Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam komunikasi peranan bahasa sungguh sangat penting. Informasi


apapun yang disampaikan memerlukan bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi
dan interaksi yang hanya dimiliki manusia. Di Indonesia kebutuhan dunia
komunikasi terhadap bahasa Indonesia telah memungkinkan bahasa tersebut
mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Bahasa Indonesia sebagai
media komunikasi utama di Indonesia semakin menunjukkan kedewasaan dan
kematangannya. Kita tahu bahwa masyarakat kita (Indonesia) sangat menjunjung
kesantunan dalam berbahasa. Makna yang akan disampaikan tidak hanya terkait
dengan pemilihan kata, tetapi juga cara penyampaiannya. Sebagai
contoh, pemilihan kata yang tepat apabila disampaikan dengan cara kasar akan
tetapi dianggap kurang santun.
Bahasa Indonesia memiliki banyak sekali peranan. Diantaranya adalah
dipakai sebagai salah satu alat untuk mempersatukan tiap-tiap suku yang ada,
karena di Indonesia terdapat banyak sekali suku dimana tiap suku memiliki bahasa
daerah yang berbeda-beda.. Dalam kehidupan sehari-hari mulai dari interaksi
intrapersonal, interpersonal, maupun yang meluas pada kehidupan berbangsa dan
bertanah air, bahasa memegang peran utama. Peran tersebut meliputi bagaimana
proses mulai dari tingkat individu hingga suatu masyarakat yang luas memahami
diri dan lingkungannya. Sehingga pada saat inilah fungsi bahasa secara umum,
yaitu sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan
integrasi dan adaptasi sosial, memberikan perannya.
Selain itu bahasa Indonesia juga turut ambil bagian dalam upaya
mencerdaskan bangsa. Di Indonesia kesepakatan untuk menjadikan bahasa
Indonesia sebagai alat untuk mempersatukan suku-suku telah ada sejak adanya
Sumpah Pemuda. Namaun seiring berkembangnya jaman penggunaan bahasa
Indonesia semakin bercampur aduk yang terkadang mengkombinasikan bahasa
Indonesia dengan bahasa asing.

1
Bahasa Indonesia juga tak kalah pentingnya dalam dunia jurnalistik. Bahasa
jurnalistik adalah bahasa yang digunakan oleh pewarta atau media massa untuk
menyampaikan informasi. Bahasa dengan ciri-ciri khas yang memudahkan
penyampaian berita dan komunikatif. Selama ini masih banyak orang yang
menganggap bahasa jurnalistik sebagai perusak terbesar bahasa Indonesia. Mereka
menganggap bahasa jurnalistik sebagai bahasa lain yang tidak pantas dilirik.
Padahal penggunaan bahasa yang baik dan benar sangat penting.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam
pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Membahas Fungsi dan Peranan Bahasa Indonesia dalam Kegiatan Sehari-
hari
2. Membahas Makna Bahasa Indonesia dalam Kehidupan Sehari Hari
3. Membahas Bahasa Mempengaruhi Perilaku Manusia
4. Membahas Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan dalam
pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Fungsi dan Peranan Bahasa Indonesia dalam Kegiatan
Sehari-hari
2. Untuk Mengetahui Makna Bahasa Indonesia dalam Kehidupan Sehari Hari
3. Untuk Mengetahui Bahasa Mempengaruhi Perilaku Manusia
4. Untuk Mengetahui Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bahasa adalah suatu sistem lanuang berupa bunyi, bersifat arbitrer,


digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama. berkornunikasi, dan

2
mengindenfikasi diri (Chaer, 2000:1). Menurut pendapat di atas maka dapat
disimpulkan bahwa bahasa adalah berupa bunyi yang digunakan oleh rnasyarakat
untuk berkornunikasi.
Keraf (1991:1) mengatakan bahwa bahasa mencakup dua bidang, yaitu
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap berupa arus bunyi, yang mempunyai makna.
Menerangkan bahwa bahasa sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat
terdiri atas dua bagian utama yaitu bentuk (arus ujaran) dan makna (isi). Menurut
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap yang merupakan alat komunikasi antaranggota
masyarakat berupa bentuk dan makna.
Ramlan (1985:21) mengatakan morfologi adalah bagian dari tata ilmu
bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta
pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata.
Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa morfologi
mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk
kata itu.
(St. Y. Slamet 2008:31) Bahasa merupakan alat komunikasi yang umum
dalam masyarakat. Bahasa diucapkan dan didengar, bukan ditulis dan dibaca,
disamping tetap ada yang diucapkan dan didengarkan. Seseorang yang memiliki
kemampuan berbicara akan lebih mudah dalam menyampaikan ide atau gagasan
kepada orang lain, keberhasilan mengunakan ide itu sehingga dapat diterima oleh
orang yang mendengarkan atau yang diajak berbicara.
Pada waktu-waktu terakhir ini makin dirasakan betapa pentingnya fungsi
bahasa sebagai alat komunikasi. Semua orang menyadari bahwa interaksi dan
segala macam kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa.
Begitu pula melalui bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk,
dibina dan dikembangkan serta dapat diturunkan kepada generasi-generasi
mendatang. Dengan adanya bahasa sebagai alat komunikasi, maka semua yang
berada disekitar manusia: peristiwa-peristiwa, binatang-binatang, tumbuh-
tumbuhan, hasil cipta karya manusia dan sebagainya, akan mendapat tanggapan
dalam pikiran manusia. Disusun dan diungkapkan kembali kepada orang-orang
lain sebagai bahan komunikasi. Komunikasi melalui bahasa ini memungkinkan
tiap orang untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan fisik dan lingkungan

3
sosialnya. Yang memungkinkan tiap orang untuk mempelajari kebiasaan, adat
istiadat, kebudayaan serta latar belakangnya masing-masing. Mengingat
pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi dan memperhatikan wujud bahasa itu
sendiri, kita dapat membatasi pengertian bahasa sebagai: bahasa adalah alat
komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh
alat ucap manusia.

2.1 Contoh Bahasa Sehari-Hari Kendari Dan Bahasa Indonesia

Temank Teman

Nda Tidak
Kenapa ko Kamu kenapa

Bohama Astaga

Awasko Menyingkir

Ok mi Baiklah

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Bahasa


Bahasa adalah suatu sistem yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan
dipakai oleh masyarakat untuk berkomunikasi , kerja sama dan identifikasi diri.

4
Bahasa merupakan alat komunikasi utama atau primer dalam kehidupan
bermasyarakat. Selain itu, manusia dapat berkomunikasi dengan menggunakan
tulisan dan bahasa isyarat. Bahasa isyarat merupakan salah satu cara
berkomunikasi dengan menggerakkan-gerakkan anggota tubuh.

3.2 Fungsi Dan Peranan Bahasa Indonesia Dalam Kegiatan Sehari-Hari


Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan
berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk berkomunikasi,
sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk mengadakan integrasi
dan beradaptasi sosial dalam lingkungan. Bahasa Indonesia adalah alat pemersatu
bangsa Indonesia yang memiliki banyak perbedaan, baik dari segi suku, agama,
ras, adat istiadat dan budaya yang masing-masing memiliki bahasa daerah
tersendiri. Oleh karena itu, keberadaan bahasa Indonesia sangatlah penting bagi
masyarakat Indonesia itu sendiri. Bahasa Indonesia merupakan penunjang
aktivitas masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai alat komunikasi, bahasa memiliki peranan yang sangat vital dalam
kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari kegunaan bahasa sangat penting
dalam menunjang aktivitas kehidupan bermasyarakat, tanpa bahasa mungkin
dunia ini tidak akan seperti sekarang ini dan karena manusia tidak bisa melakukan
apa-apa tanpa bahasa. Untuk berkomunikasi dengan seseorang kita pasti
menggunakan bahasa, contoh seorang dosen yang menyampaikan materi kuliah,
seorang guru yang menyampaikan pelajaran, seorang pedagang yang
menawarkan dagangannya, seorang atasan yang memberikan perintah kepada
bawahannya, dan banyak lagi contoh lainnya, dan pasti itu semua menggunakan
bahasa dalam melakukan aktivitasnya.
Bahasa Indonesia tidak saja bermanfaat sebagai bahasa perantara dan
bahasa resmi, tetapi juga berfungsi sebagai sarana pemersatu bangsa. Sebagai
sarana pemersatu dan alat yang digunakan masyarakat Indonesi untuk melakukan
interaksi sosial, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang memiliki peranan vital
untuk menumbuhkan rasa persatuan antara masyarakat Indonesia. Bahasa
Indonesia telah berhasil mempersatukan beragam suku di Indonesia yang biasanya
bertutur dengan bahasa daerahnya masing-masing. Dengan demikian, sekiranya

5
dapat dikatakan pula bahwa bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek yang
memiliki pengaruh terhadap kondisi sosial maupun politik bangsa Indonesia.
Dalam aspek kehidupan sosial, bahasa Indonesia juga memiliki peranan
yang sangat vital dalam rangka menyelesaikan persoalan-persoalan sosial
masyarakat. Dewasa ini, kita sering dihadapkan dengan masalah-maslah sosial.
Perbedaan suku, ras, golongan, dan agama sering menjadi pemicu terjadinya
pertikaian atupun hanya karena kesalahpahaman semata.
Adapun bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa merupakan salah
satu solusi yang cukup efektif untuk menyelesaikan beberapa masalah sosial
dewasa ini. Hal tersebut karena bahasa Indonesia dapat digunakan sebagai alat
kontrol sosial sesuai dengan fungsi bahasa itu sendiri. Dalam hal ini, bahasa
merupakan alat yang dipergunakan dalam usaha mempengaruhi tingkah laku dan
tindak tanduk orang lain karena bahasa memang pada dasarnya mampu
mempengaruhi sikap seseorang dan juga mempunyai relasi dengan proses-proses
sosialisasi masyarakat.
Sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan bagi bangsa Indonesia,
bahasa Indonesia juga memiliki kedudukan yang sangat penting bagi kehidupan
masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia mampu mempersatukan bangsa
Indonesia yang secara konkrit terdiri dari beragam suku maupun etnis yang
masing-masing memiliki bahasa daerah tersendiri. Oleh karena itu, bahasa
Indonesia merupakan salah satu solusi yang cukup efektif dalam menyelesaikan
masalah-masalah sosial dan politik yang sekiranya sering kita temui dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal itu disebabkan karena bahasa Indonesia
merupakan wahana pemersatu dan juga dapat berfungsi sebagai alat kontrol sosial.
Selain itu, bahasa Indonesia juga mampu mempengaruhi tingkah laku bangsa
Indonesia sebagai penutur karena sejatinya bahasa memang mampu
mempengaruhi sikap seseorang.
Kalau kita cermati, sebenarnya ada satu lagi fungsi bahasa yang selama ini
kurang disadari oleh sebagian anggota masyarakat, yaitu sebagai alat untuk
berpikir. Seperti kita ketahui, ilmu tentang cara berpikir adalah logika. Dalam
proses berpikir, bahasa selalu hadir bersama logika untuk merumuskan konsep,
proposisi, dan simpulan. Segala kegiatan yang menyangkut penghitungan atau

6
kalkulasi, pembahasan atau analisis, bahkan berangan-angan atau berkhayal,
hanya dimungkinkan berlangsung melalui proses berpikir disertai alatnya yang
tidak lain adalah bahasa.
Sejalan dengan uraian di atas dapat diformulasikan bahwa makin tinggi
kemampuan berbahasa seseorang, makin tinggi pula kemampuan berpikirnya.
Makin teratur bahasa seseorang, maka makin teratur pula cara berpikirnya.
Dengan berpegangan pada formula itulah, dapat dikatakan bahwa seseorang tidak
mungkin menjadi intelektual tanpa menguasai bahasa. Seorang intelektual pasti
berpikir, dan proses berpikir pasti memerlukan bahasa.
Ada beberapa poin yang dapat dikaitkan dengan bahasa. Antara lain:
a. Akal, yang sangat erat dengan logika
b. Makna dan intepretasi, yang merupakan bagian yang sudah melekat
dengan bahasa.
c. Konvensi, karena tanpa konvesi bahasa tidak akan ada artinya karena
tidak dapat dimengerti oleh semua orang.
d. Dimensi bahasa obyektif, dapat dimengerti oleh semua untuk mengatasi
ruang yang bersifat universal dan ilmiah.
e. Intertekstualitas, bagaimana teks-teks lain saling mempengaruhi
pemahaman seseorang.

Ada kalanya sebuah teks atau percakapan akan menggunakan kode


penyampaian. Misalnya dalam puisi dan pada saat politikus-politikus yang
menggunakan kiasan ketika berpidato ataupun menjawab pertanyaan. Dari
banyaknya peran bahasa, dapat dilihat bahwa mengerti bahasa bukanlah hal yang
mudah. Harus ada kekritisan dalam menerjemahkan sebuah pesan, inilah
pentingnya pera intepretasi. Tanpa intepretasi, tentunya semua akan mengalir
dengan datar. Sebuah puisi akan terdengar tidak menarik apabila sama dengan
percakaan sehari-hari. Justru simbol-simbol yang ada semakin memperindah
penggunaan bahasa.
Dari sinilah kemudian dapat mencoba menganalisa sebuah teks atau tanda
dengan aliran-aliran yang berkembang dari filsafat bahasa. Sesungguhnya
pengertian bahasa indonesia yang baik dan benar bukan berarti menggunakan
bahasa resmi dimanapun melainkan bahasa yang penggunaannya tepat dan sesuai

7
dengan situasi dan kondisi yang sedang terjadi. Sementara bahasa yang benar
adalah bahasa konsisten menerapkan kaidah bahasa EYD. Satu hal yang perlu
diperhatikan adalah kesadaran akan pentingnya bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan yang memudahkan komunikasi antar sesama, tidak perlu canggung
untuk untuk menggunakan bahasa Indonesia sehari-hari namun tentu saja harus
menjaga kearifan bahasa lokal.
Didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan, dan
teknologi. Didalam hubungan ini bahasa Indonesia adalah satu satunya alat yang
memungkinkan untuk membina dan mengembangkan kebudayaan nasional
sedemikian rupa sehingga Indonesia memikili ciri ciri dan identitasnya sendiri
yang dapat membedakannya dari kebudayaan daerah atau negara lain. Pada waktu
yang sama, bahasa Indonesia kita pergunakan sebagai alat untuk menyatakan nilai
nilai sosial budaya nasional kita. Disamping itu, sekarang ini fungsi bahasa
Indonesia telah pula bertambah besar. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa
media massa. media massa cetak dan elektronik, baik visual, audio, maupun audio
visual harus memakai bahasa Indonesia. Media massa menjadi tumpuan untuk
dapat menyebarluaskan bahasa Indonesia secara baik dan benar.
Bahasa memiliki peranan dan fungsi bahasa tertentu yang digunakan
berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri,
sebagai alat komunikasi, sebagai alat integrasi dan beradaptasi social dalam
lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat melakukan control sosial.

1. Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri


Pada awalnya bahasa di gunakan pada anak hanya untuk mengekspresikan diri
atau perasaannya pada sasaran yang tepat dan sasaran awa nya adalah ayah-ibu
nya. Namun seiring perkembangan semua itu telah berubah seiring menjadi
dewasanya seseorang. Ketika sudah dewasa maka seseorang akan menggunakan
bahasa untuk mengekspresikan diri maupun untuk berkomunikasi dengan sesama.
Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, pemakai
bahasa tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi

8
pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya. Ia menggunakan bahasa
hanya untuk kepentingannya pribadi. Fungsi ini berbeda dari fungsi berikutnya,
yakni bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Contoh bahasa untuk
mengekspresikan diri yaitu seorang penulis yang mengekspresikan dirinya melalui
sebuah tulisan yang dia buat, ada pun seorang pelukis yang mengekspresikan
dirinya melalui sebuah hasil karya lukisan.
Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara terbuka
segala sesuatu yang tersirat di dalam dada, sekurang-kurangnya untuk
memaklumkan keberadaannya.
Unsur-unsur yang mendorong ekspresi diri antara lain :
- agar menarik perhatian orang lain terhadap kita
- keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi
Pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak sebagian berkembang sebagai alat
untuk menyatakan dirinya sendiri (Gorys Keraf, 1997 :4).
2. Bahasa sebagai Alat Komunikasi
Komunikasi adalah tahapan lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi pun tidak
akan sempurna jika orang yang menangkap komunikasi tidak mengerti apa yang
sampaikan. Dengan komunikasi semua dapat mempelajari dan mewarisi semua
yang pernah di capai oleh nenek moyang dan dapat mengetahui apa saja yang
akan dan dicapai oleh orang yang ada pada zaman sekarang ini.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita,
melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan
sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan,
merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4). Pada
saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi maka orag yang
menyampaikankomunikasi ingin orang yang menerima komunikasi dapat
mengerti dan dapat menerima gagasan . Bahasa sebagai alat ekspresi diri dan
sebagai alat komunikasi sekaligus pula merupakan alat untuk menunjukkan
identitas diri. Melalui bahasa, semua dapat menunjukkan sudut pandangnya,
pemahaman atas suatu hal, asal usul bangsa dan negaranya, pendidikan, bahkan
sifat. Bahasa menjadi cermin diri, baik sebagai bangsa maupun sebagai diri
sendiri.

9
3. Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial
Bahasa pun selain dapat menjadi salah satu kebudayaan, tapi juga memungkinan
manusia untuk mempelajari dan memanfaatkan pengalaman manusia itu. Bahasa
asing pada saat mempelajari bahasa asing, semua akan berusaha mempelajari
bagaimana cara menggunakan bahasa tersebut. Misalnya, pada situasi apakah
akan menggunakan kata tertentu, kata manakah yang sopan dan tidak sopan.
Bilamana dalam berbahasa Indonesia boleh menegur orang dengan kata Kamu
atau Saudara atau Bapak atau Anda? Bagi orang asing, pilihan kata itu penting
agar ia diterima di dalam lingkungan pergaulan orang Indonesia. Jangan sampai ia
menggunakan kata kamu untuk menyapa seorang pejabat. Demikian pula jika kita
mempelajari bahasa asing. Jangan sampai kita salah menggunakan tata cara
berbahasa dalam budaya bahasa tersebut. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa,
kita dengan mudah berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa tersebut.
4. Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial
Bahasa pun dapat menjadi kontrol sosial yang sangat efektif . Kontrol sosial ini
dapat di terapkan di diri sendiri maupun di lingkungan. Ceramah agama atau
dakwah pun dapat di kategorikan sebagai alat kontrol sosial. Contoh fungsi bahasa
sebagai alat control sosial adalah sebagai alat peredam marah yaitu dengan cara
menulis dengan menulis maka amarah kita akan hilang secara dikit demi dikit dan
masalah menjadi lebih terang.
Selain penyampaian informasi atau ilmu pengetahuan dengan bahasa yang
di pahami oleh pemakai informasi atau ilmu pengetahuan, maka di dalam
penyampaiannya harus mengartikan struktur bahasa . Apabila struktur bahasa
yang digunakan tidak baik atau tidak sesuai kaidah bahasa yang berlaku, maka
makna kalimat juga menjadi tidak jelas atau memunculkan makna amigo. Dengan
demikian akan terjadi penafsiran yang berbeda.
Di Indonesia dapat ditemukan banyak daerah selain bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional dan bahasa resmi Negara. Ragam bahasa yang bervariasi ini
merupakan salah satu sejumlah dari variasi yang terdapat dalam pemakaian
bahasa. Variasi ini mincul karena pemakaian bahasa memerlukan alat komuniksai
yang sesuai dengan situasi dasn kondisi.

10
Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis dapat menyebabkan
tidak telitinya berbahasa. Akibatnya, kesulitan menggunakan bahasa tulis atau
bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut untuk berbahasa bagi
kepentingan yang lebih terarah dengan maksud tertentu akan cenderung kaku.
Bahkan berbahasa secara terbata-bata atau mencampurkan bahasa standar dengan
bahasa nonstandar atau bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam
uraian. Padahal, bahasa bersifat sangat luwes, sangat manipulatif. Selalu dapat
memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja,
bagaimana pandainya orang-orang berpolitik melalui bahasa. Selalu dapat
memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat
memanipulasi bahasa, diharuskan mengetahui fungsi-fungsi bahasa.
Selain berpengaruh dalam kehidupan, bahasa juga sangat berpegaruh dalam aspek
Globalisasi dan Ilmu Pengetahuan (IPTEK). Derasnya arus globalisasi di dalam
kehidupan akan berdampak pula pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa
sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu
pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia mau
tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang
politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di dalam
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara
tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua
produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan
dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa
Indonesia, yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan
sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu (Sunaryo, 1993,
1995).
Menurut Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa
Indonesia) iptek tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia
di dalam struktur budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda,
yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana
berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi
tidak akan dapat berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar,

11
menjadikan bahasa sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika
cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena
bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).
Hasil pendayagunaan daya nalar itu sangat bergantung pada ragam bahasa
yang digunakan. Pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
akan menghasilkan buah pemikiran yang baik dan benar pula. Kenyataan bahwa
bahasa Indonesia sebagai wujud identitas bahasa Indonesia menjadi sarana
komunikasi di dalam masyarakat modern. Bahasa Indonesia bersikap luwes
sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana komunikasi masyarakat
modern. Bahasa Indonesia juga digunakan sebagai alat pengembangan
kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahasa Indonesia
merupakan alat yang digunakan sebagai bahasa media massa untuk menunjang
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahasa Indonesia yang benar
adalah bahasa yang menerapkan kaidah dengan konsisten. Sedangkan bahasa yang
baik adalah bahasa yang mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan
situasi pemakaiannnya. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan
menghasilkan pemikiran yang baik dan benar pula.
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat dapat
membuat pergeseran pada bahasa Indonesia. Apalagi biasanya teknologi informasi
(TI) banyak yang menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar pemrograman.
Dalam penerapannya teknologi informasi jarang yang menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa komunikasi. Ini menyebabkan peralihan dari bahasa
Indonesia sebagai bahasa negara menjadi bahasa Inggris yang merupakan bahasa
Internasional. Dilihat dari realitas ini menyebabkan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang positif dan negatif.

Dengan beberapa hal yang telah dipaparkan, sangat jelas sekali bahwa bahasa
Indonesia sangat berperan dalam kehidupan dan memiliki peranan penting dalam
beberapa aspek di negara bahkan di dunia.

3.3 Makna Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan Sehari Hari

12
Dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering
digunakan adalah bahasa baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya
kita kepada bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk
mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya,
sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia tidak terampil menggunakan bahasa.
Suatu kelemahan yang tidak disadari.
Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan kita
tidak teliti berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan
menggunakan bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat
dituntut untuk berbahasa bagi kepentingan yang lebih terarah dengan maksud
tertentu, kita cenderung kaku. Kita akan berbahasa secara terbata-bata atau
mencampurkan bahasa standar dengan bahasa nonstandar atau bahkan,
mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam uraian kita. Padahal, bahasa
bersifat sangat luwes, sangat manipulatif. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa
untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja, bagaimana pandainya orang-
orang berpolitik melalui bahasa. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk
kepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat memanipulasi bahasa, kita harus
mengetahui fungsi-fungsi bahasa.
Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan
berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri,
sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan
beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk
melakukan kontrol sosial (Keraf, 1997: 3). Derasnya arus globalisasi di dalam
kehidupan kita akan berdampak pula pada perkembangan dan pertumbuhan
bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu
pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia mau
tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang
politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di dalam
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara
tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua
produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan
dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa

13
Indonesia, yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan
sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu (Sunaryo, 1993,
1995).
Menurut Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa
Indonesia) iptek tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia
di dalam struktur budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda,
yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana
berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi
tidak akan dapat berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar,
menjadikan bahasa sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika
cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena
bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).
Hasil pendayagunaan daya nalar itu sangat bergantung pada ragam bahasa
yang digunakan. Pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
akan menghasilkan buah pemikiran yang baik dan benar pula. Kenyataan bahwa
bahasa Indonesia sebagai wujud identitas bahasa Indonesia menjadi sarana
komunikasi di dalam masyarakat modern. Bahasa Indonesia bersikap luwes
sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana komunikasi masyarakat
modern.

3.4 Bahasa Mempengaruhi Perilaku Manusia


Menurut Sabriani (1963), mempertanyakan bahwa apakah bahasa
mempengaruhi perilaku manusia atau tidak? Sebenarnya ada variabel lain yang
berada diantara variabel bahasa dan perilaku. Variabel tersebut adalah variabel
realita. Jika hal ini benar, maka terbukalah peluang bahwa belum tentu bahasa
yang mempengaruhi perilaku manusia, bisa jadi realita atau keduanya.
Kehadiran realita dan hubungannya dengan variabel lain, yakni bahasa dan
perilaku, perlu dibuktikan kebenarannya. Selain itu, perlu juga dicermati bahwa
istilah perilaku menyiratkan penutur. Istilah perilaku merujuk ke perilaku penutur
bahasa, yang dalam artian komunikasi mencakup pendengar, pembaca, pembicara,
dan penulis.

14
1. Bahasa dan Realita
Fodor (1974) mengatakan bahwa bahasa adalah sistem simbol dan tanda.
Yang dimaksud dengan sistem simbol adalah hubungan simbol dengan makna
yang bersifat konvensional. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem tanda
adalah bahwa hubungan tanda dan makna bukan konvensional tetapi ditentukan
oleh sifat atau ciri tertentu yang dimiliki benda atau situasi yang dimaksud. Dalam
bahasa Indonesia kata cecak memiliki hubungan kausal dengan referennya atau
binatangnya. Artinya, binatang itu disebut cecak karena suaranya kedengaran
seperti cak-cak-cak. Oleh karena itu kata cecak disebut tanda bukan simbol. Lebih
lanjut Fodor mengatakan bahwa problema bahasa adalah problema makna.
Sebenarnya, tidak semua ahli bahasa membedakan antara simbol dan tanda.
Richards (1985) menyebut kata table sebagai tanda meskipun tidak ada hubungan
kausal antara objek (benda) yang dilambangkan kata itu dengan kata table.
Dari uraian di atas dapat ditangkap bahwa salah satu cara mengungkapkan
makna adalah dengan bahasa, dan masih banyak cara yang lain yang dapat
dipergunakan. Namun sejauh ini, apa makna dari makna, atau apa yang dimaksud
dengan makna belum jelas. Bolinger (1981) menyatakan bahwa bahasa memiliki
sistem fonem, yang terbentuk dari distinctive features bunyi, sistem morfem dan
sintaksis. Untuk mengungkapkan makna bahasa harus berhubungan dengan dunia
luar. Yang dimaksud dengan dunia luar adalah dunia di luar bahasa termasuk
dunia dalam diri penutur bahasa. Dunia dalam pengertian seperti inilah disebut
realita. Penjelasan Bolinger (1981) tersebut menunjukkan bahwa makna adalah
hubungan antara realita dan bahasa. Sementara realita mencakup segala sesuatu
yang berada di luar bahasa. Realita itu mungkin terwujud dalam bentuk abstraksi
bahasa, karena tidak ada bahasa tanpa makna. Sementara makna adalah hasil
hubungan bahasa dan realita.
2. Bahasa dan perilaku
Seperti yang telah diuraikan di atas, dalam bahasa selalu tersirat realita.
Sementara perilaku selalu merujuk pada pelaku komunikasi. Komunikasi bisa
terjadi jika proses decoding dan encoding berjalan dengan baik. Kedua proses ini
dapat berjalan dengan baik jika baik encoder maupun decoder sama-sama
memiliki pengetahuan dunia dan pengetahuan bahasa yang sama. (Omaggio,

15
1986). Dengan memakai pengertian yang diberikan oleh Bolinger(1981) tentang
realita, pengetahuan dunia dapat diartikan identik dengan pengetahuan realita.
Bagaimana manusia memperoleh bahasa dapat dijelaskan dengan teori-teori
pemerolehan bahasa. Sedangkan pemerolehan pengetahuan dunia (realita) atau
proses penghubungan bahasa dan realita pada prinsipnya sama, yakni manusia
memperoleh representasi mental realita melalui pengalaman yang langsung atau
melalui pemberitahuan orang lain. Misalnya seseorang menyaksikan sebuah
kecelakaan terjadi, orang tersebut akan memiliki representasi mental tentang
kecelakaan tersebut dari orang yang langsung menyaksikannya juga akan
membentuk representasi mental tentang kecelakaan tadi. Hanya saja terjadi
perbedaan representasi mental pada kedua orang itu.
3. Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial
Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat
diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan,
informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran
dan buku-buku instruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat
kontrol sosial. Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan
bahasa sebagai alat kontrol sosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik
merupakan alat kontrol sosial. Kita juga sering mengikuti diskusi atau acara
bincang-bincang (talk show) di televisi dan radio. Iklan layanan masyarakat atau
layanan sosial merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol
sosial. Semua itu merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada kita
cara untuk memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang
baik. Di samping itu, kita belajar untuk menyimak dan mendengarkan pandangan
orang lain mengenai suatu hal. Contoh fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial
yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis
merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita.
Tuangkanlah rasa dongkol dan marah kita ke dalam bentuk tulisan. Biasanya,
pada akhirnya, rasa marah kita berangsur-angsur menghilang dan kita dapat
melihat persoalan secara lebih jelas dan tenang.
4. Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial

16
Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan
pula manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan
mengambil bagian dalam pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan
dengan orang-orang lain. Anggota-anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan
secara efisien melalui bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh
memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial
yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan
menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efisiensi
yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan integrasi (pembauran) yang sempurna
bagi tiap individu dengan masyarakatnya (Gorys Keraf, 1997 : 5).
Cara berbahasa tertentu selain berfungsi sebagai alat komunikasi,
berfungsi pula sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial. Pada saat kita beradaptasi
kepada lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih bahasa yang akan kita
gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi. Kita akan
menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang berbeda. Kita akan
menggunakan bahasa yang nonstandar di lingkungan teman-teman dan
menggunakan bahasa standar pada orang tua atau orang yang kita hormati. Pada
saat kita mempelajari bahasa asing, kita juga berusaha mempelajari bagaimana
cara menggunakan bahasa tersebut. Misalnya, pada situasi apakah kita akan
menggunakan kata tertentu, kata manakah yang sopan dan tidak sopan.
Bilamanakah kita dalam berbahasa Indonesia boleh menegur orang dengan kata
Kamu atau Saudara atau Bapak atau Anda? Bagi orang asing, pilihan kata itu
penting agar ia diterima di dalam lingkungan pergaulan orang Indonesia. Jangan
sampai ia menggunakan kata kamu untuk menyapa seorang pejabat. Demikian
pula jika kita mempelajari bahasa asing. Jangan sampai kita salah menggunakan
tata cara berbahasa dalam budaya bahasa tersebut. Dengan menguasai bahasa
suatu bangsa, kita dengan mudah berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa
tersebut.

3.5 Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar

17
Bahasa bukan sekedar alat komunikasi, bahasa itu bersistem. Oleh karena
itu, berbahasa bukan sekedar berkomunikasi, berbahasa perlu menaati kaidah atau
aturan bahasa yang berlaku.
Ungkapan Gunakanlah Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Kita tentu
sudah sering mendengar dan membaca ungkapan tersebut. Permasalahannya
adalah pengertian apa yang terbentuk dalam benak kita ketika mendengar
ungkapan tersebut? Apakah sebenarnya ungkapan itu? Apakah yang dijadikan alat
ukur (kriteria) bahasa yang baik? Apa pula alat ukur bahasa yang benar?
Penggunaan bahasa dengan baik menekankan aspek komunikatif bahasa. Hal itu
berarti bahwa kita harus memperhatikan sasaran bahasa kita. Kita harus
memperhatikan kepada siapa kita akan menyampaikan bahasa kita. Oleh sebab
itu, unsur umur, pendidikan, agama, status sosial, lingkungan sosial, dan sudut
pandang khalayak sasaran kita tidak boleh kita abaikan. Cara kita berbahasa
kepada anak kecil dengan cara kita berbahasa kepada orang dewasa tentu berbeda.
Penggunaan bahasa untuk lingkungan yang berpendidikan tinggi dan
berpendidikan rendah tentu tidak dapat disamakan. Kita tidak dapat
menyampaikan pengertian mengenai jembatan, misalnya, dengan bahasa yang
sama kepada seorang anak SD dan kepada orang dewasa. Selain umur yang
berbeda, daya serap seorang anak dengan orang dewasa tentu jauh berbeda. Lebih
lanjut lagi, karena berkaitan dengan aspek komunikasi, maka unsur-unsur
komunikasi menjadi penting, yakni pengirim pesan, isi pesan, media penyampaian
pesan, dan penerima pesan. Mengirim pesan adalah orang yang akan
menyampaikan suatu gagasan kepada penerima pesan, yaitu pendengar atau
pembacanya, bergantung pada media yang digunakannya. Jika pengirim pesan
menggunakan telepon, media yang digunakan adalah media lisan. Jika ia
menggunakan surat, media yang digunakan adalah media tulis. Isi pesan adalah
gagasan yang ingin disampaikannya kepada penerima pesan.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Bahasa merupakan salah satu faktor pendukung kemajuan suatu bangsa
karena bahasa merupakan sarana untuk membuka wawasan bangsa terhadap ilmu

18
pengetahuan dan teknologi-teknologi yang berkembang. Dengan kata lain, bahasa
merupakan sarana untuk menyerap dan mengembangkan pengetahuan.
Kemampuan berbahasa yang baik dan benar merupakan persyaratan
mutlak untuk melakukan kegiatan ilmiah sebab bahasa merupakan sarana
komunikasi ilmiah yang pokok. Tanpa penguasaan tata bahasa dan kosakata yang
baik akan sukar bagi seorang ilmuan untuk mengkomunikasikan gagasannya
kepada pihak lain. Dengan bahasa selaku alat komunikasi, kita bukan saja
menyampaikan informasi tetapi juga argumentasi, di mana kejelasan kosakata dan
logika tata bahasa merupakan persyaratan utama.

4.2 Saran
Oleh karena itu sebagai warga Indonesia yang baik, saya harus tetap
belajar menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar yang selama ini saya
sudah banyak lupa bagaimana cara menggunakan bahasa Indonesia yang benar.
Kita juga patut bangga mempunyai bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu
bangsa, oleh karenanya kita tidak boleh membuat bahasa Indonesia menjadi luntur
dalam penggunaannya walaupun kita juga tidak boleh melupakan bahasa daerah
kita karena itu merupakan warisan budaya bangsa kita. Artinya walaupun dalam
pergaulan sehari-hari kita menggunakan bahasa daerah atau gaul tetapi di dalam
situasi yang resmi seperti dalam dunia pendidikan dan lain sebagainya kita harus
tetap tahu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Mudhofar, M. 2010 Kapita Selekta Bahasa dan Sastra Indonesia. Surabaya:


Pustaka Gama.
Halim, Amran. 1979. Pembinaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa.

19
Kridalaksana, Harimurti. 1976. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Ende: Nusa
Indah.
Sugono, Dendy. 1999. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Puspa Swara.
Sumowijoyo, G. Susilo. 2001. Pos Jaga Bahasa Indonesia. Surabaya: Unipress
Unesa.
Anonimous. 2009. Perubahan Penggunaan Bah

20

Anda mungkin juga menyukai