Azies Bauw
PENDAHULUAN
pembentukan partai politik sebagai salah satu pilar demokrasi dalam sistem
politik Indonesia.
1
Dosen Fakultas Hukum Universitas Yapis Papua
perkembangan Partai Politik dari awal kemerdekaan hingga saat ini. Pada
kebebasan yang luas bagi setiap warga Negara untuk membentuk dan
Sistem multi partai terus dipraktikkan sampai awal periode Orde Baru
sejak tahun 1966. Padal pemilu tahun 1971, jumlah partai politik masih
cukup banyak, namun pada pemilu tahun 1977, jumlah partai politik mulai
dibatasi hanya tiga saja. Bahkan secara resmi yang disebut sebagai partai
politik hanya dua saja, yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan
partai politik, melainkan golongan karya saja, suasana ini tetap bertahan
hingga Pemilu 1997, pada Pemilu 1999 kembali kita dihadapkan pada
sekarang ada semangat untuk pengurangi jumlah Partai Politik yang ikut
serta dalam Pemilihan Umum, maka semua itu mestilah dipandang sebagai
rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Istilah demokrasi ini memberikan posisi
peran utama dalam pendidikan politik dan sudah selayaknya jika partai
Partai politik perlu ditata dan diarahkan pada dua hal utama, yaitu,
pertama, membentuk sikap dan perilaku partai politik yang terpola atau
dasar sistem demokrasi. Hal ini ditunjukkan dengan sikap dan perilaku
partai politik yang memiliki sistem seleksi dan rekrutmen keanggotaan yang
politik yang kuat. Kedua, memaksimalkan fungsi partai politik baik fungsi
partai politik terhadap negara maupun fungsi partai politik terhadap rakyat
kepada masyarakat.
2
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai
Politik.
3
Koirudin. Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi. Pustaka Pelajar,
Yogyakarta 2004. h. 86
nilai- nilai politik, sikap-sikap dan etika politik yang berlaku atau yang
kata lain untuk membentuk suatu sikap dan keyakinan politik dibutuhkan
di pemerintahan6.
4
Ibid, h. 92
5
Ibid, h. 94
6
Budi Winarno. Sistem Politik Indonesia era Reformasi. Medpress,
Jakarta 2008. h. 98
7
Firmanzah. Mengelola Partai Politik. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta
2008. h. 73
pilitik secara terbuka, demokratis. Muara dari nilai-nilai tersebut itu tidak
politik, yang merupakan peran strategis dari seorang politisi suatu partai.
8
Ahmad Zacky Siradj. Akbar Tandjung: Kebijakan Partai Golkar Dalam
Membangun Demokrasi Dan Budaya Politik, Dalam Buku Membangun Demokrasi
Melahirkan Negarawan. Jakarta: Bidang Penanganan Kerawanan Sosial Dewan Pimpinan
Pusat Partai Golkar. 2012. h. 116
9
Nimmo, komunikasi politik: Komunikator, Pesan dan Media. Remaja
Rosdakarya.Bandung, 1993. h. 72
10
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang
Penyelenggara Pemilihan Umum
kepada masyarakat.
Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti
diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Jadi, secara
misalnya :
11
R.Masri Sareb Putra, Etika dan Tertib Warga Negara, Jakarta 2010,
Salemba Humanika,h. 148
12
Cholisin, et al. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMP kelas VIII edisi
ke 4. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan nasional, Jakarta 2008. h. 43
13
Jean Bodin menyatakan bahwa kedaulatan tidak dapat berpindah
kepada pihak lain karena dia mempunyai sifat Tunggal, Asli, Abadi dan Tidak dapat dibagi-
bagi.
rakyat.
14
Jimly Asshidiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid II, Sekjend
Mahkamah Kosntitusi RI,Jakarta: 2006, h. 170
kedaulatan.
15
Sri Soemantri M, Perngantar Perbandingan Hukum Tata Negara,
Rajawali Pers, Jakarta 1998. h. 27
adalah mendidik manusia menjadi warga negara yang baik, karena dari
negaranya16.
konstituen partai yang notabene adalah landasan besar bagi suatu partai
16
Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Hukum Tata Negara Indonesia,
Sinar Bakti, Jakarta 1988, h. 153-154
17
Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara
Indonesia, Pusat Studi HTN Fakultas Hukum UI, Jakarta1988, h. 65
bagaimana partai politik berjalan, tidak munggkin sebuah partai hadir tanpa
dalam kegiatan politik, hanya perlu disadari bahwa secara sosial politik,
sekarang ini;
3. Adanya asas dan cita-cita politik yang sama seperti partai nasionalis,
warga negara Indonesia yang telah berusia dua puluh satu (21) tahun
menggunakan akta Notaris oleh paling sedikit lima puluh (50) orang
18
Moh. Tolchah Mansoer, Demokrasi Sepanjang konstitusi, Nurcahya,
Yogyakarta1981. h.5-6
19
Jimly Asshiddiqie, Konstitusi & Konstitusialisme Indonesia, Konpress,
Jakarta2006, h.35.lihat juga Jimly Asshiddiqie, Hukum Acara Pengujian Undang-Undang,
Konpress, Jakarta, 2006, h. 24. Lihat juga Jimly Asshiddiqie, Model-Model Pengujian
Konstitusional di Berbagai Negara, Konpress, Jakarta2006, h.1-9
notariat.
diantaranya:
nilai- nilai politik, sikap-sikap dan etika politik yang berlaku atau
banyak jumlah rakyat yang diberi hak pilih, dan ketika kelompok-
pemerintahan; dan
20
Koirudin, Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta 2004.
21
Miriam Budiardjo, Pengantar Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta 2000, h.
163
Oleh karena itu partai politik harus mendidik dan membangun orientasi
dan lain-lain. Lebih lanjut, sosialisasi politik dapat pula diartikan sebagai
masyarakat luas.
politik.
antara lain berupa nilai- nilai luhur bangsa, dan/atau pemupukan rasa
menanamkan visi misi Parpol yang ingin dicapai dalam kurun waktu yang
lebih luas. Lebih jauh dari itu, masyarakat dapat berperilaku sesuai dengan
karena keduanya memiliki makna yang hampir sama. Dengan kata lain,
pemberi dan penerima pesan. Melalui proses ini, para anggota masyarakat
politik negaranya dari berbagai pihak dalam sistem politik seperti sekolah,
maksud harus melalui proses dialogik yang dilakukan dengan suka rela
konstitusi dalam konstelasi politik terkini. Setelah itu, ide-ide dan kebijakan
resmi22.
politik yang disertai landasan kesejarahan. Hal ini penting karena warga
22
Rudasi Kantaprawira, Hukum dan Kekuasaan, Makalah Pada Fakultas
Hukum Universitas Islam Indonesia,Yogyakarta 2005, h. 37-38
agar menjadi warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan
kelamin.
Hal ini sesuai dengan pernyataan salah satu politisi Partai Demokrasi
23
Wawancara Dengan Anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota Jayapura, tanggal 03 Desember 2012
bernegara.
berupa sosialisasi, seminar dan training, namun dari semua bentuk yang
arah yang tepat, yaitu meningkatkan daya pikir dan daya tanggap
Hal ini sesuai dengan pernyataan salah satu politisi PKPI sekaligus
sebagai Ketua DPC Partai PKPI Kota Jayapura, Ir. H. Junaedi Rahim, IAI
strategis bagi anggota dan masyarakat luas agar dapat mencapai tugas
yang menjadi tanggungjawab partai politik dan yang lebih umum dari
dan bernegara‟25.
24
Rusadi Kartaprawira, Sistem Politik Indonesia Suatu Model
Penanggantar. Bandung2004, Sinar Algensindo, h. 56
25
Wawancara Dengan Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai PKPI Kota
Jayapura, tanggal 02 Desember 2012
PENUTUP
Kesimpulan
massanya agar mereka sadar akan peran dan fungsi, serta hak dan
DAFTAR PUSTAKA
Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Hukum Tata Negara Indonesia, Sinar
Bakti, Jakarta 1988.
R.Masri Sareb Putra, Etika dan Tertib Warga Negara, Jakarta 2010,
Salemba Humanika.