Anda di halaman 1dari 14

Dasar – dasar Manajemen Koperasi

Latar Belakang

Tak bisa dipungkiri bahwa peranan lembaga keuangan mikro memang sangat
penting untuk mengangkat fondasi perekonomian masyarakat yang berpenghasilan
menengah kebawah. Selain itu kehadiran lembaga keuangan mikro atau yang lebih
spesifik lagi koperasi diharapkan bisa menjadi solusi terhadap isu kemiskinan yang
dihadapi rakyat saat ini, dan tentunya koperasi dapat berdiri dengan landasan hukum
dan keuangan yang kuat.
Keberadaan lembaga keuangan mikro bukannya tanpa tujuan. Tujuan dari
lembaga keuangan mikro yang selanjutnya disingkat LKM berdasarkan undang-undang
No. 1 Tahun 2013 ialah meningkatkan akses pendanaan skala mikro bagi masyarakat,
membantu peningkatan pemberdayaan ekonomi dan produktivitas masyarakat, serta
membantu peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Nampaknya hal ini
juga sejalan dengan tujuan pendirian koperasi yang dimana lebih mengutamakan
peningkatan kesejahteraan dari masyarakat yang menjadi anggota
Selama 1 dekade terakhir (dari tahun 2002 hingga 2012) pertumbuhan jumlah
koperasi di Indonesia menunjukkan perubahan yang sangat besar yaitu sebesar dua kali
lipat dari jumlah awalnya yang hanya sekitar 90.000 unit saja menjadi 190.000 unit.
Hal ini tentu saja mengherankan karena pertumbuhan koperasi yang besar tidak di
imbangi dengan kesejahteraan masyarakat saat ini. Namun perlu di ingat bahwa dari
total badan koperasi tersebut tidak semua dapat beroperasi atau dengan kata lain
beberapa unit koperasi telah mengalami kebangkrutan.
Kesuksesan sebuah koperasi sejatinya tidak terlepas dari management yang
efektif baik dari jajaran pengurus internal koperasi, maupun anggotanya. Kemampuan
management juga penting untuk mengatur segala aspek yang ada ditubuh koperasi,
seperti arus pendapatan, pengeluaran, sistematika pembagian tugas, maupun
pembagian hasil agar sebuah koperasi dapat berjalan secara seimbang dan bisa bertahan
di tengah banyaknya supermarket yang berdiri akhir-akhir ini.

Landasan Teori
Definisi Manajemen

Manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan


organisasi melalui rangkaian kegiatan seperti perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya.
(Nickles, McHugh and McHugh, 1997). Sedangkan menurut G. Terry manajemen
merupakan suatu proses tertentu yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan penggunaan suatu ilmu dan seni yang bersama-sama
menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan.

Fungsi Manajemen

A. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah menetapkan suatu cara untuk bertindak sebelum tindakan
itu sendiri dilaksanakan. Dengan kata lain bahwa dalam perencanaan hendaknya
orang harus berpikir terlebih dahulu tentang apa yang akan dilakukan, bagaimana
cara melakukannya serta tanggung jawab terhadap kegiatan tersebut. Oleh karena
itu perencanaan sangat penting bagi organisasi dalam rangka mencapai tujuannya.

Syarat-syarat perencanaan yang baik


a) Berdasarkan pada alternative
Agar dapat menetapkan perencanaan yang baik maka sebelumnya harus disusun
dulu berbagai alternatif dari rencana, misalnya untung dan rugi, kelebihan dan
kekurangannya, kendala dan dukungannya sehingga dapat menentukan
perencanaan yang paling baik

b) Harus realistis
Bila perencanaan tidak realistis, mungkin baik diatas kertas saja akan tetapi
tidak dapat dilaksanakan dalam prakteknya. Misalnya : Keterbatasan teknologi,
keterbatasan modal, tenaga kerja, dan sebagainya.

c) Harus efisien
Disamping keterbatasan diatas, juga harus mempertimbangkan tingkat efisien
dalam suatu rencana. Hindari faktor pemborosan, biaya, waktu, tempat, dan
lain-lain

d) Harus luwes (fleksible)


Artinya setiap saat dapat dievaluasi sesuai dengan perkembangan organisasi,
situasi, dan kondisi pada waktu tersebut. Pada dasarnya perencanaan itu disusun
berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, namun dalam prakteknya sering
terjadi berbagai penyimpangan yang tidak dapat dihindarkan.

e) Didasari partisipasi
Dalam pembuatan perencanaan hendaknya dapat di ikutkan berbagai pihak
untuk memperoleh masukan (input) agar lebih sempurna. Dengan adanya
partisipasi, perusahaan akan memperoleh manfaat ganda, karena disamping
rencana menjadi lebih baik, juga dapat menambah semangat kerja para
karyawan.

Manfaat Perencanaan bagi Organisasi


1. Sebagai alat pengawasan dan pengendalian kegiatan
2. Untuk memilih dan menetapkan skala proritas
3. Untuk mengarahkan dan menuntun pelaksanaan kegiatan
4. Untuk mengurangi dan menghadapi ketidakpastian
5. Mendorong tercapainya tujuan, misalnya kesejahteraan anggota, memperluas
usaha, dan sebagainya.

Konten-konten yang terdapat dalam perencanaan


1. Falsafah 6. Program
2. Kebijakan 7. Aturan
3. Tujuan 8. Jadwal
4. Strategi 9. Anggaran
5. Prosedur

Tahap-tahap penyusunan perencanaan


• Menetapkan dan merumuskan tujuan
• Melakukan analisis kesempatan/ swot
• Melakukan analisis sumber daya
• Identifikasi dan pengembangan alternative
• Implementasi strategi
• Pelaksanaan keputusan

Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis adalah suatu proses perencanaan jangka panjang yang disusun
untuk mencapai tujuan organisasi.
1. Sifat-sifat perencanaan strategi
➢ Menyangkut kurun waktu yang panjang
➢ Menyangkut persoalan yang mendasar
➢ Memberikan kerangka dasar pengambilan keputusan
➢ Sebagai alat pemersatu dalam pengambilan keputusan
➢ Umumnya digunakan oleh manajer puncak

2. Faktor-faktor yang memengaruhi pentingnya perencanaan strategis


➢ Adanya peningkatan dan perubahan teknologi
➢ Semakin rumit dan kompleksnya tugas manajerial
➢ Makin panjangnya waktu dan dampak dimasa depan
➢ Makin rumitnya lingkungan luar

B. Pengorganisasian

Dwight Waldo mendefinisikan bahwa organisasi adalah struktur hubangan


antar manusia berdasarkan wewenang dan kelanggengan dalam sebuah sistem
administrasi. Secara umum pengorganisasian adalah proses manajemen yang
menetapkan cara terbaik dalam mengatur sumber daya dan aktivitas organisasi
menjadi struktur yang logis.

Azas-azas Organisasi
Azas-azas organisasi merupakan pedoman yang hendaknya dilaksanakan agar
diperoleh struktur organisasi yang baik dan aktivitas organisasi dapat berjalan lancar.
Adapun urutannya adalah:
1. Perumusan tujuan jelas, hal ini untuk memudahkan penetapan haluan
organisasi, pemilihan bentuk, pembentukan struktur, kebutuhan pejabat,
kecakapan daya kreasi dari para anggota organisasi
2. Pembagian tugas, merupakan perincian serta pengelompokan aktivitas yang
semacam atau erat hubungannya satu sama lain dalam satuan organisasi.
3. Koordinasi
Manfaat koordinasi adalah:
▪ Menghindari konflik
▪ Menghindari rebutan fasilitas
▪ Menghindari pekerjaan yang tumpang tindih
▪ Menjamin kesatuan sikap
▪ Menjamin kesatuan pelaksanaan

Koordinasi dapat dilakukan dengan cara:


▪ Pertemuan informal
▪ Pertemuan resmi
▪ Menggunakan buku pedoman, dan lain-lain
4. Pelimpahan Wewenang
5. Rentang kendali, maksudnya disini ialah jumlah bawahan yang dipegang atau
di awasi oleh seorang atasan dalam suatu organisasi. Makin banyak bawahan
yang berada dalam pimpinannya, maka beban seorang atasan akan semakin
berat.
6. Jenjang organisasi, merupakan tingkat-tingkat satuan organisasi yang
didalamnya terdapat pejabat, tugas, serta wewenang tertentu menurut
kedudukannya dari atas sampai bawah dalam suatu fungsi.
7. Kesatuan Perintah
8. Fleksibilitas, sebuah organisasi harus dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang terjadi tanpa mengurangi kelancaran aktivitas yang
sedang berjalan.
C. Actuating

Koperasi hakekatnya dibangun untuk memberdayakan masyarakat dari kesulitan,


kekurangan, kelemahan, dan kemiskinan. Misi ini sangat erat kaitannya dengan pola
pengaturan kelembagaan dari masyarakat (komunitas anggota koperasi) sendiri
membangun kesejahteraan secara bersama-sama. Untuk mencapai tujuan koperasi
tersebut maka koperasi harus menunjukkan jatidirinya yang mandiri.

Manfaat bagi anggota dari usaha koperasi:


1. Keuntungan ekonomis:
• Peningkatan skala usaha
• Pemasaran
• Pengadaan barang dan jasa
• Fasilitas kredit
• Pembagian SHU

2. Keuntungan Sosial:
• Keuntungan kelompok demi kepentingan banyak orang
• Pendidikan dan pelatihan
• Program sosial lainnya, seperti kesetiakawanan antar anggota

Sesuai dengan pengertian dan jatidiri serta nilai-nilai koperasi tersebut dalam
melaksanakan perannya antara lain ditujukan untuk:
a) Membangun dan meningkatkan peran dan partsisipasi anggota.
Anggota Koperasi sebagai modal utama dari koperasi, maju atau mundurnya
kinerja koperasi akan ditentukan oleh peran aktif anggota baik sebagai pemodal
(pemilik), nasabah (konsumen) serta sebagai penerima manfaat atau dengan
kata lain Anggota adalah Raja. Ini adalah realita dalam perkoperasian karena
anggota sebagai pemilik koperasi memberikan makna bahwa anggota memiliki
hak penuh menentukan diterima atau disetujuinya perencanaan usaha yang
diajukan oleh Pengurus dan Pengawas dalam forum Rapat Anggota. Sikap loyal
anggota karena memiliki koperasi dapat ditumbuhkan melalui kegiatan
perencanaan usaha koperasi sejak awal, program kegiatan pendidikan dan
pelatihan untuk anggota yang terpola dan berkesinambungan. Hal ini selain
membuka cakrawala wawasan bagi anggota koperasi juga membangun watak
koperasi (budaya) dari anggotanya.

b) Membangun kemampuan pengelola dan kaderisasi


Pengelola atau pengurus koperasi harus memiliki kemampuan kepemimpinan,
kewirausahaan, professional, serta terutama memiliki kejujuran dan rasa
tanggung jawab. Pengurus dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
mampu menghasilkan pelayanan yang dapat memberikan manfaat kepada
anggotanya (baik aspek manfaat fisik, ekonomi maupun manfaat psikologis).

c) Memiliki kesehatan keuangan


Keadaan keuangan dilaporkan secara berkala sesuai kaidah-kaidah akuntansi,
terbuka, dan bertanggung jawab. Untuk itu peran aktif pengurus membangun
koordinasi pengawasan (internal) dengan badan pengawas koperasi harus
menganut sistem pengawasan dan pendeteksian dini (early warning system),
mengkoreksi dan memperbaiki sedini mungkin masalah keuangan koperasi
sebelum kerugian menjadi beban yang harus dipikul oleh anggota karena
kesalahan prosedural oleh pengelola.

d) Membangun kemitraan antar koperasi dan dengan badan usaha lain


Mendorong koperasi juga menjalin kerjasama kemitraan dengan pihak lain,
seperti Badan Usaha Milik Negara/Daerah, perlu dilaksanakan secara sungguh-
sungguh, agar koperasi dapat dan mampu memasuki perdagangan internasional,
maupun dapat secara bersama-sama membangun jaringan usaha.

D. Pengawasan
Pengawasan merupakan tindakan atas proses kegiatan untuk mengetahui hasil
pelaksanaan, kesalahan, kegagalan, lalu kemudian dilakukan evaluasi perbaikan dan
mencegah terulangnya kembali kesalah tersebut. H. Koontz dan CO Donnel
mengatakan bahwa perencanaan dan pengawasan ibarat kedua sisi dari mata uang yang
sama
Fungsi Pengawasan:
✓ Mencegah terjadinya berbagai penyimpangan atau kesalahan
✓ Memperbaiki berbagai penyimpangan atau kesalahan yang terjadi
✓ Untuk mendinamiskan organisasi atau koperasi serta segenap kegiatan
manajemen lainnya
✓ Untuk mempertebal rasa tanggung jawab.

Prinsip-prinsip Dasar Pengawasan:


➢ Adanya perencanaan tertentu dalam pengawasan
➢ Adanya pemberian instruksi atau perintah dan wewenang
➢ Dapat merefleksikan berbagai sifat dan kebutuhan dari berbagai kegiatan yang
diawasi
➢ Pengawasan harus bersifat fleksibel
➢ Dapat merefleksikan pola organisasi

Macam-macam Pengawasan:
Pengawasan dapat dibedakan dari berbagai sudut pandang, antara lain:
1) Dari subyek yang mengawasi:
➢ Pengawasan internal dan eksternal
➢ Pengawasan langsung dan tidak langsung
➢ Pengawasan formal dan informal
➢ Pengawasan manajerial dan staf

2) Dari sudut obyek yang diawasi:


- Material dan produk jadi, yang sasarannya:
a. Kualitas produk atau material dengan standar kualitas
b. Kuantitas produk atau material dengan standar kuantitas
- Keuangan dan biaya, yang sasarannya:
a. Anggaran dan pelaksanaanya
b. Biaya-biaya yang dikeluarkannya
c. Pendapatan dalam bentuk uang
- Waktu, sasarannya adalah:
a. Penggunaan waktu
b. Pemberian waktu atau timing
c. Kecepatan penyelesaian
- Pesonalian, sasarannya adalah :
a. Tingkat kejujuran
b. Kesetian atau loyalitas
c. Kerajinan
d. Tingkah laku dan kesetiakawanan

Waktu Pengawasan:
1. Pengawasan preventif, dilakukan sebelum terjadinya penyimpangan
2. Pengawasan represif, dilakukan setelah terjadinya penyimpangan

Sifat Pengawasan:
1. Inspektif, yaitu melakukan pemeriksaan setempat untuk mengetahui sendiri
realita yang sebenarnya
2. Komporatif, yaitu membandungkan antara hasil dengan rencana yang ada
3. Verifikasi, yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh staf terutama bidang
keuangan dan atau material
4. Investigatif, yaitu melakukan penyelidikan untuk mengetahui terjadinya
penyelewengan yang tersembunyi.

Prosedur Pengawasan:
Langkah-langkah yang ditempuh meliputi:
1. Menetapkan rencana pengawasan
2. Melaksanakan pengawasan
3. Melakukan penilaian atau evaluasi

Teknik-teknik Pengawasan:
Agar dapat melakukan pengawasan efektif dan efisien, perlu teknik pengawasan
sebagai berikut:
1. Pengawasan yang menitik beratkan pada hal-hal yang mencolok
2. Pengawasan yang menitik beratkan pada pengeluaran
3. Pengawasan yang menitik beratkan pada orang-orang yang dipercaya
4. Pengawasan dengan menjalankan suatu rangkaian pemeriksaan, verifikasi, atau
audit secara sistematis.
Manajemen Koperasi

Tugas manajemen koperasi adalah menghimpun, mengkoordinasi dan


mengembangkan seluruh potensi atau sumber daya yang dimiliki oleh koperasi agar
menjadi kekuatan untuk meningkatkan taraf hidup anggota sendiri melalui proses “nilai
tambah”. Hal itu dapat dilakukan bila sumber daya yang ada dapat dikelola secara
efisien dan penuh kreatifitas (inovatif) serta di imbangi oleh kemampuan
kepemimpinan yang tangguh. Manajemen koperasi memiliki tugas membangkitkan
kemampuan dan motif yang tersedia yaitu dengan cara memahami kondisi objektif dari
anggota sebagaimana layaknya manusia lainnya. Pihak manajemen dituntut untuk
selalu berfikir selangkah lebih maju di dalam memberi manfaat dibanding pesaing,
hanya dengan anggota atau calon anggota tergerak untuk memilih koperasi sebagai
alternatif yang lebih rasional dalam melakukan transaksi ekonominya.

1. Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan kolektibilitas suara anggota sebagai pemilik
organisasi dan juga merupakan pemegang kekuasaan tertinggi. Dalam Undang-
Undang RI No 25 Tahun 1992, tentang perkoperasian pasal 23 disebutkan
bahwa rapat anggota menetapkan:
• Anggaran Dasar
• Kebijakan umum dibidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi
• Pemilihan, pengangkatan, dan pemberhentian pengurus dan pengawas
• Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan koperasi dan koperasi,
serta pengesahan laporan keuangan
• Pengesahan pertanggung jawaban pengurus pelaksanaan tugasnya
• Pembagian sisa hasil usaha dan penggabungan, peleburan, pembagian,
dan pembubaran koperasi

Anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus merangkap sebagai pengguna


jasa (identitas ganda anggota koperasi), merupakan ciri universal dari badan usaha
koperasi, bila pemilik badan usaha dan pengguna jasa tidak identik, maka badan usaha
tersebut bukanlah koperasi. Identitas anggota koperasi yang unik inilah yang
membangun kekuatan pokok dari koperasi, jadi yang disatukan ke dalam koperasi
sebenarnya adalah kepentingan atau tujuan ekonomi yang sama dari sekelompok
individu. Karena itu lebih tepat apabila koperasi disebut sebagai kumpulan dari
kepentingan ekonomi yang sama dari sekelompok orang-orang atau sekelompok badan
hukum koperasi

2. Pengurus
Pengurus merupakan wakil dari anggota yang dipilih dalam rapat anggota yang
dari dan oleh anggota untuk menjalankan atau mewakili anggota dalam menggerakkan
perusahaan koperasi. Pengurus bertanggung jawab mengenai segala kegiatan
pengelolaan koperasi dan usahanya kepada semua anggota. Sebagian pihak yang
dipercaya oleh rapat anggota untuk menjalankan roda organisasi dan bisnis, maka
pengurus wajib melaksanakan harapan dan amanah yang diberikan oleh anggota dalam
rapat anggota. Pengurus harus mampu menjabarkan kehendak anggota dalam program
kerja yang lebih teknis.

3. Tugas pengurus
Pengurus memperbolehkan wewenang dan kekuasaan dari rapat anggota dan
melaksanakan seluruh keputusan rapat. Anggota tersebut guna memberikan manfaat
kepada anggota koperasi. Atas dasar itulah pengurus merumuskan berbagai
kebijaksanaan yang harus dilakukan pengelola dan menjalankan tugas-tugasnya seperti
yang diungkapkan pada Undang-Undang RI Nomor 25 tahun 1992 Tentang
Perkoperasian Pasal 30 sebagai berikut:

• Mengelola koperasi dan usahanya; sebagai pihak yang dipercaya oleh rapat
anggota untuk mengelola organisasi dan usaha kopersi. Pengurus koperasi
harus berusaha menjalankan semua kebijakan dan rencana kerja yang telah
disepakati dalam rapat anggota
• Mengajukan Rancangan Program Kerja serta Rencana Pendapatan dan
Belanja Koperasi (RAPBK); sebagai pengelola usaha koperasi, pengurus
harus memiliki wawasan bisnis yang cukup.
• Menyelenggarakan rapat anggota; sebagai pengelola organisasi koperasi,
pengurus harus mampu menyelenggarakan rapat anggota koperasi dengan
sebaik-baiknya
• Mengajukan laporan keuanhan dan pertanggung jawaban pelaksanaan
tugas; sebagai pengelola organisasi dan usaha koperasi, pengurus memiliki
kewajiban untuk mempertanggung jawabkan kepengurusannya dalam rapat
anggota
• Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib
• Memelihara daftar buku anggota. Salah satu ukuran organisasi yang sehat
adalah terselenggaranya administrasi organisasi yang teratur dan sistematis.

Selain itu pengurus juga memiliki tugas lain dalam memberikan pelayanan
kepada anggota koperasi dan masyarakat, mendelegasikan tugas kepada manajer,
meningkatkan pengetahuan perangkat pelaksanaan dan anggota, meningkatkan
penyuluhan dan pendidikan kepada anggota, mencatat mulai dari awal sampai dengan
berakhirnya masa kepengurusan, dan mencatat keluar masuknya anggota.

4. Wewenang Pengurus

Wewenang pengurus ialah:


• Mewakili koperasi di dalam dan di luar
• Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian
anggota sesuai ketentuan dalam peraturan yang telah disepakati sebelumnya.
• Melakukan tindakan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi sesuai
dengan tanggung jawabnya dan keputusan rapat anggota.

5. Persyaratan Menjadi Pengurus

Mengingat begitu pentingnya dan strategisnya tugas pengurus koperasi, maka


dalam memilih pengurus koperasi hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
• Mempunyai sifat kejujuran dan keterampilan bekerja
• Percaya pada koperasi, mengadakan inventarisasi dan aktif dalam usaha
koperasi
• Mampu dan cakap untuk mengambil keputusan bagi kepentingan organisasi
• Dapat bekerjasama dengan pengurus lainnya sebagai sebuah tim (kompak), dan
menyokong keputusan-keputusan yang di ambil dengan suara terbanyak
• Tidak memberi keistimewaan khusus bagi dirinya sendiri, saudara-saudaranya,
atau kawan-kawan terdekatnya
• Tidak membocorkan rahasia organisasi
• Mempunyai wawasan yang luas serta mempunyai pikiran maju untuk
mengembangkan ide baru yang dapat membawa keberhasilan koperasi serta
berani mencoba.
• Memiliki tekad yang kuat untuk mengabdi dan mengembangkan koperasi dan
lain sebagainya.

6. Fungsi Pengurus

Pengurus mempunyai fungsi idiil (ideal function), dan karenanya pengurus


mempunyai fungsi yang luas, yaitu:
• Sebagai penasihat, fungsi ini berlaku baik terhadap para manajer, karyawan,
maupun bagi para anggota-anggota
• Sebagai pengawas, maksudnya adalah bahwa pengurus memiliki kepercayaan
dari anggota untuk mengatasi, menertibkan, dan melindungi semua kekayaan
organisasi.
• Sebagai penjaga kelangsungan hidup organisasi, agar organisasi tetap berlanjut
maka pengurus harus mampu menghadirkan adanya eksekutif atau manajer
yang cakap dalam organisasi, memberikan pengarahan kepada para manajer dan
anggota, dan mengikuti perkembangan pasar. Dengan demikian mereka bisa
dengan tepat memproduksi jenis barang atau jasa yang sesuai dengan
perkembangan permintaan di pasar dengan memperhatikan profitabilitas usaha.
• Sebagai simbol. Pengurus merupakan simbol dari kekuatan, kepemimpinan, dan
sebagai motivator bagi tercapainya tujuan organisasi.

7. Rapat-rapat Pengurus
Salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh pengurus koperasi dalam
mengelola koperasi adalah menyelenggarakan rapat pengurus secara rutin. Hal-hal
yang penting untuk dibicarakan adalah:

• Membicarakan berbagai kebijakan yang berhubungan dengan pelaksanaan


keputusan rapat anggota, sehingga berbagai keputusan tersebut dapat ditindak
lanjuti dengan sebaik-baiknya
• Membicarakan pembagian tugas antara sesama anggota pengurus, sehingga
setiap anggota mengetahui batas-batas wewenang dan tanggung jawabnya
masing-masing. Dengan demikian akan tercipta suatu tata kerja pengurus yang
baik dan serasi.
• Menetapkan pekerjaan yang perlu dilakukan oleh pegawai dan komponen
koperasi lainnya. Jika usaha koperasi mengalami peningkatan maka tidak
tertutup kemungkinan bagi koperasi untuk memiliki organisasi yang cukup
besar dengan jumlah pegawai yang tidak sedikit jumlahnya. Dalam hal ini,
pembagian pekerjaan secara jelas tidak hanya pada tingkat pengurus, tetapi
harus dilakukan hingga ke tingkat pegawai yang paling rendah.

Anda mungkin juga menyukai