Latar Belakang
Tak bisa dipungkiri bahwa peranan lembaga keuangan mikro memang sangat
penting untuk mengangkat fondasi perekonomian masyarakat yang berpenghasilan
menengah kebawah. Selain itu kehadiran lembaga keuangan mikro atau yang lebih
spesifik lagi koperasi diharapkan bisa menjadi solusi terhadap isu kemiskinan yang
dihadapi rakyat saat ini, dan tentunya koperasi dapat berdiri dengan landasan hukum
dan keuangan yang kuat.
Keberadaan lembaga keuangan mikro bukannya tanpa tujuan. Tujuan dari
lembaga keuangan mikro yang selanjutnya disingkat LKM berdasarkan undang-undang
No. 1 Tahun 2013 ialah meningkatkan akses pendanaan skala mikro bagi masyarakat,
membantu peningkatan pemberdayaan ekonomi dan produktivitas masyarakat, serta
membantu peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Nampaknya hal ini
juga sejalan dengan tujuan pendirian koperasi yang dimana lebih mengutamakan
peningkatan kesejahteraan dari masyarakat yang menjadi anggota
Selama 1 dekade terakhir (dari tahun 2002 hingga 2012) pertumbuhan jumlah
koperasi di Indonesia menunjukkan perubahan yang sangat besar yaitu sebesar dua kali
lipat dari jumlah awalnya yang hanya sekitar 90.000 unit saja menjadi 190.000 unit.
Hal ini tentu saja mengherankan karena pertumbuhan koperasi yang besar tidak di
imbangi dengan kesejahteraan masyarakat saat ini. Namun perlu di ingat bahwa dari
total badan koperasi tersebut tidak semua dapat beroperasi atau dengan kata lain
beberapa unit koperasi telah mengalami kebangkrutan.
Kesuksesan sebuah koperasi sejatinya tidak terlepas dari management yang
efektif baik dari jajaran pengurus internal koperasi, maupun anggotanya. Kemampuan
management juga penting untuk mengatur segala aspek yang ada ditubuh koperasi,
seperti arus pendapatan, pengeluaran, sistematika pembagian tugas, maupun
pembagian hasil agar sebuah koperasi dapat berjalan secara seimbang dan bisa bertahan
di tengah banyaknya supermarket yang berdiri akhir-akhir ini.
Landasan Teori
Definisi Manajemen
Fungsi Manajemen
A. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah menetapkan suatu cara untuk bertindak sebelum tindakan
itu sendiri dilaksanakan. Dengan kata lain bahwa dalam perencanaan hendaknya
orang harus berpikir terlebih dahulu tentang apa yang akan dilakukan, bagaimana
cara melakukannya serta tanggung jawab terhadap kegiatan tersebut. Oleh karena
itu perencanaan sangat penting bagi organisasi dalam rangka mencapai tujuannya.
b) Harus realistis
Bila perencanaan tidak realistis, mungkin baik diatas kertas saja akan tetapi
tidak dapat dilaksanakan dalam prakteknya. Misalnya : Keterbatasan teknologi,
keterbatasan modal, tenaga kerja, dan sebagainya.
c) Harus efisien
Disamping keterbatasan diatas, juga harus mempertimbangkan tingkat efisien
dalam suatu rencana. Hindari faktor pemborosan, biaya, waktu, tempat, dan
lain-lain
e) Didasari partisipasi
Dalam pembuatan perencanaan hendaknya dapat di ikutkan berbagai pihak
untuk memperoleh masukan (input) agar lebih sempurna. Dengan adanya
partisipasi, perusahaan akan memperoleh manfaat ganda, karena disamping
rencana menjadi lebih baik, juga dapat menambah semangat kerja para
karyawan.
Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis adalah suatu proses perencanaan jangka panjang yang disusun
untuk mencapai tujuan organisasi.
1. Sifat-sifat perencanaan strategi
➢ Menyangkut kurun waktu yang panjang
➢ Menyangkut persoalan yang mendasar
➢ Memberikan kerangka dasar pengambilan keputusan
➢ Sebagai alat pemersatu dalam pengambilan keputusan
➢ Umumnya digunakan oleh manajer puncak
B. Pengorganisasian
Azas-azas Organisasi
Azas-azas organisasi merupakan pedoman yang hendaknya dilaksanakan agar
diperoleh struktur organisasi yang baik dan aktivitas organisasi dapat berjalan lancar.
Adapun urutannya adalah:
1. Perumusan tujuan jelas, hal ini untuk memudahkan penetapan haluan
organisasi, pemilihan bentuk, pembentukan struktur, kebutuhan pejabat,
kecakapan daya kreasi dari para anggota organisasi
2. Pembagian tugas, merupakan perincian serta pengelompokan aktivitas yang
semacam atau erat hubungannya satu sama lain dalam satuan organisasi.
3. Koordinasi
Manfaat koordinasi adalah:
▪ Menghindari konflik
▪ Menghindari rebutan fasilitas
▪ Menghindari pekerjaan yang tumpang tindih
▪ Menjamin kesatuan sikap
▪ Menjamin kesatuan pelaksanaan
2. Keuntungan Sosial:
• Keuntungan kelompok demi kepentingan banyak orang
• Pendidikan dan pelatihan
• Program sosial lainnya, seperti kesetiakawanan antar anggota
Sesuai dengan pengertian dan jatidiri serta nilai-nilai koperasi tersebut dalam
melaksanakan perannya antara lain ditujukan untuk:
a) Membangun dan meningkatkan peran dan partsisipasi anggota.
Anggota Koperasi sebagai modal utama dari koperasi, maju atau mundurnya
kinerja koperasi akan ditentukan oleh peran aktif anggota baik sebagai pemodal
(pemilik), nasabah (konsumen) serta sebagai penerima manfaat atau dengan
kata lain Anggota adalah Raja. Ini adalah realita dalam perkoperasian karena
anggota sebagai pemilik koperasi memberikan makna bahwa anggota memiliki
hak penuh menentukan diterima atau disetujuinya perencanaan usaha yang
diajukan oleh Pengurus dan Pengawas dalam forum Rapat Anggota. Sikap loyal
anggota karena memiliki koperasi dapat ditumbuhkan melalui kegiatan
perencanaan usaha koperasi sejak awal, program kegiatan pendidikan dan
pelatihan untuk anggota yang terpola dan berkesinambungan. Hal ini selain
membuka cakrawala wawasan bagi anggota koperasi juga membangun watak
koperasi (budaya) dari anggotanya.
D. Pengawasan
Pengawasan merupakan tindakan atas proses kegiatan untuk mengetahui hasil
pelaksanaan, kesalahan, kegagalan, lalu kemudian dilakukan evaluasi perbaikan dan
mencegah terulangnya kembali kesalah tersebut. H. Koontz dan CO Donnel
mengatakan bahwa perencanaan dan pengawasan ibarat kedua sisi dari mata uang yang
sama
Fungsi Pengawasan:
✓ Mencegah terjadinya berbagai penyimpangan atau kesalahan
✓ Memperbaiki berbagai penyimpangan atau kesalahan yang terjadi
✓ Untuk mendinamiskan organisasi atau koperasi serta segenap kegiatan
manajemen lainnya
✓ Untuk mempertebal rasa tanggung jawab.
Macam-macam Pengawasan:
Pengawasan dapat dibedakan dari berbagai sudut pandang, antara lain:
1) Dari subyek yang mengawasi:
➢ Pengawasan internal dan eksternal
➢ Pengawasan langsung dan tidak langsung
➢ Pengawasan formal dan informal
➢ Pengawasan manajerial dan staf
Waktu Pengawasan:
1. Pengawasan preventif, dilakukan sebelum terjadinya penyimpangan
2. Pengawasan represif, dilakukan setelah terjadinya penyimpangan
Sifat Pengawasan:
1. Inspektif, yaitu melakukan pemeriksaan setempat untuk mengetahui sendiri
realita yang sebenarnya
2. Komporatif, yaitu membandungkan antara hasil dengan rencana yang ada
3. Verifikasi, yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh staf terutama bidang
keuangan dan atau material
4. Investigatif, yaitu melakukan penyelidikan untuk mengetahui terjadinya
penyelewengan yang tersembunyi.
Prosedur Pengawasan:
Langkah-langkah yang ditempuh meliputi:
1. Menetapkan rencana pengawasan
2. Melaksanakan pengawasan
3. Melakukan penilaian atau evaluasi
Teknik-teknik Pengawasan:
Agar dapat melakukan pengawasan efektif dan efisien, perlu teknik pengawasan
sebagai berikut:
1. Pengawasan yang menitik beratkan pada hal-hal yang mencolok
2. Pengawasan yang menitik beratkan pada pengeluaran
3. Pengawasan yang menitik beratkan pada orang-orang yang dipercaya
4. Pengawasan dengan menjalankan suatu rangkaian pemeriksaan, verifikasi, atau
audit secara sistematis.
Manajemen Koperasi
1. Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan kolektibilitas suara anggota sebagai pemilik
organisasi dan juga merupakan pemegang kekuasaan tertinggi. Dalam Undang-
Undang RI No 25 Tahun 1992, tentang perkoperasian pasal 23 disebutkan
bahwa rapat anggota menetapkan:
• Anggaran Dasar
• Kebijakan umum dibidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi
• Pemilihan, pengangkatan, dan pemberhentian pengurus dan pengawas
• Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan koperasi dan koperasi,
serta pengesahan laporan keuangan
• Pengesahan pertanggung jawaban pengurus pelaksanaan tugasnya
• Pembagian sisa hasil usaha dan penggabungan, peleburan, pembagian,
dan pembubaran koperasi
2. Pengurus
Pengurus merupakan wakil dari anggota yang dipilih dalam rapat anggota yang
dari dan oleh anggota untuk menjalankan atau mewakili anggota dalam menggerakkan
perusahaan koperasi. Pengurus bertanggung jawab mengenai segala kegiatan
pengelolaan koperasi dan usahanya kepada semua anggota. Sebagian pihak yang
dipercaya oleh rapat anggota untuk menjalankan roda organisasi dan bisnis, maka
pengurus wajib melaksanakan harapan dan amanah yang diberikan oleh anggota dalam
rapat anggota. Pengurus harus mampu menjabarkan kehendak anggota dalam program
kerja yang lebih teknis.
3. Tugas pengurus
Pengurus memperbolehkan wewenang dan kekuasaan dari rapat anggota dan
melaksanakan seluruh keputusan rapat. Anggota tersebut guna memberikan manfaat
kepada anggota koperasi. Atas dasar itulah pengurus merumuskan berbagai
kebijaksanaan yang harus dilakukan pengelola dan menjalankan tugas-tugasnya seperti
yang diungkapkan pada Undang-Undang RI Nomor 25 tahun 1992 Tentang
Perkoperasian Pasal 30 sebagai berikut:
• Mengelola koperasi dan usahanya; sebagai pihak yang dipercaya oleh rapat
anggota untuk mengelola organisasi dan usaha kopersi. Pengurus koperasi
harus berusaha menjalankan semua kebijakan dan rencana kerja yang telah
disepakati dalam rapat anggota
• Mengajukan Rancangan Program Kerja serta Rencana Pendapatan dan
Belanja Koperasi (RAPBK); sebagai pengelola usaha koperasi, pengurus
harus memiliki wawasan bisnis yang cukup.
• Menyelenggarakan rapat anggota; sebagai pengelola organisasi koperasi,
pengurus harus mampu menyelenggarakan rapat anggota koperasi dengan
sebaik-baiknya
• Mengajukan laporan keuanhan dan pertanggung jawaban pelaksanaan
tugas; sebagai pengelola organisasi dan usaha koperasi, pengurus memiliki
kewajiban untuk mempertanggung jawabkan kepengurusannya dalam rapat
anggota
• Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib
• Memelihara daftar buku anggota. Salah satu ukuran organisasi yang sehat
adalah terselenggaranya administrasi organisasi yang teratur dan sistematis.
Selain itu pengurus juga memiliki tugas lain dalam memberikan pelayanan
kepada anggota koperasi dan masyarakat, mendelegasikan tugas kepada manajer,
meningkatkan pengetahuan perangkat pelaksanaan dan anggota, meningkatkan
penyuluhan dan pendidikan kepada anggota, mencatat mulai dari awal sampai dengan
berakhirnya masa kepengurusan, dan mencatat keluar masuknya anggota.
4. Wewenang Pengurus
6. Fungsi Pengurus
7. Rapat-rapat Pengurus
Salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh pengurus koperasi dalam
mengelola koperasi adalah menyelenggarakan rapat pengurus secara rutin. Hal-hal
yang penting untuk dibicarakan adalah: