Anda di halaman 1dari 12

TUGAS ARTIKEL

HAKIKAT BAHASA INDONESIA

Dosen Pengampu :

Dr. Sakaria, M.Pd.

Dr. Hasriani, M. Pd.

DISUSUN OLEH :

NAMA : A. SRIWANA ARMI

NIM : 21020950010

KELAS : PTIK D

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


PENDAHULUAN

Tak ada yang memungkiri bahwa bahasa memegang peran yang sangat
penting dalam kehidupan. Tanpa bahasa, manusia tidak dapat berbuat apa-apa
atau malahan kalau bahasa tidak ada, manusia pun tidak ada. Jadi, bahasa ada
karena manusia ada. Pertanyaannya: apakah bahasa itu? Apakah karakteristik
bahasa manusia? Apakah fungsi bahasa? Dalam penggunaannya apakah suatu
bahasa hanya memiliki satu bentuk atau satu wujud? Pertanyaan-pertanyaan itulah
yang akan kita bahasa pada pembahasan kali ini. (Solchan T.W., 2014)

Bahasa adalah system lambing bunyi yang arbriter, yang dipergunakan oleh
para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasikan diri. (Kridalaksana, 2001)

Bahasa merupakan kemampuan manusia untuk berkomunikasi dengan


manusia lain baik melalui gerakan yaitu gerak isyarat, ucapan yaitu ucapan sehari-
hari yang sering kita gunakan untuk berkomunikasi.

Artikel ini secara khusus berusaha menjelaskan tentang kajian hakikat bahasa.
Untuk mempermudah paparan tersebut, maka artikel ini disusun menjadi beberapa
bagian yaitu: (a) pendahuluan, (b) pembahasan, (c) penutup, (d) simpulan dan
saran (e) daftar fustaka
PEMBAHASAN

Hakikat Bahasa

Hakikat bahasa adalah dasar (intisari) atau kenyataan yang sebenarnya


(sesungguhnya) dari sistem lambang bunyi tersebut. Berikut beberapa hakikat
bahasa :

Bahasa itu sebuah sistem bahasa bukanlah sebuah unsur yang terkumpul secara
tak beraturan tetapi diatur oleh pola-pola yang sistematis dan sistemis, yaitu
tersusun dari sistem fonologi, gramatika, dan leksikon.

Bahasa itu berupa bunyi bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Bahasa itu arbitrer tidak ada hubungan wajib antara lambang bahasa dengan
yang dilambangkannya. Andai ada hubungan wajib antara lambang dengan yang
dilambangkannya maka di muka bumi ini tidak akan ada bermacam-macam
bahasa.

Bahasa itu bermakna. Lambang bunyi [kuda] memiliki makna sejenis binatang
berkaki empat yang bisa dikendarai. Lambang bunyi itu ada yang wujudnya
kongkret dan ada yang abstrak contohnya kata agama tidak ada acuan (referent)
bendanya.

Bahasa itu konvensional. Pengunaan suatu lambang untuk suatu konsep


tertentu bersifat konvensional, yaitu berdasarkan kesepakatan masyarakat
penuturnya.

Bahasa itu bersifat unik artinya bahasa itu mempunyai ciri khas yang spesifik
yang tidak bisa dimiliki oleh yang lain. Contoh kata nasi dalam bahasa Indonesia
memiliki keunikan dibandingkan dengan bahasa lainnya.

Bahasa itu universal artinya terdapat ciri-ciri yang sama yang dimiliki oleh
setiap bahasa. Contohnya setiap bahasa memiliki satuan-satuan bahasa yang
bermakna, yaitu kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana.
Bahasa itu produktif artinya dapat dibuat satuan-satuan bahasa yang jumlahnya
tidak terbatas. Contohnya dari fonem /a/,/i/,/k/,dan /t/ bisa menghasilkan beberapa
kata.

Bahasa itu bervariasi yaitu idiolek: variasi bahasa yang sifatnya perseorangan;
dialek: variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat pada
suatu tempat atau suatu waktu; ragam: variasi bahasa yang digunakan dalam
situasi, keadaan, atau keperluan tertentu

Bahasa itu bersifat dinamis. Bahasa mengalami perubahan seiring dengan


perkembangan zaman. Contohnya pada tataran fonem.

Bahasa sebagai alat interaksi sosial, bahasa dijadikan alat untuk bekerja sama
antar sesama manusia.

Bahasa merupakan identitas penuturnya, bahasa merupakan penanda jati diri


penuturnya.

Bahasa itu berwujud lambang. (Kecil, 2017)

Istilah bahasa apabila dilihat dari bahasa latin disebut langue yang berarti lidah.
Hal tersebut merujuk pada lidah yang berfungsi dalam pembentukan bentuk suara
yang muncul dan terangkai untuk menjadi sebuah bahasa komunikasi. Bahasa
dalam KBBI merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh
anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasikan diri.

Lambang yang dimaksud dalam bahasa berupa bunyi. Selanjutnya bahasa


(language) menurut kamus Merriam Webster "the system of words or signs that
people use to express thoughts and feelings to each other" yang berarti bahwa
bahasa merupakan sistem kata atau tanda yang digunakan orang untuk
mengekspersikan pikiran dan perasaan satu sama lain.

Kemudian bahasa berdasarkan kamus Oxford "the system of communication in


speech and writing that is used by people of a particular country or area" yang
berarti bahwa bahasa merupakan sistem komunikasi dalam ucapan dan tulisan
yang digunakan oleh orang-orang dari suatu negara atau wilayah tertentu.

Bahasa merupakan sistem komunikasi manusia yang dinyatakan melalui


susunan suara atau ungkapan tulis yang tersturktur untuk membentuk satuan yang
lebih besar seperti morfem, kata, dan kalimat (Richards and Schmidt 2010).

Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia untuk menyampaikan


maksud, pikiran, perasaan, dan gagasan dalam upaya membangun interaksi
(Mustadi, Habibi, and Iskandar 2021).

Kemunculan penyimpangan dari sesuatu yang sudah disepakati akan merusak


komunikasi antar sesama (Sukartha et al. 2015:2). Kemudian, (Chaer 2009:30)
bahasa adalah alat verbal yang digunakan untuk berkomunikasi, sedangkan
berbahasa adalah proses penyampaian informasi dalam berkomunikasi.

Sementara itu, (Brown 2007:6) mengidentifikasikan definisi dari bahasa dalam


beberapa poin yaitu (1) bahasa itu sistematis. Bahasa yang sistematis mengacu
pada keteraturan pola yang terdiri dari gabungan sub-sub system ; (2) bahasa
adalah seperangkat simbol manasuka (arbitrer); (3) Simbol-simbol itu utamanya
adalah vocal, tetapi bisa juga visual; (4) simbol mengonvensionalkan makna yang
dirujuk; (5) bahasa dipakai untuk berkomunikasi; (6) bahasa beroperasi dalam
sebuah komunitas atau budaya wicara; (7) bahasa secara esensial untuk manusia,
walaupun bisa jadi tak hanya terbatas untuk manusia; (8) bahasa dapat diterima
oleh seluruh orang dengan cara yang sama; bahasa dan pembelajaran bahasa
sama-sama mempunyai karakteristik universal.

Karakteristik bahasa pada dasarnya melekat pada hakikat bahasa. Hakikat


bahasa yang telah dijelaskan oleh Brown dengan jelas memberikan gambaran
sifat-sifat dari bahasa.

Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh (Chaer 2003:33--56)


bahwa karakteristik atau sifat dari bahasa yaitu (1) bahasa sebagai sistem, yaitu
bahasa terdiri dari unsur-unsur yang secara teratur tersusun menurut pola tertentu,
dan membentuk satu kesatuan, Contohnya adalah kalimat "Andi menyapu
halaman." memiliki makna dan dapat diterima akal sehat.

Pada kalimat tersebut terdiri dari tiga kata; delapan suku kata; tujuh belas
fonem; dan delapan belas huruf. Sementara kalimat "Andi disapu halaman" telah
melanggar aturan bahasa karena konteksnya tidak dapat diterima.; (2) bahasa
sebagai lambang yang mengacu pada simbol atau lambang bunyi yang saling
terhubung satu dengan yang lain. Sistem lambang bunyi ini berupa bunyi, bukan
gambar, atau tanda lain (Chaer 2009:30).

Bahasa agar dapat dipahami dan dipelajari lebih lanjut maka harus disimbolkan
atau dilambangkan (Mustadi et al. 2021:3). Jika kita mengatakan "Aku sedang
makan roti", maka lawan bicara akan memahami hal tersebut. Arti penggunaan
lambang /m/, /a/, /k/, /a/, /n/ merupakan perwujudan maksud dan mewakili konsep
yang ingin disampaikan; (3) bahasa adalah bunyi yang berasal dari alat ucap
manusia.

Bahasa pada awalnya berwujud bunyi sebelum ditransformasikan ke dalam


berbagai lambang. Sementara tulisan merupakan cara untuk mengabadikan
ucapan/bunyi bahasa (Mustadi et al. 2021:4); (4) bahasa itu bermakna, artinya
bahwa lambang bunyi merujuk pada suatu pengertian atau makna dari kata yang
melekat di dalamnya (Mustadi et al. 2021:4). Mislanya lambang bahasa "pensil"
mengacu pada sejenis alat yang dapat digunakan untuk menulis.

Sedangkan lambang "sdasd" tidak memiliki pengertian atau tidak memiliki


rujuan yang jelas.; (5) bahasa itu arbitrer, yaitu bahasa tidak ada hubungan wajib
antara lambang bahasa dengan konsep atau pengertian yang dimaksudkan oleh
lambang tersebut; (6) bahasa itu konvensional, artinya semua anggota masyarakat
bahasa mematuhi kesepakatan yang diwakilinya; (7) bahasa itu produktif; (8)
bahasa itu unik atau memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh suara lainnya; (9)
bahasa itu universal, yaitu bahasa memiliki ciri-ciri yang sama dimiliki oleh setiap
bahasa yang ada di dunia; (10) bahasa itu dinamis, artinya bahasa selalu mengikuti
perubahan dan perkembangan peradaban manusia; (11) bahasa itu bervariasi.
Sejarah Bahasa

Bahasa indonesia diresmikan penggunaannya pada 18 agustus 1945,


bersamaan dengan mulai berlakunya Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
1945. Namun sesungguhnya bahasa Indonesia memiliki sejarah yang panjang,
sejak zaman nenek moyang kita dahulu.

Bahasa Indonesia termasuk salah satu ragam bahasa Melayu. Ragam yang
dipakai sebgai dasar bagi bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu Riau. Pada abad
ke 19, bahasa Melayu sudah menjadi lingua franca, yaitu bahasa pengantar dalam
pergaulan antar etnis dan suku-suku dikepulauan nusantara. Selain menjadi lingua
franca, saat itu bahasa Melayu juga sebagai bahasa penghubung dalam kegiatan
perdagangan internasional diwilayah nusantara.

Bahasa Melayu merupakan bahasa yang digunakan dalam komunikasi dan


transsaksi antar pedagang, baik yang berasal dari pualu-pulau diwilayah nusantara
maupun orang asing. Hal ini merupakan salah satu alas an mengapa bahsa Melayu
ditetapkan sebagai dasar bagi bahasa Indonesia. Bahasa Melayu ragam riau dipilih
menjadi bahasa nasional bagi Negara Indonesia bukan karena banyaknya jumlah
penutur. Apabila dibandingkan dengan bahsa daerah lain, misalnya bahasa jawa,
sesungguhnya jumlah penutur bahasa Melayu tidak lebih banyak.

Dari segi penuturnya, bahasa Melayu ragam riau merupakan bahasa yang
kurang berarti. Bahasa itu diperkirakan dipakai hanya oleh penduduk kepulauan
riau dan penduduk dipantai-pantai wilayah Sumatra namun, disinilah letak
kearipan para pemimpin kita dahulu. Mereka tidak memilih bahasa daerah yang
besar sebagai dasar bagi bahasa Indonesia karena dikhawatirkan akan dpandang
sebagai pengistimewaan yang berlebihan.

Bahasa Melayu dipilih sebgai dasar bagi bahasa Indonesia juga karena bahasa
itu sederhana sehingga lebih mudah dipelajari dan dikuasai. Sebaliknya, bahasa
jawa meskipun jumlah penuturnya lebih banyak tetapi tidak dipilih. Bahasa jawa
lebih sulit dipelajari dan dikuasai karena kerumitan strukturnya, tidak hanya
secara ponetis dan morfologis tetapi juga secara leksikal. (Kuntarto, 2018)
Perkembangan Bahasa

Bahasa adalah sarana berkomunikasi yang digunakan oleh seseorang dalam


pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain. Dalam pengertian ini tercakup
semua cara untuk berkomunikasi, di mana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam
bentuk lisan, tulisan, maupun tanda-tanda, isyarat, atau gerak dengan
menggunakan kata-kata, simbol, lambang, gambar atau lukisan. Melalui bahasa,
setiap manusia dapat mengenal dirinya, sesamanya, alam sekitar, ilmu
pengetahuan, dan nilai-nilai moral atau agama. Perkembangan bahasa adalah
meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik alat
berkomunikasi secara lisan, tertulis maupun menggunakan tanda-tanda isyarat.

Perkembangan bahasa yang menggunakan model pengekspresian secara


mandiri, baik lisan maupun tertulis, dengan mendasarkan pada bahan bacaan akan
lebih mengembangkan kemampuan bahasa anak

Perkembangan bahasa meliputi :

Perkembangan fonologis, berkaitan dengan penguasaan sistem suara/bunyi,


Perkembangan morfologis, berkaitan dengan penguasaan pembentukan kata-kata.
Perkembangan sintaksis, berkaitan dengan penguasaan tata bahasa, Perkembangan
leksikal, berkaitan dengan penguasaan dan perluasan kekayaan kata-kata serta
pengetahuan mengenai arti kata-kata. Perkembangan semantis, berkaitan dengan
penguasaan arti bahasa, Perkembangan pragmatik, berkaitan dengan penguasaan
aturan-aturan berbicara. (Harjulita, n.d.)

Ragam Bahasa

Sebagi gejala sosial, pemakaian bahasa tidak hanya ditentukan oleh faktor-
faktor kebahasaan, tetapi juga oleh faktor-faktor nonkebahasaan, antara lain faktor
lokasi geografis, waktu, sosiokultural, dan faktor situasi. Faktorfaktor di atas
mendorong timbulnya perbedaan-perbedaan dalam pemakaian bahasa. Perbedaan
tersebut akan tampak dalam segi pelafalan, pemilihan kata, dan penerapan kaidah
tata bahasa. Perbedaan atau varian dalam bahasa, yang masing-masing
menyerupai pola umum bahasa induk, disebut ragam bahasa. (U. Azhar, 2017)

Dari segi pemakaian atau penutur bahasa, ragam bahasa dapat di


klasifikasikan berdasarkan pada (1) daerah asal penutur atau pemakai bahasa, (2)
kelompok sosial, dan sikap berbahasa. Sementara itu, dari sudut pemakaian
bahasa, klasifikasi ragam bahasa dapat dilakukan berdasarkan pada (1) bidang
atau pokok persoalan persoalan yang diperbincangkan, (2) sarana atau media yang
dipakai, dan (3) situasi atau kondisi pemakaian bahasa. (Solchan T.W., 2014)
PENUTUP

Kesimpulan

Bahasa merupakan kemampuan manusia untuk berkomunikasi dengan manusia


lain baik melalui gerakan yaitu gerak isyarat, ucapan yaitu ucapan sehari-hari
yang sering kita gunakan untuk berkomunikasi.

Hakikat bahasa adalah dasar (intisari) atau kenyataan yang sebenarnya


(sesungguhnya) dari sistem lambang bunyi tersebut. Berikut beberapa hakikat
bahasa: Bahasa itu sebuah sistem bahasa bukanlah sebuah unsur yang terkumpul
secara tak beraturan tetapi diatur oleh pola-pola yang sistematis dan sistemis,
yaitu tersusun dari sistem fonologi, gramatika, dan leksikon.

Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya pada 18 Agustus 1945,


bersamaan dengan mulai berlakunya Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
1945. Namun sesungguhnya bahasa Indonesia memiliki sejarah yang panjang,
sejak zaman nenek moyang kita dahulu. Bahasa Indonesia termasuk salah satu
ragam bahasa melayu. Ragam yang dipakai sebagai dasar bagi bahasa Indonesia
adalah bahasa Melayu Riau.

Bahasa adalah sarana berkomunikasi yang digunakan oleh seseorang dalam


pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain. Perkembangan bahasa adalah
meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik alat
berkomunikasi secara lisan, tertulis maupun menggunakan tanda-tanda isyarat.
Perkembangan bahasa yang menggunakan model pengekspresian secara mandiri,
baik lisan maupun tertulis, dengan mendasarkan pada bahan bacaan akan lebih
mengembangkan kemampuan bahasa anak.

Sebagai gejala sosial, pemakaian bahasa tidak hanya ditentukan oleh faktor-
faktor kebahasaan, tetapi juga oleh faktor-faktor non-kebahasaan, antara lain
faktor lokasi geografis, waktu, sosiokultural, dan faktor situasi. Faktor-faktor di
atas mendorong timbulnya perbedaan-perbedaan dalam pemakaian bahasa.
Perbedaan tersebut akan tampak dalam segi pelafalan, pemilihan kata, dan
penerapan kaidah tata bahasa. Perbedaan atau varian dalam bahasa, yang masing-
masing menyerupai pola umum bahasa induk, disebut ragam bahasa.

Saran

Berdasarkan uraian diatas, diharapkan pembaca dapat memahami mengenai


hakikat bahasa.
REFERENSI

Brown, H. Douglas. 2007. Prinsip Pembelajaran Dan Pengajaran Bahasa. 5th ed.
Jakarta: Kedutaan Besar Amerika Serikat.

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Dardjowidjojo, Soenjono. 2005. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa


Manusia. 2nd ed. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Mustadi, Ali, M. Habibi, and Puguh Ardianto Iskandar. 2021. Filosifi, Teori, Dan
Konsep Bahasa Dan Sastra Indonesia Sekolah Dasar. Yogyakarta: UNY
Press.

Richards, Jack C., and Richard Schmidt. 2010. Longman Dictionary of Language
Teaching and Applied Linguistics. 4th ed. New York: Pearson Education
Limited.

Sukartha, I. Nengah, I. Nyoman Suparwa, I. G. N. .. Putrayasa, and I. Wayan


Teguh. 2015. Bahasa Indonesia Akademik Untuk Perguruan Tinggi.
Denpasar: Udayana University Press.

Anda mungkin juga menyukai