Anda di halaman 1dari 11

CHAPTER

14
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA
Hal. 1 dari 11
CHAPTER 14

KEBERHASILAN REFORMASI

ADMINISTRASI PEMERINTAH DI INDONESIA

CAPAIAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami


dan menganalisa tentang keberhasilan reformasi administrasi pemerintah di
Indonesia.

1. Pendahuluan

Pada era orde baru, praktik KKN dan kepentingan penguasa seakan-akan menjadi
perilaku para birokrat. Bahkan birokrasi yang berjalan di dalamnya seakan-akan
dibangun untuk memperkuat para penguasa dan diibaratkan sebagai kerajaan
pejabat (Thoha, 2012). Padahal fungsi birokrasi ini menentukan kemiskinan,
kesenjangan, dan pertumbuhan ekonomi suatu negara (Rasul and Rogger, 2017).
Perilaku birokrat yang cenderung melalukan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)
semakin mengerucutkan image negatif birokrasi publik di masyarakat (Dwiyanto et
al., 2002).

Memasuki era reformasi, tantangan pemerintah Indonesia dalam mewujudkan tata


kelola pemerintahan yang baik adalah dengan mengatasi krisis kepercayaan
masyarakat terhadap layanan publik. Krisis yang muncul akibat bangunan birokrasi
selama periode orde baru ini bahkan memicu protes di tingkat pusat maupun daerah
(Dwiyanto et al., 2002; Thoha, 2012). Akibat dari perilaku birokrat yang cenderung
tidak mendukung pelayanan publik telah menyebabkan tujuan awal birokrat dalam
memberikan layanan publik bergeser ke arah pragmatisme dan menurunkan
integritas dan kualitasnya (Horhoruw et al., 2012).

Hal. 2 dari 11
Idealnya penyelenggaraan layanan publik oleh aparat pemerintah pemberi layanan public
harus dilakukan tanpa adanya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)
(Girindrawardana, 2002).
Lebih lanjut, dari sebuah survei dilaporkan bahwa indeks integritas layanan publik
berada di peringkat 70 dari 109 negara, bahkan di bawah negara-negara tetangga
seperti Timor Leste, Filipina, Malaysia, dan Thailand. Bahkan, dalam survei
tersebut, komponen layanan administrasi menjadi yang terburuk dengan berada
pada peringkat 97 (Mungiu-Pippidi et al., 2017). Hal tersebut sekaligus
menandakan bahwa perlu adanya perbaikan terutama pada aspek administrasi
publik agar penyelenggaraan pelayanan publik menjadi lebih optimal.

Memasuki era reformasi, pembaharuan di segala bidang dilakukan bahkan UUD


1945 juga diamandemen hingga empat kali. Selain itu, sistem desentralisasi juga
diterapkan dengan tujuan agar potensi yang dimiliki daerah dapat dimaksimalkan
termasuk dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance). Namun, disisi lain, penerapan desentralisasi menyebabkan tiga hal
yakni, KKN meluas di tingkat daerah, terjadi ketimpangan layanan publik antar
daerah, dan belum ada aturan sanksi terhadap daerah yang menyediakan layanan
buruk kepada masyarakat (Girindrawardana, 2002).

Kegagalan birokrasi dalam merespon krisis baik itu krisis ekonomi maupun politik
akan mempengaruhi tercapainya good governance. Kegagalan itu sangat
ditentukan oleh faktor kekuasaan, insentif, akuntabilitas, dan budaya birokrasi
(Dwiyanto et al., 2002). Ternyata diantara komponen bangsa, birokrasi adalah
komponen yang paling lambat berubah. Dalam persepektif administrasi publik,
good governance merupakan muara dari penyelenggaraan pelayanan publik yang
membutuhkan kompetensi birokrasi untuk mendesain dan melaksanakan kebijakan
(Ndue, 2005).

Apabila tidak dilakukan reformasi pada sistem birokrasi Indonesia maka era saat ini tidak
akan jauh berbeda dengan rezim orde baru dalam hal penerapan pelayanan publik yang

Hal. 3 dari 11
akuntabel, tansparan, sesuai aturan, responsif, inklusif, efektif dan efisien, serta
mengajak seluruh elemen berpartisipasi dalam implementasinya (Sheng, 2009).

Dapat dikatakan bahwa Good Governance adalah suatu penyelenggaraan


manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan
prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi
dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif, menjalankan
disiplin anggaran serta penciptaan legal and political frame work bagi tumbuhnya
aktifitas usaha. Padahal, selama ini birokrasi di daerah dianggap tidak kompeten.
Dalam kondisi demikian, pemerintah daerah selalu diragukan kapasitasnya dalam
menjalankan desentralisasi. Di sisi lain mereka juga harus mereformasi diri dari
pemerintahan yang korupsi menjadi pemerintaan yang bersih dan transparan.

Negara sebagai salah satu unsur governance, di dalamnya termasuk lembaga-


lembaga politik dan lembaga-lembaga sektor publik. Sektor swasta meliputi
perusahaan-perusahaan swasta yang bergerak di berbagai bidang dan sektor-sektor
informal lain di pasar. Sektor swasta dapat dibedakan dengan masyarakat karena
sektor swasta mempunyai pengaruh terhadap kebijakan-kebijakan sosial, politik, dan
ekonomi yang dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pasar dan
perusahaan-perusahaan itu sendiri. Sedangkan masyarakat terdiri dari individu-
individu maupun kelompok (baik yang terorganisasi maupun tidak terorganisasi) yang
berinteraksi secaara sosial, politik dan ekonomi dengan aturan formal maupun tidak
formal. Masyarakat meliputi lembaga-lembaga swadaya masyarakat, organisasi
profesi dan lainnya.

Arti good dalam good governance mengandung dua pengertian. Pertama, nilai-nilai yang
menjunjung tinggi keinginan/kehendak rakyat, dan nilai-nilai yang dapat meningkatkan
kemampuan rakyat dalam pencapaian tujuan (nasional) kemandirian, pembangunan
berkelanjutan dan keadilan sosial. Kedua, aspek-aspek fungsional dari pemerintahan
yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut. Berdasarkan pengertian ini, good governance berorientasi pada, yaitu 1)
Orientasi ideal negara yang diarahkan pada pencapaian tujuan nasional, 2) Pemerintahan
yang berfungsi secara ideal, yaitu secara efektif dan efisien dalam melakukan upaya
mencapai tujuan nasional.

Hal. 4 dari 11
Reformasi birokrasi pemerintah menjadi bagian dari upaya untuk memperkuat negara
karena melalui reformasi birokrasi, peran dan lingkup intervensi negara dalam hal hal ini
yaitu pemerintah didefinisikan ulang untuk menjawab tantangan zaman. Oleh karena itu,
reformasi birokrasi juga tidak sekedar menyederhanakan struktur birokrasi, tapi
mengubah pola pikir (mind set) dan pola budaya (cultural set) birokrasi untuk berbagi
peran dalam tata kelola pemerintahan.

B. Birokrasi Dalam Sistem Administrasi Negara

Blau dan Page dalam Mufis (1985) memformulasikan birokrasi sebagai sebuah tipe
organisasi yang dimaksudkan untuk mencapai tugas-tugas administratif yang besar,
dengan cara mengkoordinasikan secara sistematika pekerjaan dari banyak orang.
Dengan demikian, birokrasi tidak boleh hanya dikenal dalam organisasi pemerintahan,
tetapi juga pada semua organisasi besar. (Sahnya Anggaran, 2012:53). Alfian dan
Syamsuddin (1991) membedakan dua kategori orientasi, yaitu : (1) Orientasi Pelayanan;
dan (2) Orientasi pengendalian sosial. Sebagai pelayan masyarakat/ rakyat, birokrasi
pemerintah secara profesional harus memberikan pelayanan kepada masyarakat yang
mampu menjamin kepuasan pihak yang dilayani.

Status birokrasi pemerintah sebagai pelayan masyarakat, tidak terlepas dari sistem lain
yang ada dalam suatu negara. Tugas dan tanggung jawab birokrasi sebagai pelayan
masyarakat sangat kuat dan kompleks, yaitu bertanggung jawab pada ideologi dan dasar
negara, pemerintah, partai politik, hukum, aturan-aturan kedinasan, etika, profesi dan
masyarakat.

Peran pemerintah dalam reformasi birokrasi sebagaimana diungkapkan oleh Osborne,


antara lain sebagai berikut :

1. Mengarahkan (katalisator) pembangunan;


2. Memberikan kewenangan yang lebih luas kepada masyarakat (fasilitator);
3. Mendorong persaingan yang sehat (motivator);
4. Menghasilkan (enterpreneur) dan;

Hal. 5 dari 11
5. Public governance (alokator dan stabilisator).

Oleh karena itu, Aparatur pemerintah harus lebih peka terhadap kebutuhan
masyarakat dan tidak membeda-bedakan pelayanan antara warga negara
yang satu dengan warga negara yang lainnya. Pelayanan masyarakat menjadi
lebih penting karena senantiasa berhubungan dengan khalayak masyarakat
atau orang banyak. Thoha (1991) menjelaskan bahwa, pelayan masyarakat
merupakan usaha yang dilakukan oleh seseorang atau institusi tertentu untuk
memberikan bantuan kemudahan kepada masyarakat dalam rangka mencapai
tujuan tertentu, dan birokrasi pemerintah merupakan institusi terdepan yang
berhubungan dengan pemberian pelayanan masyarakat.

Dengan latar belakang dan kondisi demikian, maka kebutuhan akan perubahan
dan adaptasi aparatur pemerintah sangatlah mendesak, walaupun masalah
yang mengitarinya terlalu kompleks dan rumit. Sebagai konsekuensi logisnya,
maka reformasi administrasi di negara sedang berkembang menjadi keharusan
(condition sine quanon) dan menjadi perhatian utama pemerintah negara
sedang berkembang, termasuk pemerintahan daerah di Indonesia.

Reformasi administrasi merupakan bagian yang sangat penting dalam


pembangunan di negara berkembang, terlepas dari tingkat perkembangan,
arah, dan tujuannya. Di tengah-tengah semakin berat dan kompleks tantangan
bangsa Indonesia menghadapi era global saat ini, mengedepankan
pembaharuan, pemikiran-pemikiran yang inovatif dan produktif pada lembaga
pemerintah baik pusat maupun daerah merupakan langkah dan sikap yang
tepat serta patut mendapatkan dukungan dari semua komponen masyarakat.
Dengan kata lain ‚Reformasi Administrasi Negara‛ di Indonesia harus sesegera
mungkin menjadi pilihan para penyelenggara pemerintahan baik pusat maupun
daerah guna mewujudkan good governance, pemerintahan yang bersih, sehat
dan berwibawa.

C. Transformasi Pemberdayaan Aparatur Negara

Hal. 6 dari 11
Transformasi Pemberdayaan Aparatur Negara menggunakan proses metamorfosa
yang terencana dan terkelola dengan baik dengan tujuan membuat organisasi
pemerintahan siap untuk menghadapi perubahan lingkungan stratejik.

Langkah-langkah untuk menuju transformasi birokrasi yang diinginkan yakni


dengan menciptakan perasaan mendesak kepada setiap pegawai untuk berubah ke
arah lebih baik, adanya formulasi strategi perubahan, gaya kepemimpinan yang
baru serta menerapkan budaya kerja yang baru. Transformasi pemberdayaan
aparatur negara diharapkan dapat membentuk suatu sistem aparatur negara
menjadi sebuah tatanan kelembagaan Good Governance.

Saat ini telah terjadi perubahan paradigma pelayanan publik yang menuntut
pelayanan lebih cepat, transparan, dan akuntabel. Maka dari itu diperlukannya
TRANSFORMASI (Transforming Administration – Strengthening Innovation) yang
bertujuan untuk meningkatkan kapasitas administrasi publik bagi perubahan
berkelanjutan dalam pengelolaan sumber daya manusia (SDM), termasuk dalam
peningkatan kualitas pelayanan publik yang prima, Pelayanan prima atau
excellence service‛ adalah suatu sikap atau cara karyawan dalam melayani
pelanggan secara memuaskan (Elthainammy, dalam Swastika, 2005:3).

Perubahan yang kita kelola merupakan sebuah proses yang mendasar, melibatkan
peran aktif berbagai aktor penyelenggara negara, masyarakat, dan termasuk pula
komunitas usaha. Pendayagunaan aparatur negara sebagai salah satu bidang
pembangunan yang menjadi perhatian pemerintah birokrasi menjadi mudah
diintervensi oleh politik.

Rapuhnya etos kerja aparatur, berjuang kurang maksimal dalam pelayanan publik
di indonesia. Dengan adanya pemberdayaan aparatur sipil negara dapat
mendorong masyarakat mengarah peroses tata kelola dalam pembangunan.
Dengan adanya pemberdayaan pemerintah, pemerintah melakukan pembangunan
yang membawa masyarakat menjadi lebih baik yaitu dengan adanya
pemberdayaan ulang dilakukan oleh aparatur negara menjadikan kehidupan

Hal. 7 dari 11
masyarakat lebih terjamin dan sejahtera terutama dalam bidang sosial dan
ekonomi.

Selanjutnya selain dengan adanya pemberdayaan aparatur negara, pemerintah itu


juga dapat membangun masyarakat yang ahli dan terampil, dengan terciptanya
sumber daya manusia yang ahli dan terampil memungkinkan para tenaga
pelaksana (SDM) itu dapat bekerja dengan baik karena mereka menguasai
berbagai segi yang terdapat dalam setiap pembanguanan. Dampak negatif dari
pemberdayaan aparatur negara ini yaitu jika SDMnya kurang baik dalam mengelola
pembangunan maka tidak akan berjalan dengan lancar dalam pengelolaan
pembangunan pemerintahan yang baik.

D. Administrasi Negara Sebagai Staf Pemerintah

Pada hakikatnya, aparatur administrasi negara merupakan jaringan sistem unit-unit


staf dari (pejabat) pemerintah yang bersangkutan. Para pejabat yang hanya
mempunyai wewenang "administrasi negara" atau wewenang pelaksanaan
keputusan dan peraturan pemerintah merupakan pejabat-pejabat staf dari pejabat
pemerintah yang bersangkutan. Jabat staf di dalam organisasi modern merupakan
jabatan yang sangat vital karena pemimpin + staf merupakan pimpinan
pemerintahan (= pimpinan) adalah pemerintah (pemimpin) + administrasi negara
(staf).

Dalam praktik sehari-hari, pemerintahan dan administrasi negara tidak bisa dipisah.
Akan tetapi, secara yuridis (karena negara Republik Indonesia adalah negara
hukum) harus dibedakan. Hal ini karena keputusan pemerintahan mempunyai
konsekuensi hukum. yang berbeda daripada keputusan administratif. Oleh karena
itu, jika kita mempergunakan istilah "pemerintahan", seperti yang lazim
dipergunakan oleh masyarakat sehari-hari, kita harus sadar bahwa "pemerintahan"
terdiri atas yang bersifat politik, artinya mengatur dan membina masyarakat
(pengaturan, pembinaan masyarakat negara, kepolisian, dan peradilan), dan Yang
bersifat nonpolitik, artinya secara administratif-teknis melaksanakan kehendak dan
keputusan pemerintah semata-mata serta melayani warga masyarakat (baik
perseorangan maupun badan) sesuai dengan permohonan tertulis mereka.

Hal. 8 dari 11
Reformasi birokrasi yang dilakukan diberbagai Negara pada umumnya dilakukan
karena berbagai permasalahan yang bersifat kompleks dalam birokrasi, yang
menyebabkan disfungsi birokrasi dalam penyelenggaraan tugas. Gagasan
munculnya reformasi birokrasi secara garis besar bersumber dari 2 kelompok.
Kelompok pertama dari dalam birokrasi itu sendiri yang ingin menciptakan suatu
perubahan kearah yang lebih baik. Kelompok kedua, dari unsur masyarakat di luar
birokrasi yang mengharapkan terciptanya suatu birokrasi yang bersih, transfaran
dan akuntabel dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Reformasi birokrasi yang dilakukan di berbagai Negara seperti di Amerika Serikat


pada masa pemerintahan Presiden Bill Clinton dikenal dengan istilah reinventing
government yang dipopulerkan oleh Osborne dan Gaebler (1992), yang intinya
mentransformasikan nilai-nilai kewirausahaan kedalam pengelolaan sector public.
Di Eropa yang diperkenalkan oleh Pollitt dan Bouckaert dengan isitilah Neo-
Weberian State (NWS) yang intinya adalah penguatan peran Negara dalam
pelayanan birokrasi dengan prinsip mengutamakan hubungan warganegara dan
negara (citizenstate) untuk memenuhi hak-hak dasar warga. Demikian pula
reformasi yang dilaksanakan di Negara persemakmuran Afrika dengan focus pada
penciptaan pemerintahan yang bersih, transfaran dan akuntabel.

Di Indonesia reformasi birokrasi yang dilakukan sejak tahun 1998 dengan lahirnya
berbagai peraturan perundang-undangan untuk memperbaiki kinerja birokrasi
dalam pelayanan public. Operasionalisasi perundang-undangan tersebut dengan
Permenpan & RB No. 11 tahun 2015 yang dikenal dengan istilah road map
reformasi birokrasi tahun 2015-2019. Namun impelemntasi berbagai peraturan
tersebut hingga saat ini belum berhasil memperbaiki kinerja dan kualitas pelayanan
public, masih banyak praktek KKN dalam pemberian pelayanan.

BAHAN REVIEW
Mahasiswa diharapkan melakukan review terkait modul chapter di atas!

Hal. 9 dari 11
DAFTAR PUSTAKA
Mutroni Heffy, Oktober 2011. Reformasi Manajemen Pelayanan Publik Menuju
Good
Governance. Vol. I, No. 2.
Inu kencana syafie, 2006, sistem Administrasi Negara Republik
indonesia, bumi aksara Jakarta

Mukmin Muhammad, 2017, Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia, CV.


Samudra Biru, Yogyakarta

Dian Puspitasari, Sumartono, Lely Indah Mindarti. Reformasi Administrasi


Pelayanan Publik pada Kantor Pelayanan Terpadu (Studi pada Disperindag
dan Dispendukcapil Kota Malang). Jurusan Adminsitrasi Publik, Fakultas
Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang.
Meutia, Intan Fitri, 2017, Reformasi Administrasi Publik, Bandar Lampung : CV.
Anugrah Utama Raharja (AURA).
Muhammad , 2019, Pengantar Ilmu Administrasi Negara, Lhokseumawe : Unimal
Press.

Sedarmayanti. 2009. Reformasi Administrasi Public, Reformasi Birokrasi, Dan


Kepemimpinan Masa Depan ( Mewujudkan Pelayanan Prima Dan Kepemerintahan
Yang Baik ). Bandung : PT Refika Aditama

Sedarmayanti, 2012. Good Governance (Kepemerintahan Yang Baik) Dalam


Rangka Otonomi Daerah: Upaya Membangun Organisasi Efektif dan Efisien melalui
Restrukturisasi dan Pemberdayaan. CV Mandar Maju, Bandung

https://media.neliti.com/media/publications/284709-peranan-pemerintah-
dalam-sistem-administ-7358b16a.pdf

http://www. peraturan. go. id/uu/nomor-30- tahun-2014

Sumarto,Hetifa.2003,Inovasi,Partisipasi dan Good Governance,Yayasan Obor


Indonesia,Bandung

Syafiie, Inu Kencana.2010. Ilmu Administrasi Publik (Edisi Revisi). Jakarta: PT


Rineka Cipta

Hal. 10 dari 11
Hal. 11 dari 11

Anda mungkin juga menyukai