkan bahwa partai politik kita telah mengalami apa yang disebut dengan disfungsi dalam rekrutmen politik dan pola kaderisasi dan gagal dalam menanamkan ideologi partai kepada para kadernya.