Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi kebebasan berserikat, berkumpul, dan
berekspresi yang merupakan hak asasi manusia yang harus dilaksanakan untuk memperkuat
semangat nasionalisme dalam negara kesatuan republik Indonesia yang demokratis. Hak
berserikat dan berkumpul kemudian diwujudkan dalam konstitusi partai politik sebagai salah
satu pilar demokrasi dalam sistem politik Indonesia.

Partai politik memiliki kedudukan (status) dan peran (role) yang sangat penting dalam setiap
sistem demokrasi. Partai memainkan peran penghubung yang sangat strategis antara proses
pemerintahan dan warga negara. Memang, banyak yang berpendapat bahwa partai politik
sebenarnya menentukan demokrasi, seperti yang dikatakan Schattcheider, "partai politik
menciptakan demokrasi". Oleh karena itu, partai politik merupakan pilar yang sangat penting
untuk memperkuat derajat institusionalisasi dalam setiap sistem politik yang demokratis.
Memang, Schattscheider juga menyatakan: “Demokrasi modern tidak dapat dibayangkan
tanpa partai.

PEMBAHASAN

a) Peran partai politik dalam sistem demokrasi di Indonesia

Partai politik adalah organisasi politik yang mengikuti ideologi tertentu atau didirikan dengan
tujuan tertentu. Partai politik dapat didefinisikan sebagai perkumpulan sekelompok orang
yang mengejar suatu tujuan di bidang politik. Baik berdasarkan kader partai atau struktur
partai yang dimonopoli oleh sekelompok tokoh partai. Atau bisa juga berdasarkan partai
massa, yaitu partai politik yang mengutamakan kekuatan berdasarkan superioritas
anggotanya. Partai politik di era demokrasi modern saat ini dipandang sebagai salah satu pilar
dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Indonesia merupakan salah satu negara
yang menerapkan sistem politik demokrasi bahkan ketika menjalankan pemerintahannya
sendiri. Dalam sistem politik demokrasi modern, partai politik merupakan lembaga yang
dianggap penting dan sine qua non bagi pelaksanaan prinsip kedaulatan rakyat.

Sebagai salah satu lembaga demokrasi, partai politik bertugas mengembangkan kesadaran
akan hak dan kewajiban politik rakyat, menyalurkan kepentingan masyarakat ke dalam
pembentukan kebijakan negara, dan mengikutsertakan, mempersiapkan dan memajukan
anggota masyarakat dalam pembentukan kebijakan. pengangkatan jabatan politik sesuai
dengan mekanisme demokrasi. Partai politik juga merupakan wahana untuk mengekspresikan
dukungan dan tuntutan dalam proses politik. Semua fungsi tersebut dilaksanakan melalui
pemilihan umum yang diselenggarakan secara demokratis, jujur dan adil, dengan kuota dan
suara langsung, umum, bebas dan rahasia.

Menurut Miriam Budiarjo dalam bukunya DasarDasar Ilmu Politik (1994 : 26) partai politik
berfungsi atau mempunyai peranan sebagai berikut :

a. Partai politik sebagai sarana komunikasi politik.


Fungsi ini terkait dengan peran partai politik sebagai penghubung antara rakyat dan
pemerintah. Dalam hal ini, sebuah partai politik mampu melakukan komunikasi
vertikal. Namun untuk itu, parpol harus bisa berkomunikasi secara horizontal. Ini
tentang komunikasi antara warga negara, antara kelompok dan antara partai politik
dan pemerintah. Melalui proses komunikasi horizontal, perbedaan pendapat dan
aspirasi politik yang berkembang di masyarakat luas dapat diterima dan
dipertimbangkan oleh pimpinan partai politik yang bersangkutan. Mereka
mengartikulasikan dengan baik pandangan dan aspirasi masyarakat untuk
disampaikan kepada pemerintah.
b. Partai politik sebagai sarana sosialisasi politik.
Partai politik juga memainkan peranan sebagai instrumen sosialisasi politik. Dengan
sosialisasi politik dimaksud seseorang memperoleh sikap dan orientasi terhadap
fenomena-fenomena politik yang umumnya berlaku pada masyarkat dimana ia berada.
Proses ini juga pendidikan politik, yang berlangsung secara bertahap mulai dari masa
kanak-kanak hingga dewasa. Melalui proses sosialisasi, norma-norma dialihkan dari
generasi tua kepada generasi muda. Melalui pendidikan politik yang berlangsung
secara sistematis dan demokratis.
c. Partai politik sebagai sarana rekruitmen politik.
Partai politik pun berfungsi sebagai sarana rekruitmen politik, tanpa rekruitmen
politik suatu partai politik tidak akan memiliki anggota-anggota atau tokoh-tokoh
yang bisa diandalkan dalam berbagai kegiatan politik. Dengan rekruitmen politik
dimaksud upaya partai politik untuk mencari dan mengajak orang-orang yang
berbakat untuk terlibat aktif dalam kegiatan politik sebagai anggota. Dengan cara ini
suatu partai politik memperluas partisipasi politik dikalangan masyarakat.
d. Partai politik sebagai sarana pemberes konflik.
Dalam kehidupan masyarakat demokratis, persaingan dan perbedaan dalam
masyarakat merupakan hal yang wajar terjadi. Perbedaan dan persaingan dalam
bentuk apapun bisa menjadi sumber konflik, baik antara individu maupupun antara
kelompok. Jika terjadi konflik maka tugas partai politik untuk mengatasinya..

Dari uraian di atas dapat kita pahami bahwa dalam negara demokrasi, peran partai politik
akan berkembang sesuai dengan kepentingan partai-partai yang ada untuk mengejar segala
kepentingan rakyat, selain fakta bahwa partai politik memainkan perannya masing-masing.
peran Peran kelompok advokasi memperjuangkan aspirasi rakyat. , dibatasi oleh hak dan
kewajibannya sebagai partai politik yang sah di negara demokrasi yang diatur oleh Undang-
Undang Partai Politik dan Undang-Undang Pemilihan Umum (Pemilu). Karena melalui partai
politik, rakyat akan menjembatani aspirasi melalui lembaga perwakilannya, yang akan
bermanfaat bagi suara rakyat secara keseluruhan. Oleh karena itu, peran partai politik dalam
negara demokrasi merupakan jembatan untuk menyampaikan aspirasi seluruh rakyat yang
akan membawa perubahan sosial politik yang besar dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

b) Peran Civil Society dalam Proses Penguatan Demokrasi

Dalam negara demokrasi, Civil Society merupakan pendukung utama dalam membangun
demokrasi. Kehadiran mereka (Civil Society) seperti oksigen, yang tanpanya demokrasi tidak
dapat tumbuh dan berkembang secara memadai. Demokrasi dan Civil Society seperti dua sisi
mata uang yang saling melengkapi. Pentingnya peran Civil Society dalam konteks demokrasi
membuat mereka tidak dapat dipisahkan. Karena demokrasi tanpa adanya Civil Society yang
kuat hanya akan mengarah pada otoritarianisme negara. Berkaca dari pengalaman Indonesia
di era Suharto, bertindak dengan “tangan besi” membuat demokrasi menjadi mandul dan
terkesan paradoks. Civil society adalah ruang atau ruang yang terletak antara negara di satu
pihak dan masyarakat di pihak lain. Afan Gaffar, sebagaimana dikutip oleh Michael Walker
(1995), mengemukakan bahwa asosiasi komunitas sukarela ada di ruang ini dan bahwa
jaringan hubungan dibangun di antara asosiasi-asosiasi ini. Apakah asosiasi didasarkan pada
keluarga, kepercayaan, minat, dan ideologi? Perkumpulan tersebut bisa bermacam-macam
bentuknya, bertindak, bentuk hubungan gerejawi, koperasi, hubungan bisnis, hubungan
ketetanggaan dan hubungan dengan warga, profesi, LSM dan sebagainya, hubungan
mendasar dan saling menghormati.
Oleh karena itu, Civil Society adalah masyarakat dalam suatu negara, baik secara individu
maupun kelompok, yang mampu berinteraksi secara mandiri dengan negara. Atau,
sebagaimana dikemukakan Eisenstadt, Civil Society setidaknya memiliki empat syarat, yaitu:
pertama, otonomi; kedua, akses publik terhadap lembaga negara; ketiga, arena publik yang
otonom dan; keempat, publik terbuka untuk semua lapisan masyarakat. Contoh Civil Society,
antara lain:

 Organisasi sosial. Organisasi ini merupakan organisasi yang muncul dari kesadaran
masyarakat itu sendiri dan tidak dibentuk oleh negara.
 Asosiasi penerbitan. Asosiasi komunitas yang bergerak secara mandiri dalam
menghasilkan ide atau informasi.
 Yayasan pembela hak-hak perempuan. Sebuah inisiatif masyarakat untuk
mengadakan pembelaan dan pendampingan untuk para kaum perempuan korban dari
deskriminasi.
 Komunitas pejuang hak-hak difabel. Sebuah inisiatif masyarakat untuk mengadakan
pendampingan para penyandak disabilitas.
 Asosiasi perlindungan konsumen. Sebuah inisiatif masyarakat untuk mengadakan
perlindungan terhadap para konsumen.

c) Kelompok kepentingan

Kelompok penekan secara jelas dijelaskan dalam buku “Hukum Konstitusi: Sebuah
Pengantar” oleh Johan Jasin (2016:84), yang menyatakan bahwa kelompok penekan atau
kelompok advokasi atau kelompok lobi adalah perkumpulan yang bertujuan untuk
mempengaruhi keputusan politik dan berusaha untuk Meyakinkan pejabat untuk bertindak
atas suara atau kepentingan anggota kelompok.

Kelompok kepentingan tampaknya memiliki jenis yang berbeda. Sebagaimana disebutkan


dalam buku berjudul Buku Ajar Sistem Politik Indonesia karya Andi Muh. Dzul Fadli (2017:
57) mencantumkan jenis-jenis kelompok kepentingan, antara lain:

 Kelompok anomik (kelompok spontan tanpa nilai atau norma)


 Kelompok non-asosiatif (biasanya jarang terorganisir dan dengan kegiatan sesekali)
 Kelompok institusional (kelompok yang mendukung kepentingan institusional)
 Kelompok asosiatif (kelompok yang terorganisir dan mengekspresikan kepentingan
kelompok juga memiliki prosedur yang teratur).

KESIMPULAN

Kehidupan politik di Indonesia sangat dinamis di negara demokrasi. Peran partai politik
bukan hanya sekedar menyalurkan inspirasi dari berbagai kelompok masyarakat dan bukan
sebagai wahana untuk menggambarkan pedoman umum demokrasi. Situasi politik Indonesia
saat ini pasca era Orde Baru dan munculnya rezim perubahan sistem politik adalah hadirnya
banyak partai baru. Sementara itu, masing-masing pihak memiliki kepentingan, tujuan,
keinginan, dan kerjasama untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah agar keinginan-
keinginan tersebut selaras dengan apa yang diinginkan oleh para pihak. Partai politik secara
terbuka mencari jabatan publik dalam pemilihan umum. Kehidupan politik juga memiliki
tujuan penting, yaitu bertujuan melalui pendidikan politik agar masyarakat mengerti dan
sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga suatu bangsa, negara, dan negara. Berkaitan
dengan partai politik dengan pendidikan kewarganegaraan, dapat diartikan sebagai upaya
sadar dan sistematis untuk mengubah sesuatu tentang perjuangan partai politik sedemikian
rupa sehingga mereka sedih dengan perjuangan partai politik.

Civil Society adalah masyarakat, individu atau kelompok, dalam suatu negara yang mampu
berinteraksi secara mandiri dengan negara. Civil Society merupakan pendukung utama dalam
membangun demokrasi. Kelompok kepentingan merupakan salah satu kekuatan penting
dalam konfigurasi politik pada suatu tahapan tertentu yang dapat secara dinamis membentuk
sistem politik, karena bentuk kemunculan kelompok politik tersebut menekankan adanya
pluralisme dan persaingan dalam masyarakat. Kelompok kepentingan didefinisikan sebagai
sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama yang menempatkan mereka dalam
persaingan politik dengan kelompok kepentingan lainnya. (Muhammad, 2016)
REFERENSI

Suyanto, Isbodroini dkk.2022.Kekuatan Sosial Politik Indonesia.Tanggerang Selatan:


Universitas Terbuka.

Sanit, Arbi. (2015). Pematangan Demokrasi dan Sistem Politik Indonesia; Kendala
Pelembagaan Dan Kepemimpinan. Jurnal Politik 1 (1): 155-174.

Otho H. Hadi, “Peran Civil Society dalam Proses Demokratisasi”, dalam Jurnal


Makara, Sosial Humaniora, Vol. 14, No. 2, Desember 2010, pp. 117-129.

https://kumparan.com/berita-update/pengertian-kelompok-kepentingan-lengkap-dengan-
contohnya-1wnoVoUJjtU/full. diakses pada 31 Oktober 2022

Anda mungkin juga menyukai