Anda di halaman 1dari 13

TUGAS AKHIR

FILSAFAT ILMU

DI SUSUN OLEH :

1. ROKI MULIYADI ( E1B020136 )


2. SAYIDATUL AUPIYA ( E1B020140 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN


UNIVERSITAS MATARAMM
( 2021 )
Nama : Muhamad Ali Muis,S.pd

Tempat,tgl lahir : Kuangwai,31 Desember

NUPTK : 5563769670120003

Pendidikan terakhir : S.1 Pendidikan Sosiologi

Tugas : Guru sosiologi dan PPKn

Instansi : SMA Negeri 1 pringgarata

Alamat : Tunjang Utara Desa Pagutan Kecamatan


Batukliang
SMAN 1 PRINGGARATA

SARAN NARASUMBER :

Dalam menentukan sisi ontology dalam setiap KD perlu adanya banyak referensi yang harus di gunakan
jangan terpaku pada buku ajar yang telah di berikan namun juga harus mencari referensi lain sebagai
bahan acuan dan untuk lebih menambah wawasan mengenai materi-materi yang terdapat dalam KD
tersebut,sama halnya dengan sisi epistimologinya di mana pembelajaran yang akan di terapkan harus
bersifat kondisional artinya dalam pembelajaran juga sangat penting untuk memperhatikan karakteristik
dari peserta didik dan juga waktu pembelajaran itu berlangsung.

Karakteristik dari siswa ini juga menjadi hal yang balik utama untuk di bangun dan di kembangkan di
mana karakter dari peserta didik itu sangat-sangat di pertimbangkan terutama dalam pembelajaran
ppkn ini.

kemudian untuk waktu pembelajaran berlangsung ini juga merupakan hal atau poin penting yang harus
di ingat dalam mengajar,sebagai contoh:dalam pembelajaran kita sebagai guru terpaku bada jadwal
pembelajaran yang telah di sediakan oleh sekolah,kadang kita mendapatkan jam pagi dan jam siang
pada hari yang sama kita akan menerapkan pola ajar yang berbeda.

Kenapa? karna semangat siswa yang belajar di waktu pagi dan siang itu berbeda di mana saat pagi siswa
cenderung lebih semangat untuk belajar lain halnya dengan siang hari di sana semangat siswa untuk
belajar itu menurun karna ada yang lapar,ngantuk dan sebagainya.

Intinya sebagai seorang tenaga pengajar kita harus kreatif dalam setiap pembelajaran yang kita
bawakan.
KI KD
1 1.1MENSYUKURI NILAI – NILAI PANCASILA DALAM PRAKTIK PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN NEGARA SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENGABDIAN KEPADA TUHAN
YANG MAHA ESA

2 2.1MENUNJUKAN SIKAP GOTONG ROYONG SEBAGAI BENTUK PENERAPAN NILAI – NILAI


PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
3 3.1MENGANILIS NILAI – NILAI PANCASILA DALAM KERANGKA PRAKTIK PENYELENGARAAN
PEMERINTAHAN NEGARA

4 4.1MENYAJI HASIL ANALISIS NILAI – NILAI PANCASILA DALAM KERANGKA PRAKTIK


PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA NEGARA

NILAI-NILAI PANCASILA DALAM


PRAKTIK PENYELENGARAAN
PEMERINTAHAN NEGARA

ONTOLOGI ONTOLOGI ONTOLOGI ONTOLOGI


SISTEM PEMBAGIAN KEDUDUKAN DAN FUNGSI ANALISIS NILAI-NILAI MENYAJI NILAI-NILAI
KEKUASAAN NEGARA KEMENTERIAN NEGARA DAN PANCASILA DALAM PANCASILA DALAM
REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PEMERINTAHAN NON- PENYELENGARAN PENYELENGARAAN
KEMENTERIAN PEMERINTAHAN PEMERINTAHAN

EPISTIMOLOGI EPISTIMOLOGI EPISTIMOLOGI EPISTIMOLOGI


m

PROBLEM BASED
SAINTIFIK PROBLEM SOLVING SAINTIFIK
LEARNING

AKSIOLOGI
mampu menentukan dan menyelesaikan masalah-masalah terkait
nilai-nilai pancasila dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan
negara sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada tuhan yang
maha esa
SMA 1 PRINGGARATA KELAS 10

KI 1 KD 1.1MENSYUKURI NILAI – NILAI PANCASILA DALAM PRAKTIK PENYELENGGARAAN


PEMERINTAHAN NEGARA SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENGABDIAN KEPADA TUHAN YANG
MAHA ESA
ONTOLOGI
A. Sistem Pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia
1. Macam-Macam Kekuasaan Negara
Konsep kekuasaan tentu saja merupakan konsep yang tidak asing bagi kalian. Dalam kehidupan
sehari-hari konsep ini sering sekali diperbincangkan, baik dalam obrolan di masyarakat maupun
dalam berita di media cetak maupun elektronik.
Menurut John Locke sebagaimana dikutip oleh Riyanto (2006: 273) bahwa kekuasaan Negara itu
dapat dibagi menjadi tiga macam, yakni sebagai berikut.
1) Kekuasaan legislatif
2) Kekuasaan eksekutif
3) Kekuasaan federatif
2. Konsep Pembagian Kekuasaan di Indonesia
a. Pembagian Kekuasaan Secara Horizontal
 Kekuasaan konstitutif
 Kekuasaan eksekutif
 Kekuasaan legislatif
 Kekuasaan yudikatif atau disebut kekuasaan kehakiman
 Kekuasaan eksaminatif/inspektif
 Kekuasaan moneter
b. Pembagian Kekuasaan Secara Vertikal
Pembagian kekuasaan secara vertikal merupakan pembagian kekuasaan berdasarkan
tingkatannya, yaitu pembagian kekuasaan antara beberapa tingkatan pemerintahan.
Pasal 18 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara
Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi
atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.
EPISTIMOLOGI
Dalam epistomologi dalam KI 1 KD 1.1 ini kita mengunakan pendekatan saintifik Pembelajaran
yang mengunakan pendekatan saintifik adalah kegiatan pembelajaran yang didesain agar siswa
bisa secara aktif dapat membangun konsep, prinsip & hukum dengan melalui langkah-langkah
berupa: mengamati, memformulasikan masalah (menanya), mengajukan (hipotesis),
menghimpun data dengan beberapa cara & teknik, menganalisis, membuat kesimpulan dan
mengkomunikasikan konsep atau prinsip yang telah ditemukan.
Adapun metode yang akan di gunakan dalam pendekatan ini iyalah ebagai berikut :
1.METODE CERAMAH PLUS
Metode ceramah plus ini biasanya disertai metode lainnya saat menyampaikan materi seperti
diskusi, tanya jawab, demonstrasi dan latihan. atau feedback antara pengajar dan murid.Metode
ceramah plus ini sama dengan metode ceramah yang biasanya di gunakan,dalam metode ini
pola ajar yang akan di terapkan sebagai berikut:

a) Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif


b) Guru menegaskan tentang topic dan tujuan pembelajaran
c) Guru menjelaskan meteri pembelajaran
d) Guru melakukan Tanya jawab dengan siswa
e) Guru meminta peserta didik untuk menganalisis suatu permasalahan
f) Guru meminta siswa untuk mencatat hal-hal penting

2.METODE LATIHAN

Metode ini merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan melatih keterampilan
kepada siswa dengan merangsang, memanfaatkan atau membuat sesuatu. Biasanya setelah
Penjelasan Murid akan diuji Oleh beberapa pertanyaan.

a) Guru memberikan pertanyan kepada peserta didik mengenai topic yang di bahas
b) Guru memberikan latihan soal untuk dikerjakan

KI 2 KD 2.1MENUNJUKAN SIKAP GOTONG ROYONG SEBAGAI BENTUK PENERAPAN NILAI – NILAI


PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
ONTOLOGI
A. Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia dan Lembaga Pemerintah
Non-Kementerian
1. Tugas Kementerian Negara Republik Indonesia
Keberadaan Kementerian Negara Republik Indonesia diatur secara tegas dalam Pasal 17 UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan:
1) 1.Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara.
2) 2.Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh presiden.
3) 3.Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
4) 4.Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian Negara diatur dalam
undang-undang.
2.Klasifikasi Kementerian Negara Republik Indonesia
a. Kementerian yang menangani urusan pemerintahan yang nomenklatur atau nama
kementeriannya secara tegas disebutkan dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
adalah sebagai berikut.
1) Kementerian Dalam Negeri
2) Kementerian Luar Negeri
3) Kementerian Pertahanan
b. Kementerian yang mempunyai tugas penyelenggaraan urusan tertentu dalam pemerintahan
untuk membantu presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara dengan upaya
pencapaian tujuan kementerian sebagai bagian dari tujuan pembangunan nasional.
1) Kementerian Agama
2) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
3) Kementerian Keuangan
4) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
5) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
6) Kementerian Kesehatan
7) Kementerian Sosial
8) Kementerian Ketenagakerjaan
9) Kementerian Perindustrian
10) Kementerian Perdagangan
11) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
12) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
13) Kementerian Perhubungan
14) Kementerian Komunikasi dan Informatika
15) Kementerian Pertanian
16) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
17) Kementerian Kelautan dan Perikanan
18) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
19) Kementerian Agraria dan Tata Ruang

c. Kementerian yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan tertentu dalam pemerintahan


untuk membantu presiden
1) Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional
2) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
3) Kementerian Badan Usaha Milik Negara
4) Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
5) Kementerian Pariwisata
6) Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
7) Kementerian Pemuda dan Olahraga
8) Kementerian Sekretariat Negara

Kementerian koordinator, terdiri atas beberapa kementerian sebagai berikut.


A) Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
1) Kementerian Dalam Negeri
2) Kementerian Hukum dan HAM
3) Kementerian Luar Negeri
4) Kementerian Pertahanan
5) Kementerian Komunikasi dan Informatika
6) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
B) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
1) Kementerian Keuangan
2) Kementerian Ketenagakerjaan
3) Kementerian Perindustrian
4) Kementerian Perdagangan
5) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
6) Kementerian Pertanian
7) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
8) Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
9) Kementerian Badan Usaha Milik Negara
10) Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

C) Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

1) Kementerian Agama;
2) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
3) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;
4) Kementerian Kesehatan;
5) Kementerian Sosial;
6) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
7) Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; dan
8) Kementerian Pemuda dan Olahraga.

D) Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.

1) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral


2) Kementerian Perhubungan
3) Kementerian Kelautan dan Perikanan
4) Kementerian Pariwisata

3. Lembaga Pemerintah Non-Kementerian


Berikut ini Daftar Lembaga Pemerintah Non -Kementerian yang ada di Indonesia.
1) Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), di bawah koordinasi Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
2) Badan Informasi Geospasial (BIG).
3) Badan Intelijen Negara (BIN).
4) Badan Kepegawaian Negara (BKN), di bawah koordinasi Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
5) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), di bawah koordinasi
Menteri Pemberdayaan
6) Perempuan dan Perlindungan Anak.
7) Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), di bawah koordinasi Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian.
8) Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL), di bawah koordinasi
Menteri Riset dan Teknologi.
9) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
10) Badan Narkotika Nasional (BNN).
11) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
12) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
13) Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).
14) Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), di bawah koordinasi Menteri Kesehatan.
15) Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), di bawah koordinasi Menteri Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
16) Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
17) Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL), di bawah koordinasi Menteri
Lingkungan Hidup.
18) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), di bawah koordinasi Menteri Riset
dan Teknologi.
19) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS),di bawah koordinasi Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian.
20) Badan Pertanahan Nasional (BPN), di bawah koordinasi Menteri Dalam Negeri.
21) Badan Pusat Statistik (BPS), di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian.
22) Badan SAR Nasional (BASARNAS).
23) Badan Standardisasi Nasional (BSN), di bawah koordinasi Menteri Riset dan Teknologi.
24) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), di bawah koordinasi Menteri Riset dan
Teknologi.
25) Badan Urusan Logistik (BULOG), di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian.
26) Lembaga Administrasi Negara (LAN), di bawah koordinasi Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
27) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), di bawah koordinasi Menteri Riset dan
Teknologi.
28) Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANAS).
29) Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
30) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), di bawah koordinasi Menteri
Riset dan Teknologi.
31) Lembaga Sandi Negara (LEMSANEG), di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang
Politik, Hukum dan, Keamanan.
32) Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PERPUSNAS), di bawah koordinasi Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan.
EPISTIMOLOGI

Epitimologi dalam KI 1 KD 2.1 ini mengunakan pendekatan problem solving atau dalam
bahasa Indonesia di sebut dengan Penyelesaian atau pemecahan masalah adalah bagian
dari proses berpikir. Sering dianggap merupakan proses paling kompleks di antara semua
fungsi kecerdasan, pemecahan masalah telah didefinisikan sebagai proses kognitif tingkat
tinggi yang memerlukan modulasi dan kontrol lebih dari keterampilan-keterampilan rutin
atau dasar. Proses ini terjadi jika suatu organisme atau sistem kecerdasan buatan tidak
mengetahui bagaimana untuk bergerak dari suatu kondisi awal menuju kondisi yang
dituju.dalam pendekatan ini metode yang kita gunakan seperti berikut:

1.METODE CERAMAH PLUS

Metode ceramah plus ini biasanya disertai metode lainnya saat menyampaikan materi
seperti diskusi, tanya jawab, demonstrasi dan latihan. atau feedback antara pengajar dan
murid.Metode ceramah plus ini sama dengan metode ceramah yang biasanya di
gunakan,dalam metode ini pola ajar yang akan di terapkan sebagai berikut:

a) Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif


b) Guru menegaskan tentang topic dan tujuan pembelajaran
c) Guru menjelaskan meteri pembelajaran
d) Guru melakukan Tanya jawab dengan siswa
e) Guru meminta peserta didik untuk menganalisis suatu permasalahan
f) Guru meminta siswa untuk mencatat hal-hal penting

2.METODE DISKUSI

Sesuai dengan namanya, metode ini selalu mengutamakan aktivitas diskusi yang melibatkan
para siswa untuk belajar memecahkan masalah. Penerapan metode diskusi biasanya
dilakukan dengan membuat kelompok diskusi yang bertugas membahas sebuah masalah.

a) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok


b) Guru meminta siwa untuk menyelidiki masalah di sekitar
c) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan informasi
d) Guru meminta siswa terkait problematika yang telah di ambil

KI 3 KD3.1MENGANILIS NILAI – NILAI PANCASILA DALAM KERANGKA PRAKTIK PENYELENGARAAN


PEMERINTAHAN NEGARA
KI 4 KD 4.1MENYAJI HASIL ANALISIS NILAI – NILAI PANCASILA DALAM KERANGKA PRAKTIK
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA NEGARA
ONTOLOGI
A. Nilai-Nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
1. Sistem Nilai dalam Pancasila
Sistem secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang saling berkaitan antara
nilai yang satu dan nilai yang lain. . Pancasila sebagai nilai mengandung serangkaian nilai, yaitu:
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, keadilan. Kelima nilai tersebut merupakan satu kesatuan
yang utuh, tidak terpisahkan mengacu kepada tujuan yang satu. Pancasila sebagai suatu sistem
nilai termasuk ke dalam nilai moral (nilai kebaikan) dan merupakan nilai-nilai dasar yang bersifat
abstrak.
2. Implementasi Pancasila
Pancasila yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan landasan bangsa Indonesia
yang mengandung tiga tata nilai utama, yaitu dimensi spiritual, dimensi kultural, dan dimensi
institusional. . Dimensi spiritual mengandung makna bahwa Pancasila mengandung nilai-nilai
keimanan dan ketakwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai landasan keseluruhan nilai
dalam falsafah negara. Hal ini termasuk pengakuan bahwa atas kemahakuasaan dan curahan
rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa perjuangan bangsa Indonesia merebut kemerdekaan
terwujud. Dimensi kultural mengandung makna bahwa Pancasila merupakan landasan falsafah
negara, pandangan hidup bernegara, dan sebagai dasar negara. Dimensi institusional
mengandung makna bahwa Pancasila harus sebagai landasan utama untuk mencapai cita-cita,
tujuan bernegara, dan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Nilai-Nilai Pancasila dijabarkan
dalam setiap peraturan perundang undangan yang telah ada, baik itu ketetapan, keputusan,
kebijakan pemerintah, program program pembangunan dan peraturan-peraturan lain yang pada
hakikatnya merupakan penjabaran nilai-nilai dasar Pancasila
3. Nilai-Nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Negara
Hakikat atau makna terdalam dari Pancasila. Berdasarkan analisis makna nilai-nilai Pancasila
diharapkan akan diperoleh makna yang akurat dan mempunyai nilai filosofis. Dengan demikian,
penyelenggaraan negara harus berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila yang terdapat dalam
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 sebagai berikut.

a. Nilai Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

1) Pengakuan adanya causa prima (sebab pertama) yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
2) Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut
agamanya.
3) Tidak memaksa warga negara untuk beragama, tetapi diwajibkan memeluk agama
sesuai hukum yang berlaku.
4) Atheisme dilarang hidup dan berkembang di Indonesia.
5) Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama,toleransi antar
umat dan dalam beragama.
6) Negara memfasilitasi bagi tumbuh kembangnya agama dan iman warga negara dan
menjadi mediator ketika terjadi konflik antar agama.
b. Nilai Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
1) Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan karena
manusia mempunyai sifat universal.
2) Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa, hal ini juga bersifat
universal.
3) Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah. Hal ini berarti bahwa yang
dituju masyarakat Indonesia adalah keadilan dan peradaban yang tidak pasif, yaitu perlu
pelurusan dan penegakan hukum yang kuat jika terjadi penyimpangan-penyimpangan,
karena keadilan harus direalisasikan dalam kehidupan bermasyarakat.

c. Nilai Sila Persatuan Indonesia

1) Nasionalisme.
2) Cinta bangsa dan tanah air.
3) Menggalang persatuan dan kesatuan bangsa.
4) Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan,perbedaan warna kulit.
5) Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggulangan.

d. Nilai Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan

1) Hakikat sila ini adalah demokrasi. Demokrasi dalam arti umum, yaitu pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
2) Permusyawaratan, artinya mengusahakan putusan bersama secara bulat, baru sesudah
itu diadakan tindakan bersama. Di sini terjadi simpul yang penting yaitu mengusahakan
putusan bersama secara bulat.
3) Dalam melakukan putusan diperlukan kejujuran bersama. Hal yang perlu diingat bahwa
keputusan bersama dilakukan secara bulat sebagai konsekuensi adanya kejujuran
bersama.
4) Perbedaan secara umum demokrasi di negara barat dan di negara Indonesia, yaitu
terletak pada permusyawaratan rakyat.

e. Nilai Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

1) Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan
2) berkelanjutan.
3) Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi kebahagiaan bersama
menurut potensi masing-masing.
4) Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat bekerja sesuai dengan
bidangnya

EPISTIMOLOGI

KI 3 KD 3.1 KI 4 KD 4.1 ini mengunakan pendekatan problem based learning dan pendekatan
saintifik di mana dalam KI 3 KD 3.1 ini mengunakan pendekatan problem based learning di
mana pendekatan ini merupakan pendekatan menyuguhkan berbagai situasi bermasalah
yang autentik dan bermakna kepada siswa yang berfungsi sebagai landasan bagi investigasi
dan penyelidikan siswa.PBL membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan untuk
belajar secara mandiri, keterampilan penyelidikan dan keterampilan mengatasi masalah
serta perilaku dan keterampilan sosial sesuai peran orang dewasa.

1.METODE DISKUSI

Sesuai dengan namanya, metode ini selalu mengutamakan aktivitas diskusi yang melibatkan
para siswa untuk belajar memecahkan masalah. Penerapan metode diskusi biasanya
dilakukan dengan membuat kelompok diskusi yang bertugas membahas sebuah masalah.

a) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok


b) Guru meminta siwa untuk menyelidiki masalah di sekitar
c) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan informasi
d) Guru meminta siswa terkait problematika yang telah di ambil

KI 4 KD 4.1 ini mengunakan pendekana saintifik yakni merupakan pendekatan yang


kegiatan pembelajaran yang didesain agar siswa bisa secara aktif dapat membangun konsep,
prinsip & hukum dengan melalui langkah-langkah berupa: mengamati, memformulasikan
masalah (menanya), mengajukan (hipotesis), menghimpun data dengan beberapa cara &
teknik, menganalisis, membuat kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep atau prinsip
yang telah ditemukan.

1.METODE DISKUSI

Sesuai dengan namanya, metode ini selalu mengutamakan aktivitas diskusi yang melibatkan
para siswa untuk belajar memecahkan masalah. Penerapan metode diskusi biasanya
dilakukan dengan membuat kelompok diskusi yang bertugas membahas sebuah masalah.

a) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok

b) Guru meminta siwa untuk menyelidiki masalah di sekitar

c) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan informasi

d) Guru meminta siswa terkait problematika yang telah di ambil

2.METODE DEBAT

Metode ini mengajak siswa untuk saling beradu argumentasi secara perorangan atau
kelompok. Tetapi debat tersebut dilakukan secara formal dan memiliki aturan tertentu
untuk membahas dan mencari penyelesaian masalah.
a) Guru meminta siswa untuk menyajikan hasil analisis dengan cara presentasi
kelompok
b) Guru meminta siswa untuk saling meradu argument
c) Guru meminta siswa untuk menyatakan pendapat terkait topic yang di bahas
d) Guru meminta siswa untuk membuat kesimpulan

AKSIOLOGI

Dari ke 4 KD yang telah di pilih dan di jabarkan ontology maupun epistimologinya ini berada dalam
satu ranah(nilai-nilai pancasila dalam praktik penyelengaraan pemerintah negara)yang di mana artinya
ke 4 KD ini memiliki aksiologi yang sama yang di harapkan melalui kegiatan pembelajaran peserta didik
mampu menentukan dan menyelesaikan masalah-masalah terkait nilai-nilai pancasila dalam praktik
penyelenggaraan pemerintahan negara sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada tuhan yang maha
esa dengan benar,memiliki karakter(relihiositas,gontong royong dan kemandirian)dan memiliki
kemampuan literasi(baca tulis,numerasi,sains,digital,financial,budaya dan kewargaan)untuk
membiasakan siswa dalam berfikir kritis,kreativitas,komunikasi dan kalaborasi.Tujuan dari KD tentunya
akan di pengaruhi oleh epistimologi dari KD tersebut.

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai