Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

SISTEM PEMILU DAN KEPARTAIAN

DI SUSUN OLEH:

RIZKY FAUZIAH NUR A./E051191055

HAERUN NISA/E051191035

NUR ZAKIAH AWALIAH/E051191003

JHODY IBNU FERIAL/E051191065

RAFLY RAMADHANI/E051191045

AMIRUL MUKMIN/E051191025

ANDI FITRAH REZKYAH R. F/E051191015

ADAM INDRAWAN/E051191074

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU PEMERINTAHAN

2020/2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim…..

Puji syukur atas kehadirat Allah yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah
kami dapat menyelesaikan makalah terkait “Sistem Kepartaian dan Pemilu di Indonesia” tepat
waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Sistem Kepartaian dan
Pemilu di Indonesia. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak Rahmatullah, S.IP,


M.Si selaku dosen mata kuliah Sistem Kepartaian dan Pemilu di Indonesia. Dengan tugas yang
telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait materi tersebut. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Olehnya itu, Besar
harapan kami agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan saran.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.

Tanrutedong, 26 maret 2021


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Ideologi Partai

2.2 Realita, Ideologi Partai Politik di Indonesia

2.3 Masalah dan Alternatif Solusi

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ideologi merupakan sebuah konsep yang fundamental dan aktual dalam sebuah negara.
Fundamental karena hampir semua bangsa dalam kehidupannya tidak dapat dilepaskan dari
pengaruh ideologi. Aktual, karena kajian ideologi tidak pernah usang dan ketinggalan jaman.
Harus disadari bahwa tanpa ideologi yang mantap dan berakar pada nilai-nilai budaya sendiri,
suatu bangsa akan mengalami hambatan dalam mencapai cita-citanya. Menurut Syafiie
(2001:61), ideologi adalah “sistem pedoman hidup yang menjadi cita-cita untuk dicapai oleh
sebagian besar individu dalam masyarakat yang bersifat khusus, disusun secara sadar oleh
tokoh pemikir negara serta kemudian menyebarluaskannya dengan resmi”.

Menurut Sutrisno (2006:24), istilah “ideologi pertama diciptakan oleh Desstutt de


Tracy tahun 1976 di Perancis, telah terjadi pergeseran arti begitu rupa sehingga ideologi
dewasa ini merupakan istilah dengan pengertian yang kompleks”. Menurut Syamsudin
(2009:98), ideologi adalah Ideologi secara etimologis ideologi berasal dari kata idea dan logos.
Idea berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita.

Kata idea berasal dari bahasa Yunani ideos yang berarti bentuk atau idean yang berarti
melihat, sedangkan logos berarti ilmu. Dengan demikian ideologi berarti ilmu pengertian-
pengertian dasar ide-ide (the scince of ideas) atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar.
Ide dapat di artikan cita-cita yang bersifat tetap dan yang harus dicapai”. Berarti cita-cita ini
pada hakikatnya merupakan dasar pandangan atau faham yang diyakini kebenarannya. Ideologi
diharapkan dapat memberikan tuntunan atau pedoman perilaku bagi warga masyarakat dalam
kehidupan bernegara dan berbangsa. Inilah arti pentingnya sebuah ideologi bagi bangsa dan
negara.

Ideologi ialah soal cita-cita mengenai berbagai macam masalah politik dan ekonomi
filsafat sosial yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis tentang cita-cita
yang dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat.
Dengan demikian ideologi merupakan alat pengikat yang baik karena didasarkan pada
pemikiran yang menyatakan bahwa jika persatuan sudah terwujud maka alat pengikat sudah
tidak diperlukan.

Kenyataan menunjukkan bahwa kebersamaan masyarakat sebenarnya dibangun diatas


keanekaragamaan (budaya, etnis, bahasa, agama dan sebagainya), sehingga perpecahan
merupakan benih yang subur dan siap meledak setiap saat. Mengingat pentingnya ideologi bagi
sebuah negara, maka pembinaan secara terus menerus agar ideologi yang diterimanya semakin
mengakar dan pada gilirannya mampu membimbing masyarakat menuju pemikiran yang relatif
sama. Upaya memahami ideologi bagi suatu bangsa juga dapat dilakukan melalui pemahaman
tentang fungsi ideologi yang dianut oleh suatu negara.

Pancasila merupakan “lima dasar atau lima asas adalah nama dari Dasar Negara
Republik Indonesia”. Istilah pancasila sudah dikenal sejak jaman Majapahit pada abad XIV,
yaitu terdapat dalam buku Negarakertagama karangan Prapanca dan buku Sutasoma karangan
Tantular.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Konsep Ideologi Partai
2. Bagaimana bentuk Realita, Ideologi Partai Politik di Indonesia
3. Bagaimana Masalah dan Alternatif Solusi untuk memecahkan masalah

1.3 Tujuan Penilitian


1. Untuk mengetahui bagaimana Konsep Ideologi Partai
2. Untuk mengetahui Realita, Ideologi Partai Politik di Indonesia
3. Bagaimana Masalah dan Alternatif Solusi untuk memecahkan masalah
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Ideologi Partai

Ideologi merupakan sebuah konsep yang fundamental dan aktual dalam sebuah negara.
Fundamental karena hampir semua bangsa dalam kehidupannya tidak dapat dilepaskan dari
pengaruh ideologi. Aktual, karena kajian ideologi tidak pernah usang dan ketinggalan jaman.
Harus disadari bahwa tanpa ideologi yang mantap dan berakar pada nilai-nilai budaya sendiri,
suatu bangsa akan mengalami hambatan dalam mencapai cita-citanya. Menurut Syafiie
(2001:61), ideologi adalah “sistem pedoman hidup yang menjadi cita-cita untuk dicapai oleh
sebagian besar individu dalam masyarakat yang bersifat khusus, disusun secara sadar oleh
tokoh pemikir negara serta kemudian menyebarluaskannya dengan resmi”.

Salah satu fenomena anomali di tengah konstelasi partai politik di dalam proses
demokrasi yang telah berusia dua dasawarsa adalah kecenderungan krisis ideologi politik di
partai politik. Membincangkan ideologi tentu tak lepas dari bagaimana bangunan sebuah ide
dan narasi politik yang di serap dari nilai-nilai dan prinsip politik yang visioner dan filosofis
(ontologi) dikembangkan melalui sistem dan metode yang konsisten (epistemologi) serta
mampu menginternalisasinya menjadi pola dan tindakan politik dalam kehidupan masyarakat
(aksiologi).

Namun demikian, seiring rendahnya derajat ideologisasi partai, dapat dikatakan bahwa
partai politik hari ini tidak lebih daripada kendaraan politik bagi sekelompok elite yang
berkuasa atau berniat memuaskan ‘nafsu birahi’ kekuasaannya sendiri. Partai politik hanya lah
berfungsi sebagai alat bagi segelintir orang yang kebetulan beruntung yang berhasil
memenangkan suara rakyat yang mudah dikelabui, untuk memaksakan berlakunya
kebijakankebijakan publik tertentu ‘at the expense of the general will’ atau kepentingan umum.

Kehampaan ide, nilai dan identitas politik yang hakiki dan substansial
mendegradasikan peranan dan fungsi partai politik memnjadi komoditas politik kaum oligarki
ekonomi maupun politik. Partai politik kehilangan bentuk dari wujud ekspresi ide-ide, nilai
dan paradigma politik yang filosofis dan visioner. Hal itu tentu kontradiksi dengan upaya
demokrasi dan sejarah kekayaan ideologi perpolitikan di Indonesia periode 1920-1966.

Francis Fukuyama dalam narasinya The End of History 5 paska runtuhnya komunisme
Uni Sovyet. Ataukah ideologi telah bertransformasi membentuk sebuah varian turunan atau
baru.

2.2 Realita, Ideologi Partai Politik di Indonesia

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa ideologi merupakan hal wajib bagi
partai politik, dengan ideologinya sebuah partai politik akan terlihat bentuknya. Bentuk disini
adalah kemana arah partai politik ini akan memainkan fungsinya, apa yang akan disosialisaskan
ke masyarakat, sikap dan orientasi politik seperti apa yang akan dibentuk, masyarakat seperti
apa yang menjadi basis perjuangan partai, dengan nilai-nilai seperti apa perjuangan itu akan
dilakukan, bentuk masyarakat seperti apa yang akan dibentuk dan lain sebagainya. dengan
dasar ideologilah partai itu akan begerak melalui program kebijakan partai yang kemudian akan
menjadi program kerja nyata yang bisa dirasakan dan dinikmati oleh masyarakat. Berawal dari
program kerja inilah kemudian cita-cita untuk mewujudkan atau membentuk masyarakat yang
diimpikan akan terwujud. Ideologi digunakan sebagai arah ataupun ukuran kemudian ketika
menyikapi persoalan yang ada didalam masyarakat. Di dalam ideologi disitu terkandung hal-
hal yang sifatnya formal dan ideal tentang banyak hal, ideologi akan menyangkut bagaimana
ekonomi dan politik itu akan dijalankan, bagaimana distribusi nilai-nilai itu akan dilakukan.
Nilai-nilai disini berkaitan dengan kesejahteraan, pendidikan, kesehatan, ketenangan,
kenyamanan masyarakat yang akan diciptakan ketika partai tersebut mendapatkan kekuasaan.

Dengan cita-cita tentang masyarakat ideal tadi, hal tersebut dapat digunakan sebagai
landasan partai politik untuk menyikapi setiap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah (ketika
partai tersebut ber opoisisi) yang ditujukan kepada masyarakat ketika kebijakan-kebijakan
tersebut merugikan ataupun mengahambat tercapaiinya masyarakat yang ideal tadi. Dalam
setiap memberikan tanggapan apakah itu kritik ataupun penolakan terhadap suatu kebijakan
sebagai pelaksanaan fungsi kontrol partai politik tentunya dapat dirasionalisasikan baik secara
akademis dan politis sehingga bisa dipertanggungjawabkan kepada masyakat yang menjadi
basis perjuangan ataupun pihak yang berlawanan.
Dengan ideologinya masing-masing partai politik itu akan mempunyai identitas yang
jelas, hal tesebutlah kemudian yang memudahkan partai politik tersebut dalam mendapatkan
massa pendukung. Di sisi yang lain masyarakatpun akan lebih mudah untuk menentukan partai
mana yang sesuai dengan keinginan yang memang memperjuangkan nilai-nilai yang diyakini
oleh masyarakat.

Untuk masa sekarang dengan begitu banyak partai politik yang muncul kita mengalami
kebingungan untuk mengidentifikasikan penggolongan partai berdasarkan ideologi. Hal yang
paling mudah kita bisa melihat dari asas partai yang secara formal tercantum pada AD/ART
partai. Dengan melihat hal tersebutpun kita belum sampai pada analisa yang sifatnya substantif
tentang partai tersebut karena pada tataran empiris kadang tidak sejalan antara azaz, platform
partai dengan perilaku elit, pemilih, serta program-program partai.
Memang untuk penggolongan sangat debateble karena penggolangan-penggolongan
akan berbeda ketika menggunakan indikator yang berbeda pula. Ideologi Islam di situ
digunakan ketika suatu partai menggunakan istilah-istilah Islam dalam AD/ART-nya,
sedangkan untuk nasionalisme religius disitu walaupun tidak menyebutkan Islam secara
eksplisit tetapi dalam AD/ ART mencantumkan nilai-nilai agama dan moral. Sedangkan
Nasionalisme, ketika AD/ART tidak menyebutkan istilah-istilah Islam, moral, nilai-nilai ajaran
agama. Dan terakhir Kristen ketika di dalam AD/ARTnya secara eksplisit mencantumkan nilai-
nilai, istilah atau ajaran-ajaran dalam agama kristen.

2.3 Masalah dan Alternatif Solusi

KORUPSI BISNIS DAN POLITIK: TANTANGAN UTAMA DAN SOLUSI

PERMASALAHAN DAN KEPRIHATINAN BERSAMA

Korupsi dalam beberapa tahun ini telah memperlihatkan kepada masyarakat Indonesia
akan kesistematikan dan tingkat keparahan yang sangat tinggi, sehingga diperlukan upaya-
upaya yang serius dan signifikan terhadap pemberantasannya, Keseriusan Aparat Penegak
Hukum dan Penyelenggara Negara dalam pemberantasan korupsi harus diperlihatkan dengan
pembenahan yang sistemik, yang didasari atas fakta dan kondisi nyata dilapangan. Tidak
serta merta apa yang ada dalam peraturan perundangundangan tercermin dalam praktek
dilapangan, ataupun apa yang ada dilapangan merupakan buah yang baik dari sistem
peraturan perudang-undangan kita. Harus ada sinergi dalam kerja penegak hukum dan
penyelenggara negara dengan peraturan perundangundangan yang ada.

POLITIK DAN BISNIS

Indonesia berada dalam bayang-bayang kegagalan perkembangan demokrasi karena


merosotnya integritas para politisi yang dalam upaya mencapai tujuan menghalalkan segala
cara. Ini terlihat dari banyaknya korupsi sebagai akibat mahalnya biaya politik, banyak proses
politik yang diwarnai money politics dan politik transaksional, serta berbagai
penyalahgunaan wewenang. Hal ini terjadi di lembaga-lembaga negara baik legislatif,
Eksekutif maupun Yudikatif.

kode etik menurut UU Nomor 17 Tahun 2014 adalah norma yang wajib dipatuhi oleh
setiap anggota selama menjalankan tugasnya untuk menjaga martabat, kehormatan, citra, dan
kredibilitas DPR. Salah satu jalur untuk menuntut tanggung jawab anggota Parlemen adalah
melalui Badan Kehormatan (DPR RI dikenal sebagai Mahkamah Kehormatan DPR RI) sebagai
satusatunya instrumen etika politik yang dapat menanggalkan Hak Imunitas anggota Parlemen
dalam DPR RI.

Dasar Hukum MKD

1. UU MD 3 No.17/2014 diubah UU No.42/2014

2. Peraturan DPR RI No. 01/2014 tentang TataTertib

3. Peraturan DPR RI No. 01/2015 tentang Kode Etik DPR

4. Peraturan DPR RI No. 02/2015 tentang tentangTata Beracara MK DPR RI.

Rekomendasi dan Saran:

1. Pendidikan etika politik dan mendahulukan kepentingan umum dan integrtas menjadi
isu sentral yang harus disosialisasikan oleh fraksi dan partai politik kepada anggotanya yang
duduk di DPR RI.

2. Perlu adanya Kemauan dan tindakan yang nyata dari fraksi dan partai politik dalam
membangun lembaga-lembaga Negara yang kredibel dengan menempatkan wakilnya di DPR
RI yang mempunyai integritas tinggi sebagai prasyarat mutlak untuk meningkatkan integritas
individu dan lembaga DPR RI. Lebih-lebih pada waktu ini, menjelang penetapan Calon untuk
Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres) .

3. Perlunya memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai Konflik


Kepentingan, terutama jika berhubungan dengan pelaku bisnis.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ideologi merupakan sebuah konsep yang fundamental dan aktual dalam sebuah negara.
Fundamental karena hampir semua bangsa dalam kehidupannya tidak dapat dilepaskan dari
pengaruh ideologi. Aktual, karena kajian ideologi tidak pernah usang dan ketinggalan jaman.
Harus disadari bahwa tanpa ideologi yang mantap dan berakar pada nilai-nilai budaya sendiri,
suatu bangsa akan mengalami hambatan dalam mencapai cita-citanya.

3.2 Saran

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu diharapkan kepada dosen dan teman-teman yang meluangkan waktu untuk membaca
makalah kami ini agar memberikan masukan, kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ums.ac.id/29638/2/BAB_1.pdf

Sarifudin-Sudding-MKD-KPK-November-2016.pdf

Anda mungkin juga menyukai