Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KELOMPOK 3

BIROKRASI DAN PELAYANAN PUBLIK

POLA PENGEMBANGAN DEMOKRASI MENGGUNAKAN STRATEGI TECHNICAL

DISUSUN OLEH :

FITRI RAMDANI (E051191067) ANDI HARDINAH ARSYAD (E051191019)

ALDIANI FITRIAYU SYAM (E051191054) A.MUH FARID PARADIGMA (E051191028)

SRI UMI RAHAYU M (E051191039) PUTRI NABILA LERI (E051191022)

A.MUH. ZAKY FADLAN (E05119104) NAILAH ADI NUR ( E051191046)

MARKUS BULAN (E05119157) AKMAD FAJRI (E051191046)

ANDI MUSHAWWIR (E051191050) NUR ZAKIAH AWALIAH (E051191003)

NADYA NUR CAHYANI (E051191073) RIKYANTO TANDI RORRONG (E051191018)

ALVIRA RAHMAYANTI (E051191024) ABDUL MALIK HABIR (E051191076)

JODY IBNU FERIAL (E051191065) RAMLAN TAHA (E051191016)

NURANASIFA ( E051181003) WAHID MUHARRAM A ( E12116508)

ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.l
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas individu dari mata kuliah Sosiologi BIROKRASI DAN
PELAYANAN PUBLIK dengan judul “POLA PENGEMBANGAN DEMOKRASI
MENGGUNAKAN STRATEGI TECHNICAL” . Penulis tentu menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu,penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN MAKALAH
BAB II PEMBAHASAN
2.1 POLA PENGEMBANGAN BIROKRASI
2.2 STRATEGI POLA PENGEMBANGAN BIROKRASI
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Birokrasi di Indonesia ketika persepsi yang muncul adalah suatu system pelayanan dan
administrasi pemerintahan yang terkesan aneh, berbelit-belit dan lamban. Birokrasi
merupakan penyakit menahun di tanah air yang sulit di ubah. Namun setelah reformasi politik
sekitar tahun 1998 terjadei, maka banyak upaya dan program-program pembangunan dan
pengembangan kelembagaan yang juga direformasi menuju system yang lebih demokratis.
Birokrasi, dunia usaha dan masyarakat adalah tiga pilar utama dalam upaya mewujudkan
pelaksanaan pemerintah yang baik dikenal dengan konsep “good governance”. Birokrasi
sebagai organisasi formal memiliki kedudukan dan cara kerja yang terikat dengan peraturan,
memiliki kompetensi sesuai jabatan atau wewenang, semangat pelayanan public, pemisahan
yang tegas antara milik organisasi dan individu serta sumber daya organisasi yang tidak
bebas dari pengawasan eksternal. Jika kondisi ini bias terpenuhi maka harapan mewujudkan
cita-cita dan tujuan Negara yang demokratis akan membawa kebaikan bagi Negara dan
bangsa ini. Karena itu birorasi harus bisa dipahami, melalui peran dan kemampuannya,
menunjang pelaksanaan system pemerintahan, baik dalam merespon berbagai permasalahan
maupun dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Inti salah satu kondisi birokrasi
yang professional adalah memberikan pelayanan tewrhadap masyarakat (public service),
sehingga cita-cita, inisiatif dan upaya-upaya birokrasi perlu diarahkan guna memiliki
wawasan pelayanan public. Birokrasi hadir sebagai kreasi dari penguasa untuk memberikan
pelayanan kepada penguasa, dengan tujuan untuk memperluas dan memperbesar serta
mempertahankan kekkuasaan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaiamana pola pengembangan birokrasi di indonesia ?


2. Apa saja strategi dalam mengembangkan pola pengembangan birokrasi dari
segi Technical ?
1.3 TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui pola pengembangan / reformasi birokrasi di indonesia
2. Untuk mengetahui strategi dalam mengembangkan pola pengembangan
birokrasi dari segi Technical .
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 POLA PENGEMBANGAN BIROKRASI


Selama lebih dari 60 tahun Indonesia merdeka, birokrasi telah berperan besar dalam
perjalanan hidup. Khususnya, setelah reformasi politik di tanah air tahun 1998, upaya-upaya
pembaharuan dalam manajemen pemerintahan terus dilakukan untuk meningkatkan kinerja
birokrasi. Selama orde baru, birokrasi memiliki andil besar dalam proses pembangunan.
Pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintahan seperti pelayanan public, regulasi, proteksi, dan
distribusi pada dasarnya di to[ang oleh demokrasi. Namun, peran birokrasi pada masa itu
tidak menunjukkan potret yang baik. Persepsi masyarakat memperlihatkan bahwa citra dan
kinerja birokrasi masih harus lebih ditingkatkan. Bahkan, masyarakat terkesan enggan untuk
berurusan dengan birokrasi, karena berkonotasi dengan citra negative seperti redahnya
kualitas pelayanan public, berprilaku korup dan nepotism (KKN), memiliki kecenderunga
untuk memusatkan kewenangan, masih rendahnya profesionalisme, dan tidak terdapatnya
budaya dan etika yang baik.

Hasil penelitian lembaga Political and Economic Risk Consultansy (PERC) yang dilakukan
pada tahun 2002, Indonesia masuk Negara yang terpuruk birokrasinya., sampai saat ini belum
mengalami perubahan yang cukup signifikan. Laporan terakhir World Economic Forum
(WEF) tahun 2004 tentang Global Competitiveness Ranking (GCR) bahkan menempatkan
Indonesia berada di urutan ke-69 dari 104 negara yang diamati. Salah satu aspek penilaian
adalah birokrasi pemerintah (kelembagaan pemerintah) yang mengindikasikan sejauh mana
lembaga pemerintah memberikan kemampuan pelayanan yang baik berorientasi pada
pelanggan atau public, minjimya korupsi, atau berorientasi pada kerangka hokum yang jelas.

Dalam dunia pemerintahan konsep birokrasi dimaknai sebagai proses dan system yang di
ciptakan secara rasional untuk menjamin mekanisme dan system kerja yang teratur, pasti dan
mudah dikendalikan.Birokrasi merupakan instrumen penting dalam masyarakat yang
kehadirannya tak mungkin terelakan. Birokrasi adalah sebuah konsekuensi logis dari
diterimanya hipotesis bahwa negara memiliki misi yaitu untuk mensejahterakan rakyatnya
melalui media birokrasi karena itu negara harus terlibat langsung dalam memproduksi barang
dan jasa publik yang diperlukan oleh rakyatnya.Secara umum birokrasi merupakan
instrument penting dalam masyarakat modern saat ini yang kehadirannya tak mungkin
terelakkan. Dimana birokrasi ini merupakan konsekuensi logis dari tugas Negara
(pemerintah) dalam proses penyelenggaraan pelayanan publik.

Secara ketatalaksanaan reformasi birokrasi diharapkan menghasilkan ketatalaksanaan yang


sederhana, mudah dan sistematis dengan cara menerapkan teknologi informasi dan
membangun komunikasi sehingga dengan penyempurnaan ketatalaksanaan ini menghasilkan
kinerja yang unggul dalam proses pelayanan yang akuntabel dan transparan.

Publik mengharapkan bahwa dengan terjadinya Reformasi, akan diikuti pula dengan
perubahan besar pada desain kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, baik yang
menyangkut dimensi kehidupan politik, sosial, ekonomi maupun kultural. Perubahan struktur,
kultur dan paradigma birokrasi dalam berhadapan dengan masyarakat menjadi begitu
mendesak untuk segera dilakukan mengingat birokrasi mempunyai kontribusi yang besar
terhadap terjadinya krisis multidimensional yang tengah terjadi sampai saat ini. Namun,
harapan terbentuknya kinerja birokrasi yang berorientasi pada pelanggan sebagaimana
birokrasi di Negara-negara maju tampaknya masih sulit untuk diwujudkan.

Banyak factor yang signifikan menjelaskan kondisi keterpurukan birokrasi di tanah air, dan
beberapa dijelaskan dalam uraian sebagai berikut:

1. Masih lemahnya kesadaran dan kemampuan untuk melakukan prinsip-prinsip good


governance dengan baik

2. System pemerintahan desedntralisasi yang digulirkan sejak era reformasi merupakan


angin segar dalam pelaksanaan birokrasi, teritama di daerah

3. Konsekwensi dari otonomi daerah yang berlebihan, tidak bisa dinafikkan


kondisinya.saat ini banyak posisi atau jabatan di birokrasi di isi oelh orang-orang
yang tidak memiliki kemampuan dan keterampilan yang sesuai dengan pekerjaannya.

4. Masih kurang efisiennya institusi birokrasi sendiri

5. Belum jelasnya standar kinerja yang dapat diukur untuk menentukan mutu output
yang dihasilkan aparatur

6. Rendahnya kualitas SDM aparatur, yang tercermin dari kondisi kesejahteraan


pegawai,rekruitmen dan pembinaan karier, budaya kerja dan profesionalisme sumber
daya aparatur yang belum sepenuhnya mampu memberikan pengaruh positif dalam
proses perkembangan aparatur

Permasalahan dan kondisi seperti yang dijelaskan di atas, memang secara perlahan-lahan
telah diantisipasi dan diatasi oleh pemerintah sendiri. Beberapa kementerian telah melakukan
reformasi birokrasi sendiri diwilayah kerjanya. Memang jika tidak diperbaiki hal-hal terjadi
diatas, maka akan sulit untuk mewujudkan tujuan mencapai kondisi reformasi birokrasi yang
berorientasi pada pelayanan public atau public service.

2.2 STARTEGI PENGEMBANGAN BIROKRASI DARI SEGI TECHNICAL

Strategi yang dapat digunakan dalam mengembangkan pelayanan birokasi ditinjau dari segi
technical yaitu :

1. Penerapan desentralisasi

Penerapan desentralisasi dan otonomi daerah merupakan instrument utama untuk mencapai
suatu Negara yang demokratis dan pemerintahan yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat.
Tetapi dalam pelaksanaanya selama ini, kebijakan otonomi daerah masih menghadapi
beberapa kelemahan, seperti otonomi daerah hanya dipahami sebagai kebijakan yang bersifat
institutional belaka, perhatian dalam otonomi daerah hanya pada masalah pengalihan
kewenangan dari pusat ke daerah, tetapi mengabaikan esensi dan tujuan kebijakan terserbut,
otonomi daerah tidak dibarengi dengan peningkatan kemandirian dan prakarsa manyarakat di
daerah sesuai tuntutan alam demokrasi.

Desentralisasi merupakan isu strategis lainnya yang menjadikan perhatian dalam reformasi
birokrasi. Desentralisasi adalah sebuah bentuk pemindahan tanggung jawab, wewenang, dan
sumber-sumber daya (dana, personel,dan lain-lain) dari pemerintah pusat ketingkat
pemerintahan dibawahnya.Dasar dari inisiatif ini adalah bahwa proses desentralisasi dapat
memindahkan proses pengambilan keputusan ke tingkat pemerintah yang lebih dekat dengan
masyarakat. Karena merekalah yang akan merasakan langsung pengaruh program pelayanan
yang dirancang dan klemudian dilaksanakan oleh pemerintah.

2. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan ciri utama dari Revolusi Industri (R.I)
4.0. Dengan demikian, teknologi ini pun harus diterapkan di organisasi pemerintah dalam
mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya. Penerapan konsep egovernment di instansi
pemerintah telah dimulai sejak tahun 2001. kecepatan teknologi informasi telah
mengantarkan perubahan-perubahan yang sangat cepat. Teknologi informasi juga telah
mengubah perkembangan global yang jauh berbeda disbanding sebelum era informatika lahir.
Kejadian apapun mengenai suatu pemerintahan di belahan bumi manapun dapat disaksikan
pada saat yang sama di belahan bumi lainnya. Era teknologi informasi yang semakin cepat
telah memberikan suatu implikasi bahwa informasi menjadi sesuatu yang sangat penting.
Kondisi menguatnya teknologi informasi telah memberikan ruang hidup tersendiri bagi
birokrasi yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Teknologi informasi telah
menghantarkan kehidupan dunia yang semakin tidak ada batasnya.

Informasi yang cepat diterima akan menimbulkan pemaknaan atas informasi. Apabila suatu
informasi berkenaan dengan pemerintahan dan pelaksanaan birokrasi di suatu Negara di nilai
baik, maka akan memunculkan efek image yang baik terhadap pemerintahan tersebut.
Kondisi seperti ini mendatangkan implikasi lebih luas terkait dengan persepsi terhadap
bangsa, kualitas pemerintahan, stabilitas politik, dan aspek lainnya. Pada gilirannya,
informasi yang diterima oleh warga dunia akan berimplikasi pada sejauh mana warga dunia
merespons untuk menanamkan investasi, sejauh mana rasa keamanan dapat tumbuh dan
sejauh mana suatu pemerintahan dipercaya oleh warga dunia. Pada perkembangan
selanjutnya, tuntutan kinerja birokrasi diukur dengan indicator-indikator yang sama dengan
kinerja birokrasi di tempat lain.

Tersedianya TI dalam mendukung metode dan mekanisme kerja birokrasi seperti : e-


government, e-procurement, e-business, e-audit, atau tersedianya TI dalam mendukung
kerangka hokum dan kebijakan misalnya cyberlaw, telecoirt, dan sebagainya merupakan
bentuk-bentuk upaya menuju pada system pelayanan public yang lebih akuntabel dan
transparan.

Terkait dengan kondisi seperti ini, maka birokrasi Indonesia memiliki peluang untuk mampu
mendongkrak kinerja pemerintah dengan memanfaatkan teknologi yang semakin
berkembang. Teknologi informasi bisa dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya menyerap
informasi dari pelanggan (masyarakat) secara cepat dan murah. Pengetahuan yang tepat
terhadap harapan dan kebutuhan pelanggan pada dasarnya diharapkan dapat memberikan
implikasi kemauan meningkatkan kompetensi, kemampuan untuk menggali potensi dan cara
baru guna meningkatkan daya saing, atau melakukan aliansi strategis seiring dengan tuntutan
perkembangan teknologi yang semakin cepat.
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pola pengembangan reformasi birokrasi merupakan perubahan ke arah yang menjadi lebih
baik. Dengan menggunakan strategi Technical yaitu Desentralisasi dan penggunaan IT.
Desentralisasi yang positif membutuhkan kelembagaan lokal yang efektif yang dapat
membuat pemerintah daerah berdaya untuk merespon kepentingan konstituen mereka.
Kebijakan desentralisasi yang disusun tidak seharusnya seragam untuk semua kondisi
sehingga mencerminkan kebutuhan lokal. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
dimana pemerintah mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk
mengeliminasi sekat-sekat birokrasi organisasi, serta membentuk jaringan sistem manajemen
dan proses kerja yang memungkinkan instansiinstansi pemerintah bekerja secara terpadu
untuk menyederhanakan akses dan transparansi ke semua informasi dan layanan publik yang
harus disediakan oleh pemerintah.

3.2 SARAN

Kami menyadari kekuarangan dalam makalah ini sehingga kami sangat mengharapkan saran
dan krtikikan dari pembaca terhadap makalah kami yang berjudul "STARTEGI
PENGEMBANGAN BIROKRASI DARI SEGI TECHNICAL"
DAFTAR PUSTAKA

https://bengkulu.kemenag.go.id/opini/314-birokrasi-dan-upaya-meningkatkan-pelayanan-
publik http://eprints.undip.ac.id/73483/1/BUKU_KAJIAN_BIROKRASI_GABUNGAN.pdf

http://jwk.bandung.lan.go.id/ojs/index.php/jwk/article/download/133/88

Anda mungkin juga menyukai