Anda di halaman 1dari 2

Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia karena pada hakikatnya bahasa

merupakan sarana atau alat yang digunakan untuk berkomunikasi dan berinteraksi yang
terdiri atas lambang-lambang bunyi. Dalam kaitannya dengan bahasa, konsep langue,
langage dan parole juga penting. Menurut Krisanjaya dan Yuniseffendri
(2022) langue merupakan objek yang abstrak berwujud sistem suatu bahasa tertentu secara
keseluruhan, langage merupakan objek yang paling abstrak berwujud sistem bahasa yang
universal, sedangkan parole merupakan objek konkret berwujud ujaran nyata yang
diucapkan oleh penutur. Dari pendapat ahli tersebut maka langue dapat diartikan sebagai
sistem bahasa yang digunakan oleh sekelompok orang atau komunitas tertentu untuk
berinteraksi, misalnya bahasa Makassar yang digunakan oleh orang-orang Makassar dan
bahasa Jawa yang digunakan oleh masyarakat Jawa. Sedangkan langage adalah sistem
bahasa secara umum yang digunakan manusia. Sementara itu, parole dapat didefinisikan
sebagai perwujudan nyata dalam bentuk tuturan yang dapat diamati misalnya smelalui diksi
atau aksen dari setiap penutur.
Chaer (2012) menyebutkan bahwa ciri dari bahasa yaitu: 1) bahasa itu adalah sebuah
sistem, 2) bahasa itu berwujud lambang, 3) bahasa itu berupa bunyi, 4) bahasa itu bersifat
arbitrer, 5) bahasa itu bermakna, 6) bahasa itu bersifat konvensional, 7) bahasa itu bersifat
unik, 8) bahasa itu bersifat universal, 9) bahasa itu bersifat produktif, 10) bahasa itu
bervariasi, 11) bahasa itu bersifat dinamis, 12) bahasa itu berfungsi sebagai alat interaksi
sosial, dan 13) bahasa itu merupakan identitas penuturnya.

Adapun ciri dari bahasa yang telah disebutkan tadi dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Bahasa itu adalah sebuah sistem artinya bahasa memiliki pola dan struktur
tertentu yang sistematis dan sistemis.
2. Bahasa itu berwujud lambang artinya bahasa itu dimanifestasikan dalam
wujud rangkaian lambang.
3. Bahasa itu berupa bunyi artinya bunyi yang dihasilkan dari alat ucap manusia
seperti lidah, bibir dan pita suara.
4. Bahasa itu bersifat arbitrer artinya secara acak dan manasuka karena tidak
adanya hubungan antara lambang dengan apa yang dilambangkannya.
5. Bahasa itu bermakna artinya mengacu pada pada konsep, ide atau gagasan
tertentu.
6. Bahasa itu bersifat konvensional artinya berlaku, disepakati dan dipatuhi oleh
penuturnya.
7. Bahasa itu bersifat unik artinya setiap bahasa memiliki karakteristik dan ciri
khas yang berbeda dari bahasa lain.
8. Bahasa itu bersifat universal artinya menyeluruh dan setiap bahasa tetap
memiliki kesamaan misalnya segi kategori kata.
9. Bahasa itu bersifat produktif artinya dari kumpulan huruf dapat menghasilkan
beragam kata dan dari kumpulan kata dapat menghasilkan beragam kalimat.
10. Bahasa itu bervariasi artinya tiap bahasa dalam sekelompok masyarakat
memiliki dialek atau ragam tertentu yang membedakannya dengan bahasa
dari kelompok masyarakat lain.
11. Bahasa itu bersifat dinamis artinya selalu berkembang dan tidak statis. Hal ini
dapat dilihat dari perkembangan ejaan bahasa Indonesia. Menurut Mijiyanti
(2018), perkembangan ejaan bahasa Indonesia dimulai pada tahun 1901
hingga tahun 2015. Tahun 1901 ejaan yang diberlakukan bernama Ejaan van
Ophuijsen. Tahun 1947 terdapat Ejaan Republik. Tahun 1956 terjadi
pembahasan Ejaan Pembaharuan yang urung diberlakukan. Tahun 1959
terjadi pembahasan Ejaan Melindo yang urung diberlakukan. Tahun 1967
terdapat Ejaan Baru. Tahun 1972 dan tahun 1988 diberlakukan EYD. Tahun
2009 diberlakukan PUEYD. Tahun 2015 diberlakukan PUEBI.
12. Bahasa itu berfungsi sebagai alat interaksi sosial artinya bahasa digunakan
manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya.
13. Bahasa itu merupakan identitas penuturnya artinya bahasa lahir dari sebuah
kelompok masyarakat dan sekaligus menjadi identitas bagi kelompok
masyarakat tersebut.

Pada dasarnya, bahasa tercipta dan terbentuk karena kebutuhan manusia sebagai
makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan manusia lainnya.

Anda mungkin juga menyukai