Organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara, yang dalam hal
ini warga negara Indonesia, secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk
memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara.
Partai Politik dapat mencantumkan ciri tertentu yang mencerminkan kehendak dan cita-cita
Partai Politik yang tidak bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
Oleh karena itu, partai politik memiliki peran yang cukup penting dalam hal politik di suatu
negara. Tanpa adanya partai politik, maka sistem politik tidak akan berjalan dengan baik.
SEJARAH PARPOL
Pada mulanya, partai politik lahir di negara-negara di Eropa Barat karena muncul sebuah
gagasan bahwa rakyat seharusnya turut berperan serta menentukan dalam proses politik. Maka
dari itu, kekuasaan pemerintah di dunia politik tidak akan terlalu dominan dan tidak lupa untuk
mementingkan kepentingan rakyatnya. Pada intinya, saat itu rakyat ingin agar aspirasi para
rakyat lebih didengar oleh para penguasa.
Kemudian, karena pengaruh dari globalisasi, akhirnya Indonesia pun turut mendirikan partai
politik. Sejarah partai politik di Indonesia kemudian terbagi menjadi tiga periode, yaitu masa
penjajahan Belanda, masa pendudukan Jepang dan masa pasca Proklamasi Kemerdekaan.
Masa penjajahan Belanda, disebut pula sebagai periode pertama dari lahirnya partai politik di
Hindia Belanda. Lahirnya partai politik menandai hadirnya kesadaran nasional pada masyarakat
saat itu. Seluruh organisasi baik yang memiliki tujuan sosial seperti Budi Utomo dan
Muhammadiyah atau yang berasaskan politik agama serta sekuler seperti PNI, Serikat Islam dan
Partai Katolik juga ikut memainkan peran dalam pergerakan nasional agar Indonesia dapat
meraih kemerdekaan.
Masa penjajahan Jepang, Pada masa ini, seluruh kegiatan partai politik dilarang dan hanya
golongan Islam saja yang diberikan kebebasan untuk membentuk partai yaitu Partai Majelis
Syuro Muslimin Indonesia (Partai Masyumi). Partai ini lebih banyak bergerak pada bidang sosial
dibandingkan bidang politik.
Masa pasca proklamasi kemerdekaan, Pada masa ini, terbuka kesempatan yang cukup besar
untuk mendirikan partai politik, sehingga mulai muncul partai-partai politik Indonesia yang lain.
Dengan demikian, maka Indonesia kembali pada pola sistem banyak partai politik.
IDEOLOGI PARPOL
Ideologi nasionalis adalah paham yang mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan
mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia yang memiliki tujuan
yang sama demi kepentingan nasional. Para nasionalis menganggap bahwa sebuah negara
bersumber dari kehendak rakyat. Nasionalisme menjadi ideologi paling mutakhir dalam
pemahaman politik nasional. Puncak pencapaian ide politiknya adalah menghasilkan sebuah
sistem politik nation-state atau negara bangsa sebagai entitas politik yang kuat di tengah
lingkungan umat manusia di dunia.
Ideologi Islam atau Islamisme adalah ideologi yang berkeyakinan bahwa Islam harus menjadi
pedoman bagi segala segi kehidupan manusia, baik sosial, ekonomi, politik, budaya, serta
kehidupan pribadi. Kelompok Islamisme menentang paham sekularisme yang menyerukan
pemisahan antara agama dengan politik. Pendukung Islamisme dapat memiliki penafsiran yang
berbeda dalam menafsirkan ayat-ayat dan surat dalam Al-Quran. Islamisme di Indonesia dapat
didefinisikan sebagai suatu bentuk politik identitas atau dukungan terhadap identitas Muslim.
FUNGSI PARPOL
1. Sarana Komunitas Politik
Dalam sistem demokrasi yang dimiliki seperti Indonesia ini, fungsi partai politik adalah untuk
menyalurkan berbagai macam suara maupun aspirasi masyarakat agar sampai ke pemerintah.
Selain itu, partai politik juga berfungsi untuk menyebarluaskan keputusan dan kebijakan-kebijakan
pemerintah. Maka dalam hal ini fungsi partai politik berperan sebagai perantara antara pemerintah
dan masyarakat.
Jika partai politik tidak berfungsi demikian, maka akan terjadi ketimpangan dan penyalahgunaan
partai politik untuk kepentingan kelompok maupun golongan.
Partai politik juga berperan sebagai sarana sosialisasi politik. Di dalam ilmu politik, sosialisasi politik
diartikan sebagai proses dimana seseorang memperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena
politik, yang umumnya berlaku dalam masyarakat di mana ia berada. Sosialisasi politik dapat
membentuk budaya politik suatu negara.
Fungsi partai politik lainnya adalah sebagai wadah untuk menampung dan penyeleksian kader-kader
politik yang nantinya akan meneruskan kepemimpinan suatu pemerintahan dengan jabatan
tertentu.
Partai politik memperluas perannya dalam membuka kesempatan bagi warga negara untuk turut
serta berpartisipasi politik dalam suatu negara. Partai politik senantiasa melahirkan kader-kader
yang potensial dalam setiap perkembangannya dalam persaingan perpolitikan. Hal itu dilakukan
dengan merekrut anggota-anggota muda yang berbakat dan memberikan pembekalan kader-kader
muda.
Dalam suatu negara demokrasi seperti Indonesia, perbedaan pendapat tentunya menjadi hal yang
wajar. Ragam suku, etnis, budaya, status sosial, dan lain-lain tentunya tidak jarang menimbulkan
berbagai permasalahan yang dapat mengancam persatuan bangsa, maka dari itu partai politik
dituntut untuk dapat mengatasi masalah-masalah tersebut, minimal dapat meredakan dan menjadi
penengah antara pihak yang bertikai.
Perbedaan dan persaingan ini selalu menjadi hal yang harus ditangani partai politik sebagai wujud
perdamaian politik suatu negara. Fungsi partai politik harus mampu menciptakan suasana harmonis
diantara kalangan masyarakat serta mencontohkan persaingan-persaingan sehat dalam mencapai
tujuan.
Disinilah fungsi partai politik sangat dibutuhkan. Kontrol kebijakan dilakukan untuk membatasi
kesewenang-wenangan pemerintah yang dapat merugikan rakyat. Selain itu, partai politik juga
melakukan pengawasan serta pertinjauan terhadap pelaksanaan jalannya kepemerintahan agar
dapat berjalan baik sebagaimana mestinya.
Negara dengan sistem demokrasi tentunya membutuhkan peran partai politik sebagai penampung
suara masyarakat untuk disalurkan kepada pemerintah. Tanpa adanya partisipasi ataupun
keterlibatan partai poltik, kebijakan-kebijakn yang dibuat pemerintah tentunya tidak dapat di ubah
jika tidak sesuai dengan kondisi masyarakat.