Anda di halaman 1dari 6

Partisipasi Masyarakat Dalam Politik Sebagai Implementasi Nilai-Nilai Demokrasi Di Indonesia

Mutiara Sakinah

IIK STRADA INDONESIA

mutiarasakinah.strada@gmail.com

Abstrak

Prinsip dari sebuah negara demokrasi adalah dengan menjunjung tinggi Konstitusi

dan ideologi dalam sebuah negara. Kebebasan dalam hak sosial dan politik

menjadi sebuah jaminan yang sangat diperlukan untuk dapat mencapai sebuah

negara yang menjunjung tinggi demokrasi sehingga aspirasi yang ada dapat

tersalurkan dengan baik. Permasalahan yang muncul yaitu Bagaimana Prinsip Dan

Jaminan Hak Warga Negara Menurut UUD 1945 dan Bagaimana Dinamika Sosial

Politik Dalam Sistem Demokrasi di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan

berupa penelitian hukum yuridis normatif yang merupakan penelitian

kepustakaan, yaitu penelitian terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum

sekunder yang terdiri dari peraturan perundang-undangan dan literatur-literatur

terkait untuk memecahkan persoalan hukum atau permasalahan yang akan

dibahas. Kemerdekaan menyampaikan pendapat dimuka umum harus

dilaksanakan dengan bertanggung jawab, sejalan dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu negara wajib dapat mengelola

dan mengendalikan dominasi iklim kapitalis agar tetap berjalan pada koridor yang

tidak merugikan warga. Negara juga harus membuka dan memberdayakan ruang

publik secara optimal sebagai instrumen warga dalam menyalurkan aspirasinya,

serta menutup keran tumbuh suburnya praktek politik uang baik di kalangan elit politik maupun di
kalangan masyarakat, karena dengan membiarkan politik uang

berlangsung, maka tidak hanya berimpilkasi melahirkan politisi yang korup dan

mengekang hati nurani masyarakat dalam memberikan partisipasi politiknya,

namun juga berakibat tercederainya suatu pemilu yang demokratis.

Kata Kunci : Hak Sosial Politik; Partisipasi; Demokrasi


Latar Belakang

Pelaksanaan demokrasi indonesia saat ini sedang berjalan menuju demokrasi yang dewasa, dimana rakyat
sebagai pemegang kekuasaan tertinggi tampak terlihat jelas. Partisipasi masyarakat dalam politik
menunjukkan bahawa demokrasi semakin tampak di indonesia.
Partisipasi politik masyarakat merupakan salah satu bentuk aktualisasi dari proses demokratisasi.
Keinginan ini menjadi sangat penting bagi masyarakat dalam proses pembangunan politik bagi negara-
negara berkembang seperti di indonesia, karena di dalamnya ada hak dan kewajiban masyarakat yang
dapat dilakukan salah satunya adalah berlangsung dimana proses pemilihan kepala negara sampai dengan
pemilihan walikota dan bupati dilakukan secara langsng. Sistem ini membuka ruang dan membawa
masyarkat untuk terlibat langsung dalam proses tersebut.

Kasus/Masalah

Bentuk Partisipasi Politik di Indonesia

Bagaimana Partisipasi masyarakat dalam Politik Sebagai Implementasi Nilai-Nilai Demokrasi

Tinajuan Pusaka

A.Pengertian Politik

Dilihat dari sisi etimologi, kata politik berasal dari bahasa Yunani, yakni polis yang berarti kota yang
berstatus negara kota (city state).Dalam negarakota di zaman Yunani, orang saling berinteraksi guna
mencapai kesejahteraan (kebaikan, menurut Aristoteles) dalam hidupnya.Politik yang berkembang di
Yunani kala itu dapat ditafsirkan sebagai suatu proses interaksi antara individu dengan individu lainnya
demi mencapai kebaikan bersama. Pemikiran mengenai politik pun khususnya di dunia barat banyak
dipengaruhi oleh filsuf Yunani Kuno. Filsuf seperti Plato dan Aristoteles menganggap politics sebagai
suatu usaha untuk mencapai masyarakat politik (polity) yang terbaik. Namun demikian, definisi politik
hasil pemikiran para filsuf tersebut belum mampu memberi tekanan terhadap upaya-upaya praksis dalam
mencapai polity yang baik. Meskipun harus diakui, pemikiranpemikiran politik yang berkembang dewasa
ini juga tidak lepas dari pengaruh para filsuf tersebut. Dalam perkembangannya, para ilmuwan politik
menafsirkan politik secara berbeda-beda sehingga varian definisinya memperkaya pemikiran tentang
politik. Gabriel A. Almond mendefinisikan politik sebagai kegiatan yang berbuhungan dengan kendali
pembuatan keputusan publik dalam masyarakat tertentu di wilayah tertentu, di mana kendali ini disokong
lewat instrumen yang sifatnya otoritatif dan koersif.

Dengan demikian, politik berkaitan erat dengan proses pembuatan keputusan publik. Penekanan terhadap
penggunaan instrumen otoritatif dan koersif dalam pembuatan keputusan publik berkaitan dengan siapa
yang berwenang, bagaimana cara menggunakan kewenangan tersebut, dan apa tujuan dari suatu
keputusan yang disepakati. Jika ditarik benang merahnya, definisi politik menurut Almond juga tidak
lepas dari interaksi dalam masyarakat politik (polity) untuk menyepakati siapa yang diberi kewenangan
untuk berkuasa dalam pembuatan keputusan publik. Definisi politik juga diberikan oleh ilmuwan politik
lainnya, yaitu Andrew Heywood. Menurut Andrey Heywood, politik adalah kegiatan suatu bangsa yang
bertujuan untuk membuat, mempertahankan, dan mengamandemen peraturan-peraturan umum yang
mengatur kehidupannya, yang berarti tidak dapat terlepas dari gejala konflik dan kerja sama. Dengan
definisi tersebut, Andrew Heywood secara tersirat mengungkap bahwa masyarakat politik (polity) dalam
proses interaksi pembuatan keputusan publik juga tidak lepas dari konflik antara individu dengan
individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok lainnya. Dengan kata lain,
masing masing kelompok saling mempengaruhi agar suatu keputusan publik yang disepakati sesuai
dengan kepentingan kelompok tertentu. Konflik dan kerja sama dalam suatu proses pembuatan keputusan
publik adalah satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan sebagai bagian dari proses interaksi antar
kepentingan. Aspirasi dan kepentingan setiap kelompok danindividu dalam masyarakat tidak selalu sama,
melainkan berbeda bahkan dalam banyak hal bertentangan satu sama lain. Oleh sebab itu, sebuah
kelaziman apabila dalam realitas sehari-hari sering dijumpai aktivitas politik yang tidak terpuji dilakukan
oleh kelompok politik tertentu demi mencapai tujuan yang mereka cita-citakan. Peter Merkl mengatakan
bahwa politik dalam bentuk yang paling buruk, adalah perebutan kekuasaan, kedudukan, dan kekayaan
untuk kepentingan diri-sendiri

B.Sistem Politik

Sistem politik menurut David Easton terdiri dari sejumlah lembagalembaga dan aktivitas-aktivitas politik
dalam masyarakat yang berfungsi mengubah tuntutan-tuntutan (demands), dukungan-dukungan (supports)
dan sumber-sumber (resources) menjadi keputusan-keputusan atau kebijakankebijakan yang bersifat
otoritatif (sah dan mengikat) bagi seluruh anggota masyarakat Dari definisi tersebut, sistem politik
mencerminkan sebagai suatu kumpulan aktivitas dari masyarakat politik (polity) untuk membuat suatu
keputusan politik. Gabriel A. Almond mengatakan bahwa sistem politik menjalankan fungsifungsi
penyatuan dan penyesuaian (baik ke dalam masyarakat itu sendiri maupun kepada masyarakat lain)
dengan jalan perbuatan atau ancaman untuk dilaksanakan walaupun agak bersifat paksaan.

Hal ini mempertegas pernyataan Easton bahwa keputusan-keputusan politik yang dihasilkan dari
kerangka kerja sistem politik sifatnya mengikat sehingga unsur paksaan dalam pelaksanaannya
merupakan implikasi yang tidak dapat dihindari.

Selanjutnya, Easton mengajukan suatu definisi sistem politik yang terdiri dari tiga unsur, diantaranya
yaitu

(1) sistem politik menetapkan nilai (dengan cara kebijaksanaan),

(2) penetapannya besifat paksaan atau dengan kewenangan, dan

(3) penetapan yang bersifat paksaan itu tadi mengikuti masyarakat secara keseluruhan.60 Dari pendapat
tersebut, maka sistem politik menunjukkan adanya unsur,

(1) pola yang tetap antara hubungan manusia, yang dilembagakan dalam bermacam-macam badan politik,

(2) kebijakan yang mencakup pembagian atau pendistribusian barang-barang materiil dan

immateril untuk menjadi kesejahteraan atau membagikan dan mengalokasikan nilai-nilai negara secara
mengikat,

(3) penggunaan kekuasaan atau kewenangan untuk menjalankan paksaan fisik secara legal, dan

(4) fungsi integrasi dan adaptasi terhadap masyarakat baik ke dalam maupun ke luar.Sistem politik
berkaitan erat dengan sistem pemerintahan dan system kekuasaan yang mengatur hubungan-hubungan
individu atau kelompok individu satu sama lain atau dengan negara dan antara negara dengan negara.62

Dengan demikian, secara sederhana, sistem politik dapat diartikan sebagai satu-kesatuan aktivitas yang
saling berhubungan untuk mengatur relasi antara negara dengan masyarakatnya maupun negara dengan
negara lainnya.

Adapun untuk memahami sistem politik, menurut Easton ada empat ciri atau atribut yang perlu
diperhatikan, diantaranya yaitu:
1.Unit-unit dan Batasan-batasan Suatu Sistem Politik

Di dalam kerangka kerja suatu sistem politik, terdapat unit-unit yang satu sama lain saling berkaitan dan
saling bekerja sama untuk menggerakkan roda sistem politik. Unit-unit ini adalah lembagalembaga yang
sifatnya otoritatif untuk menjalankan sistem politik seperti legislatif, eksekutif, yudikatif, partai politik,
lembaga masyarakat sipil, dan sejenisnya. Unit-unit ini bekerja di dalam batasan sistem politik, misalnya
cakupan wilayah negara atau hukum, wilayah tugas, dan sebagainya.

2. Input-output

Input merupakan masukan dari masyarakat ke dalam sistem politik. Input yang masuk dari masyarakat ke
dalam sistem politik berupa tuntutan dan dukungan. Tuntutan secara sederhana dijelaskan sebagai
seperangkat kepentingan yang belum dialokasikan secara merata oleh sistem politik kepada sekelompok
masyarakat yang ada di dalam cakupan sistem politik. Di sisi lain, dukungan merupakan upaya dari
masyarakat untuk mendukung keberadaan sistem politik agar terusberjalan. Output adalah hasil kerja
sistem politik yang berasal baik dari tuntutan maupun dukungan masyarakat. Output terbagi menjadi dua,
yaitu keputusan dan tindakan yang biasanya dilakukan pemerintah Keputusan adalah pemilihan satu atau
beberapa pilihan tindakan sesuai tuntutan dan dukungan yang masuk. Sementara itu, tindakan adalah
implementasi konkret pemerintah atas keputusan yang dibuat.

3. Diferensiasi dalam Sistem

Sistem yang baik haruslah memiliki diferensiasi (pembedaan atau pemisahan) kerja. Di masa modern
adalah tidak mungkin satu lembaga dapat menyelesaikan seluruh masalah. Misalkan saja dalam
pembuatan undang-undang pemilihan umum di Indonesia, tidak bisa cukup Komisi Pemilihan Umum saja
yang merancang kemudian mengesahkan DPR. Tetapi, KPU. lembaga kepresidenan, partai politik dan
masyarakat umum dibatkan dalam pembuatan undang-undangnya. Meskipun bertujuan sama, yaitu
memproduksi undang-undang, lembaga-lembaga tersebut memiliki perbedaan di dalam dan fungsi
pekerjaannya.

4. Integrasi dalam Sistem

Mekipun dikehendaki agar memiliki diferensiasi (pembedaan atau pemisahan), suatu sistem tetap harus
memerhatikan aspek integrasi.Integrasi adalah keterpaduan kerja antarunit yang berbeda untuk mencapai
tujuan bersama

Pembahasan

Partisipasi

1. Bentuk-bentuk Partisipasi

Berpartisipasi merupakan gabungan dari kebebasan berpendapat dan berkelompok, dinegara-negara


demokrasi umumnya dianggap bahwa lebih banyak partisipasi masyarakat, lebih baik. Karena partisipasi
menunjukkan bahwa warga mengikuti dan memahami masalah politik dan ingin melibatkan diri dalam
kegiatan-kegiatan itu.

Sebaliknya, tingkat partisipasi yang rendah pada umumnya dianggap sebagai tanda yang kurang baik,
karena dapat ditafsirkan bahwa banyak warga tidak menaruh perhatian terhadap masalah kenegaraan.

Bentuk-bentuk partisipasi tersebut bisa berupa pemberian suara dalam pemilihan umum. Di sini
masyarakat turut serta memberikan/ ikut serta dalam memberi dukungan suara kepada calon atau partai
politik. Partisipasi lainya adalah dalam bentuk kontak/ hubungan langsung dengan penjabat pemerintah.
Partisipasi dengan mencalonkan diri dalam pemilihan jabatan publik dan partisipasi dengan melakukan
protes terhadap lembaga masyarakat atau pemerintahan.

2. Pengertian Partisipasi politik

Budiardjo (2009:367) menyatakan partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang
untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan Negara
dan, secara langsung atau tidak langsung, memengaruhi kebijakan pemerintah (public policy). Dengan
demikian Partisipasi politik erat kaitanya dengan kesadaran politik, karena semakin sadar bahwa dirinya
diperintah, orang kemudian menuntut diberikan hak bersuara dalam penyelenggaraan pemerintah.

Menurut Herbert McClosky dalam International encyclopedia of the social sciences (Budiardjo,1996:183)
partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka
mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak langsung dalam
proses pembentukkan kebijakan umum

Partisipasi Masyarakat Dalam Politik Sebagai Implementasi Nilai-Nilai Demokrasi Di Indonesia.

Di Indonesia berpartisipasi politik dijamin oleh Negara, tercantum dalam UUD 1945 pasal 28 yang
berbunyi “kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan sebagainya
ditetapkan dengan undang-undang”. Dan diatur secara jelas dalam dalam Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2005 mengenai jaminan hak-hak sipil dan politik, dimana poin-poin hak yang harus dilindungi
oleh Negara mengenai hak berpendapat, hak berserikat, hak memilih dan dipilih, hak sama dihadapan
hukum dan pemerintahan, hak mendapatkan keadilan, dll.(http://id.shvoong.com/law-and-
politics/1853630-hak-kebebasan-berpendapat-bagi-setiap/ diakses 26 Oktober 2010)

Seperti partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum, ini merupakan salah satu implementasi nilai-nilai
demokrasi di Indonesia, yang mencerminkan nilai Kebebasan , dimana masyarakat diberi kebebasan
penuh untuk memilih, mendukung calon yang di inginkan. Sebagai contoh, dari data KPU pada tanggal 9
mei 2009 (http://partai.info/pemilu2009/ diakses 28 Oktober 2010) menunjukan masyarakat Indonesia
yang ikut berpartisipasi untuk memilih adalah lebih dari 104 juta jiwa.

Dalam hal lain masyarakat Indonesia juga menunjukkan nilai kebebasan demokrasi dalam hal melakukan
protes terhadap pemerintah. Ini menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam politik di Indonesia
mengalami peningkatan. Budiarjo (1996:185) menyatakan dalam Negara-negara demokratis umumnya
dianggap bahwa lebih banyak partisipasi masyarakat lebih baik. Dalam alam pemikiran ini tingginya
tingkat partisipasi menunjukkan bahwa warga Negara mengikuti dan memahami masalah politik dan
ingin melibatkan diri dalam kegiatan itu.

Sebagai pelaksanaan nilai demokrasi, partisipasi masyarakat dalam politik memiliki peran penting.
Karena dalam Negara demokrasi semua bersumber pada rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Kesimpulan

Demokrasi dapat diartikan sebagai pemerintahan atau kekuasaan dari rakya, oleh rakyat, untuk rakyat.
Nilai-niai yang terkandung dalam demokrasi adalah nilai kebebasan dan kesetaraan. Di Indonesia yang
menggunakan demokrasi pancasila, Nilai-nilai demokrasi yang terjabar dari nilai – nilai Pancasila adalah :

➢ Kedaulatan rakyat;
➢ Republik
➢ Negara berdasar atas hukum
➢ Pemerintahan yang konstitusional
➢ Sistem perwakilan
➢ Prinsip musyawarah
➢ Prinsip ketuhanan

Salah satu implementasi nilai demokrasi adalah partisipasi masyarakat dalam politik, Budiardjo
(2009:367) menyatakan partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut
serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan Negara dan, secara
langsung atau tidak langsung, memengaruhi kebijakan pemerintah (public policy). Bentuk dari
pelaksanaan partisipasi masyarakat dalam politik antara lain adalah partisipasi dalam pemilihan umum
dan partisipasi untuk memprotes pemerintahan.

DAFTAR PUSTAKA

Budiarjo, Miriam.2009.Dasar-dasar Ilmu Politik.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Budiarjo, Miriam.1996.Demokrasi Di Indonesia, Demokrasi Parlementer Dan Demokrasi


Pancasila .Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Huda, Ni’matul.2005.Hukum Tata Negara Indonesia.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

RI.2010.3 UUD Republik Indonesia.Rhedbook Publisher

http://yanel.wetpaint.com/page/Demokrasi (diakses 24 Oktober 2010)

http://id.shvoong.com/law-and-politics/1853630-hak-kebebasan-berpendapat-bagi-setiap/ (diakses 26
Oktober 2010)

http://www.reformasihukum.org/konten.php?nama=Pemilu&op=detail_politik_pemilu&id=25 (diakses
26 Oktober 2010)

http://www.scribd.com/doc/24877602/DEMOKRASI-PANCASILA (diakses 28 Oktober 2010)

http://partai.info/pemilu2009/ (diakses 28 Oktober 2010)

Anda mungkin juga menyukai