Anda di halaman 1dari 7

ASAS-ASAS HUKUM NASIONAL

Puji Kurnianingrum Arzamnur (E1B020117), Rafidi Nasyuro (E1B020122), Rendi


Zakaria (E1B020128)

Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan


Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Mataram
(2021)

Abstrak

Tulisan ringkas ini fokus pada analisis pengertian asas-asas hukum, asas hukum nasional
dengan dalam sistem hukum. Bahannya merupakan rangkuman dari beberapa literatur yang
penulis simak pada perpustakaan pribadi. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah
penelitian hukum normatif. Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan. Dipahami asas-asas hukum itu
sebagai pikiran-pikiran dasar yang terdapat di dalam dan di belakang sistem hukum, masing-
masing dirumuskan dalam aturan-aturan perundang-undangan dan putusan-putusan hakim,
yang berkenaan dengannya ketentuan-ketentuan dan keputuankeputusan individual dapat
dipandang sebagai penjabarannya. Apabila dalam bidang hukum kita telah sepakat, bahwa
Pancasila sumber dari segala sumber hukum negara, maka sudah wajarlah, kalau kita
membicarakan asas, berpendapat bahwa sumber dari segala asas hukum adalah Pancasila,
Pancasila dipegang teguh sebagai kaidah dasar, sebagai suatu beginsel rechtsideologie atau
asas ideologi hukum Indonesia.

PENDAHULUAN

Manusia sebagai makhluk sosial pasti saling berhubungan antara satu individu
dengan individu lainnya. Dalam perjalanannya. manusia membutuhkan hukum supaya
terjalin suatu hubungan yang harmonis. Pada dasarnya manusia secara alami terikat oleh
kaidah seperti norma kesusilaan. norma kesopanan, dan norma adat sebagai aturan dalam
kehidupannya. Akan tetapi norma-norma itu tidak cukup untuk menjamin keberlangsungan
kehidupan manusia karena tidak tegasnya sanksi bagi yang melanggarnya sehingga
kesalahan itu bisa terulang lagi, maka disusunlah suatu hukum yang mempunyai sanksi
yang tegas terhadap pelanggarnya, Satjipto Raharido bahwa tujuan dalam teori ilmu hukum
yang menegaskan.
Pada hakikatnya tujuan pokok hukum adalah menciptakan tatanan masyarakat yang
tertib, menciptakan ketertiban dan keseimbangan. Setiap hubungan kemasyarakatan tidak
boleh bertentangan dengan ketentuan ketentuan dalam peraturan hukum yang ada dan
berlaku dalam masyarakat. Hukum berfungsi sebagai pengatur keseimbangan antara hak
dan kewajiban manusia sebagai makhluk sosial, dan mewujudkan keadilan dalam hidup
bersama.
Di dalam pembentukan kehidupan bersama yang baik, dituntut pertimbangan tentang
asas atau dasar dalam membentuk hukum supaya sesuai dengan cita-cita dan kebutuhan
hidup bersama. Dengan demikian asas hukum adalah prinsip yang dianggap dasar atau
fundamen hukum, karena itu bahwa asas hukum merupakan jantung dari peraturan hukum.
Dikatakan demikian karena asas hukum merupakan landasan yang paling luas bagi lahirnya
suatu peraturan hukum.

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian asas hukum dan asas hukum nasional

Asas hukum adalah aturan dasar dan prinsip-prinsip hukum yang abstrak dan pada umumnya
melatarbelakangi peraturan konkret dan pelaksanaan hukum. Dalam bahasa Inggris. Kata
“asas” diformatkan sebagai “principle”, sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
ada tiga pengertian kata “asas”: 1) hukum dasar, 2) dasar (sesuatu yang menjadi tumpuan
berpikir atau berpendapat) dan 3) dasar cita-cita. Peraturan konkret (seperti undang-undang)
tidak boleh bertentangan dengan asas hukum, demikian pula dalam putusan hakim,
pelaksanaan hukum, dan sistem hukum.

Sedangkan asas hukum nasional melandasi pikiran dasar dan memberi arah nilai hukumiah-
etis bagi kaidah, aturan, asas-asas dan lembaga berkembang menjadi sistem hukum nasional
yang merupakan taranan hukum yang meliputi hukum tertulis dan hukum tidak tertulis.

Pengertian asas hukum menurut para ahli:

 Pendapat Bellefroid, asas hukum adalah norma dasar yang debarking dari hukum
positif dan yang oleh ilmu hukum tidak dianggap berasal dari aturan-aturan yang lebih
umum.

2
 Pendapat van Scholten, asas hukum adalah kecenderungan yang disyaratkan oleh
pandangan kesusilaan kita pada hukum dan merupakan sifat-sifat umum dengan
segala keterbatasannya sebagai pembawaan yang umum itu, tetapi yang tidak boleh
tidak harus ada.
 Pendapat van Eikema Hommes, asas hukum bukanlah norma-norma hukum konkrit,
tetapi ia adalah sebagai dasar-dasar pikiran umum atau petunjuk-petunjuk bagi hukum
yang berlaku.
 Pendapat van der Velden, asas hukum adalah tipe putusan yang digunakan sebagai
tolak ukur untuk menilai situasi atau digunakan sebagai pedoman berperilaku.

Dari pengertian-pengertian di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa asas hukum bukan
merupakan hukum konkrit, melainkan merupakan pikiran dasar yang umum dan abstrak, alau
merupakan latar belakang peraturan konkrit yang terdapat di dalam dan di belakang setiap
sistem hukum yang terjelma dalam peraturan perundang-undangan dan putusan hakim yang
merupakan hukum positif dan dapat diketemukan dengan mencari sifat-sifat umum dalam
peraturan konkrit tersebut.

2.2 Asas-asas tata negara Indonesia

1. Asas Pancasila

Bangsa indonesia telah menetapkan falsafah/ atas dasar negara adalah pancasila yang artinya
sebap tindakan/perbuatan baik tindakan pemerintah maupun perbuatan rakyat harus sesuai
dengan ajaran pancasila. Dalam bidang hukum, Pancasila merupakan sumber hukum materill,
sehingga setiap isi peraturan perundangan undangan tidak boleh bertentangan dengan sila-sila
yang terkandung dalam pancasila. Undang-undang dasar 1945 merupakan landasan
konstitusional daripada negara republik indonesia Perubahan undang-undang dasar 1945
mengandung empat pokok pokok pikiran yang merupakan cita-cita hukum bangsa indonesia
yang mendasari hukum dasar negara baik hukum yang tertulis dan hukum tidak tertulis.

2. Asas Negara Hukum

Setelah UUD 1945 diamandemen, maka telah ditegaskan dalam pasal 1 ayat 3 bahwa
“Negara Indonesia adalah negara hukum dimana sebelumnya hanya tersirat dan diatur dalam
penjelasan UUD 1945”. Atas ketentuan yang tegas diatas maka setiap sikap kebijakan dan
tindakan perbuatan alat negara berikut seluruh rakyat harus berdasarkan dan sesuai dengan

3
aturan hukum dengan demikian semua pejabat/alat-alat negara tidak akan bertindak
sewenang-wenang dalam menjalankan kekuasaannya.

3. Asas Kedaulatan Rakyat dan Demokrasi

Kedaulatan artinya kekuasaan atau kewenangan yang tertinggi dalam suatu wilayah,
Kedaulatan rakyat artinya kekuasaan itu ada ditangan rakyat. Sehingga dalam pemerintah
melaksanakan tugasnya harus sesuai dengan keinginan rakyat. Pasal 1 ayat 2 undang undang
dasar 1945 borbunyi Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD
Rumusan ini secara tegas bahwa. Kedaulatan ada ditangan rakyat yang diatur dalam UUD
1945 UUD 1945 menjadi dasar dalam pelaksanaan suatu kedaulatan rakyat tersebut baik
woworang tugas dan fungsinya ditentukan oleh UUD 1945.

4. Asas Negara Kesatuan

Pada dasarnya negara kesatuan dideklarasikan pada saat menyatakan memproklamirkan


kemerdekaan oleh para pendiri negara dengan menyatakan seluruh wilayah sebagai bagian
dari satu negara. Pasal 1 ayat 1 UUD 1945 monyatakan Negara Indonesia sebagai suatu
negara kesatuan yang berbentuk republik Negara kesatuan adalah negara kekuasaan tertinggi
atas semua urusan negara ada ditangan pemerintah pusat atau pemegang kokuasaaan tertinggi
dalam negara ialah pemerintah pusat.

2.3 Macam-macam asas hukum nasional

Asas hukum nasional mempunyai dua asas yaitu asas nasional perlindungan (nasional fasif)
dan asas nasional aktif:

1.Asas Perlindungan (Nasional Pasif) adalah asas yang memperluas berlakunya ketentuan-
ketentuan hukum pidana indonesia di luar wilayah indonesia berdasar atas kerugian nasional
amat besar yang diakibatkan oleh beberapa kejahatan sehingga siapa saja yang termasuk
orang asing yang melakukannya dimana saja pantas dihukum oleh Pengadilan Indonesia.
(Pasal 4 ayat 1 KUHP).

2. Asas Nasional Aktif (Personal) merupakan ketentuan hukum bagi warga indonesia yang
melakukan tindak kejahatan di luar wilayah indonesia. Asas ini disebut nasional aktif karena
berhubungan dengan keaktifan berupa kejahatan dari seorang warga negara. (Pasal 5 KUHP).

2.4 Asas hukum dalam tataran das sollen dan das sein

4
Sebagaimana yang dijelaskan Sabian Utsman dalam tulisannya, das sollen adalah hukum
yang dicita-citakan sebagaimana seharusnya sebagai fakta hukum yang diungkapkan oleh
para ahli hukum dalam tataran teoritik (law in the books). Sedangkan das sein adalah hukum
sebagai fakta (kenyataan) yang berkembang dan berproses di masyarakat (law in action).
Begitupun dengan Sudikno Mertokusumo, melalui bukunya mengumpamakan das sollen
sebagai peraturan hukum yang bersifat umum, dan das sein sebagai peristiwa konkret yang
terjadi.

Das sollen dan das sein berguna dalam penemuan hukum, yaitu sebagai proses pembentukan
hukum oleh hakim atau petugas hukum lain yang diberi tugas melaksanakan hukum terhadap
peristiwa yang benar terjadi. Dimana dalam penemuan hukum, dibutuhkan sebuah
konkretisasi, kristalisasi, dan individualisasi sebuah peraturan hukum (das sollen) dengan
peristiwa yang terjadi (das sein). Perlunya sebuah aturan hukum terhadap suatu peristiwa
konkret ini menjadi penting karena perlunya hubungan atau relasi yang mencakup antara
peristiwa konkret dan peraturan hukum.

Sabian Utsman memberikan contoh penerapan das sollen dan das sein ini dalam penentuan
bersalah tidaknya pelaku pemerkosaan. Yang mana dalam tulisannya, Sabian Utsman
menerangkan bahwa seharusnya (das sollen) tindakan pemerkosaan merupakan pelanggaran
hukum, namun pada kenyataannya (das sein) untuk membuktikan tindakan pemerkosaan dan
menghukum pelaku tindakan pemerkosaan itu tidak mudah.

Seperti contoh kasus pemerkosaan yang dikenal dengan nama Agni yang mencuat pada
tahun 2019 setelah adanya pemberitaan dari Badan Penerbitan dan Pers Mahasiswa (BPPM)
Balairung UGM . Dimana dalam kasus tersebut, Agni seorang mahasiswi Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) diduga menjadi korban dari
tindakan pemerkosaan, yang dilakukan oleh teman satu kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN)
yang berinisial HS, mahasiswa Fakultas Teknik UGM. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun
2017 pada saat Agni dan HS sedang melaksanakan program KKN di Pulau Seram, Maluku.

Atas tindakan pemerkosaan tersebut, Agni menuntut kepada pihak kampus untuk men-drop-
out HS dan catatan buruk kepadanya. Tuntutan tersebut disampaikan oleh salah satu massa
dari aksi demo #kitaAgni di Taman San Siro Fisipol UGM. Dengan tuntutan ini diharapkan
dapat memberikan pernyataan kepada publik berupa pengakuan bahwa tindak pelecehan dan
kekerasan seksual, khususnya pemerkosaan merupakan pelanggaran berat.

5
Namun, hasil dari penanganan kasus tersebut yang dilakukan oleh tim internal kampus.
Menyatakan bahwa kasus ini berakhir damai, dengan harapan baik pelaku maupun korban
dapat sama-sama lulus. Padahal dukungan untuk menyelesaikan kasus ini secara hukum
cukup besar, sebagaimana yang disampaikan oleh Hasto Atmojo, selaku Wakil Ketua
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Republik Indonesia pada saat menemui
Dekan Fakultas Fisipol dan Rektorat UGM. Tidak memberikan pengaruh atas keputusan
damai terhadap kasus tersebut.

Sehingga, jelas dinyatakan bahwa das sollen dan das sein itu berbeda, das sollen adalah
peraturan hukum sedangkan das sein adalah peristiwa konkret. Tetapi, baik das sollen
maupun das sein memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk menentukan penemuan hukum
secara tepat.

METODE PENELITIAN

Jenis metode penelitian yang digunakan ini bisa disebut sebagai penelitian yang bersifat
doktriner dan biasanya berasal dari penelitian sumber-sumber dari perpustakaan. Sebagian
besar arah penelitian yang satu ini berhubungan dengan peraturan-peraturan yang tertulis dan
berkaitan erat dengan kepustakaan. Penelitian ini memerlukan sumber yang sangat banyak
dan dilengkapi dengan data-data yang bersifat sekunder. Penelitian hukum normatif ini dikaji
dari banyak aspek. Misalkan saja dari aspek teori, filosofi, perbandingan, penjelasan umum,
komposisi, dan lain sebagainya. Perlu adanya penjelasan secara terperinci mengenai setiap
pasal yang dimasukkan ke dalam laporan penelitian. Bahasa yang dipakai juga harus selalu
bahasa hukum. Cakupan dari metode penelitian ini cukup luas.

KESIMPULAN

Dapat disimpulkan asas-asas hukum itu sebagai pikiran -pikiran dasar yang terdapat di
dalam dan di belakang sistem hukum, masing-masing dirumuskan dalam aturan-aturan
perundang-undangan dan putusan-putusan hakim, yang berkenaan dengannya ketentuan-
ketentuan dan keputuan-keputusan individual dapat dipandang sebagai penjabarannya.
Apabila dalam bidang hukum kita telah sepakat, bahwa Pancasila sumber dari segala sumber
hukum negara, maka sudah wajarlah, kalau kita membicarakan asas, berpendapat bahwa
sumber dari segala asas hukum adalah Pancasila, Pancasila dipegang teguh sebagai kaidah
dasar, sebagai suatu beginsel rechtsideologie atau asas ideologi hukum Indonesia.

6
DAFTAR PUSTAKA

Wibowo T. Tunardy, Asas-asas Hukum, https://www.jurnalhukum.com/asas-asas-hukum/

https://yuridis.id/yuk-flashback-ingatan-tentang-asas-asas-hukum-pidana/

M. Soly Lubis, "Asas-Asas Hukum Nasional Di Bidang Hukum Tata Negara", dalam
Majalah Hukum

Nasional No 2, 1989, Badan Pembinaan Hukum Nasional, Departemen


Kehakiman,Jakarta, hal. 46.

Rahardjo, Satjipto, Ilmu Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti, 1996.

https://id.scribd.com/doc/77552040/ASAS-HUKUM

http://mh.uma.ac.id/2020/11/mengenal-asas-asas-hukum-tata-negara-indonesia/

Dzawi Kafa Nilla. 2021. Das Sollen VS Das Sein. https://heylawedu.id/blog/das-sollen-vs-


das-sein-sudah-tahu-belum

Anda mungkin juga menyukai