Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Koperasi mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyusun usaha
bersama dari orang-orang yang mempunyai kemampuan ekonomi terbatas. Dalam
rangka usaha untuk memajukan kedudukan rakyat yang memiliki kemampuan
ekonomi terbatas tersebut, maka Pemerintah Indonesia memperhatikan
pertumbuhan dan perkembangan perkumpulan-perkumpulan Koperasi.
Pemerintah Indonesia sangat berkepentingan dengan Koperasi, karena
Koperasi di dalam sistem perekonomian merupakan soko guru. Koperasi di
Indonesia belum memiliki kemampuan untuk menjalankan peranannya secara
efektif dan kuat. Hal ini disebabkan Koperasi masih menghadapai hambatan
struktural dalam penguasaan faktor produksi khususnya permodalan. Dengan
demikian masih perlu perhatian yang lebih luas lagi oleh pemerintah agar
keberadaan Koperasi yang ada di Indonesia bisa benar-benar sebagai soko guru
perekonomian Indonesia yang merupakan sistem perekonomian yang yang
dituangkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 .
Pada saat ini masih banyak orang yang kurang memahami betapa
pentingnya peran koperasi sebagai salah satu sektor usaha perekonomian
Indonesia. Mungkin masih banyak orang yang menganggap koperasi hanyalah
lembaga keuangan biasa. Namun kenyataannya koperasi merupakan salah satu
dari tiga sector usaha formal dalam perekonomian Indonesia. Dalam kegiatannya,
selain menekankan pada kepentingan social dan ekonomi, kegiatan ekonomi juga
menekankan pada kepentingan moral. hambatan struktural dalam penguasaan
faktor produksi khususnya permodalan.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Koperasi


Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya atas dasar prinsip
koperasi dan kaidah ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada
khususnya dan masyarakat sekitarnya, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasarkan atas azas kekeluargaan. Koperasi memiliki karakteristik utama
yang membedakannya dengan badan usaha lain yaitu adanya identitas ganda (the
dual identity of the member) pada anggotanya. Anggota koperasi berperan sebagai
pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi (user own oriented firm).
Laporan keuangan menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan. Laporan keuangan juga
menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen, atau pertanggungjawaban
manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Laporan keuangan
koperasi yang disusun berdasarkan PSAK, akan membuat informasi yang
disajikan menjadi lebih mudah dipahami, mempunyai relevansi, keandalan, dan
mempunyai daya banding yang tinggi. Sebaliknya jika laporan keuangan koperasi
disusun tidak berdasarkan standar dan prinsip yang berlaku, dapat menyesatkan
penggunanya.

2.2 Modal Koperasi


Berhasil tidaknya suatu koperasi sangat tergantung pada pengelolaan
keuangannya.Pengelolaan keuangan mencakup sumber pendanaan dan
penggunaan modal koperasi. Banyak koperasi gagal dan pengurusnya mengeluh
semata-mata karena kekurangan modal.
Sumber pendanaan koperasi dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu :
1. Modal sendiri, yaitu modal yang dikumpulkan langsung dari anggota
koperasi yang terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, dan
simpanan sukarela, dana cadangan dan hibah.
2. Modal dari pinjaman. Pinjaman berasal dari anggota, perorangan bukan
anggota, koperasi lain, dan pinjaman dari bank.
3. Penyertaan / Penanaman Modal.
Sedangkan penggunaan modal koperasi umumnya dikelompokkan menjadi empat
yaitu:
1) modal untuk organisasi.
2) modal untuk alat perlengkapan.
3) modal kerja atau modal lancar.
4) modal untuk uang muka kegiatan.

A. Modal Sendiri
Simpanan pokok adalah :
1. Simpanan yang harus dipenuhi oleh setiap orang pada waktu mulai menjadi
anggota suatu koperasi.
2. Besarnya tetap dan sama untuk setiap calon anggota.
3. Dapat diminta kembali sesudah keluar dari keanggotaan, dan kalau perlu
dikurangi karena kerugian-kerugian yang diderita koperasi.
4. Digunakan untuk modal pokok. Hal ini menanggung risiko rugi dan untung
sesuai dengan kehidupan koperasi.

Simpanan wajib adalah :


1. Simpanan yang diwajibkan kepada anggota untuk membayar pada waktu
tertentu, misalnya sebulan sekali atau setiap kali memasukkan hasil bumi ke
koperasi.
2. Dapat diminta kembali dengan cara yang ditentukan koperasi, misalnya
sesudah jangka waktu tertentu atau sekian persen dari jumlah total sewaktu-
waktu. Hal ini diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Simpanan sukarela adalah :


1. Simpanan yang besarnya dan waktunya tidak tertentu, tergantung kerelaan
anggota atau perjanjian antara anggota dengan koperasi.
2. Dapat berupa simpanan giro (dapat diambil sewaktu-waktu), simpanan
deposito (diambil dalam waktu tertentu menurut perjanjian dan diberi
bunga), dan simpanan khusus untuk maksud tertentu misalnya untuk
lebaran.

Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisisihan sisa
hasil usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup
kerugian koperasi. Laporan keuangan menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan. Laporan keuangan juga
menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen, atau pertanggungjawaban
manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Laporan keuangan
koperasi juga dibuat sesuai standar PSAK yang akan membuat informasi yang
disajikan menjadi lebih mudah dipahami, mempunyai relevansi, keandalan dengan
daya banding yang tinggi .

2.3 Pelaporan Keuangan Koperasi

Laporan keuangan koperasi terdiri dari neraca, perhitungan hasil usaha,


laporan arus kas, laporan promosi ekonomi anggota, dan catatan atas laporan
keuangan. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara
misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan
lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan. (IAI, 2004: 2)
Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun
sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Beberapa di antara
pemakai ini memerlukan dan berhak untuk memperoleh informasi tambahan di
samping yang tercakup dalam laporan keuangan. Banyak pemakai sangat
tergantung pada laporan keuangan sebagai sumber utama informasi keuangan dan
karena itu, maka laporan keuangan tersebut seharusnya disusun dan disajikan
dengan mempertimbangkan kebutuhan pemakainya.
Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun
sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Beberapa di antara
pemakai ini memerlukan dan berhak untuk memperoleh informasi tambahan di
samping yang tercakup dalam laporan keuangan. Banyak pemakai sangat
tergantung pada laporan keuangan sebagai sumber utama informasi keuangan dan
karena itu, maka laporan keuangan tersebut seharusnya disusun dan disajikan
dengan mempertimbangkan kebutuhan pemakainya.
Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor
potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok da kreditur usaha lainnya,
pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya dan masyarakat. Para pemakai
menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi
yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini, meliputi (IAI, 2004: 2):
1) Investor. Penanam modal berisiko dan penasihat investor berkepentingan
dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang
dilakukan. Investor membutuhkan informasi keuangan untuk membantu
menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut.
Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka
untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
2) Karyawan. Karyawan dan kelompok yang mewakilinya tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Karyawan juga
tertarik dengan informasi yang memungkinkan untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan
kerja.
3) Pemberi pinjaman. Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan
yang memungkinkan pemberi pinjaman untuk memutuskan apakah pinjaman
serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
4) Pemasok dan kreditor lainnya. Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik
dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan
apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor
usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih
pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama
mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
5) Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam
perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada perusahaan.
6) Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah
kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu
berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Pemerintah membutuhkan
informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan
perpajakan dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional
dan statistik lainnya.
7) Masyarakat. Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai
cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada
perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan
perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat
membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend)
dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian
aktivitasnya.
Tujuan laporan keuangan secara umum juga merupakan tujuan laporan
keuangan debitur (perusahaan yang mengajukan kredit kepada pihak bank).
Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi
tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas peruahaan yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-
keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship)
manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada
mereka. (IAI, 2004: 1.2)
Berdasarkan pada pengertian tersebut, maka laporan keuangan yang
disusun dapat digunakan untuk menunjukkan apa yang telah dilakukan
manajemen (strewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber
daya yang dipercayakan kepadanya. Kemampuan ini akhirnya menentukan,
misalnya kemampuan pembayaran kepada karyawan dan para pemasok,
kemampuan pembayaran bunga, pembayaran kembali pinjaman dan pembagian
penghasilan kepada para pemilik.
Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang
dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas, serta kemampuan
beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Informasi sumber daya ekonomi yang
dikendalikan dan kemampuan perusahaan dalam memodifikasi sumber daya ini di
masa lalu berguna untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas (dan setara dengan kas) di masa depan. Informasi struktur
keuangan berguna untuk memprediksi kebutuhan pinjaman di masa depan dan
bagaimana penghasilan bersih (laba) dan arus kas di masa depan akan
didistribuskan kepada mereka yang memiliki hak di dalam perusahaan.
Setelah tahun buku Koperasi ditutup, paling lambat 1 (satu) bulan
sebelum diselengggarakan rapat anggota tahunan, Pengurus menyusun laporan
keuangan tahunan yang memuat sekurang-kurangnya :

1. Perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca akhir tahun buku yang baru
lampau dan perhitungan hasil usaha dari tahun yang bersangkutan serta
penjelasan atas dokumen tersebut.
2. Keadaan dan usaha koperasi serta hasil usaha yang dapat dicapai.
Laporan keuangan tersebut harus ditandatangani oleh semua anggota
pengurus.Apabila salah seorang pengurus tidak menandatangani laporan tahunan
tersebut, anggota yang bersangkutan harus menjelaskan alasannya secara
tertulis.Persetujuan terhadap laporan tahunan termasuk pengesahan perhitungan
tahunan merupakan penerimaan pertanggungjawaban pengurus oleh rapat
anggota.

Bentuk dan format laporan keuangan koperasi telah diatur oleh Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) nomor 27 tentang Akuntansi Perkoperasian (Revisi 1998), sebagai
berikut :

Laporan keuangan Koperasi meliputi :

1. Neraca
2. Perhitungan Hasil Usaha
3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Promosi Ekonomi Anggota
5. Catatan atas Laporan Keuangan

1. Neraca
Neraca menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas
koperasi pada waktu tertentu.Format neraca lihat contoh pada akhir materi.
Aktiva yang diperoleh dari sumbangan yang terikat penggunaannya dan
tidak dapat dijual untuk menutup kerugian koperasi diakui sebagai aktiva lain-
lain.Sifat keterikatan penggunaan tersebut dijelaskan dalam catatan laporan
keuangan.Aktiva-aktiva yang dikelola oleh koperasi tetapi bukan milik koperasi,
tidak diakui sebagai aktiva, dan harus dijelaskan dalam catatan atas laporan
keuangan.
Simpanan anggota yang tidak berkarakteristik sebagai ekuitas diakui
sebagai kewajiban jangka pendek atau jangka panjang sesuai dengan tanggal jatuh
temponya dan dicatat sebesar nilai nominalnya.
Ekuitas koperasi terdiri dari modal anggota berbentuk simpanan pokok,
impanan wajib, simpanan lain yang memiliki karaketeristik yang sama dengan
simpanan pokok atau simpanan wajib, modal penyertaan, modal sumbangan,
cadangan, dan sisa hasil usaha belum dibagi. Ekuitas ini dicatat sebesar nilai
nominalnya.Simpanan pokok dan simpanan wajib yang belum diterima disajikan
sebagai piutang simpanan pokok dan piutang simpanan wajib.Kelebihan setoran
simpanan pokok dan simpanan wajib anggota baru di atas nilai nominal simpanan
pokok dan simpanan wajib anggota pendiri diakui sebagai Modal Penyetaraan
Partisipasi Anggota.
2. Perhitungan Hasil Usaha
Perhitungan hasil usaha (PHU) harus memuat hasil usaha dengan angggota dan
laba atau rugi kotor dengan non-anggota.
3. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang meliputi
saldo awal, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas, dan saldo akhir kas pada
periode tertentu.Format laporan arus kas lihat contoh pada akhir materi.
4. Laporan Perubahan Ekuitas
5. Laporan Promosi Ekonomi Anggota
Dalam hal sisa hasil usaha tahun berjalan belum dibagi, maka manfaat
ekonomi yang diperoleh anggota dari pembagian sisa hasil usaha pada akhir tahun
buku dapat dicatat sebesar taksiran jumlah sisa hasil usaha yang akan dibagi untuk
anggota.
Laporan promosi ekonomi anggota adalah laporan yang memperlihatkan
manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu.
Laporan tersebut mencakup 4 (empat) unsur yaitu :
a. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama.
b. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama.
c. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi.
d. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha.
6. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan menyajikan pengungkapan yang memuat:
a. Perlakuan akuntansi mengenai pengakuan pendapatan dan beban
sehubungan dengan tansaksi koperasi dengan anggota dan non-
anggota, kebijakan akuntansi tentang aktiva teetap, penilaian
persediaan, piutang, dan sebagainya, dasar penetapan harga
pelayanan kepada anggota dan non-anggota.
b. Pengungkapan informasi lain seperti kegiatan atau pelayanan
utama koperasi kepada anggota baik yang tercantum dalam
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga maupun dalam praktek,
atau yang telah dicapai oleh koperasi, ikatan koperasi dalam
pengembangan sumber daya dan mempromosikan usaha ekonomi
anggota, pendidikan dan pelatihan perkoperasian dan sebagainya.

7. Masalah Akuntansi Koperasi


Permasalahan akuntansi yang selalu timbul dalam koperasi menyangkut
beberapa hal yaitu :
a. Penyertaan masing-masing anggota.
Pada koperasi yang juga melakukan kegiatan usaha untuk pihak ketiga
(bukan anggota) disamping kegiatan usaha untuk anggota, sering dijumpai
adanya beban bersama yang sulit dipisahkan, misalnya beban penyusutan,
beban listrik, beban telepon, beban sewa dan beban lain yang digunakan untuk
semua kegiatan usaha. Dalam hal ini, perhitungan pembebanan harus sesuai
dengan perbandingan jumlah peredaran bruto dari kedua macam kegiatan
tersebut.

b. Pembagian sisa hasil usaha.


Sisa hasil usaha (SHU) koperasi dibagi dalam 2 (dua) katagori yaitu SHU
yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dan SHU yang
berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk pihak ketiga (bukan
anggota).SHU yang boleh dibagikan kepada anggota hanyalah SHU yang
berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota.SHU koperasi yang
disediakan untuk anggota terdiri dari jasa modal dan jasa anggota.

c. Proses Penyusunan Laporan Keuangan


Setelah tahun buku berakhir, pengurus koperasi wajib menyusun laporan
keuangan tahunan yang memuat sekurang-kurangnya:
1. Perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca, perhitungan hasil usaha serta
penjelasan atas dokumen tersebut.
2. Keadaan dan usaha koperasi serta hasil usaha yang dapat dicapai.
Neraca, perhitungan hasil usaha serta penjelasannya merupakan laporan
pokok keuangan koperasi. Laporan keuangan koperasi tidak jauh berbeda dengan
laporan keuangan untuk perusahaan lain. Perbedaan utama terletak pada penyajian
modal dan perhitungan laba rugi.
Proses penyusunan laporan keuangan koperasi dimulai dari proses akuntansi
berupa :
1. Pencatatan.
2. Penggolongan.
3. Peringkasan.
4. Pelaporan.
5. Analisis data keuangan.
Kegiatan pencatatan dan penggolongan merupakan proses yang dilakukan secara
rutin dan berulang-ulang setiap kali terjadi transaksi keuangan.
Buku-buku dokumen pendukung (source of documents) yang digunakan antara
lain :
1. Bukti Penerimaan Kas
2. Bukti Pengeluaran Kas
3. Bukti Faktur Penjualan
4. Faktur Pembelian
5. Bukti Umum
Sedangkan buku khusus (special journal) yang digunakan adalah :
1. Buku Harian Penerimaan Kas
2. Buku Harian Pengeluaran Kas
3. Buku Harian Penjualan
4. Buku Harian Umum
Buku tambahan (subsidiary ledgers) yang digunakan adalah :
1. Buku Kas Kasir
2. Kartu Simpanan Anggota
3. Kartu Persediaan
4. Kartu Piutang Anggota
5. Kartu Piutang bukan Anggota
6. Kartu Hutang
7. Kartu Inventaris
8. Kartu Biaya
9. Kartu Pembelian Anggota
10. Kartu Barang Titipan
2.5 Laporan Keuangan Koperasi Luhur Kedaton Bali Tahun 2018

KOPERASI LUHUR KEDATON BALI

TAHUN 2018

A. Latar Belakang

Pada tahun 2007 Koperasi Luhur Kedaton Bali telah berhasil menjadi
Koperasi yang berbadan hukum serta telah melalui audit-audit dari suatu lembaga
yang independen. Hingga akhir tahun 2009 Kopkar telah mengalami pertumbuhan
rata-rata 9% per tahun, dari jumlah kekayaan 1.550.964.980 di tahun 2008 telah
mencapai 1.756.294.433 pada akhir tahun 2018.

B. Laporan Pengurus
1. Susunan Kepengurusan Koperasi Luhur Kedaton Bali :
– Keputusan tertinggi ada pada Rapat Anggota Tahunan
– Penasehat : Gede Nurjaya, SE
– Pengawas/Pemeriksa : I Putu Andika Putra
– Ketua : Gusti Ngurah Oka Adnyana, SE
– Sekretaris : Ni Made Murti Sari
– Bendahara : I Wayan Laksmi Sedana
2. Keanggotaan
Sampai dengan bulan Desember 2018 jumlah anggota koperasi Luhur
Kedaton bali sebanyak 283 orang.
Bidang Usaha
- Usaha Simpan Pinjam Jumlah pencairan pinjaman kepada anggota
tahun 2009
meningkat sebesar Rp. 12.672.982,- atau 14% dibandingkan tahun
2008. Kondisi ini merupakan efek dari peningkatan jumlah simpanan
anggota tahun 2008 yang meningkat sebesar 9.036.021,- atau 18%.
Peningkatan jumlah simpanan ini memberikan kesempatan kepada
anggota untuk memaksimalkan pinjaman sampai batasan kebijakan
yang berlaku. Perbandingan dan peningkatan jumlah simpan pinjam
anggota tahun 2018 dan 2017 terlihat sebagaimana tabel berikut ini :
Naik/Turun
No. Keterangan 2018 2017
Rp. %
1. Pinjaman uang 103.194.282 90.521.300 12.673.000 14
anggota
2. Simpanan uang 59.236.141 50.200.120 9.036.000 18
anggota

C. Laporan Neraca
Posisi Neraca pada tgl.31 Desember 2018 menunjukkan peningkatan
yang cukup signifikan. Jumlah harta pada 31 Desember 2018 dan 2017 adalah
Rp.1.052.292.000,- dan Rp.991.466.602,- naik sebesar Rp.60.852.402 atau 6%.
Kenaikan ini adalah indikasi bahwa sumber daya berupa modal dan
pencadangan modal sampai dengan akhir 2017 telah dimanfaatkan secara
maksimal.
Daftar Perbandingan Laporan Neraca Tahun 2018 dan 2017 :

Naik/Turun
Keterangan 2018 2017
Rp. %
HARTA 393.267.114 456.183.354 (62.916.240) (13)
Kas 431.421.275 265.652.487 165.768.790 62
Piutang 116.376.706 108.595.388 7.781.318 7
Persediaan 109.126.905 158.935.373 (49.808.466) (31)
Aktiva Tetap 2.100.000 2.100.000 - -
Simpanan Pokok
Jumlah Harta 1.052.292.000 991.466.602 60.825.402 6
KEWAJIBAN, 126.132.012 203.855.298 (77.723.286) (38)
MODAL DAN SHU 325.441.050 284.727.720 40.713.332 14
Hutang Usaha 8.292.000 8.292.000 - -
Simpanan 144.440.025 105.456.900 38.983.127 36
Sumbangan 447.986.913 389.134.684 58.852.229 15
Cadangan Modal
SHU
Jumlah Kewajiban, 1.052.292.000 991.466.602 60.825.402 6
modal dan SHU

D. Laporan Rugi/Laba
Omzet penjualan selama tahun buku 2018 dan 2017 adalah Rp.
619.270.318,- dan Rp. 524.805.355 atau naik 18%. Namun kenaikan tersebut
tidak diikuti oleh kenaikan marjin laba penjualan yang turun 0.3%.Penurunan ini
selain dipengaruhi oleh kenaikan harga pokok penjualan dalam kisaran 6% – 7%,
kondisi ini juga disebabkan suatu kebijakan Koperasi dimana kenaikan harga
pokok tidak serta merta diikuti oleh kenaikan harga jual yang
proporsional.Kebijakan ini bertujuan agar anggota tidak terbebani oleh harga beli
yang mahal.
Daftar Perbandingan Laporan Rugi Laba Tahun 2018 dan 2017:
Naik/Turun
Keterangan 2009 2008
Rp. %
Penjualan 619.270.318 524.805.355 95.464.970 18
HPP 286.435.682 238.696.402 47.739.280 20
Laba Penj. 332.834.636 286.108.953 47.725.690 16
Jasa Pinj Uang 187.875.850 183.302.268 4.573.582 2
Laba Usaha(ktr) 520.710.486 469.411.221 52.299.275 11
Biaya Usaha 49.718.457 33.728.594 15.989.863 44
Laba Usaha(Bersh) 470.992.029 435.682.627 36.309.412 8
Biaya lain2-bersih 56.051.399 22.122.884 33.928.515 153
SHU 527.043.428 457.805.511 70.237.927 15

E. Sisa Hasil Usaha (SHU)


Sisa Hasil Usaha yang telah dicapai selama tahun 2018 sebesar Rp.
527.043.428,- telah dibukukan sesuai dengan alokasi masing-masing perkiraan
yaitu : pencadangan modal 15% dan SHU anggota 85%. Perbandingan dan
peningkatan pencapaian SHU tahun 2018 dengan tahun 2017 dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
SHU SHU Naik/Turun
No. Keterangan
THN 2018 THN 2017 Rp. %
1. Pendapatan bersih 527.043.428 457.805.511 69.237.917 15
2. Alokasi cadangan 52.704.342 45.780.551 6.923.791 15
modal 10%
3. Alokasi SHU 447.986.913 389.134.684 58.852.229 15
anggota 85%

Laporan Keuangan Koperasi Luhur Kedaton Bali telah dilakukan


pemeriksaan/audit baik oleh Badan Pemeriksa internal maupun audit eksternal
dari lembaga independen. Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk memberikan
keyakinan apakah Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2009 telah disajikan
secara wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang ditetapkan dalam peraturan
yang berlaku. Pemeriksaan dilakukan berdasarkan perngujian bukti-bukti yang
mendukung angka-angka dan pengungkapan dalam laporan keuangan dengan
pendekatan apakah ada ketidaksesuaian, kesalahan dan/atau penyimpangan atas
laporan keuangan.

f. Daftar Anggota Koperasi Sejahtera Bersama 2018

NO NAMA SIMPANAN 2018 JUMLAH PINJAMAN


ANGGOTA
POKOK WAJIB SUKARELA USAHA
1 Sinta Nur Maryam 760,000 840,000 300.000 1,900,000 1,700,000
2 Herry Simbolon 760,000 840,000 400,000 2,000,000 2,000,000
3 Nita Erwin 760,000 840,000 350,000 1,950,000 950,000
4 Taswin 760,000 840,000 500,000 2,100,000 800,000
5 Defri Armita 760,000 840,000 450,000 2,050,000 600,000
6 Suherman 760,000 840,000 800,000 2,400,000 700,000
7 Janitha Taufik 760,000 840,000 700,000 2,300,000 600,000
8 Rusdi Tagori 760,000 840,000 300,000 1,900,000 300,000
9 Merry Pasaribu 760,000 840,000 350,000 1,950,000 500,000
10 Juarsa 760,000 840,000 350,000 1,950,000 450,000
11 Elizabeth 760,000 840,000 200,000 1,800,000 300,000
12 Harry Janoe 760,000 840,000 700,000 2,300,000 1,400,000
13 Heru Tampubolon 760,000 840,000 500,000 2,100,000 1,200,000
14 Nunun 760,000 840,000 450,000 2,050,000 1,500,000
15 Adi Bagasatria 760,000 840,000 550,000 2,150,000 600,000
16 Teguh Haryanto 760,000 840,000 850,000 2,450,000 900,000
17 Willy 760,000 840,000 400,000 2,000,000 1,000,000
18 Daniel Dedy 760,000 840,000 600,000 2,200,000 2,100,000
19 Widodo Agus 760,000 840,000 550,000 2,150,000 2,150,000
20 Agus Susanto 760,000 840,000 350,000 1,950,000 950,000
21 Hatta Nur 760,000 840,000 450,000 2,050,000 400,000
22 Renita Ghani 760,000 840,000 650,000 2,250,000 780,000
23 Thomas 760,000 840,000 450,000 2,050,000 500,000
24 Tommy 760,000 840,000 800,000 2,400,000 670,000
25 Raffi 760,000 840,000 900,000 2,500,000 980,000
26 Gita Sagita 760,000 840,000 700,000 2,300,000 2,100,000
27 Monika Putriana 760,000 840,000 600,000 2,200,000 2,000,000
28 Maswati 760,000 840,000 350,000 1,950,000 900,000
29 Desy 760,000 840,000 550,000 2,150,000 2,000,000
30 Reynaldi 760,000 840,000 600,000 2,200,000 1,600,000
31 Yanes Tambunan 760,000 840,000 600,000 2,200,000 2,020,000
32 Ronald Rizky 760,000 840,000 500,000 2,100,000 680,000
33 Garry 760,000 840,000 400,000 2,000,000 750,000
34 Edi Juna 760,000 840,000 750,000 2,350,000 600,000
35 T. Haerani 760,000 840,000 500,000 2,100,000 900,000
36 Serli 760,000 840,000 450,000 2,050,000 220,000
37 Agis 760,000 840,000 350,000 1,950,000 700,000
38 Pepen Supendi 760,000 840,000 250,000 1,850,000 800,000
39 Bayu Arramdan 760,000 840,000 450,000 2,050,000 1,600,000
40 Iwan Setiawan 760,000 840,000 800,000 2,400,000 1,300,000
41 Findy Apriliani 760,000 840,000 600,000 2,200,000 2,000,000
42 Dewi Ratna Wati 760,000 840,000 600,000 2,200,000 1,200,000
43 Serlin Elmirda 760,000 840,000 250,000 1,850,000 1,400,000
44 Triastuti 760,000 840,000 200,000 1,800,000 450,000
45 Siska Anggraeni 760,000 840,000 600,000 2,200,000 900,000
46 Miftahul Husna 760,000 840,000 500,000 2,100,000 780,000
47 Suhaya Yuda 760,000 840,000 750,000 2,350,000 1,200,000
48 Dedi Keli 760,000 840,000 500,000 2,100,000 750,000
49 Yudi Irawan 760,000 840,000 500,000 2,100,000 240,000
50 Aim Rohman 760,000 840,000 500,000 2,100,000 500,000
38,000,000 42,000,000 25,550,000 105,550,000 60,170,000
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Koperasi Luhur Kedaton Bali didirikan bertujuan untuk memberi
kesempatan kepada anggotanya untuk memperoleh pinjaman dengan mudah dan
dengan bunga ringan. Koperasi simpan pinjam juga berusaha untuk mencegah
para anggotanya agar tidak terlibat dalam pinjaman pinjaman illegal (rentenir)
pada waktu mereka memerlukan sejumlah uang, dengan jalan menggiatkan
tabungan dan mengatur pemberian pinjaman uang dengan bunga yang serendah –
rendahnya . koperasi simpan pinjam menghimpun dana dari para anggotanya yang
kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggotanya.

3.2 Saran
Sebaiknya koperasi perlu ditingkatkan dan dikembangkan dengan banyak
pelatihan diberikan utamanya kepada pengurus koperasi sehingga dapat membuat
kinerja dan pelayanan yang diberikan lebih baik dengan demikian akan semakin
banyak masyarakat yang tertarik untuk berkoperasi, tentunya hal ini diperlukan
perhatian yang serius dari pemerintah khususnya instansi yang terkait.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/koperasi-simpan-pinjam.html
http://intancitrame.blogspot.com/2016/11/laporan-keuangan-koperasi-simpan-
pinjam.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_keuangan
Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba.2001.KOPERASI TEORI DAN PRAKTIK.
Jakarta:Erlangg

Anda mungkin juga menyukai