Anda di halaman 1dari 13

1

MINGGU V

EKOLOGI PEMERINTAHAN

LINGKUNGAN PEMERINTAHAN

A. LINGKUNGAN FISIK PEMERINTAHAN

Lingkungan Fisik ialah lingkungan alam bersama tumbuhan dan hewan yang ada
di suatu wilayah negara, termasuk manusia sebagai salah satu faktor yang selalu
berproses dengan lingkungannya.

Dalam kaitan ini dipelajari bagaimana manusia di daerah panas dapat


menyesuaikan diri dengan kemampuan fisik menahan terik matahari. Sebaliknya
bagaimana yang tinggal di daerah kutub menahan dinginnya cuaca.
Beberapa illustrasi untuk menjelaskan hal ini, antara lain:
- Kemampuan orang Aborigin bertahan hidup dengan menetralisir pengaruh
panas di sekitar kulitnya.
- Bagaimana peredaran darah orang-orang Eskimo menambah metabolisme di
sekitar kulit menetralisir pengaruh dingin.
- Kehidupan Orang Indian yang tinggal di pegunungan tinggi yang harus dengan
paru-paru yang lebih besar untuk menghasilkan pernafasan yang memadai
untuk kelangsungan hidupnya.

Dengan pengetahuan lingkungan fisik dapat dijelaskan perkembangan dan


pengaruh hubungan lingkungan dengan kehidupan mmanusia, serta sebaliknya
pengaruh kehidupan manusia terhadap lingkungannya.

Lingkungan Fisik Pemerintahan dapat digolongkan ke dalam ke dalam 3


kelompok, yaitu: Letak Geografis, Kesuburan dan Kekayaan Alam, dan Penduduk
(Manusia sebagai lingkungan fisik).

1. LINGKUNGAN GEOGRAFIS

Lingkungan geografis dapat memberi pengaruh terhadap kehidupan fisik dan


kehidupan kejiwaan manusia.
Penyesuaian dengan lingkungan geografis antara lain memberi pengaruh
terhadap:
- Bentuk tubuh dan sifat-sifat fisik tubuh.
- Cara hidup dan bentuk bermukim serta berkelompok.
- Penyebaran dan penyesuaian budaya, serta seni.
- Cara berpikir dan cara mempertahankan diri.

1
2

Pengaruh Lingkungan geografis terhadap kehidupan bernegara dapat dibagi


menjadi 7 aspek, yaitu:

a. Letak Negara Dalam Rotasi Bola Dunia

Perbedaan letak negara dalam rotasi bola dunia mengakibatkan adanya


perbedaan musim.
Negara yang memiliki 4 musim akan berbeda dengan negara yang meiliki 2
musim (Hujan dan Kemarau) dalam cara mengatur kehidupan negaranya.
Contoh:
- Negara yang produksi bahan makanannya dilakukan pada musim panas,
harus berpikir tentang persediaan bahan makanan dan bahan pemanas
sebelum musim dingin tiba.
- Aktivitas tertentu yang dapat dikerjakan pada musim panas di luar
ruangan mungkin tidak dapat dikerjakan lagi pada musim dingin. Oleh
karena itu perlu dipikirkan aktivitas lain yang juga produktif pada musim
dingin.

b. Bentuk Daratan

Bentuk daratan akan mempengaruhi cara hidup di suatu negara.

Negara dengan daratan yang bersifat benua akan berbeda dengan negara
yang bersifat kepulauan dalam hal pengaturan masalah angkutan dan
transfortasi.

Negara yang berada di dataran tinggi (bergunung-gunung) akan berbeda


dengan negara yang berada di dataran rendah yang landai, dalam hal:
pengembangan konstruksi, transfortasi, seni dan budaya.

c. Bentuk Air

Bentuk permukaan air (bodies of water) akan berpengaruh terhadap cara


hidup masyarakat di suatu negara.

Negara yang berada di wilayah tandus akan berbeda dengan negara yang
berada di pulau-pulau yang dikelilingi air, dalam hal mengatur persediaan
pangan, kesehatan, keamanan dan ketertiban.

Negara yang dialiri sungai-sungai besar yang landai akan berbeda


pembangunannya dengan negara yang hanya memiliki sungai-sungai kecil
dengan aliran air yang deras serta daratan yang berbukit-bukit.

2
3

d. Kesuburan Tanah dan Mineral

Negara dengan lahan subur untuk persawahan akan berbeda


pengurusannya dengan negara yang memiliki lahan hanya untuk
perkebunan tanaman keras

Perbedaan tersebut berdampak pada cara penataan pemukiman,


pengembangan teknologi, prasarana, dll.

Demikian juga halnya dengan perbedaan sumber-sumber mineral yang


dimiliki akan berpengaruh terhadap perbedaan jenis industri dan kerajinan.

e. Iklim

Negara yang sering dilanda topan akan berbeda cara hidup dan pengaturan
masyarakatnya dengan negara yang tidak terkena pengaruh topan cyclon.

Iklim dapat menentukan jenis tanaman dan hewan yang dapat


dikembangkan untuk pertanian dan peternakan.

Perbedaan-perbedaan tersebut dapat mengakibatkan perbedaan sifat dan


watak penduduk, corak perekonomian serta sikap dan perilaku
pemerintahannya. Demikian juga dengan jaringan dengan negara-negara
lain dalam bidang ekspor/impor hasil produksi.

f. Bentuk-Bentuk Fisik Perbatasan Negara

Sifat fisik perbatasan negara memberi pengaruh terhadap sikap dan


perilaku pemerintahannya, terutama dalam hubungannya dengan negara-
negara tetangga.
Perbatasan fisik negara dapat dibedakan atas 5 bentuk, yaitu:
- Perbatasan Negara dalam bentuk gunung.
- Perbatasan negara dalam bentuk gurun
- Perbatasan negara dalam bentuk sungai
- Perbatasan negara dalam bentuk lautan
- Perbatasan negara dalam bentuk dataran

g. Besar Kecilnya Wilayah Negara

Besar kecilnya wilayah suatu negara akan memberi pengaruh positif dan
negatif terhadap kehidupan pemerintahannya,

Pengaruh Positif Terhadap Besarnya Wilayah Negara

- Negara besar lebih mudah mempertahankan kemerdekaannya terhadap


serangan dari luar.

3
4

- Negara besar lebih berkeinginan berswasembada atas


kebutuhannyabaik dalam keadaan damai maupun dalam keadaan
perang.
- Negara besar apalagi dengan jumlah penduduk yang besar pula, akan
lebih mudah menggerakkan penduduknya dalam kegiatan produksi dan
perdagangan.

Pengaruh Negatif Terhadap Besarnya Wilayah Negara

- Lebih mudah mengalami pertentangan internal yang sering memakan


korban jiwa dan materi.
- Lebih mudah tumbuh perpecahan yang bersifat memisah, apalagi bila
terdapat perbedaan-perbedaan rasial, bahasa, agama terutama di sekitar
perbatasan.
- Karena besarnya wilayah, dapat terjadi kepentingan antar golongan
yang sangat berbeda.
- Memerlukan kekuasaan yang lebih besar dalam pengaturannya.

Pengaruh Positif/Negatif Terhadap Kecilnya Wilayah Negara

- Mudah membina kesatuan internal, tanpa terlalu banyak mempersoalkan


perbedaan agama, ras dan bahasa sebagai potensi konflik.
- Dengan wilayah yang kecil, biaya yang diperlukan untuk memelihara
ketertiban, keamanan, dan pertahanan relatif tidak besar.
- Kurang kemampuan sendiri mengatasi gangguan dari luar, untuk itu dia
harus melalkukan pendekatan dengan negara-negara lain.
- Kurang kemampuan menggerakkan produksi dan perdagangan di dalam
negeri sendiri, untuk itu dia harus mengimbanginya dengan
perdagangan luar negeri.

2. SUMBER DAYA DAN KEKAYAAN ALAM

Sejak awal kehidupan manusia selalu berhubungan dengan sumber daya alam.
Hubungan ini berjalan secara terus menerus dalam proses yang saling
mempengaruhi dengan melakukan berbagai macam penyesuaian.

Sungai-sungai besar lautan yang pada awalnya belum optimal dimanfaatkan


oleh manusia, justru pada saat ini setelah mengalami proses penyesuaian,
telah memberikan manfaat yang sangat besar terhadap kehidupan manusia. Di
samping sebagai sarana perhubungan dan transportasi, juga sebagai sumber
bahan makanan, seperti ikan dan tumbuhan air. Demikian juga halnya dengan
batu dan bahan tambang lainnya yang betrayal dari sungai dan lautan telah
memberi kemanfaatan terhadap kehidupan manusia.

4
5

a. Sumber Daya Alam

Sumber daya alam ialah berbagai potensi yang terdapat di dalam


lingkungan alam yang dapat diubah menjadi bahan atau energi untuk
kepentingan hidup manusia.

Melalaui proses penyesuaian, berbagai potensi seperti; air, tenaga gerak


udara, tenaga panas bumi, sinar matahari, tinggi rendahnya permukaan
daratan dapat disesuaikan dengan kepentingan hidup manusia.

Lingkungan yang berbeda telah menimbulkan perbedaan cara-cara


penyesuaian manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada di
sekitarnya, dan poerbedaan ini pula yang mengakibatkan adanya
perbedaan kemampuan antar manusia dan antar bangsa.

Dengan cara penyesuaian seperti ini, dapat dilihat adanya negara yang
disebut sebagai negara kincir angin (Belanda), Mesir terkenal dengan
sungai Nilnya. Inggris dengan armada lautnya, dll.
Sumber daya alam yang lain seperti; kesuburan tanah, bentuk atau relief
lahan, sifat dan keadaan tanah, keadaan iklim, musim, air dan lain-lain,
akan mempengaruhi kehidupan manusia disekitarnya.

Karena perbedaan tersebut dan perbedaan kemampuan manusia, maka ada


negara yang berkembang menjadi negara pertanian, pusat perdagangan,
dll.

b. Kekayaan Alam

Kekayaan alam pada dasarnya juga merupakan sumber daya alam. Namun
secara spesifik kekayaan alam diberi pengertian, yaitu berbagai jenis
tumbuhan, hewan dan berbagai material dalam kandungan bumi, baik
berupa benda cair, maupun benda padat yang dapat memberi manfaat
kepada manusia dan bangsa yang memilikinya.

Manusia yang semula hidup dengan hanya menggunakan anggota


tubuhnya dalam mengambil dan mengolah keperluan hidupnya sehari-hari,
tetapi dengan melalui proses penyesuaian dengan lingkungan kemudian
mereka menggunakan prasarana dan sarana mengambil dang mengolah
kekayaan alam yang tersedia.

Sebagai illustrasi, kita dapat melihat bagaimana kehidupan manusia yang


semula hidup berpindah-pindah tempat, berburu mencari makanan untuk
mempertahankan hidup, kemudian berubah dengan memulai bercocok
tanam dan bermukim di tempat tertentu secara tetap, sampai akhirnya
semakin maju dengan berbagai kemampuan mengenal dan membuat
berbagai macam teknologi dari yang sederhana sampai pada teknologi

5
6

canggih. Kesemua ini merupakan proses penyesuaian dengan lingkungan


untuk mempermudah mereka dalam mempertahankan kehidupannya.

Meningkatnya kemampuan manusia mengolah kekayaan alam seperti bahan


tambang (biji besi, tembaga, emas, perak, aluminium, minyak bumi,
uranium, dll) akan berpengaruh besar terhadap perubahan perdaban, cara
dan sikap hidup suatu bangsa serta perilaku pemerintahan dan pola
hubungan antar bangsa.

Dengan kekayaan alam yang ada di kulit dan perut bumi Indonesia,
terutama minyak bumi, besi, timah, dll telah menjadikan Indonesia ikut
menentukan jalannya Perang Dunia II. Bahwa dalam upaya Jepang
menguasai Asia Raya, terlebih dahulu harus menguasai bahan-bahan
tambang strategis kekayaan alam Indonesia, untuk itu Jepang harus
membelokkan perangnya ke Asia Tenggara.

3.PENDUDUK

a. Penduduk Sebagai Lingkungan Fisik

Manusia sebagai faktor lingkungan fisik (faktor bilogis) harus melalukan


proses penyesuaian dengan lingkungan di sekitarnya. Manusia sebagai
faktor bilogis berbeda dengan faktor biologis lainnya (tumbuhan dan
hewan)

Tumbuhan dan hewan dalam proses regenerasi, perkembangan, penyebaran


dan persaingan hidup diantara sesamanya lebih bersifat individual.
Sedangkan manusia dalam proses seperti itu selalu dalam hubungan yang
bersifat kelompok.

Sejak awal manusia memiliki sifat yang kompleks, hubungan orang tua
dengan anak-anaknya tidak hanya terbatas pada mesa kecil sampai dewasa
sebagaimana pada hewan, tetapi lebih dari itu selalu terdapat motivasi agar
anak-anaknya kelak dapat ikut membantu, menjaga atau memberi makan
bila orang tua kelak sudah tidak sanggup lagi mengurus hidupnya.

Selain sifa6t motivasi seperti itu, manusia juga terikat kepada tekanan sosial
kemasuyarakatan agar individu dengan baik memelihara anak-anaknya,
sebab jika tidak dia akan dicemooh atau mendapat teguran dari anggota
masyarakat lainnya.

b. Penduduk Sebagai Faktor Ekonomi

Dalam Ilmu Ekonomi, manusia disebut sebagai salah satu faktor produksi
(Faktor Tenaga Kerja)

6
7

Kemampuan manusia dalam kehidupannya berkelompok sebagai satu


bangsa (negara) adalah yang menentukan dapat tidaknya bagsa atau
negara itu memenuhi kebutuhannya. Bila penduduk dapat digerakkan
sebagai faktor ekonomi mengolah sumber-sumber dan kekayaan alam,
maka kehidupan mereka akan lebih sejahtera dan akan dapat bertahan
dalam proses persaingan dengan bangsa atau negara lain.

c. Jumlah Penduduk dan Daya Dukung Lingkungan

Bila penduduk tidak dapat digerakkan sebagai faktor ekonomi, maka


penduduk tidak menjadi pendorong bagi keseimbangan melainkan
sebaliknya menjadi beban yang akan merusak keseimbangan dengan
lingkungan.

Idealnya jumlah penduduk tidak boleh bergerak bebas untuk selalu


bertambah, tetapi harus dibatasi oleh keseimbangan daya dukung faktor-
faktor lingkungan.

Pada beberapa abad yang lalu pada waktu manusia hidup berburu dan
berpindah-pindah, jumlah penduduk tidak berkembang dengan cepat,
tingkat kelahiran dan kematian hampir selalu seimbang. Hal ini berbeda
setelah manusia memasuki cara hidup hampir selalu seimbang. Hal ini
berbeda setelah manusia memasuki cara hiduptanian dan peternakan
dengan manusia bermukim tetap, pertumbuhan penduduk berkembang
dengan cepat.

d. Pengendalian Pertambahan Penduduk

Ketidak seimbangan pertumbuhan jumlah penduduk dengan lingkungan


akan menimbulkan kemelaratan dan kemiskinan. Oleh karena itu perlu
dilakukan pengendalian tingkat kelahiran di samping upaya
pengembangan faktor-faktor sdaya yang tersedia.

Di Indonesia, pengendalian pertumbuhan penduduk mendapat prioritas


utama dari pemerintah, misalnya melalui Program Keleuarga Berencana.
Meskipun program ini belum juga maksimal dalam pelaksanaannya.

7
8

B. LINGKUNGAN SOSIAL PEMERINTAHAN

Lingkungan sosial pemerintahan adalah semua aspek kehidupan manusia


sebagai homo sosial, homo politicon, homo ekonomik, dan homo sapiens di
dalam kehidupan bernegara.

Semua aspek kehidupan tersebut tidak merupakan unsur yang berdiri sendiri
lepas dari unsur yang lain. Sampai dengan akhir abad ke 19, orang telah
berupaya mengetahui saling hubungan tersebut, dengan menggunakan
bantuan berbagai ilmu, seperti; Antropoloogi, Sosiologi, Geografi, dll. Namun
gambaran yang diberikan masih bersifat partial karena hanya berdasarkan
sudut pandang dari masing-masing ilmu.

Munculnya Ilmu Ekologi pada tahun 1920, oleh Julian Stewart di Amerika
Serikat, Ekologi nSosial telah digunakan mempelajari saling hubungan
sistematik antara manusia dengan lingkungannya secara lengkap meliputi
semua dimensi dan tidak terikat kepada ruang dan waktu.

Melalui Ilmu Ekologi dipelajari berbagai hubungan, antara lain;


1. Bagaimana menyesuaikan diri dengan sesamanya, dengan alam
lingkungan.
2. Bagaimana cara mereka menyesuaikan diri untuk memenuhi
kebutuhannya; makan, perumahan pakaian, transportasi, dll.
3. Bagaimana aspek rasial biologis terhadap peradaban (bentuk dan sifat
budaya), cara yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan primer, cara
berekreasi, jenis keseniam, ilmu dan teknologi.
4. bagaimana mengatur hubungan antar sesama mereka, antar perseorangan
dengan perseorangan, antar perseorangan dengan kelompok.
5. Bagaimana mereka mencapai tujuan dan mempertahankan diri.

Keseluruhan aspek ini disebut Aristoteles sebagai tujuan kehidupan manusia


yang paling tinggi yang membedakan manusia dengan hewan.

Lingkungan Sosial dapat dikelompokkan ke dalam 5 bidang, yaitu: Ideologi,


Sosial Budaya, Sosial Politik, Sosial Ekonomi, Keamanan dan Ketertiban.

1. IDEOLOGI

Ideologi adalah pola dasar tyentang cita-cita yang sifatnya praktis untuk
mencapai tujuan suatu kelompok orang dalam kehidupan bernegara.

Ideologi timbul dari kebiasaan cara hidup dalam menyesuaikan diri dengan
berbagai jenis dan sifat lingkungan dan kehidupan. Kebiasaan atau
pengalaman yang dihadapi secara berulang-ulang
(menguntungkan/merugikan) lama kelamaan dapat meresap dan

8
9

mempengaruhi sudut pandang yang bersifat kejiwaan yang kemudian


menjadi keyakinan. Dengan keyakinan seperti itu lama kelamaan
terbentuklah suatu sistem kepercayaan yang praktis, sebagai suatu
ideologi tentang suatu cara atau bentuk kehidupan yang dicita-citakan atau
sebaliknya tentang bentuk kehidupan yang harus dihindari.

Ideologi dijadikan sebagai patokan kearifan suatu kelompok atau bangsa


untuk menolak atau menerima sesuatu, untuk berbuat dan tidak berbuat.

Ideologi tidak selalu dapat dijelaskan secara logis tetapi secara umum
dapat dijelaskan dengan memperbandingkan dan mempertentangkannya
dengan ideologi lain, sehingga dapat menemukan kekurangan dan
kelebihan dari ideologi yang dimiliki.

Dalam sejarah kehidupan bangsa-bangsa, ada kemungkinan tampil


seseorang dengan inisiatif sendiri menciptakan suatu sistem kepercayaan
sebagai pola dasar cita-cita untuk kelompok atau bangsanya. Orang seperti
ini disebut Ideologist.

Pada umumnya cara-cara yang ditempuh para ideologist untuk


menciptakan ideologinya dilakukan melalui 3 cara:
1. Ideologi diciptakan melalui hasil penelitian atas berbagai ideologi
yang ada. Dari ideologi tersebut dicari dan disusun apa yang dianggap
baik dan dihindari apa yang dianggap buruk.
2. Ideologi dirumuskan atau diciptakan dari hasil pengalaman kelompok
atau bangsa yang bersangkutan. Indonesia masuk ketegori ini, karena
Pancasila dirumuskan oleh IR. Sukarno berdasarkan sejarah
pengalaman bangsa Indonesia.
3. Ideologi dirumuskan berdasarkan pemikiran filosofis atau berdasarkan
ajaran-ajaran agama yang ada.

Ideologi lebih bersifat kejiwaan atau moral daripada bersifat ekonomi atau
kebendaan. Ideologi sering digunakan hanya sebagai perlambang atau
merek untuk menolak atau menerima sesuatu, untuk menyebut sebagai
salam atau yang benar.

2. SOSIAL BUDAYA

Definisi kebudayaan sifatnya dinamis, namun secara substantif semua


sependapat bahwa kebudayaan mengandung; cita-cita, perasaan, tujuan
hidup, tindakan, kecenderungan serta cara-cara penggunaan alat yang
dilakukan kelompok-kelompok manusia dalam upaya menyesuaikan cara
hidup dengan lingkungannya.

Sosial Budaya sebagai bagian dari unsur lingkungan sosial pemerintahan


dapat dibagi atas dua kelompok, yaitu:

9
10

1. Kebudayaan yang bersifat Non Material, seperti; bahasa, nilai, norma,


pengetahuan, pengertian-pengertian dasar yang dihayati oleh
masyarakat, seperti tanggapan atas sesuatu fenomena, misalnya
tentang gerhana, tentang bulan purnbama, dll.
2. Kebudayaan yang bersifat material atau fisik ialah benda yang
dihasilkan masyarakat dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan,
misalnya; peralatan jalan nraya, irigasi, rumah, mainan, dll

Secara garis besar unsur-unsur Sosial budaya dapat dibedakan atas 6


bagian, yaitu:

1. Bahasa

Hakekat kebudayaan ialah pengertian bersama antar sesama anggota


masyarakat, alat utama menciptakan pengertian bersama adalah bahasa
yang digunakan sehari-hari.

Fungsi bahasa dapat dibagi atas 3 aspek, yaitu:

a. Sebagai Penjelmaan Kebudayaam; Bahasa adalah sebagai


pendukung budaya, menjelmakan nilai-nilai, makna, sebagaimana
digunakan dalam upacara-upacara keagamaan, uraian sejarah,
ungkapan doa. Seorang belum dapat masuk kegiatan tertentu di
masyarakat sebelum bahasnya dikuasai.
b. Bahasa Sebagai Kerangka Pikir dan Kerangka Kerja; Bahasa selain
memberi kemampuan berkomunikasi juga sekaligus memberi
arahan dan batasan di dalam cara berpikir. Pengertian ini tergambar
pada grammar, struktur dan ketentuan-ketentuan lain sesuatu
bahasa. Seseorang akan berbeda melihat sesuatu kenyataan dari
orang lain yang menggunakan bahasa dengan grammar dan aturan-
aturan nya berbeda.
c. Bahasa Sebagai Simbol; Penggunaan bahasa dapat
menggambarkan golongan penduduk yang menggunakannya.
Dikenal adanya bahasa kasar dan bahasa halus, maka diantara
kedua pembicara dapat diketahui siapa dihormati diantara kedua
pembicara.

2. Nilai

Nilai berkaitan dengan pengalaman masyarakat masa lalu atas berbagai


peristiwa, mengajarkan kepada mereka tentang apa yang boleh dan apa
yang tidak boleh dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam perkembangan komunikasi yang semakin erat diantara bangsa-


bangsa di dunia terdapat perubahan beberapa nilai kehidupan yang

10
11

mengarah kepada sifat-sifat universal, seperti; nilai tentang keluarga


bahagia, intelektualisme, kebangsaan, hak azasi manusia, dll.

3. Norma

Norma adalah arahan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalam aturan


dan peraturan yang ikut membimbing kehidupan masyarakat.

Nilai yang terkandung di dalam masyarakat merupakan batasan boleh dan


tidak boleh. Sedangkan norma itu sendiri memberi arah kepada cara
berbuat atau tidak berbuat.

Dalam kehidupan sehari-hari berbagai norma dapat dilihat seperti; cara


makan, salaman, cara menyambut tamu, menghormati orang tua, cara
penguburan, dll.

Norma dan nilai merupakan dua hal yang saling berhubungan. Nilai
menetukan batasan, sedangkan norma memberikan arahan tentang cara
mencapai atau menghindari sesuatu.

11
12

12
13

13

Anda mungkin juga menyukai