Latar Belakang
Pada zaman renaissance timbul teori yang mengajarkan bahwa dasar hukum
itu adalah akal atau rasio manusia. Menurut aliran rasionalisme ini, bahwa raja dan
penguasa negara lainnya memperoleh kekuasaannya itu bukanlah dari tuhan tetapi
dari rakyatnya. Pada abad pertengahan diajarkan, bahwa kekuasaan raja itu berasal
dari suatu perjanjian antara Raja dengan rakyatnya yang menaklukkan dirinya kepada
raja dengan syarat-syarat yang disebutkan dalam perjanjian itu. Kemudian setelah itu
dalam abad ke-18 Jen Jacques Rousseau memperkenalkan teorinya bahwa dasar
terjadinya suatu negara adalah perjanjian masyarakat (contract social) yang diadakan
oleh dan antara anggota masyarakat untuk mendirikan suatu negara. Teori JJ
bersandar atas kemauan rakyat, demikian pula halnya semua peraturan perundang-
kedaulatan rakyat sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 ayat (2) yang berbunyi
paham kedaulatan rakyat, yang didaulat dari segi politik tentu saja bukanlah person
Hubungan kedaulatan bukan lagi terjadi antara Raja dengan rakyatnya, tetapi antara
rakyat dengan proses pengambilan keputusan dalam negara itu sebagai keseluruhan.
Dalam kedaulatan rakyat dengan sistem perwakilan atau demokrasi biasa juga
tidak langsung. Didalam praktik, yang menjalankan kedaulatan rakyat itu adalah
wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat yang disebut parlemen.
ditandai dengan pemilihan umum yang teratur, bebas dan adil, kompetitif. Terdapat
kebebasan sipil dan politik yang cukup untuk menjamin kompetisi dalam pemilihan
umum.
Partai politik mempunyai posisi (status) dan peranan (role) yang sangat
politik merupakan pilar demokrasi, karena mereka memainkan peran yang penting
dikatakan bahwa partai politiklah yang mewujudkan demokrasi pada suatu kenyataan.
Sehingga peran besar yang dimiliki oleh partai politik tersebut memiliki pengaruh
secara langsung kepada wakil rakyat yang tidak lain adalah anggota partai politik.
Berdasarkan uraian diatas, maka tulisan ini akan menelusuri lebih lanjut
mengenai partai politik khususnya di Indonesia. Hal-hal yang akan dibahas adalah
seputar definisi, sejarah dan perkembangan, fungsi, serta peran partai politik dalam
lembaga perwakilan di Indonesia. Untuk itu tulisan ini kami angkat dengan judul,
Partai politik adalah salah satu komponen yang penting dalam dinamika
perpolitikan sebuah bangsa. partai politik dipandang sebagai salah satu cara seseorang
atau sekelompok individu untuk meraih kekuasaan. Argumen seperti ini sudah biasa
kita dengar di berbagai media massa dan dalam seminar-seminar yang kita ikuti
satu sama lain dari dua atau lebih orang sudah pasti akan melibatkan hubungan
politik. Dalam arti luas setiap orang adalah politisi. Dalam hal ini Aristoteles
individu dan untuk mencapai bentuk kehidupan sosial yang tinggi adalah melalui
interaksi politik dengan orang lain dalam suatu kerangka kelembagaan, yang
dirancang untuk memecahkan konflik sosial dan untuk membentuk tujuan kolektif-
negara. Karena itu semua orang adalah politisi, meski sebagian (pejabat negara) lebih
yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita cita yang sama.
Tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut
kelompok politik yang mengikuti pemilihan umum dan, melalui pemilihan umum itu
Menurut Edmund Burke partai politik adalah lembaga yang terdiri dari atas
Lapalombara dan Anderson partai politik adalah setiap kelompok politik yang
memiliki label dan organisasi resmi yang menghubungkan antara pusat kekuasaan
dengan lokalitas, yang hadir saat pemilihan umum, dan memiliki kemampuan untuk
menempatkan kandidat pejabat publik melalui kegiatan pemilihan umum, baik bebas
aktivitas politik yang berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintah serta membuat
dukungan rakyat atas dasar persaingan dengan suatu golongan atau golongan-
golongan lain yang mempunyai pandangan yang berbeda. Sedangkan menurut R.H.
Soltau partai politik adalah sekelompok warga negara yang terorganisasi yang
mereka.
partai politik sendiri dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus dari
pembentukan partai politik tersebut. Tujuan partai politik di Indonesia secara umum :
dan
Pada fungsi yang pertama ini artinya, upaya pemasyarakatan politik agar
berhubungan erat dengan usaha partai politik untuk menguasai pemerintahan melalui
politik harus memperoleh dukungan seluas mungkin. Oleh karena itu, partai politik
kepentingan umum. Itulah upaya sosialisasi politik yang dapat dilakukan oleh partai
politik.
Bentuk sosialisasi politik lain yang dapat dilakukan oleh partai politik yaitu
akan tanggung jawabnya sebagai warga negara menonton rcti dan menempatkan
kepentingan diri sendiri di bawah kepentingan nasional. Selain itu, partai politik juga
berupaya memupuk identitas nasional dan integrasi nasional. Proses sosialisasi dapat
yang berbakat untuk ikut aktif dalam kegiatan politik sebagai anggota partai. Dalam
pengertian ini berarti partai politik turut serta memperluas partisipasi politik dalam
masyarakat. Usaha rekrutmen politik ini dapat dilakukan dengan cara kontak pribadi,
persuasi (pendekatan), dan menarik golongan muda untuk dididik menjadi kader yang
Pada poin ketiga ini, artinya tugas partai politik adalah merumuskan program
ada dalam pemerintahan dan menyampaikannya kepada badan legislatif. Selain itu,
partai politik.
yang ditempuh partai politik dalam menjalankan fungsi ini seperti berikut. Partai
politik menampung pendapat-pendapat dan aspirasi-aspirasi yang datang dari
seperti persaingan dan perbedaan pendapat dalam masyarakat merupakan satu hal
yang berbeda antara orang yang satu dengan orang yang lain. Perbedaan itulah yang
(masalah). Jika sudah demikian, partai politik segera menjalankan fungsinya sebagai
pengatur konflik. Partai politik berusaha menyelesaikan konflik secara damai dan
warga masyarakat kepada pemerintah dan badan-badan politik yang lebih tinggi.
Contoh bentuk artikulasi kepentingan yang dilakukan oleh partai politik adalah
kepala suku.
Indonesia merdeka secara de jure pada tahun 1945. Namun, partai politik di Indonesia
sudah ada sebelum zaman Hindia Belanda atau sebelum Indonesia merdeka. Parpol
yang pertama ada di Indonesia adalah De Indische Partij yang dibentuk pada 25
parpol itu adalah untuk mencapai kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Sekalipun
paham tentang Indonesia baru ditegaskan pada 28 Oktober 1928 dalam sumpah
pemuda, namun para pendiri parpol ini sudah dilandasi oleh pemikiran bahwa seluruh
agama, maupun sosialisme. Pada masa penjajahan Belanda jelas sekali bahwa
Indonesia sehingga muncul slogan “Merdeka Harga Mati” dari kalangan tersebut.
Namun tidak demekian bagi beberapa parpol yang dibentuk orang-orang belanda atau
Partai yang terlihat unggul pada masa itu adalah Partai Nasional Indonesia
(PIN) yang pada awalnya bernama Perserikatan Nasional Indonesia, dibentuk pada 4
juli 1927 oleh Dr.Tjipto Mangkunkusumo, Mr. sartono, Mr. Iskak Tjikrohadisuryo
dan Mr. Sunaryo. Kemudian pada tahun 1928 berganti menjadi Partai Nasional
Indonesia dan dipimpin Ir. Soekarno atau Bung Karno yang pada 17 Agustus 1945
(Weltanschauung). Uraian yang beliau beri nama Pancasila kemudian diterima sidang
partai politik. Semula hendak dibentuk parpol tunggal, tetapi kemudian dimungkinkan
Itu berarti bahwa parpol oleh para Pendiri Negara tidak dinilai dan dianggap
karena berada dalam masyarakat dengan dasar Pancasila, mekanisme parpol, perilaku
parpol dan tindak-tinduk parpol harus juga sesuai dengan nilai dasar pancasila, yaitu
Zaman Pendudukan
1942-1945 Jepang Tidak ada
Sistem Presidensiil
22 Agustus 1945- 1. 22 Agustus 1945 Satu partai (PNI)
14 November 1945 2. 3 November 1945 Multipartai
Reformasi dengan
1998 21 Mei 1998 multipartai
Multi-Partai
Pemilihan Umum (Pemilu)
Langsung, One man One
1998 – Sekarang Reformasi Vote
Hakikat demokrasi adalah sebuah proses bernegara yang bertumpu pada peran
utama rakyat sebagai pemegang tertinggi kedaulatan. Dengan kata lain, pemerintahan
demokrasi adalah pemerintahan yang meliputi tiga hal mendasar: pemerintahan dari
people) dan pemerintahan untuk rakyat (government for the people). Demokrasi tidak
sekedar wacana ia juga mempunyai parameter sebagai ukuran apakah suatu negara
atau pemerintahan bisa dikatakan demokratis atau sebaliknya. Setidaknya tiga aspek
dapat dijadikan landasan untuk mengukur sejauh mana demokrasi itu berjalan dalam
pemilihan umum diyakini oleh banyak ahli demokrasi sebagai salah satu
untuk menghindari penumpukan kekuasaan dalam satu tangan atau satu wilayah;
3. Kontrol rakyat, yaitu suatu relasi kuasa yang berjalan secara simetris, memiliki
sambungan yang jelas dan adanya mekanisme yang memungkinkan control dan
kesimbangan (checks and balance) terhadap kekuasaan yang dijalankan eksekutif
dan legislatif.
Semenjak demokrasi menjadi instrumen utama bagi negara modern saat ini
yaitu salah satunya adalah negara Indonesia, maka dengan sistem perwakilan ini
demokrasi yang diwakili oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Jadi, sebuah pemerintahan
rakyat sebagai nilai yang tertinggi di atas kehendak Negara itu sendiri.
antara penguasa dan rakyat. Atas dasar prinsip-prinsip normatif yang demikian itu,
dalam praktek kehidupan demokrasi, yang awal, lembaga legislatif yang memiliki
posisi yang sangat strategis dan sentral yang biasanya tercermin dalam doktrin tentang
kedaulatan rakyat serta kedaulatan DPR. Hal ini didasarkan kepada suatu pandangan
bahwa hanya DPR saja yang mewakili rakyat dan yang memiliki kompetensi untuk
Kedaulatan yang diserahkan oleh rakyat kepada penguasa, orientasinya harus kembali
lagi kepada rakyat yaitu kemauan bersama dari anggota-anggota masyarakat yang
perwakilan rakyat dalam negara demokrasi adalah salah satu pilar yang sangat pokok,
proses pemerintahan dengan warga negara. Bahkan, Banyak yang berpendapat bahwa
partai politik adalah suatu keniscayaan dalam rangka memainkan fungsi representasi
manakala partai politik masuk ke arena pemilu sebagai peserta hal ini diatur dalam
yang berbunyi: “Peserta Pemilu adalah partai politik untuk pemilu anggota DPR,
anggota DPD, dan pasangan calon yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan
baik terkait dengan sistem pemilihan umum hingga mekanisme electoral system.
Karena itu upaya untuk mendorong agar partai politik mampu mengembangkan
Melalui proses pendidikan politik yang baik maka partai politik mampu
penting elit politik. Interaksi politik atau adanya tarik menarik kepentingan antar
kekuatan politik dapat dilacak melalui bagaimana sikap politik dan konsistensi
perilaku dari elit politik yang memegang kekuasaan, baik di level suprastruktur
kekuasaan (lembaga Negara) maupun infrastruktur kekuasaan (partai Politik). Hal ini
mengingat sikap politik dan perilaku elit merupakan isyarat dan indikator penting
untuk menentukan dalam sikap politik apa dalam sebuah proses komunikasi politik
berlangsung.
biasanya diperankan oleh elit politik. Esensinya suatu interaksi politik akan senantiasa
terkait dengan motif dasar yang dimiliki para elit politik. Dengan demikian untuk
memahami suatu interaksi politik, utamanya dalam proses pembuatan kebijakan dan
UU maupun pengambilan keputusan, penting dicermati apa latar belakang atau motif
dasar para elit dalam menentukan suatu keputusan dalam kebijakan politik, termasuk
politik. Disinilah peran elit menentukan sebuah keputusan politik itu lahir atau tidak
dan akan seperti apa bentuknya. Sementara Geatano Mosca melihat elit sebagai
sebagai sebuah kelompok politik. Dalam proses interaksi politik, elit berkuasa
merupakan aktor utama yang mengelola dan mengendalikan sumber komunikasi. Elit
selalu menjalin komunikasi dan interaksi dengan elit masyarakat untuk mendapatkan
Dalam proses politik ini ada hal yang diperjuangkan partai politik yakni,
Anggota DPR mewujudkan hal ini melalui program kunjungan kerja dan kegiatan
survei opini publik. Melalui proses ini dilakukan identifikasi dan sortirisasi isu-isu
public yang penting sebagai prioritas untuk diperjuangkan secara politik. Setiap
● Jafar, Muhammad, AW. 2017. Peranan Partai Politik Dalam Demokrasi di Indonesia.
● Haboddin, Muhtar. 2016. Pemilu dan Partai Politik di Indonesia. Malang: UB Press.
● Romli, Lili. 2011. Reformasi Partai Politik dan Sistem Kepartaian di Indonesia. Politica
● Rosana, E. 2012. Partai Politik dan Pembangunan Politik. Jurnal TAPIs, Vol.14 (01):
135-137.
● Syahrin, dan Sapitri. 2020. Peran Partai Politik Dalam Demokrasi Perwakilan.
● Teniwut, Meilani. 2023. Fungsi Partai Politik dan Peranannya dalam Pemilu. Media
Indonesia,Link: https://mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/559713/fungsi-partai-pol